Disusun oleh :
Danu Kamajaya
22010114210074
2015HALAMAN PENGESAHAN
Nama Mahasiswa
NIM
Bagian
: Danu kamajaya
: 22010114210074
: Ilmu Penyakit Dalam RSDK / FK UNDIP
Pembimbing
BAB I
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. S
Umur
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Alamat
: Grobogan, ngaringan
Pekerjaan
: Kuli bangunan
Agama
: Islam
Masuk RS
: 04 Oktober 2015
Ruang
No. CM
: C553693
Status
: JKN PBI
Masalah Aktif
Tanggal
1.
2.
3.
4.
5.
CKD Stage V
Hipertensi stage 2
ISK
Anemia NN
Trombositopenia
04-10-2015
04-10-2015
04-10-2015
04-10-2015
04-10-2015
dengan epistaksis
Nefrolithiasi
0410-2015
No
Masalah Pasif
Tanggal
III.
DATA DASAR
A.
DATA SUBYEKTIF
Didapat dari Autoanamnesis, dan rekam medis pasien (Tanggal 19
Oktober 2015 )
Keluhan utama : Lemas
3
Kualitas
Kuantitas
Faktor Memperberat
:-
Faktor Memperingan
:-
Gejala Penyerta
DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 4 Oktober 2015)
Keadaan umum
: Tampak sakit, composmentis
BB
: 60 kg
TB
: 172
BMI
: 20,28
Status Gizi
: Normoweight
Kesadaran
: komposmentis, GCS 15 (E4M6V5)
Tanda vital
: TD : 160/90 mmHg
N : 84 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
RR : 24 x/ menit, SaO2 : 99 %, kusmaull (+)
t
: 36.8C (aksiler)
Kepala
Mata
Telinga
: Discharge -/-
Hidung
Tenggorokan
Mulut
Leher
Thorax
Cor
Pa
Pe
: Batas atas
Batas kanan
Batas kiri
: SIC
cm
medial
linea
midclavicula sinistra
Au
Pulmo depan
: paru kanan dan paru kiri simetris saat statis dan dinamis
Pa
Pe
Au
Pulmo belakang I : paru kanan dan paru kiri simetris saat statis dan dinamis
Pa : Stem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor pada seluruh lapangan paru
Au : SD vesikuler, suara tambahan RBH (+) pada kedua
basal paru
RBH
RBH
6
SD Vesikuler
SD Vesikuler
Superior
Inferior
Edema
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
<2/<2
<2/<2
Capillarry refill
Ptekie
C.
-/-
-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi (2/10/2015) RS Panti Rahayu
Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Eritrosit
LED
Hitung Jenis leukosit
Eosinofil
Neutrofil batang %
Neutrofil segmen %
Limfosit
Hasil
9,4
11.600
39.000
29
2,90
36
Satuan
g/dl
/uL
/uL
%
106/uL
mm/jam
Nilai Rujukan
14 -16
4.000 10.000
150rb 400rb
40 48
4,4 5,9
<10
0
0
70
20
%
%
%
%
05
26
50 70
20 40
Ket
L
H
L
L
L
Monosit
PT
APTT
KIMIA KLINIK
10
19,6
39,2
%
Detik
Detik
2 10
10 16
25 35
Glukosa sewaktu
99
mg/dL
< 140
Cholesterol Total
51
mg%
< 200
24
mg%
35 45
86
mg%
150 190
Trigliserid
54
mg%
< 200
121
mg%
10 50
Kreatinin darah
3,52
mg%
0,5 1,4
Asam urat
3,6
mg%
3,4 5,9
LEMAK DARAH
RFT
Ureum
Hasil
36
20,9
7,39
Satuan
C
%
Nilai Rujukan
Ket
7,37 7,45
Nilai kritis < 7,25
PCO2
PO2
TCO2
19,10
102
12,2
mmHg
mmHg
mmol/L
L
H
L
BE (B)
-11,3
mmol/L
0 2,5
A-aDO2
23,5
mmHg
0 2,5
O2 Cap
12,0
mL/dL
10 20
O2 Ct
12,1
HCO3-
11,6
mmol/L
22 26
134
mg/dl
70 140
Natrium
139
mmol/L
135 155
Kalium
8,25
mmol/L
3,6 5,5
Chloride
107
mmol/L
96 106
552
mg%
10 50
15,39
mg%
0,5 1,4
KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu
ELEKTROLIT
Ureum
Creatinin darah
10
V.Felea
Pankreas
Lien
Ginjal dx
: ukuran
normal,
ekogenitas
