PROSEDUR DIAGNOSTIK
(URINALYSIS AND URINE CULTURE, SPECIFIC GRAVITY, OSMOLALITY,
RENAL FUNCTION TEST, DIAGNOSIS IMAGING, UROLOGIC ENDOSCOPIC
PROCEDURE, BIOPSY)
BLOK URINARY
Disusun oleh:
Riska Anisa
(145070200111007)
Kelompok 2
Kelas 1
Regular 1
feniketonuria
3. Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi karena urinalisis merupakan salah satu
tes non-invasif karena tidak ada risiko yang merugikan dari tes ini
namun pada pemeriksaan ini perlu diperhatikan pada pasien yang
menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan atau vitamin yang
dapat mempengaruhi urinalisis
4. Persiapan alat
a. Cairan antiseptic
b. Cairan sabun
c. Air steril
d. Kasa 44 cm
e. Botol steril untuk specimen
f. Sarung tangan sekali pakai untuk diberikan pada klien wanita
g. Bedpan untuk menampung urin awal dan akhir pada wanita
h. Urinal untuk klien pria
5. Prosedur pelaksanaan
5.1. Pengambilan Spesimen urin
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan spesimen urin:
mengejang
g. Biarkan urine mengalir ke dalam bedpan lalu ambil aliran
tengah untuk ditampung di botol steril dan yakinkan tidak
menyentuh genetalia
h. Mengirim spesimen ke laboratorium setelaah diberi label
i.
klien
5.4. Kultur Urin
5.4.1. Hari I
a. Hitung angka kuman
Siapkan 4 tabung yang berisi NaCl steril 0,9 ml
Tambahkan 0,1 ml urin kedalam tabung, kemudian
lakukan pengenceran dengan mengambil 0,1 mldari
tabung I ke tabung II dan seterusnya
Dengan menggunakan ose standar atau 10 UL ambil
masing-masing pengenceran tanam pada media
CLED, inkubasi 37C selama 24 jam
b. Untuk biakan kuman ambil urin, tanam pada media BHI,
inkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
5.4.2. Hari II
Sempel yang positif adanya kuman ditandai dengan
adanya kekeruhan, sempel yang positif ditanam pada
media BAP dan MC, inkubasi 37C selama 24 jam
Hitung angka kuman pada media CLED
5.4.3. Hari III
Koloni yang tumbuh di cat gram, bila gram negative
batang, maka tanam ke media gula-gula, inkubasi 37C
selama 24 jam. Bila gram positif coccus maka lakukan
catale test, coagulase test, tanam pada media D-Nase,
inkubasi 37C selama 24 jam
5.4.4. Hari IV
Baca pertumbuhan kuman pada media gula-gula dan media
lainnya, lakukan identifikasi kuman. Lakukan sencitivity test
pada media MH, inkubasi 37C selama 24 jam.
5.4.5. Hari V
Lakukan pembacaan, pengukuran diameter zona hambatan
6. Cara pembacaan
f.
hepatobiliary.
g. Nitrit: Beberapa bakteri penyakit, termasuk laktosa-positif
Enterobactericeae, Staphylococcus, Proteus, Salmonella, dan
Pseudomonas mampu mengurangi nitrat dalam urin menjadi
nitrit. Sebuah tes positif untuk nitrit menunjukkan bacteruria,
atau adanya bakteri dalam urin.
h. Urobilinogen: urobilinogen adalah zat yang terbentuk di
saluran pencernaan dengan pengurangan bakteri dari bilirubin
terkonjugasi. Peningkatan urobilinogen kemih terjadi pada
ikterus prehepatic (anemia hemolitik), hepatitis, dan bentuk
lain dari nekrosis hati yang merusak sirkulasi darah di hati dan
organ sekitarnya. Tes urobilinogen membantu dalam
membedakan kondisi ini dari ikterus obstruktif, yang
i.
tersebut. gips selular dan epitel ginjal (lapisan ginjal) sel adalah
tanda-tanda penyakit ginjal.
Pemeriksaan mikroskopis juga mengidentifikasi kristal baik
normal dan abnormal dalam sedimen. kristal abnormal yang
terbentuk sebagai hasil dari proses metabolisme normal dan
selalu signifikan secara klinis. kristal yang normal terbentuk dari
proses metabolisme normal; Namun, mereka dapat
menyebabkan pembentukan batu ginjal, atau batu ginjal.
