Anda di halaman 1dari 23

Latar Belakang

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, hubungan ekonomi dan bisnis
antar negara menjadi semakin meningkat dan semakin penting. Seiring dengan makin maju
dan berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi, komunikasi dan
transportasi, maka di masa-masa yang akan datang akan makin meningkat pula kegiatan
ekonomi dan bisnis internasional tersebut. Oleh karena itu peran ilmu bisnis internasional
juga akan menjadi semakin penting, terutama sebagai alat analisis dalam menghadapi
perkembangan ekonomi dan bisnis internasional.
Bisnis internasional adalah kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas batas suatu
negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional. Dilain pihak
transaksi bisnins ini dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan
perusahaan lain atau individu di Negara lain. Pemanufakturan diluar negeri juga industri
jasa diberbagai bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi,
perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.Kita dapat membedakan
adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu Perdagangan Internasional
(International Trade) dan Pemasaran Internasional (International Marketing).
Bisnis Internasional mempunyai banyak karakteristik, seperti :

Transaksi lebih dari dua negara, yang tidak terbatas pada perusahaan multinasional,
umumnya dipimpin oleh Multinational Enterprise (MNEs).

Aktivitas inti yang diselenggarakan: Export, Import, FDI, Franchising, Licencing,


Joint Ventures.

Sistem legal di antara negara berbeda, memaksa satu negara atau lebih untuk
menyesuaikan perilaku mereka dengan hukum yang berlaku.

Menggunakan mata uang berbeda-beda.

Budaya negara-negara berbeda, memaksa setiap pihak untuk menyesuaikannya.

Ketersediaan sumber-sumber yang berbeda ditiap negara, suatu negara mungkin


hanya memiliki sumber daya alam yang lebih, tetapi hanya sedikit memiliki tenaga
ahli.

A. Perkembangan Bisnis Internasional


Terlepas dari perbedaan atau persamaan pengertian untuk berbagai istilah yang digunakan
dalam bisnis internasional, terdapat lima tahapan evolusi perusahaan dalam dalam
operasi internasional, mulai dari perusahaan domestik, internasional, multinasional,
global sampai transnasional.Perbedaan dalam tahap-tahap ini terletak dalam strategi, cara
memandang dunia, orientasi, dan praktik perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu
negara.
A.1.

Tahap-tahap perkembangan Bisnis Internasional

1. Tahap Pertama : Perusahaan Domestik


Fokus perusahaan ini pada pasar domestik, pemasok domestik dan pesaing domestik.
Lingkungan perusahaan terbatas pada lingkungan domestik yang sudah dikenal, yaitu
negara sendiri. Jadi fokus, visi, orientasi dan operasinya adalah domestik. Jadi
perusahaan domestik adalah suatu unit bisnis yang tingkat operasional dan pangsa
pasarnya berada dalam suatu wilayah saja tanpa melewati batas suatu negara.
2. Tahap Kedua : Perusahaan Internasional
Pada tahap kedua, perusahaan mulai mengembangkan kegiatannya ke luar negeri,
termasuk kegiatan pemasaran, pengembangan pabrik dan kegiatan lainnya. Walaupun
kegiatannya sudah berkembang ke luar negeri, akan tetapi pada tahap ini perusahaan
masih etnosentris atau berorientasi dalam negeri sebagai orientasi dasarnya, dan
fokusnya masih tetap pada pasar dalam negeri. Strategi pemasaran dari perusahaan
tahap kedua adalah perluasan, artinya praktik bisnis yang dikembangkan untuk pasar
dalam negeri diperluas untuk pasar di luar negeri, termasuk di dalamnya produk,
iklan, promosi dan penetapan harga. Dengan sumber daya dan pengalaman yang
terbatas, perusahaan harus memfokuskan pada apa yang paling baik untuk mereka.
3. Tahap Ketiga : Perusahaan Multinasional
Pada tahap ketiga, perusahaan yang berada pada tahap kedua mulai menemukan
bahwa perbedaan dalam pasar di seluruh dunia menuntut adaptasi dari bauran
pemasaran agar dapat sukses. Apabila sebuah perusahaan sudah mulai memutuskan
untuk memberikan respons terhadap perbedaan pasar, maka perusahaan itu telah
beranjak menjadi perusahaan multinasional. Fokus perusahaan adalah multinasional
atau dalam istilah strategis disebut multidomestik, yang artinya perusahaan tersebut
merumuskan strategi yang unik untuk setiap negara tempat perusahaan melakukan
bisnis. Orientasi perusahaan bergeser dari etnosentris ke polisentris, yaitu asumsi
bahwa pasar dan cara melakukan bisnis di seluruh dunia demikian unik, sehingga
satu-satunya cara agar sukses secara internasional adalah melakukan penyesuaian

pada aspek yang berbeda dari setiap pasar nasional.Strategi pemasaran tahap ketiga
adalah menyesuaikan bauran pemasaran domestik agar cocok dengan pilihan dan
kebiasaan asing. Penyesuaian dengan budaya di tiap negara yang dimasuki adalah
suatu keharusan untuk dapat bertahan dan sukses. Dengan mendirikan banyak unit
produksi di negara lain diharapkan dapat menghemat biaya produksi dan distribusi
produk sehingga sampai ke tangan konsumen akhir.
4. Tahap Keempat : Perusahaan Global
Pada tahap keempat, perusahaan multinasional membuat ancangan strategi yang
cukup besar dan menjadi perusahaan global. Perusahaan global pasti mempunyai
strategi pemasaran global atau menentukan pemasok global, tetapi tidak pernah
kedua-duanya. Perusahaan ini akan memfokuskan pada pasar dan sumber daya global
dari dalam negeri atau salah satu negara lain untuk memasok pasar ini, atau akan
memfokuskan pada pasar domestik dan sumber daya dari dunia untuk memasok
saluran distribusi domestik.
5. Tahap Kelima : Perusahaan Transnasional
Pada tahap kelima, perusahaan global semakin lama semakin mendominasi pasar dan
industri di seluruh dunia dan kemudian menjadi perusahaan transnasional yang
merupakan perusahaan dunia yang terpadu yang menghubungkan sumber daya global
dengan pasar global dan membuat laba. Perusahaan pada tahap kelima mempunyai
orientasi geosentris., mengakui adanya perbedaan dan persamaan serta mengadopsi
pandangan dunia. Perusahaan mengadopsi strategi global yang memungkinkannya
untuk meminimalkan penyesuaian di berbagai negara pada yang benar-benar
menambah nilai bagi pelanggan di negara tersebut.
A.2.