parenkim
baik,
batas
: Ukuran
normal,
ekogenitas
parenkim
baik,
batas
Hasil
7,7
22,7
2,90
26,9
79,4
83,9
10,4
52
Satuan
g/Dl
%
106/uL
Pg
fL
g/dL
103/uL
103/uL
Nilai Rujukan
12 -15
35 47
4,4 5,9
27 32
76 96
29 36
3,6 11
150 400
Keterangan
L
L
L
RDW
14,9
11.60-14.80
Neg
Immunoserologi
HBsAg
Neg
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
2
0
2
88
6
2
-
%
%
%
%
%
%
13
02
25
47 80
20 40
2 10
Normositik
Poikilositosis ringan ( ovalosit, pearshape )
Trombosit
Leukosit
Retikulosit
hipersegmentasi +
0,2
%
12
0,5 1,5
Ket
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Ket
Glukosa sewaktu
140
mg/dL
80 160
Albumin
2,0
mmol/L
3.4 5,0
Ureum
524
mmol/L
15 39
Kreatinin
20,5
mg/dl
0,60 1,30
Calcium
1,87
mmol/L
2,12 2,52
Asam urat
16,2
mg/dl
3,5 7,2
Natrium
137
mmol/L
136 145
Kalium
7,3
mmol/L
3,5 5,1
Chlorida
109
mmol/L
98-107
Magnesium
2,10
mmol/L
0,74 0,99
Phosphat Anorganik
10,8
Mg/dl
2,4 5,1
Elektrolit
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Ket
12,7
11,7
Detik
Detik
9,4 11,3
57,2
Detik
23,4 36,8
32,3
Detik
Pemeriksaan
Temp
FIO2
Ph
PCO2
PO2
pH (T)
PCO2 (T)
PO2 (T)
Hasil
36,8
21,0
7,15
12
187
7,15
12
186
Satuan
C
%
Nilai Rujukan
Keterangan
7,37 7,45
35 45
83,0 108,0
7,35 7,45
L
L
H
L
HCO3-
4,2
mmol/L
18 23
TCO2
4,6
mmol/L
Beecf
-24,7
mmol/L
BE (B)
-22,3
mmol/L
-2 - -3
SO2c
99,
95 100
A-aDO2
51
mmHg
RI
0,3
mmHg
mmHg
mmHg
mmHg
Hasil
Kuning Tua
Keruh
1,020
6,5
>300
NEG
0,2
NEG
NEG
+/POS
Satuan
Epitel 1-2/LPK
NEG
-
/uL
/uL
/uL
0,0 6,0
0,0 - 20,0
/uL
/uL
u/L
/LPK
0,0 - 25,0
0,0 - 10,0
0.0 0.5
NEG
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
Nilai Rujukan
1,003 1,025
4,8-7,4
NEG
NEG
NEG
NEG
NEG
NEG
PENUH MERATA
Eritrosit
Kristal
Sil. Pathologi
Granula Halus
>100/LPB
NEG
NEG
NEG
14
Ket
Granula Kasar
Sil. Hyalin
Sil. Epitel
Sil. Eritrosit
Sil. Lekosit
NEG
NEG
NEG
NEG
NEG
/LPK
u/L
/LPK
/LPK
/LPK
15
NEG
0,00-1,20
NEG
NEG
NEG
Interprestasi :
Irama
: Sinus
Frekuensi
: 88x/menit
Axis
: normoaxis
Gel P
: 0,04 detik
PR interval
: 0,12 detik
QRS compl
: 0,08 detik
Segm. ST
: isoelektrik
Gel T
: tall T (+)
Kesan
17
IV.
DAFTAR ABNORMALITAS
Lemas
Polakisuri + 3 minggu SMRS
Hematuri
Nyeri pinggang + 1 minggu SMRS
Demam ngelemeng + 1 minggu SMRS
Riwayat Epistaksis
Sesak nafas + 3 hari SMRS
Riwayat Batu Saluran Kemih dan dilakukan operasi
Konjungtiva palpebra pucat
Hipertensi stage II
Takipneu, nafas kusmaull (+)
Ronkhi basah halus di paru bagian bawah
Nyeri ketok costoverbra angle kanan dan kiri
Anemia Normositik Normokromik
Trombositopenia
Hipoalbumin minimal
Azotemia ( Ureum 524, Creatinin 20,5 )
Hiperurecemia
Hiperkalemia
Phosphat Anorganik 10,8
PTT dan PTTK meningkat
BGA = Asidosis metabolik
Piuria
24. eGFR = 175 SCr -1.154 age-0.203 0.742 (bila perempuan) 1.212
(jika berkulit hitam) = 2,5 ml/min/1,73m2
25. Hydronefrosis dx stadium berat dengan nefrolithiasis dx dan Hydronefrosis
Sn stadium sedang
18
V.
DAFTAR MASALAH
1. CKD stage V dengan kegawatan asidosis metabolik + hiperkalemia +
overhidrasi
2. Piuria
3. Hipertensi stage 2
4. Anemia sedang normositik normokromik
5. Trombosiopenia dengan riwayat epistaksis
6. Nefrolithiasis
VI.