Komponen
Warna
Opasitas
Berat jenis
Osmolalitas
pH
Glukosa
Keton
Protein
Bilirubin
Sel darah merah
Sel darah putih
Bakteri
Silinder
Kristal
7. Peran Perawat
7.1. Pre Prosedur
Peran perawat pada pre procedure adalah mempersiapkan alat
yang akan dibutuhkan, mempersiapkan pasien dan
mempersiapkan lingkungan. Memberikan inform consent ke
pasien untuk memperoleh persetujuan dari pasien. Perawat
memberikan penjelasan kepada pasien mengenai tujuan
prosedur yang akan dilakukan. Perawat menganjurkan kepada
pasien untuk membersihkan area genetalis sebelum berkemih.
Perawat juga emberikan edukasi mengenai bagaimana cara
menampung spesimen yang benar seperti yang dijelaskan di atas
bila pasien ingin melakukannya sendiri.
7.2. Intra Prosedur
Perawat membantu pasien dalam melakukan pengumpulan
sepesimen. Member label ke spesimen dan hindari sinar matahi
secara langsung pada waktu menangani spesimen. Mengecek
spesimen yang diberikan pasien dan hindari urin yang
SPECIFIC GRAVITY
1. Definisi
Menurut Lippincott, 2009 specific gravity adalah ukuran
konsentrasi dari zat terlarut, sebagai reflek kapasitas ginjal
terhadap konsentrasi urin. Kapasitas konsentrasi urin merupakan
jumlah pertama hilangnya fungsi ketika kerusakan renal tubular
terjadi. Specific grafity ditetapkan oleh perbandingan berat
spesimen urin dengan equivalen volume penyulingan air, yaitu
1.000. specific grafity urin berkisar dari 1.003 (sangat cair) ksampai
1.035 (konsentrasi tinggi).
Ada beberapa penilaian dalam pengukran spesifik grafity yatu
penilaian dengan refractometer, reagent strip atau refraktometer.
2. Indikasi
a. Komplikasi urinary tract infection (misalnya pyelonephritis)
b. Hypernatremia
c. Hyponatremia
d. Polyuria
3. Kontraindikasi
a. Pasien dengan DM
b. Pasien dengan pembedahan di saluran reproduksi
4. Persiapan Alat
a. Refraktometer atau reagent strip (Multistix)
b. Urinometer
c. Handscoon
d. Gelas penampung
e. Urin atau spesimen
f. Timbangan
g. Spuit
h. Aquadest
i. Pinset
j. Tabung reaksi
5. Prosedur Pelaksanaan
5.1. Persiapan pasien
a. Mengucapkan salam, memperkenalkan deiri dan menjelaskan
tujuan dari prosedur
b. Menjaga privasi pasien
c. Ketika pemisahan order urinalisisn pasien sebaiknya lebih
cepat dari 12 jam sebelum pengumpulan spesimen. Sebelum
mendapatkan USG (urine Specific Gravity) rutin (dimana
untuk dilanjutkan
Mengumpulkan spesimen
a. Jika dilakukan di tempat tidur lakukan tes USG segera setelah
pengumpulan spesimen
b. Jika test tidak selesai dengan benar, pendiinginan spesimen
untuk penundaan lebih dari 2 jam dapat menyebabkan hasil
OSMOLALITY
1. Definisi
Osmolalitas merupakan indeks konsentrasi zat terlarut.
Osmolalitas urin adalah ukuran konsentrasi partikel osmotik aktif,
terutama natrium, klorida, kalium, dan urea; glukosa dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap osmolalitas ketika hadir
dalam jumlah besar di urin.
Serum osmolalitas, ukuran jumlah partikel terlarut per unit air
dalam serum. Dalam larutan, semakin sedikit partikel zat terlarut
sebanding dengan jumlah unit air (pelarut), terkonsentrasi larutan
kurang. Sebuah osmolalitas serum yang rendah berarti lebih tinggi
dari jumlah air yang biasa dalam kaitannya dengan jumlah partikel
terlarut di dalamnya, dan menyertai overhydration, atau edema.
Peningkatan osmolalitas serum menunjukkan kekurangan volume
cairan. Pengukuran osmolalitas serum memberikan informasi
tentang status hidrasi dalam sel karena kesetimbangan osmotik
yang terus-menerus dipertahankan di kedua sisi membran sel
(homeostasis). Air bergerak bebas dan bolak-balik melintasi
membran dalam menanggapi tekanan osmolar yang diberikan oleh
molekul zat terlarut dalam intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Serum osmolalitas mencerminkan status hidrasi intraseluler serta
kompartemen ekstraseluler dan dengan demikian menggambarkan
keseluruhan hidrasi tubuh. Nilai normal untuk osmolalitas serum
270-300 mOsm / kg air.