Faktor pendorong Bisnis Internasional di Abad 20

Terdapat berbagai faktor yang mendorong berkembangnya bisnis internasional di abad


20, yang diantaranya adalah sebagai berikut:

Polarisasi Dunia
Selama Perang Dunia II telah terjadi polarisasi kelompok-kelompok yang berperang.
Polarisasi ini telah meningkatkan kerjasama dalam memproduksi alat-alat perang dan
bahan pangan.

Terbentuknya Blok-Blok Politik


Setelah selesainya Perang Dunia II telah terbentuk blok barat dengan Amerika Serikat
sebagai negara utamanya, dan blok timur dengan Uni Sovyet sebagai negara

utamanya. Terbentuknya blok-blok ini telah mendorong peningkatan kerjasama


perdagangan antar negara di dalam blok-blok tersebut.

Depresi Ekonomi
Dalam tahun 1930-an telah terjadi depresi ekonomi yang melanda berbagai negara di
dunia, terutama negara-negara barat. Depresi ekonomi ini telah meningkatkan
kerjasama antar negara-negara barat yang menanggulangi permasalahan ekonomi
tersebut.

Revolusi Bidang Komunikasi


Dalam abad 20 telah terjadi revolusi di dalam bidang komunikasi dengan berbagai
penemuan baru yang menyebabkan makin mudahnya komunikasi, baik antar
penduduk maupun antar negara, Hal ini telah memudahkan komunikasi bisnis antar
negara. Revolusi di bidang komunikasi ini juga sejalan dengan revolusi di bidang
informasi dan transportasi.

Kemerdekaan Daerah-Daerah Jajahan


Selama pertengahan sampai akhir abad 20 berbagai daerah jajahan telah
memerdekakan diri dan membentuk negara baru. Kemerdekaan daerah-daerah jajahan
ini merupakan salah faktor penting yang mendorong bisnis global.

Rekonstruksi Negara Yang Kalah Perang


Rekonstruksi negara-negara yang kalah perang, seperti Jerman dan dan Jepang, telah
mendorong pengembangan teknologi dan kegiatan ekonomi. Hal ini telah
meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, termasuk perdagangan
internasional.

B. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu
dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara
lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Profit). Meskipun perdagangan
internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road),
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa
abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi,
kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
B.1.

Manfaat Perdagangan Internasional

Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.

Menjalin Persahabatan Antar Negara

Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri


Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek
dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu
memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

Memperoleh keuntungan dari spesialisasi


Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan
yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu
barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi adakalanya
lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

Memperluas pasar dan menambah keuntungan


Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan
menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

Transfer teknologi modern


Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

B.2.

Faktor Pendorong

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di


antaranya sebagai berikut :

Faktor Alam/ Potensi Alam


Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi
Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut.
Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya,
dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan
adanya keterbatasan produksi.
Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja.


Manfaatnyadi bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu
antara lain politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan
internasional dilakukan semua negara untuk memenuhikebutuhan rakyatnya. Negara
dapat diibaratkan manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan
orang lain. Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yangbisa bertahan tanpa kerja
sama dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup diri dariperdagangan
internasional, sekarang sudah membuka pasarnya. Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam.
Perdagangan internasional juga memiliki fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan
pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara penghasil beras berupaya untuk dapat
mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga berfungsi
secarasosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat pada krisis ekonomi.
Akibatberantainya akan melanda ke semua negara. Pada era globalisasi ini banyak
muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya dimiliki oleh
beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomseldimiliki oleh beberapa
orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional sepertiini dapat
mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari
berbagainegara saling bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka.
Perdagangan internasional juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar Negara
bisa mempererat hubungan politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bias
mempererat hubungan dagang. Perdagangan internasional juga berfungsi untuk

pertahanan keamanan. Misalnya, suatunegara non-nuklir mau mengembangkan senjata


nuklir. Negara ini dapat ditekan dengandikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak
diperbolehkan menjalin hubungan dagangdengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti
ini harus dengan persetujuan PBB. Hal inidilakukan demi terciptanya keamanan dunia.
Perdagangan internasional juga terkait dengan pertahanan suatu negara. Setiap
negaratentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak
semua Negara mampu memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata. Untuk
mencegah perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama
internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap, obatobatanterlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit menular, dsb.
Untuk kepentinganinilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai. Instansi ini
dibentuk pemerintahsuatu negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi ketika
memasuki suatu negara. Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya telah
dibayar. Pemeriksaan juga berguna untuk mengecek barang-barang tersebut barang
selundupan ataupun barang terlarang atau tidak. Cara yang digunakan dalam pemeriksaan
antara lain dengan melihat dokumen barang,menggunakan detektor barang berbahaya,
atau menggunakan anjing pelacak.

B.3.

Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateral antara dua negara.


Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara
memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad
ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang
terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk
beberapa waktu sejak itu di mana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar
Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial
seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi global dalam
perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung
pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak
menguntungkan secara mutual.
Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang
berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk
industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh
Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh
perdagangan bebas di mana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat,
Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak
negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas

karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan
untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian,
dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dengan
perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan
sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa
tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat,
Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada
perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur
dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan tarif dalam rangka
memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar
membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.
Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade Organization
pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCOSUR di
Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa
antara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan
dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi
negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement
on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun terakhir.

C. Investasi Luar Negeri


FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri
penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah perusahaan
dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di
negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut 'home
country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa
disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan si penanam modal
membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk
membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau
konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi
peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman
kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman
jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya
juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru
dalam FDI seperti pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi.
Sebagian besar FDI ini merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah
perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (joint ventures)
dan aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan
tiga pihak atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau 'syndicates') dan biasanya dibentuk
untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan umum yang
melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan sumberdaya. Istilah FDI
biasanya tidak mencakup investasi asing di bursa saham

C.1 FDI di Indonesia


Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik
investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah wewenang
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin
atas investasi langsung luar negeri. Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan
menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi ekonomi dan politik.
Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber daya alam menguasai
pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan maupun yang baru muncul) dan menekan
biaya produksi dengan mempekerjakan buruh murah di negara berkembang, biasanya
adalah para penanam modal asing ini. Contoh 'klasik' FDI semacam ini misalnya adalah
perusahaan-perusahaan pertambangan Kanada yang membuka tambang di Indonesia atau
perusahaan minyak sawit Malaysia yang mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di

Indonesia. Cargill, Exxon, BP, Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport
McMoRan, dan INCO semuanya memiliki investasi langsung di Indonesia. Namun
demikian, kebanyakan FDI di Indonesia ada di sektor manufaktur di Jawa, bukan sumber
daya alam di daerah-daerah.
Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa mengontrol atau
setidaknya punya pengaruh penting manajemen dan produksi dari perusahaan di luar
negeri. Hal ini berbeda dari portofolio atau investasi tak langsung, dimana pemodal asing
membeli saham perusahaan lokal tetapi tidak mengendalikannya secara langsung.
Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-panjang. Itu sebabnya ia dianggap lebih
bernilai bagi sebuah negara dibandingkan investasi jenis lain yang bisa ditarik begitu saja
ketika ada muncul tanda adanya persoalan.

C.2 FDI sebagai indikator ekonomi


FDI kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Perubahan
yang sangat besar telah terjadi baik dari segi ukuran, cakupan, dan metode FDI dalam
dekade terakhir. Perubahan-perubahan ini terjadi karena perkembangan teknologi,
pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi di banyak negara, serta
deregulasi dan privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem teknologi
informasi serta komunikasi global yang makin murah memungkinkan manajemen
investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah.
Pengaruh terbesar FDI ini ada di negara-negara berkembang, dimana aliran FDI telah
meningkat pesat dari rata-rata di bawah $10 milyar pada tahun 1970an menjadi lebih dari
$200 milyar pada tahun 1999. Jumlah FDI di 'Dunia Ketiga' kini mencapai hampir
seperempat FDI global. Di antara negara-negara lainnya, Cina adalah negara tuan rumah
terbesar bagi FDI. Perusahaan-perusahaan multinasional besar dan konglomeratkonglomerat masih menjadi bagian terbesar dari FDI (sumber: UNCTAD). Negara-negara
ASEAN dengan penghasilan menengah seperti Malaysia, Thailand, Indonesia, dan
Filipina kini tengah menghadapi tantangan utama untuk meningkatkan daya saing dan
daya tarik mereka sebagai tuan rumah bagi FDI dalam lingkungan ekonomi yang berubah
dengan pesat.
Patut dicatat pula bahwa dana Bantuan Pembangunan Luar Negeri atau ODA (Overseas
Development Assistance) dulunya adalah sumber utama dana pembangunan di banyak
negara berkembang. Namun, pada tahun 2000 total ODA hanya tinggal setengah dari
jumlahnya sebelum tahun 1990an. Pembiayaan swasta (privat), melalui FDI, telah
menjadi sumber terbesar dari dana 'pembangunan'. Peningkatan luarbiasa FDI ini adalah
akibat dari pertumbuhan pesat perusahaan-perusahaan trans-nasional dalam ekonomi
global. Dari hanya sekitar 7.000 perusahaan multinasional di tahun 1960, angka itu

melejit melampaui 63.000 dengan sekitar 690.000 afiliasi atau cabang menjelang akhir
tahun 1990an. Lebih dari 75% dari perusahaan-perusahaan ini berasal dari negara maju di
Eropa Barat dan Amerika Utara, sementara perusahaan-perusahaan subsider(cabang)nya
beroperasi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Inilah gambaran sektor privat
yang diperkirakan menguasai lebih dari duapertiga perdagangan internasional.
Pemerintah sangat memberi perhatian pada FDI karena aliran investasi masuk dan keluar
dari negara mereka bisa mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom menganggap
FDI sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi kontribusi pada
ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Gross
Fixed Capital Formation (GFCF, total investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan
saldo pembayaran. Mereka juga berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan
karena-bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima investasi itu-FDI
menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk sistem organisasi, dan ketrampilan
manajemen yang baru. Lebih lanjut, FDI juga membuka pasar dan jalur pemasaran yang
baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah dan akses pada teknologi,
produk, ketrampilan, dan pendanaan yang baru.