INITIAL PLANS
1. CKD Stage V dengan kegawatan asidosis metabolik + hiperkalemia +
overhidrasi
Asessment : Mengatasi kegawatan
Ip Dx
: Cek BGA ulang, cek K 2
Ip Rx
: O2 3L/menit nasal canul
Infus NaCl 0.9 % 12 tpm
Koreksi natrium bikarbonat 150 cc dalam 300 cc
D5% jalan 16 tpm
SP ISDN 1,8 mg/jam intravena titrasi bertahap
CaCO3 500 mg/8jam p.o
Allopurinol 100 mg / 24 jam
diet uremia 1500 Kcal protein 0,8 gr/kgBB
Insulin R 10 unit + D40% 2 flash dalam 4 jam
Pasang DC
Pro Hemodialisis, pasang double lumen penuhi
syarat HD : trombosit > 80.000
: Tanda vital, diuresis, GDS, balance cairan
Ip Mx
Ip Ex
:
o Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa pasien terkena
gagal ginjal yang perlu dilakukan cuci darah ( hemodialisa )
o Menjelaskan pada pasien agar mengikuti program diet dari
rumah sakit
2. Piuria
19
Asessment : ISK
Ip Dx
: Kultur urin dan sensitivitas
Ip Rx
: inj. Ciprofloxacin 200 mg / 12 jam i.v
Ip Mx
: Keluhan BAK
Ip Ex
:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa
pasien mungkin mengidap infeksi saluran kencing.
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa
akan
dilakukan
pemeriksaan
laboratorium
untuk
Ip Dx
Ip Rx
Ip Mx
Ip Ex
:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa
pasien mengidap darah tinggi stadium 2 yang dikarenakan
oleh gagal ginjal.
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa
pasien harus mengkonsumsi obat rutin untuk darah tinggi
20
Ip Ex
:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa
pasien akan dilakukan pemeriksaan lab darah untuk
menegakkan diagnosis
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa
pasien kekurangan trombosit dan memerlukan transfusi
darah
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa
perban padang hidung pasien akan dilepas jika sudah tidak
dapat perdarahan.
6. Nefrolithiasis
Asessment : Atasi sumbatan batu
Ip Dx
: RPG
Ip Rx
: konsul bedah urologi untuk tindakan ESWL /
nefrolitektomi
Ip Mx
: nyeri pinggang, ureum, creatinin, diuresis
Ip Ex
:
o Informed concent untuk tindakan RPG
21
CATATAN KEMAJUAN
1. CKD Stage V dengan kegawatan asidosis metabolik + hiperkalemia +
overhidrasi
Pemeriksaan Hematologi (5/10/2015)
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
MCH
MCV
MCHC
Leukosit
Trombosit
Hasil
8,42
23,5
2,80
30,1
84,0
35,8
8,41
96
Satuan
g/dl
%
106/uL
Pg
fL
g/dL
103/uL
103/uL
Nilai Rujukan
12 -15
35 47
4,4 5,9
27 32
76 96
29 36
3,6 11
150 400
Keterangan
L
L
L
RDW
13,7
11.60-14.80
MPV
9,13
fL
4.00-11.00
Trigliserid
223
mg/dL
< 150
Asam Urat
16,0
mg/dL
3,5 7,2
Magnesium
2,23
mmol/L
0.74 0,99
Calcium
1,8
mmol/L
2.12 - 2.52
Natrium
141
mmol/L
136 145
Kalium
7,4
mmol/L
3,5 5,1
KIMIA KLINIK
Elektrolit
22
Chlorida
103
mmol/L
98-107
Hasil
37,5
32,0
7,406
25,1
144,6
7,399
25,7
147,7
Satuan
C
%
Nilai Rujukan
Keterangan
7,37 7,45
35 45
83,0 108,0
7,35 7,45
L
H
HCO3-
15,9
mmol/L
18 23
TCO2
16,7
mmol/L
Beecf
-9,0
mmol/L
BE (B)
-6,9
mmol/L
-2 - -3
SO2c
99,8
95 100
A-aDO2
50,8
mmHg
RI
0,4
mmHg
mmHg
mmHg
mmHg
23
Tanggal
06-102015
Keadaan klinis
S : sesak nafas, lemas
O:
Kesadaran :
Composmentis
GCS = 15
TD : 170/10
mmHg
HR : 92
x/menit
RR : 24 x/menit
Assement
Terapi dan tindakan
CKD Stage V - O2 3L/menit nasal
dengan asidosis
canul
- Infus NaCl 0.9 % 12
metabolik
tpm
perbaikan,
Koreksi
natrium
hiperkalemia,
bikarbonat 1 tab / 8
overhidrasi
jam p.o
- Kalitake 1 sach / 8 jam
p.o
- SP ISDN 1,8 mg/jam
intravena titrasi
bertahap
- CaCO3 500 mg/8jam
p.o
- Allopurinol 100 mg /
24 jam
- diet ureum 1500 Kcal
protein 0,8 gr/kgBB
- pasang double lumen,
pro HD bila
trombosit > 80.000
- Xfoto Monitoring
double lumen
- HD 2 jam, PRC II
masuk saat HD, free
heparin
- Cek darah rutin, ureum,
kreatinin, elektrolit,
post HD
KESAN
thoracal 8
Konfigurasi jantung relatif sama
Infiltrat pada lapangan bawah paru kiri relatif berkurang
Hasil
10,1
28,9
3,5
28,9
82,6
34,9
15,2
234,0
Satuan
g/dl
%
106/uL
Pg
fL
g/dL
103/uL
103/uL
Nilai Rujukan
12 -15
35 47
4,4 5,9
27 32
76 96
29 36
3,6 11
150 400
Keterangan
L
L
L
RDW
16,3
11.60-14.80