Osmolalitas urin ukuran jumlah partikel terlarut per unit air
dalam urin. Sebuah ukuran yang lebih akurat konsentrasi urin dari
berat jenis, osmolalitas urine berguna dalam mendiagnosis
konsentrasi urin pada gangguan ginjal dan dilusi serta dalam
menilai status hidrasi. Nilai normal adalah 500-800 mOsm / L.
2. Indikasi
a. Penentuan plasma dan osmolalitas urine dapat berguna dalam
penilaian gangguan elektrolit dan asam-basa.
b. Perbandingan dapat menentukan status pengaturan air ginjal
pada kasus gangguan elektrolit yang parah, yang mungkin
terjadi pada diabetes insipidus.
c. Penurunan kadar
f.
V ( mL ) 1,74
( mg
dL )
mg
Pcr (
1440 SA( m2)
dL )
Ucr
Keterangan :
Ccr
: klirens kreatinin
Ucr
: kadar kreatinin
V
: volume kemih yang dikumpulkan dalam 24 jam
Pcr
: kratinin plasma
SA
: luas permukaan tubuh
1440
: jumlah waktu dalam menit dimana kemih
ditampung (24 jam 60 menit = 1440 menit)
6. Pembacaan Secara Global
6.1.
Kreatinin Serum
Kreatinindarah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh
karena itu kreatinin dianggap lebih sensitive dan merupakan
indicator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji dengan
kadar nitrogen urea darah (BUN). Sedikit peningkatan kadar BUN
dapat menandakan terjadinya hipovolemia (kekurangan volume
cairan). Namun kadar kreatinin sebesar 2,5 mg/dl dapat menjadi
indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin serum sangat berguna untuk
mengevalusi fungdi glomelurus
6.2.
BUN
Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan BUN
hampir selalu disatukan dengan kreatinin (dengan darah yang
sama. Rasio BUN terhadap kreatinin merupakan suatu indeks
yang baik untuk membedakan antara bebagai kemungkinan
penyebab uremia. Rasio BUN/kreatinin biasanya berada pada
rentang 12-20. Peningkatan kadar BUN dengan kreatinin yang
7.2.
a.
b.
c.
7.3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Intra Prosedur
Persiapan ke pasien
Melakukan pengambilan sample urin
Memberikan marker pada sampel urin
Post Prosedur
Menyerahkan sampel ke laboratorium
Mengambil hasil cek lab
Mengidentifikasi hasil
Menyerahkan ke dokter
Berdiskusi dengan dokter mengenai hasil
Memberikan hasi ke pasien
Menjelaskan hasil ke pasien dengan berkolaborasi bersamaa
dokter
DIAGNOSIS IMAGING
1. Definisi
Pencitraan diagnostic adalah suatu cara untuk mengahasilkan
gambar atau citra organ bagian dalam tubuh manusia dengan
menggunakan suatu peralatan dan hasil gambaran itu digunakan
dokter untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit. Contoh
pencitraan diagnostic dalam ilmu radiologi adalah USG dan MRI
USG adalah suatu alat radiologi yang menggunakan gelombang
suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran bentuk, gerak,
ukuran suatu organ dalam tubuh manusia. Kelebihan dari USG
adalah tidak menggunakan radiasi pengion, tidak menibulka rasa
sakit, pemeriksaanya cepat, aman dan mudah serta memiliki nilai
diagnostic yang tinggi. Kekurangganya sendiri tidak mampu menilai
tulang, tidak dapat digunakan untuk melihat organ tubuh berongga
yang berisi gas.
Satyanegara (2010) mengatakan hampir seluruh tubuh
menganding hydrogen dalam bentuk air dan lemak. Maka dari itu,
hampir seluruh jaringan dan organ dapat diperiksa dengan MRI,
kecuali korteks tulang dan organ-organyang mengandung udara
seperti paruparu dan lambung.