D. Memasuki Pasar Luar Negeri dan Strateginya


Disejumlah negara berbagai karakteristik negara, seperti ukuran pasar, tingkat
pertumbuhan, stabilitas politis, risiko lingkungan, kondisi operasi, dan infrastuktur,
berdampak atas ketersediaan manajemen mengucurkan sumber daya untuk sebuah negara
atau pasar tertentu dan juga cara masuknya. Pasar kecil sering sekali paling baik dilayani
melalui pengeksporan atau pemberian lisensi. Demikian pula, manajemen mungkin
menghendaki pembatasan komitmen sumber daya ke negara-negara dengan tingkat risiko
yang tinggi atau infrastruktur yang buruk melalui perjanjian pemberian lisensi atau usaha
patungan dengan mitra lokal. Sama halnya, jika berharap dapat memasuki sejumlah negara
secara cepat, sumber daya dan waktu yang dibutuhkan untuk mendirikan anak perusahaan
yang dimiliki sepenuhnya mungkin akan menghambat, yang mengakibatkan perusahaan
menggunakan cara pemberian lisensi atau usaha patungan.
Karakteristik produk, sifat permintaan, hambatan perdagangan, tujuan manajemen, dan
sasaran ekspansi juga mempengaruhi keputusan pernililian cara masuk. Produk-produk
berukuran besar dengan nilai jual rendah, sebagai umpama, membutuhkan lokasi produksi
yang dekat dengan pasar disebabkan biaya pengirimannya-sekalipun biaya ini dapat
diimbangi oleh skala ekonomis produksi.
1.

Persaingan Pada Basis Global.


Banyak perusahaan menjalakan pemasaran internasional selama beberapa decade
perusahaan-perusahaan seperti Nestle, Shell, Buyer, dan Toshiba telah dikenal di
seluruh dunia selama bertahun-tahun. Akan, tetapi persaingan global semakin kuat
ketika perusahaan baru ikut masuk dalam panggung internasional. Terobosan
pemasaran Samsung menggambarkan peningkatan pesat perusahaan tersebut ke
jenjang pasar global.
Meskipun beberapa bisnis AS mungkin ingin menghilangkan pesaing asing melalui
undang-undang tertentu, cara yang lebih baik untuk bersaing adalah terus memperbaiki
produk di dalam negeri dan berekspansi ke pasar asing. Dalam industry global (global
industry), posisi strategis di pasar geografis atau nasional utama dipengaruhi oleh
keseluruhan posisi global mereka. Perusahaan global (global firm) beroperasi di lebih
dari satu Negara dan mempunyai keunggulan R&D, produksi, logistic, pemasaran, dan
keuangan yang tidak dimilki oleh pesaing domestic murni.
Bagi perusahaan dengan ukuran atau jenis apapun yang ingin mendunia, mereka harus
mengambil sederet keputusan, seperti : Memutuskan Untuk Berekspansi Ke Luar
Negeri > Memutuskan Pasar Mana Yang Akan Dimasuki > Memutuskan
Cara Memasuki Pasar > Memutuskan Program Pemasaran > Memutuskan
Organisasi Pemasaran

2. Memutuskan Untuk Berekspansi Ke Luar Negeri.


Sebagian besar perusahaan lebih suka tetap beroperasi di dalam negeri jika pasar
domestic mereka cukup besar. Manajer tidak perlu mempelajari bahasa dan hukum
Negara lain, berhubungan dengan gejolak mata uang, menghadapi ketidak pastian
politik dan hukum, atau merancang kembali produk mereka untuk memenuhi
kebutuhan dan ekspansi pelanggan yang berbeda. Bisnis akan lebih mudah dan lebih
aman. Akan tetapi, ada beberapa factor yang menarik perusahaan ke arena
internasional:
o Beberapa pasar internasional memberikan peluang laba lebih tinggi
dibandingkan pasar domestic.
o Perusahaan memerlukan basis pelanggan yang lebih besar untuk mencapai skala
keekonomisan.
o Perusahaan ingin mengurangi ketergantungannya pada satu pasar.
o memutuskan untuk menghadapi pesaing global di pasar domestic mereka.
Sebelum perusahaan memutuskan untuk berekspansi ke luar negeri, perusahaan harus
menyadari dan mempertimbangkan beberapa resiko :
o Perusahaan mungkin tidak memahami preferensi asing dan bisa gagal
menawarkan produk atratktif yang kompetitif.
o Perusahaan mungkin tidak mengerti regulasi asing dan mengalami biaya yang
tidak diharapkan.
o Perusahaan mungkin kekurangan manajer dengan pengalaman internasional.
o Negara asing dapat merubah hokum komersialnya, mendevaluasi mata
uangnya, atau mengalami revolusi politik dan menyita property asing.

3. Memutuskan Pasar Mana Yang Akan Dimasuki.


Saat memutuskan untuk berekspansi ke luar negeri, perusahaan harus mendifinisikan
tujuan dan kebijakan pemasarannya. Beberapa perbandingan penjualan internasional
dengan total penjualan yang mereka cari. Sebagian besar perusahaan memulai dari
perusahaan kecil ketika berinvestasi ke luar negeri. Beberapa perusahaan berencana
untuk tetap menjadi perusahaan kecil, sedangkan perusahaan lain memiliki rencana
yang lebih besar. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan cara masuk pasar
global atau internasional:
a. Karakteristik Negara
Tiga kategori dari karakteristik negara yang harus dipertimbangkan ialah: ukuran dan
pertumbuhan negara, risiko lingkungan dan politis, dan prasarana ekonomi dan pasar.