MPV
10,4
fL
4.00-11.00
Ureum
365
mg/dL
15 39
Kreatinin
14,7
mg/dL
0,6 1,30
Natrium
139
mmol/L
136 145
Kalium
6,1
mmol/L
3,5 5,1
Chlorida
106
mmol/L
98-107
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Tanggal
07-102015
Keadaan klinis
S : sesak berkurang
O:
Kesadaran :
Composmentis GCS
= 15
TD : 150/90 mmHg
Assement
CKD Stage V
dengan asidosis
metabolik
perbaikan,
Overhidrasi
dengan
26
perbaikan,
hiperkalemia,
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
p.o
- CaCO3 500 mg/8jam p.o
- Allopurinol 100 mg / 24
jam
- diet ureum 1500 Kcal
protein 0,8 gr/kgBB
- Hemodialisa kamis
(08/10/15)
- Cek darah rutin, ureum,
kreatinin, elektrolit,
post HD
13,9
mg/dL
0,6 1,3
Natrium
144
mmol/L
136 145
Kalium
7,4
mmol/L
3,5 5,1
Chlorida
113
mmol/L
98-107
Nilai Rujukan
12 -15
35 47
4,4 5,9
27 32
76 96
29 36
Keterangan
L
L
L
Hasil
10,6
30,6
3,48
30,5
88,1
34,6
Satuan
g/dl
%
106/uL
Pg
fL
g/dL
27
Leukosit
Trombosit
13,8
257
103/uL
103/uL
3,6 11
150 400
RDW
15,2
11.60-14.80
MPV
8,14
fL
4.00-11.00
Ureum
190
mg/dL
15 39
Kreatinin
8,0
mg/dL
0,6 1,30
Natrium
142
mmol/L
136 145
Kalium
6,4
mmol/L
3,5 5,1
Chlorida
105
mmol/L
98-107
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Tanggal
09-102015
Keadaan klinis
S : sesak berkurang
O:
Kesadaran :
Composmentis
GCS = 15
TD : 160/100
mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Assement
CKD Stage V
dengan asidosis
metabolik
perbaikan,
overhidrasi
dengan perbaikan
hiperkalemia
-
Terapi dan
tindakan
O2 3L/menit nasal
canul
Infus NaCl 0.9 %
12 tpm
Koreksi natrium
bikarbonat
500mg/ 8 jam p.o
Kalitake 1 sach / 8
jam p.o
CaCO3 500
mg/8jam p.o
Allopurinol 100
mg / 24 jam
diet ureum 1500
Kcal protein 0,8
gr/kgBB
Pasang DC
- Hemodialisa sabtu
(10/1015)
28
3,1
g/dL
3,4 5,0
Ureum
235
mg/dL
15 39
Kreatinin
10,1
mg/dL
0,60 1,30
Calcium
2,0
mmol/L
2,12 2,52
Natrium
143
mmol/L
136 145
Kalium
6,8
mmol/L
3,5 5,1
Chlorida
107
mmol/L
98-107
Elektrolit
Hasil
9,32
26,7
3,07
30,3
87,0
34,9
18,8
361
Satuan
g/dl
%
106/uL
Pg
fL
g/dL
103/uL
103/uL
Nilai Rujukan
12 -15
35 47
4,4 5,9
27 32
76 96
29 36
3,6 11
150 400
Keterangan
L
L
L
RDW
16,1
11.60-14.80
29
MPV
8,41
fL
4.00-11.00
Ureum
143
mg/dL
15 39
Kreatinin
7,5
mg/dL
0,6 1,30
KIMIA KLINIK
Tanggal
13-102015
Keadaan klinis
S : tidak sesak
O:
Kesadaran :
Composmentis GCS
= 15
TD : 150/100 mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Auskulutasi paru SD
vesikuler
suara tambahan (-)
Assement
CKD Stage V
dengan
asidosis
metabolik
perbaikan,
overhidrasi
dengan
perbaikan
hiperkalemia
dengan
perbaikan
Hasil
7,80
23,5
2,57
30,4
91,5
33,2
7,75
Satuan
g/dl
%
106/uL
Pg
fL
g/dL
103/uL
30
Nilai Rujukan
12 -15
35 47
4,4 5,9
27 32
76 96
29 36
3,6 11
Keterangan
L
L
L
Trombosit
393
103/uL
150 400
RDW
14,0
11.60-14.80
MPV
6,38
fL
4.00-11.00
Glukosa sewaktu
101
mg/dL
80 160
Albumin
2,2
g/dL
3,4 5,0
Ureum
82
mg/dL
15 39
Kreatinin
5,9
mg/dL
0,6 1,30
Natrium
137
mmol/L
136 145
Kalium
5,5
mmol/L
3,5 5,1
Chlorida
104
mmol/L
98-107
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Tanggal
15-102015
Keadaan klinis
S : tidak sesak
O:
Kesadaran :
Composmentis GCS
= 15
TD : 130/90 mmHg
HR : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Auskulutasi paru SD
vesikuler
suara tambahan (-)
Assement
CKD Stage V
dengan
asidosis
metabolik
perbaikan,
overhidrasi
dengan
perbaikan
hiperkalemia
dengan
perbaikan
31
2. Piuria
Pemeriksaan Kultur Urin (7/6/2015) collected 5/1/15
Jenis organisme yang ditemukan
Ampicilin/Sulbactam
:R
Piperacilin / Tazobactam
:S
Cefazolin
: *R
Ceftazidime
:S
Ceftriaxone
:S
Cefepime
:S
Aztreonam
:S
Ertapenem
:S
Meropenem
:S
Amikacin
: *R
Gentamicin
: *R
Ciprofloxacin
:S
Tigeocycline
:S
Nitrofurantoin
:S
Trimethoprim/Sulfamethoxazole
:S
32
Hitung Kuman
Tanggal
07-102015
Assement
S : sesak berkurang
O:
Kesadaran : Composmentis
GCS = 15
TD : 150/90 mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
ISK ec
Salmonella
enterica ssp
enterica
Terapi dan
tindakan
- Ciprofloxacin
200 mg/12
jam i.v
Monitoring :
Keluhan BAK
3. Hipertensi stage II
