Andang
Novianta
(2012)
melakukan
dan
disearahkan
menjadi
tegangan
DC
disekitar lokasi
sumber
gempa
proses
dinamika
bumi
tentang
pembentukan
jalur
lempeng
yang
saling
menjauh
akan
Pada
umumnya,
gempa
sedang
jarang
BAB III
LANDASAN TEORI
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi
di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara
tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Terdapat
pertemuan tiga lempeng utama aktif dunia. Pertama, lempeng
Indoaustralia, merupakan lempeng tektonik di Samudra
Hindia, atau dari selatan ke utara. Kedua, Lempeng Eurasia,
merupakan lempeng Benua Eropa dan Asia, lumayan stabil
dan terbentang di pulau-pulau besar di Indonesia. Terakhir
yang ketiga, lempeng pasifik. Ia membentang dari timur ke
barat sepanjang Samudra Pasifik (Regina, 2013: 99).
Gempa sebagai gejala alam tidak bisa dipisahkan dari
masa lalu bumi. Dalam teori Pergeseran Benua (Continental
Drift), Alfred L. Wegener mengurai, bahwa benua-benua di
bumi semula merupakan satu daratan. Daratan ini disebut
Pangaea, diperkirakan eksis 225 juta tahun yang lalu. Dua
puluh lima tahun kemudian daratan ini pecah, dan semakin
memisah diri. Teori inilah yang mendasari pembentukan
lempeng-lempeng Bumi, yang masih terus bergerak dan
memicu terjadinya gempa di berbagai wilayah. Termasuk
terjadinya gempa-gempa di Indonesia (Winardi A., 2006: 18).
Gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori: intensitas lemah, sedang, dan kuat. Intensitas ini
ditentukan oleh percepatan pergerakan tanah yang dinyatakan
dengan spektrum respons dari koefisien-koefisien yang
diturunkan dari spektrum tersebut. Suatu struktur diperkirakan
mempunyai respons yang elastis terhadap gempa berintensitas
lemah. Karakteristik gerakan tanah akibat gempa bumi.
Gerakan tanah, diakibatkan oleh getaran seismik, meliputi
percepatan, kecepatan, dan peralihan. Ketiganya pada
BAB IV
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian : Lapangan Universitas
Mataram.