Walaupun banyak karakteristik negara lainnya yang juga diperhitungkan dalam


keputusan-keputusan masuk, arti penting dan sifat spesifik dari faktor-faktor ini
tergantung pada masing-masing perusahaan dan produk atau jasanya.
o Besaran Dan Tingkat Pertumbuhan Pasar
Besaran dan laju pertumbuhan pasar merupakan parameter kunci dalam
penentuan cara masuk. Semakin besar negara dan ukuran pasarnya, semakin
tinggi laju pertumbuhannya, maka lambat laun besar pula kemungkinan akan
memunculkan berbagai sumber daya untuk perkembangannya; dan
mempertimbangkan pendirian sebuah anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya atau organisasi penjualan, atau berpartisipasi dalam sebuah usaha
patungan dengan kepemilikan mayoritas. Mempertahankan pengawasan atas
seluruh operasi dan memungkinkannya merencanakan dan mengarahkan
perkembangan pasar secara lebih efektif.
o Risiko Politis dan Lingkungan
Seringkali ragu-ragu untuk mengucurkan sumber daya kepada negara-negara
dengan tingkat risiko lingkungan dan Politis yang tinggi, dan mungkin
menghindari cara masuk yang memerlukan pembangunan fasilitas
pergudangan dan produksi atau organisasi penjualan yang besar.
Kadar stabilitas politis dan tingkat rintangan legal yang ada dapat
mempengaruhi pilihan saluran di sebuah pasar sasaran. Kedua faktor tersebut
berasal dari kebijakan Pemerintah dan merupakan atribut pasar. Sebagai
contoh, pasar yang memiliki kadar instabilitas politis yang sangat tinggi akan
melibatkan suatu kadar risiko yang sangat tinggi bagi perusahaan untuk
menggunakan ekspor atau produksi langsung di luar negeri, dalam hal bahwa
pembayaran (atau repatriasi keuntungan) mungkin akan diperlambat atau
bahwa diblokir, atau valuta yang diperlukan mungkin terbatas suplainya. jika
kondisi seperti itu bakal ada atau dicurigai akan ada, maka ekspor tidak
langsung akan lebih bijaksana bagi perusahaan.
Pasar asing biasanya dipandang lebih berisiko daripada pasar domestik.
Besarnya risiko yang dihadapi perusahaan tidak hanya merupakan fungsi
pasar itu. sendiri, tetapi juga cara keterlibatannya di sana. Di samping
keterlibatannya, perusahaan menanggung risiko persediaan dan piutang
dagang. Pada saat merencanakan cara masuknya, perusahaan harus melakukan
analisis risiko pasar dan cara masuknya. Kurs valuta asing merupakan variabel
lainnya.
o Infrastruktur Pasar dan Ekonomi

Infrastruktur pasar dan ekonomi merupakan karakteristik negara yang ketiga


yang mempunyai imbas terhadap keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
cara masuk atau operasi. Pada saat infrastruktur fisik (sistem transportasi,
jaringan komunikasi, atau suplai energi) dibangun secara lemah, perusahaan
mungkin menghadapi kesulitan dan biaya pengembangan yang sangat besar
dalam mendirikan fasilitas penjualan, distribusi, atau. produksinya sendiri.
b. Strategi Pemilihan Negara
Jika sebuah perusahaan ingin memasuki sebuah negara dengan cepat supaya bisa
memanfaatkan peluang pasar yang sedang bertumbuh, opsi seperti pemberian lisensi,
pemberian waralaba, atau pengambilalihan perusahaan yang ada mungkin tepat
karena perusahaan dapat memanfaatkan fasilitas produksi dan jaringan distribusi yang
telah mapan serta pengetahuan pasar dan kontak bisnis lokal.
c. Hambatan Perdagangan dan Regulasi Pemerintah
Adakalanya regulasi pemerintah membatasi opsi cara masuk yang terbuka bagi
perusahaan-perusahaan asing, terutama dalam industri-industri strategis seperti
telekomunikasi, transportasi, dan komputer. Karena pasar dunia berangsur-angsur
saling tergantung dan terintegrasi, banyak pemerintah telah mencabut atau
mengurangi restriksi kepemilikan.
Regulasi kontrak dengan para distributor dan organisasi lainnya, teristimewa yang
berkaitan dengan perjanjian eksklusif atau terminasi kontrak, juga harus
dipertimbangkan. Biaya pembatalan kontrak tenaga kerja dan manajemen juga perlu
dipertimbangkan masak-masak.
Hambatan perdagangan, seperti tarif, kuota, pabean, atau regulasi produk, juga
mempengaruhi keputusan cara masuk. Hambatan perdagangan langsung yang
membatasi impor barang-barang asing, seperti tarif dan kuota, mempengaruhi
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan produksi atau perakitan lokal.
Hambatan-hambatan perdagangan tidak langsung, seperti regulasi produk, preferensi
kepada pemasok lokal, pabean, dan formalitas sertifikasi, mendorong pembuatan
perjanjian kontraktual dengan mitra lokal.
o Hambatan Perdagangan Langsung
Tarif atau, kuota atas impor barang dan komponen asing akan menguntungkan
pembentukan produksi. Ancaman potensial dari tarif bakal menggairahkan
perusahaan untuk beralih dari pengeksporan ke produksi atau perakitan lokal,
terutama di dalam industri di mana hal ini akan mempunyai dampak yang
signifikan atas neraca perdagangan.