Tanggal
05-102015
Keadaan klinis
S:
O:
Kesadaran :
Composmentis
GCS = 15
TD : 160/90
mmHg
HR : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
Assement
Terapi dan
tindakan
1. Hipertensi stage II - Valsartan 80 mg/24
2. Hipertriglisedemia
jam p.o
- Amlodipin 5 mg/24
jam p.o
- Gemfibrozil 300
mg / 12 jam p.o
Funduscopy mata :
Tidak ditemukan
retinopati DM maupun
retinopati hipertensi
Laborat
Trigliserid : 223
33
Keadaan klinis
S : lemas
O:
Kesadaran :
Composmentis
GCS = 15
TD : 170/100
mmHg
HR : 92 x/menit
RR : 24 x/menit
Assement
Terapi dan
tindakan
sedang - PRC 2 kantong
Anemia
normositik
normokromik
Hb : 8,42 (4/10/15)
06-102015
S:
O:
Anemia
Kesadaran :
Composmentis
GCS = 15
TD : 160/90
mmHg
HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
dengan
perbaikan
Hb : 10,1 (5/10/15)
14-102015
S:
O:
(13/10/15)
Hb : 7,8
Anemia
Normositik
Normokromik
34
Keadaan klinis
Assement
S : Riwayat epistaksis,
Trombositopenia tampon terpasang 2
dengan epistaksis
hari
O:
Lendir darah tidak ada,
-
tetesan
darah (-)
Post
Terapi dan
tindakan
TC 4 kantong
Premed inj
furosemid 1
ampul jika masuk
TC 4 kantong
Aff tampon
Evaluasi bila
epistaksis
berulang
Inj. Kalnex jika
epistaksis ulang
nasal
bleeding (-)
Lab :
Trombosit 52 ( 4/10/15)
05-102015
S : Mimisan banyak
Trombositopenia - TC 4 kantong
O:
Premed inj
dengan epistaksis
Laserasi dinding
furosemid 1
ampul jika masuk
septum kanan
TC 4 kantong
- Pasang tampon
Hiperemis
35
permukaan
anterior
- Pertahankan
tampon 2 hari
- Konsul ulang
dengan dr
Rinologi pada
hari ke 3 untuk
evaluasi
- Inj kalnex 500 mg /
8 jam iv
- Inj ceftriaxone 1
gram / 12 jam iv
- Terapi underlying
disease yang
memicu
epistaksis
mukosa
Lab :
Trombosit 96 ( 5/10/15)
07-102015
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
12,0
10,9
detik
Detik
9,4 11,3
45,0
detik
23,4 36,8
33,2
Detik
36
Ket
Tanggal
Keadaan klinis
Assement
09-102015
S : perdarahan aktif(-)
O:
- KU : baik, CM
Hidung : perdarahan -/Tenggorok post nasal
bleeding (-)
Lab :
Trombosit 234 ( 6/10/15)
37
PEMBAHASAN
INFEKSI SALURAN KEMIH
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
ditemukan di praktek umum, walaupun bermacam macam antibiotikoa sudah
tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir
25 35 % pernah mengalami ISK selam hidupnya.1
Infeksi saluran kemih (ISK) tipe sederhana ( uncomplicated type ) jarang
dilaporkan menyebabkan insufiensi hinjak kronik (IGK) walaupun sering
mengalami ISK berulang. Sebaliknya ISK berkomplikasi ( complicated type )
terutama terkait refluks vesikoureter sejak lahir sering menyebabkan insufisiensi
ginjak kronik (IGK) yang berakhir dengan gagal ginjal terminal (GGT).1
Penggunaan prosedur pencitraan ginjal seperti ultrasonografi (USG) yang
tersebar luas di masyarakat termasuk praktik dokter umum harus berdasarkan
indikasi medis yang kuat dan benar.1
TERMINOLOGI
ISK adalah istilah umum yang menunjukan keberadaan mikroorganisme (MO)
dalam urin. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada
saluran kemih mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal (pielonefritis),
ureter (uretritis), kandung kemih (sistitis), dan uretra (uretritis). Bakteriuria :
adanya bakteri dalam urin, yang berasal dari saluran kemih, dan tidak berasal dari
vagina ataupun preputium. Bakteriuria bermakna (significant becteriuria) :
bakteriuria bermakna menunjukan pertumbuhan mikroorganisme (MO) murni
lebih dari 105 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria
bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
asimtomatik (covert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai
presentai klinis ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik. Piuria adalah
adanya sel darah putih dalam urin. Hal tersebut merupakan petunjuk yang kuat
tetapi tidak spesifik untuk infeksi bakteri saluran kemih. Sel darah putih dapat
dideteksi secara langsung melalui pemeriksaan mikroskopik terhadap sedimen
38
urin atau tidak secara langsung melalui deteksi dipstik terhadap lekosit esterase.