o Hambatan Perdagangan Tidak Langsung


Regulasi perdagangan, standar produk, dan preferensi kepada pemasok lokal
juga mempunyai implikasi atas cara masuk dan keputusan operasi. Preferensi
kepada pemasok lokal, atau tendensi untuk membeli barang-barang
nasional, sering mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan sebuah
usaha patungan atau perjanjlian kontraktual lainnya dengan sebuah
perusahaan lokal.
o Kebijakan Pemerintah
Ada banyak, tindakan pemerintah nasional yang dapat mempengaruhi
pemilihan jalur masuk, khususnya jalur masuk di antara negara-negara.
Beberapa pemerintah juga mengatur valuta asing dan izin impor mereka
sedemikian rupa sehingga importir lokal tidak dapat memperoleh cukup valuta
asing (atau izin yang diperlukan) untuk membeli apa yang mereka inginkan
dari berbagal negara.
d. Tujuan Manajemen/Perusahaan
Perusahaan dengan tujuan yang terbatas untuk operasi internasionalnya cenderung
menyukai cara masuk yang memiliki resiko kecil. Perusahaan seperti itu lebih suka
bergantung pada agen atau perusahaan ekspor, atau membuat perjanjian lisensi. Cara
masuk seperti ini memerlukan sedikit sumber daya finansial dan perhatian perusahaan
karena tanggung jawab atas pasar internasional ditangani oleh organisasi lainnya.
e. Komitmen Sumber Daya
Pengeksporan tidak langsung dan pemberian lisensi biasanya memerlukan tingkat
komitmen sumber daya finansial dan manajemen yang rendah. Usaha patungan (joint
ventures) menawarkan cara berbagi risiko, eksposur finansial, dan biaya
pembentukan jaringan distribusi lokal dan pengangkatan personalia lokal. Tetapi
menegosiasikan dan mengelola usaha patungan kerap menguras banyak waktu dan
tenaga dalam perusahaan. Sekalipun demikian, cara-cara masuk yang membutuhkan
kadar komitmen sumber daya minimal tidak mungkin membantu pertumbuhan
perkembangan operasi internasional dan dapat mengakibatkan lepasnya peluang yang
signifikan.
f. Fleksibilitas
Apabila perusahaan berharap, berada di pasar asing untuk jangka panjang,
fleksibilitas dalam metode masuknya adalah penting. Setiap metode masuk yang
optimal pada suatu waktu mungkin kurang optimal lima tahun kemudian. Di simping
lingkungan dan pasar, situasi dan tujuan perusaha anjuga mengalami perubahan.

Perusahaan, oleh karenanya, menghendaki keluwesan-kemampuan untuk berubah


guna menghadapi kondisi baru. Perusahaan mungkin ingin memperluas usahanya
untuk memanfaatkan pasar yang bertumbuh. Cara-cara yang memerlukan perjanjian
kontraktual (aliansi strategis) dengan perusahaan lain atau investasi modal yang
sangat besar dalam produksi, pergudangan, atau berbagai fasilitas penjualan di pasar
asing umumnya luwes dan paling sulit diganti dalam jangka pendek. Pemberian
lisensi dan perjanjian kontraktual lainnya akan membatasi kesanggupan perusahaan
untuk beradaptasi atau mengubah strategi selama durasi perjanjian itu dan pedu
dievaluasi secara hati-hati, terutama bila kondisi pasar berubah secara sangat cepat.
Demikian pula, produksi atau jaringan distribusi yang dimiliki sepenuhnya dalam
pasar internasional mungkin mahal dan sulit dibebaskan.

4. Memutuskan Cara Untuk Memasuki Pasar.


Setelah perusahaan memutuskan untuk membidik Negara tertentu, perusahaan harus
menetukan cara masuk yang terbaik. Pilihan luasnya adalah :
a. Ekspor tidak langsung
Ekspor tidak langsung (indirect export) terjadi ketika perusahaan menjual
produknya ke pelanggan domestik yang kemudian mengekspor produk tersebut
baik dalam bentuk asli maupun dalam bentuk yang sudah mengalami modifikasi.
Sebagai contoh, jika Hewlett-Packard(perusahaan Amerika Serikat) membeli
microchip dari intel (juga perusahaan Amerika Serikat) untuk dipakai dalam
memproduksi komputer dan kemudian mengekspor komputer yang telahlengkap
tersebut ke pasar Eropa, maka chip buatan Intel tersebut sudah diekspor secara
tidak langsung. Atau perusahaan menjual barangnya ke pedagang grosir domestik
yang kemudian menjualnya ke perusahaan asing.
Perusahaan juga dapat melakukan penjualan ke anak perusahaan lokal suatu
perusahaan asing yang kemudian mengirim produk tersebut ke luar negeri.
Beberapa aktivitas ekspor tidak langsung mencerminkan bukan strategi
internasionalisasiyang disengaja oleh perusahaan. Aktivitas ini memberi perusahaan
hanya sedikit pengalaman dalam melakukan bisnis internasional. Bagi perusahaan
secara pasif, dapat mengandalkan tindakan dari pihak lain serta potensi profit
jangka pendek dan jangka panjang yang tersedia dari ekspor tidak langsung
biasanya terbatas.
b. Ekspor langsung

Ekspor langsung (direct exporting) terjadi melalui penjualan ke kepelanggan, baik


ke distributor maupun pemakai akhir, yang berada di luar negara asal perusahaan.
Riset menunjukkan bahwa dalam sepertiga dari kasus, ekspor langsung pertama
perusahaan merupakan akibat dari pesanan yang tidak diminta. Namun, ekspor
langsung yang berikutnya biasanya berasal dari usaha yang dimaksudkan untuk
memperluas bisnisnya secara internasional.
Dalam kasus seperti itu, perusahaan secara aktif memilih produk yang akan dijual,
pasar luar negeri yang akan dituju, dan alat yang digunakan untuk mendistribusikan
produk ke pasar tersebut. Melalui aktivitas ekspor langsung, perusahaan
memperoleh keahlian yang sangat bernilai tentang operasi internasional dan
pengetahuan khusus tentang setiap negara tempat perusahaan itu beroperasi.
Kesuksesan ekspor sering menghasilkan kesuksesan ekspor tambahanlainnya.
Meningkatnya pengalaman dalam mengekspor sering membuat perusahaan
semakinagresif dalam mengeksploitasi kesempatan ekspor internasional baru.
Pengalaman seperti itusering terbukti bermanfaat jika kemudian perusahaan itu
melakukan penanaman modal asing (PMA)
c. Lisensi (Licensing)
Cara lain untuk masuk ke pasar luar negeri adalah melalui lisensi (licensing) yaitu
perusahaan tertentu, yang disebut pemilik lisensi (licensor), menyewakan hak untuk
memakai property intelektualnya seperti teknologi, metode kerja, hak paten, hak
cipta, nama cap, atau merek dagang ke perusahaan lain, yang disebut penerima
lisensi (licensee), dan sebagai imbalannya penerima lisensi harus membayar fee.
d. Usaha Patungan (join venture)
Salah satu cara yang juga efektif untuk membatasi ekspor modal dalam pasar global
adalah membangung usaha patungan, terutama dengan mitra bisnis lokal. Usaha
patungan bisa bermacam-macam bentuknya, tergantung tujuan perusahaan,
persyaratan modal usaha bersangkutan dan peraturan pemerintah menyangkut
kepemilikan asing. Selain itu, motivasinya pun bisa beraneka ragam diantaranya:
untuk mendapatkan akses pasar; memperluas rentang produk; membentuk atau
mempengaruhi struktur pasar; mencapai tingkat kecepatan (dalam hal inovasi dan
memasuki pasar) yang lebih besar; meningkatkan efisiensi; dan atau meningkatkan
kompetensi dan sumber daya organisasi.
Apabila tujuan usaha patungan adalah melaksanakan proyek pembanguna
infrastruktur pokok atau pertanian (seperti proyek waduk atau irigasi, penambangan
batu bara dan lain-lain), biasanya dibentuk konsorsium yang melibatkan banyak
mitra bisnis asing. Bank maupun lembaga keuangan lainnya berperan sebagai
peyandang dana, sementara pihak-pihak lain menyumbang keahlian teknologis.

Biasanya proyek semacam ini dilakukan di negara berkembang dan melibatkan


institusi pemerintah yang melakukan fungsi kontrol atas pelaksanaan proyek
tersebut.
Bentuk usaha patungan lainnya adalah kerja sama antara dua perusahaan swasta.
Misalnya, sebuah perusahaan membuka usaha patungan dengan perusahaan lokal di
negara lain. Kerapkali perusahaan asing memberikan konstibusi berupa keahlian
produksi dan teknologi, serta kadangkala nama merek dan reputasi perusahaan,
sedangkan mitra lokalnya menyediakan akses ke jaringan distribusi dan
pengetahuan serta pemahaman atas lingkungan pasar setempat.
Contohnya: Usaha patungan antara perusahaan Electronic Data System (EDS)
sebuah
cabang perusahaan Generai Motor dengan perusahaan British
Telecommunication PLC. EDS adaiah perusahaan jasa komputer yang ingin
berekspansi secara internasional, tetapi induk perusahaannya (general Motor) tidak
memiliki dana yang cukup untuk membiayai ekspansi tersebut. sementara British
Telcom memiliki jaringan kerja dan kontak-kontak dengan perusahaannya
multinasional dalam pasar yang sedang tumbuh tetapi memerlukan mitra
perusahaan jasa komputer untuk bidang teknologi. Kemudian kedua perusahaan ini
menjalin kerjasama dimana dari kerjasama tersebut akan menyediakan akses ke
pasar internasionai bagi perusahaan Electronic Data System (EDS) serta
memungkinkan British Telcom juga memperluas usahanya di luar bisnis telepon.
e. Investasi langsung.
Berbagai masalah dan kesulitan dalam mengelola usaha patungan dan tipe-tipe
kesepakatan kontraktual lainnya mendorong perusahaan untuk melakukan investasi
langsung, sejauh ini diperbolehkan dan perusahaan memiliki sumber daya untuk
merealisasikannya. Selain memberikan kendali penuh atas produksi dan pemasaran,
operasi cabang juga mengeliminasi kemungkinan konflik kepentingan dan masalahmasalah manajemen yang muncul dalam contract manufacturing, lisensi atau usaha
patungan. Semua laba yang diperoleh dari wholly-owned subsidiaries menjadi
milik perusahaan sepenuhnya. Selain itu, perusahaan bisa mencurahkan usaha
maksimum untuk mengembangkan pasar sesuai dengan arah yang diinginkan,
mempromosikan merek-merek internasional atau mengembangkan produk baru
yang memanfaatkan keterampilan dan/atau sumber daya perusahaan dari negara
tujuan pemasaran lainnya.

5. Memutuskan Program Pemasaran.

Perusahaan internasional harus memutuskan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk


menyesuaikan strategi pemasaran mereka dengan kondisi lokal. Pada satu sisi ada
perusahaan yang menggunakan bauran pemasaran yang terstandardisasi secara global
di seluruh dunia. Standardisasi produk, komunikasi, dan saluran distribusi menjanjikan
biaya terendah. Pada sisi lain, ada bauran pemasaran teradaptasi, di mana produsen,
konsisten dengan konsep pemasaran, berpendapat bahwa kebutuhan konsumen
beragam dan menyesuaikan program pemasaran kepada setiap kelompok sasaran.
Walaupun banyak perusahaan telah mencoba meluncurkan produk dunia mereka,
hampir semua produk membutuhkan beberapa adaptasi. Contohnya Toyota Corolla
akan memberikan beberapa perbedaan dalam gaya. Bahkan Coca-Cola lebih manis atau
tidak terlalu berkarbonasi di Negara tertentu. Alih-alih mengasumsikan perusahaan
dapat meluncurkan produk domestic mereka sama seperti di Negara lain, perusahaan
harus meninjau elemen berikut dan menemukan nama yang akan menambahkan
pendapat atau biaya : (1) Fitur produk, (2) Pelebelan, (3) Warna, (4) Bahan, (5)
Promosi penjualan, (6) Media iklan, (7) Nama merek, (8) Kemasan, (9) Pelaksanaan
iklan, (10) Harga.
Perilaku konsumen dapat sangat berbeda di setiap pasar. Contahnya salah satu
konsumen peminum minuman berkarbonasi tertinggi per kapita di dunia adalah
Amerika Serikat, dengan 204 liter, dan Italia salah satu yang terendah. Akan tetapi
Italia salah satu peminum air botol per kapita tertinggi di dunia, dengan 203 liter,
sementara Inggris hanya menkonsumsi 23 liter. Berbicara mengenai bir, Irlandia dan
Republik Ceko memimpin di depan dengan masing-masing 157 dan 131 liter per
kapita, dan Perancis salah satu terrendah pada 36 liter (Kotler P., Keller KL., 2009).