Pada beberapa keadaan pasien dengan klinis ISK tanpa bakteriuria bermakna.
Banyak faktor yang menyebabkan negatif palsu pada pasien dengan presentasi
klinis ISK1,2,3
Faktor faktor yang menyebabkan negatif palsu pada pasien ISK :1
- Pasien telah mendapat terapi antimikroba
- Terapi diuretika
- Minum banyak
- Waktu pengambilan sampel tidak tepat
- Peranan bakteriofag
Piuria bermakna (significant piuria), bila ditemukan netrofil > 10 per lapang
pandang.1,2
Infeksi Saluran kemih (ISK) Bawah
Presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender :1
1. Perempuan
- Sistitis. Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai
-
bakteriuria bermakna
Sindrom uretra akut (SUA). Sindrom uretra akut adalah presentasi
klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering
dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini SUA disebabkan MO
anaerobik
2. Laki laki
Presentasi klinis ISK bawah pada laki laki mingkin sistitis,
prostatitis,epididimidis, uretritis
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas1
3. Pielonefritis akut (PNA). Pielonefritis akut adalah proses inflamasi
parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri
4. Pielonefritis kronik (PNK). Pielonefritis kronis mungkin akibat lanjut dari
infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi
saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bekteriuria
kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang
ditandai pielonefritis kronik yang spesifik. Bakteriuria asimtomatik kronik
39
bakteriuria
asimtomatik
lebih
sering
ditemukan
pada
Nekrosis papilar
Diabetes melitus pasca transplantasi ginjal
Nefropati analgesik
Penyakit sikle-cell
Senggama
Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesteron
Kateterisasi
Famili, Genus dan Spesies MO yang paling sering sebagai penyebab ISK
Gram negatif
Famili
Genus
Spesies
Enterobacteriaceae
Escherichia
Coli
Klebsiella
pneumoniae
oxytosa
Proteus
mirabilis
vulgaris
Enterobacter
cloacae
aerogenes
Providencia
rettgeri
stuartii
Morganella
morganii
Citrobacter
freundii
diversus
Serratia
morcescens
Pseudomonadaceae
Pseudomonas
aeruginosa
Gram positif
Micrococcaceae
Staphylococcus
aureus
Streptococceae
Streptococcus
fecalis
enterococcus
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI ISK
Patogenesis Urinary Pathogens
41
Peranan
Patogenitas
terkait dengan
merupakan
salah
satu
pelengkapan
patogenesitas
yang
kemih. Pada umumnya P fimbriae akan terikat pada P blood group antigen
yang terdapat pada sel epitel saluran kemih atas dan bawah. Fimbriae dari
strain E.coli ini dapat diisolasi hanya dari urin segar. 1
Peranan faktor virulensi lainnya. Kemampuan untuk melekat (adhesion)
mikroorganisme (MO) atau bakteri tergantung dari organ pili atau fimbriae
maupun non-fimbriae. Pada saat ini dikenal beberapa adhesion seperti
fimbriae ( tipe 1, P dan S), non-fembrial adhesions (DR haemaglutinin
atau DFA component of DR blood group), fimbrial adhesions ( AFA-1 dan
AFA-III ), M-adhesions, G-adhesions, dan curli adhesions. 1
Sifat patogenitas lain dari E.coli berhubungan dengan toksin.dikenal
beberapa toksin seperti -haemolisin, cytotoxic necrotizing factor 1
(CNF-1), dan iron uptake system (aerobactin dan enterobactin). Hampir
95% -haemolisin terikat pada kromosom dan berhubungan dengan
pthogenicity islands (PAIS) dan hanya 5% terikat pada gen plasmio. 1
Resistensi uropatogenik E.coli
terhadap serum manusia denan
perantara (mediator) beberapa faktor terutama aktivasi sistem komplemen
termasuk membrane attack complex (MAC). Mekanisme pertahanan tubuh
Tra T proteins dan outer membrane protein (OHPA). Menurut beberapa
peneliti uropatogenik MO ditandai dengan ekspresi faktor virulensi ganda,
beberapa sifat uropetogenik MO; seperti resistensi serum, sekuestrasi besi,
pembentukan hidroksat dan antigen K yang muncul mendahului
manifestasi klinis ISK. Gen virulensi dikendalikan faktor luar seperti suhu,
ion besi, osmolaritas, pH, dan tekanan oksigen. Laporan penelitian
Johnson mengungkapkan virulensi E.coli sebagai penyebab ISK terdiri
atas fimbriae type 1 (58%), P fimbriae (24%), aerobactin (38%),
haemolysin (20%), antigen K (22%), resistensi serum (25%), dan antigen
O (28%).1
Faktor virulensi variase fase. Virulensi bekteri ditandai dengan
kemampuan untuk megalami perubahan bergantung pada dari respon
faktor luar. Konsep variasi fase MO ini menunjukan peranan beberapa
penentu virulensi bervariasi di antara indivisu dan lokasi saluran kemih.