6. Pengaruh Negara Asal.


Dalam pasar global yang semakin terhubung dan semakin kompetitif, pejabat
pemerintah dan pemasar sangat memperhatikan bagaimana sikap dan kepercayaan
mengenai Negara mereka memengaruhi pengambilan keputusan konsumen dan bisnis.
Persepsi Negara asal adalah asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah
Negara. Pejabat pemerintah ingin memperkuat citra Negara mereka untuk membantu
pemasar domestic yang melakukan ekspor. Serat untuk menarik perusahaan dan
investor asing. Pemasar ingin menggunakan persepsi Negara asal yang positif untuk
menjual produk dan jasa mereka.
Persepsi Konsumen Tentang Negara Asal.

Pemasar global tahu bahwa pembeli mempunyai sikap dan kepercayaan berbeda
tentang merek atau produk dari berbagai Negara. Persepsi Negara asal ini dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen secara langsung dan tidak
langsung. Persepsi dapat dimasukkan sebagai atribut dalam pengambilan
keputusan atau mempengaruhi atribut lain dalam proses. Fakta bahwa merek
dianggap berhasil di panggung global dapat meningkatkan kredibilitas dan rasa
hormat. Beberapa studi menunjukkan hal sebagai berikut :
o Orang sering bersifat etnosentris dan lebih suka menggunakan produk dalam
negeri mereka sendiri, kecuali mereka bersal dari Negara yang kurang maju.
o Semakin bagus citra suatu Negara, semakin penting label Made In .
Harus ditampilkan.
o Dampak asal Negara bervariasi dengan jenis produk. Konsumen ingin tahu
dimana sebuah mobil dibuat, tetapi tidak untuk minyak pelumasnya.
o Negara tertentu menikmati reputasi atas barang tertentu : Jepang untuk mobil
dan elektronik, Amerika Serikat untuk inovasi teknologi tinggi, minuman
ringan, minuman, jeans, dll.
o Kadang-kadang persepsi Negara asal dapat meliputi seluruh produk Negara
tersebut.
7. Memutuskan Organisasi Pemasaran.
Perusahaan mengelola aktivitas pasar internasional dapat dilakukan dengan tiga cara :
melalui departemen ekspor, devisi internasional, atau organisasi global.

a. Departemen Ekspor.
Perusahaan biasanya masuk ke pemasaran internasional hanya dengan
mengirimkan keluar barang mereka. Bila penjualan internasional berkembang,
perusahaan membentuk departemen ekspor, yang terdiri dari seorang manajer
penjualan dan beberapa asisten. Dengan meningkatnya penjualan, departemen
ekspor berekspansi untuk mencakup bermacam-macam layanan pemasaran
sehingga perusahaan dapat mengejar bisnis dengan semakin agresif. Bila
perusahaan melakukan join venture atau berivestasi langsung, departemen ekspor
tidak lagi mencukupi untuk mengatur operasi internasional.
b. Devisi Internasional.
Banyak perusahaan terlibat dalam beberapa pasar dan usaha internasional. Cepat
atau lambat mereka membuat devisi internasioanal untuk menangani semua
aktivitas internasional. Devisi internasional dipakai oleh presiden devisi yang

menetapkan tujuan dan anggaran serta tanggung jawab terhadap pertumbuhan


internasional perusahaan. Staf korporasi internasional perusahaan terdiri dari
spesialis fungsional yang menyediakan layanan ke berbagai unit operasi. Unit
operasi dapat dikelola dengan beberapa cara :
o Pertama, mereka dapat membentuk organisasi geografis. Pejabat yang
melapor kepada presiden divisi internasional yaitu wakil presiden regional.
Unit opersai bertanggung jawab terhadap penjualan seluruh dunia. Wakil
presiden dapat menempatkan staf korporasi spesialis wilayah untuk keahlian
mereka pada daerah geografis yang berbeda.
o Terakhir, unit operasi dapat berupa anak perusahaan internasional, masingmasing dikepalai seorang presiden. Beberapa presiden anak perusahaan
melapor kepada presiden dari divisi internasional.
c. Organisasi Global.
Beberapa perusahaan benar-benar dapar menjadi organisasi global. Manajemen dan
staf korporat puncak mereka merencanakan fasilitas manufaktur, kebijakan
pemasaran, aliran financial, dan system logistic di seluruh dunia. Unit operasi
global melapor langsung kepada kepala eksekutif atau komite eksekutif, bukan
kepada kepala divisi internasional. Perusahaan melatih eksekutif mereka dalam
operasi di seluruh dunia, merekrut manajemen dari berbagai Negara, membeli
komponen dan persediaan pada biaya perolehan rendah, dan melakukan investasi
yang memiliki antisipasi tingkat pengambilan terbesar.

BISNIS INTERNASIONAL

Perdagangan dan Investasi Dalam Bisnis Internasional

Nama Kelompok :
Galuh Intan Khairuna

143112340370066

Sarah Sukowati

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2016

Anda mungkin juga menyukai