43
Oleh karena itu, ketahanan hidup baktero berbeda dalam kandung kemih
dan ginjal. 1
2.
Peranan
Faktor
Tuan
Rumah (host)
Faktor predisposisi pencetus ISK. Penelitian epidemiologi klinik
mendukung hipotesis peranan status saluran kemih merupakan faktor
risiko atau pencetus ISK. Jadi faktor bekteri dan status saluran kemih
pasien mempunyai peranan penting untuk kolonisasi bakteri pada saluran
kemih. Kolonisasi bakteri sering mengalami kambuh (eksaserbasi) bila
sudah terdapat kelainan struktut anatomi saluran kemih. Dilatsi saluran
kemih otermsuk pelvis ginjal tanpa obstruksu saluran kemih dapat
menyebabkan gangguan proses klirens normal dan dangat peka terhadap
infeksi1
Zat makana dari bakteri dakan meningkat dari normal, diikuti refluks
MO dari kandung kemih ke ginjal. Endotoksin (lipid A) dapat
menghambat peristaltik ureter. Refluks vesikoureter ini sifatnya sementara
dan hilang sendiri bila mendapat terapi antibiotika. 1
Proses pembentukan jaringan parenkim ginjal sangat berat bila refluks
vesikoureter terjadi sejak anak anak. Pada usia dewasa muda tidak jarang
dijumpai di klinik gagal ginjal terminal (GGT) tipe kering, artinya tanpa
edema dengan / tanpa hipertensi.1
PATOFISIOLOGI ISK
Pada individu normal, biasanya laki laki maupun perempuan urin selalu
steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Uretro distal
merupakan temmpat kolonisasi mikroorhanisme nonpahogenic fastidious Grampositive dan gram negatif.1\
Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme asending dari
uretra/sistem reproduksi atau hubungan seksual (sexual transmitted disease) ke
dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme
dapat mencapai ginjal. Proses ini dipermudah dengan adanya refluks vesikoureter.
1,3,4
44
45
46
ISK
pada
diabeter
melitus.
47
Ultrasonogram (USG)
Radiografi
Foto polos abdomen
Pielografi IV
Micturating cystogram
Isotop scanning
ISK
kambuh
(relapsing
infection)
-
Pasien laki
Gejala urologik : kolik ginjal,
piuria, hematuria
Hematuria persisten
Mikroorganisme
(MO)
dan
pemeriksaan
fisik)
dan
berdasarkan
hasil
pemeriksaan
untuk mengetahui bakteri penyebab infeksi pada pasien tersebut serta kepekaan
bakteri tersebut terhadap antibiotik. Terapi ini disebut dengan terapi empiric yaitu
terapi yang dimulai pada anggapan infeksi yang berdasarkan pengalaman luas
dengan kondisi klinik yang sama dibandingkan informasi spesifik tentang
penyakit pasien. Prinsip dasar terapi empirik adalah bahwa pengobatan infeksi
sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Penundaan pemberian antibiotik sampai
mendapatkan hasil kultur bakteri dan tes kepekaan bakteri terhadap antibiotik
(biasanya 1-3 hari) dapat menyebabkan pasien mengalami penyakit yang serius
atau kematian, terutama pada infeksi berat seringkali harus segera diberikan terapi
antibiotik sementara sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologik. 5,6
Pemilihan ini didasarkan pada pengalaman empiris yang rasional
berdasarkan perkiraan etiologi yang paling mungkin serta antibiotik terbaik untuk
infeksi tersebut (educated guess). Terapi empirik ISK berdasarkan educated guess
antara lain untuk sistitis akut pilihan antibiotik yang dapat digunakan adalah
ampisilin,trimetoprim, kotrimoksazol, fluorokuinolon.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotika
yang adekuat, dan kalu perlu terapi simtomatik untuk alkalinisasi urin : 1
-
Hampir
80%
pasien
akan
Bila
infeksi
menetap
disertai
49
sampai 6 bulan
Sindrom uretra akut (SUA). Pasien dengan sindrom uretra akut dengan hitung
kuman 103 105 memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia
disebabkan MO anaerobik diperlukan antimiktoba yang serasi, misal golongan
kuinolon. 1
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas
Pielonefritis akut. Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut
memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika
parenteral paling sedikit 48 jam. The Infectious Disease Society of America
menganjurkan satu dari tiga alternatif terapi antibiotika IV sebagai terapi awal
semala 48-72 jam sebelum diketahui MO sebagai penyebabnya : 1
-
Fluorokuinolon
Aminoglikosida dengan atau tanpa
ampisilin
mempertahankan
berat
atau
debilitasi
-
Diperlukan
investigasi
lanjutan
-
Komorbiditas
kehamilan, diabetes melitus, usia lanjut
50
seperti
51
PEMBAHASAN KASUS
3 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh anyang anyangan.
Buang air kecil sering namun hanyak keluar sedikit. + 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit warna kencing tampak keruh. Pasien mengeluh nyeri dan pegel
bagian pinggang dan dirasakan terus meneruh. Demam (+), terus menerus sempat
diberikan turun panas namun demam lagi.
+ 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mendadak mimisan, darah keluar
terus menerus. Sesak nafas (+) mendadak, pasien mengaku bertambah sesak
ketika banyak minum. Mual (-), muntah (-), bengkak seluruh tubuh (-), batuk (-),
gatal (-). Buang air besar tidak ada gangguan.
+ 2 hari sebelum masuk rumah sakit dokter kariadi pasien berobat ke Rumah
Sakit Panti Rahayu. Oleh dokter di RS Panti Rahayu dikatakan terdapat batu pada
saluran kencing dan perlu tata laksana lebih lanjut, kemudian pasien di rujuk di
RSDK.
Pasien memiliki riwayat :
52
peningkatan phosphat anorganik, dan PTT serta PTTK. Hasil pemeriksaan urin
didapatkan proteinuri, nitrit urin (+), hematuria, dan leukosituria.
Hasil pemeriksaan USG abdomen ditemukan Hydronefrosis dextra stadium
berat dengan nefrolithiasis dextra dan Hydronefrosis Sinistra stadium sedang. Xfoto thorax didapatkan kesan infiltrat pada lapangan bawah paru kiri. Hasil
pemeriksaan EKG didapatkan irama, tall T ( suspek hiperkalemia ). Dari
pemeriksaan kultur urin didapatkan kuantitas bakteri > 100.000 CFU/ml urin
dengan jenis organism yang ditemukan yaitu Salmonella enterica ssp enterica.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
didapatkan masalah pada pasien ini berupa Chronic Kidney Disease (CKD) stage
V, ISK, Hipertensi stage II, anemia normositik noromkromik, trombositopenia,
dan nefrolithiasis.
Diagnosis infeksi saluran kemih ditegakkan melalui keluhan berupa
polakisuri, frekuensi berkemih yang meningkat disertai rasa tidak puas saat
berkemih, warna kencing keruh, dan buang air kecil sempat disertai darah.
Pasien juga mengeluh nyeri dan pegal bagian pinggang, nyeri dirasakan terus
menerus. Pasien juga mengeluh lemas, demam ngelemeng terus menerus, sempat
diberikan turun panas namun demam lagi, mimisan mendadak serta sesak nafas
mendadak, yang bertambah jika saat psein terlalu banyak minum. Pasien juga
memiliki riwayat batu ginjal namun sudah dilakukan operasi. Pemeriksaan
mikroskopik darah, urin, serta kultur diperlukan untuk menegakkan diagnosis
infeksi saluran kemih.
Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi, penurunan fungsi
ginjal berupa peningkatan ureum dan kreatinin serum yang juga didapatkan pada
pasien ini, dan penurunan laju filtrasi glomerolus (LFG) di hitung menggunakan
rumus Modification of Diet in Renal Disease (MDRD), serta kelainan biokimia darah
lainnya,
seperti
penurunan
kadar
hemoglobin,
hematokrit,
eritrosit,
berarti menurun, didapatkan ureum 524 mg/dl, kreatinin 20,5 mg/dl. Sedangkan
pada ISK didapatkan hasil gambaran pemeriksaan laboratorium berupa
hematuria, leukosituria, dan terdapat bakteriuria dengan jumlah > 100.000
dengan jenis organisme yaitu Salmonella enterica ssp enterica
Ciprofloxacin merupakan antibiotik dari golongan quinolon yang
diberikan sesuai hasil kultur yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
54
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi V. Jakarta : InternaPublishing, 2009 : 1008 1015
2. Tanto C, Liwang F, Hanifati S dkk. Kapita Selekta kedokteran. Edisi IV.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2014, 234-236.
3. Hendromartono. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009, 1943-1946.
4. Tessy A, Ardaya, Suwanto. Infeksi Saluran Kemih. In: Suyono HS. Buku
Ajar Penyakit Dalam 3rd edition. Jakarta, FKUI. 2001
5. Kennedy ES. Pregnancy, Urinary Tract infections. www.eMedicine.com.
Last updated 8 August 2007. accesed 30 Oktober 2015
6. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,
2006. 581-584.
Hasil
10,1
31,0
3,36
30,0
92,2
32,6
9,98
422
Satuan
g/dl
%
106/uL
Pg
fL
g/dL
103/uL
103/uL
55
Nilai Rujukan
12 -15
35 47
4,4 5,9
27 32
76 96
29 36
3,6 11
150 400
Keterangan
L
L
L
RDW
13,1
11.60-14.80
MPV
6,10
fL
4.00-11.00
Ureum
68
mg/dL
15 39
Kreatinin
6,3
mg/dL
0,6 1,30
KIMIA KLINIK
56