Ada beberapa keunggulan aplikasi pemeriksaan MRI cranial
dibanding CT Scan yaitu untuk ksaus-kasus sklerosis multiple dan
penyakit-penyakit demieliminasi, lesi-lesi fosa posterior (tumor,
infark), akumulasi cairan ekstra aksial, penyakit metabolic dan
degeneratif, epilepsy/temporal lobe seizures. Sebaliknya CT Scan
cenderung lebih unggul pada kasus-kasus trauma akut seperti
fraktur kalvaria dan perdarahan akut, (kususnya subaraknoid),
meningioma, pasien-pasien yang tidak kooperatif, pasien-pasien
dengan klip dan alat pacu jantung, lesi-lesi yang berklasifikasi.
2. Indikasi
2.1.
MRI
a. Susunan saraf pusat (otak, tulang belakang)
b. Persendian (musculoskeletal)
c. Pemeriksaan toraks (mediastinim)
d. Kardiovaskuler (jantung)
e. Abdomen (organ visceral)
f. Ginekologi
g. Urogenital
h. Sumbatan ureter
i.
j.
k.
l.
2.2.
a.
b.
Fibrillipomatosis
Infeksi
Kista ginjal
Tumor
CT Scan
Mendeteksi perdarahan intra Cranial
Lesi yang memenuhi rongga otak (Space Occupying
c.
d.
e.
2.3.
a.
b.
c.
Lesion/SOL)
Edema cerebral
Adanya perubahan struktur otak
Mengidentifikasi infark, hidrosevaalus dan atrofi otaak
Urogravi Intravena (IVU)
Hematuria
Batu ginjal
Kolik ureter atau kecurigaan adanya batu. Pasien dengan
retensi urin dan infeksi saluran kemih dianjurkan untuk
4.1.
MRI
Alat MRI
4.2.
CT Scan
a. Alat CT Scan
b. Spuit
c. Bahan kontras
4.3.
USG
a. Alat USG
5. Prosedur Pelaksanaan
5.1.
Persiapan pasien
a. Lakukan inform consent
b. Tanyakan riwayat alergi
c. Lihat fungsi ginjal (kreatinin <1,3 gr/dl)
d. Lakukan tes alergi dengan cara:
Suntikkan 1 cc bahan kontras, intravena, tunggu 5 menit,
lihat reaksi alergi +/ Suntikkan 0,5 cc intra cutaana, tunggu 5 menit, lihat
reaksi alergi +/ Bila tidak ada alergi suntukkan bahan kontras intravena
sesuai dosis 1 cc/kgBB untuk dewasaa, 1-2 cc/kgBB untuk
5.2.
anak-anak
MRI
g.
prosedur.
Jika prosedur menggunakan pewarna kontras, pasien akan
dipindahkan dari pemindai setelah set pertama scan telah
selesai. Set kedua scan akan diambil setelah pewarna kontras
j.
telah diberikan.
Jika pewarna kontras yang digunakan untuk prosedur, pasien
mungkin merasa efek ketika pewarna disuntikkan ke jalur IV.
Efek ini termasuk kemerahan, rasa asin atau logam di mulut,
sakit kepala, atau mual dan muntah. Efek biasanya
berdebar-debar.
Bila prosedur telah selesai, pasien akan dipindahkan dari
pemindai.
m. Jika infus dimasukkan untuk pemberian kontras, infuse set
tersebut akan diganti.
n. Pasien mungkin diminta untuk menunggu waktu singkat
sementara ahli radiologi memeriksa scan untuk memastikan
kejelasan hasilnya.
5.4.
USG
Teknik Pemeriksaan USG Ginjal:
a. Posisi supine & lateral decubitus
b. Menggunakan gel sebagai coupling medium
c. Transduser 3,5 MHz yang umum dipakai. Transduser 5 MHz
untuk menghasilkan gambar yang sangat baik pada anakanak/ dewasa kurus.
d. Menahan nafas pada saat inspirasi maksimal memindahkan
ginjal ke arah inferior sekitar 2,5 cm dan dapat menghasilkan
gambar lebih baik.
USG Ginjal kanan:
Transduser sepanjang batas lateral subkostal kanan pada
garis aksilaris anterior selama menahan napas saat inspirasi.
USG Ginjal kiri:
IVU
Sebanyak 50-100 ml media kontras dengan osmolar rendah
6.4. IVU
a. Foto 5 menit post injeksi
Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.
b. Foto 15 menit post injeksi
Tampak kontras mengisi ginjal, ureter.
c. Foto 30 menit post injeksi (full blass)
Tampak blass terisi penuh oleh kontras
d. Foto Post Mixi
Tampak blass yang telah kosong.
7. Peran Perawat
7.1. Pre Prosedur
a. Peran perawat USG
Menjelaskan kepada klien tujuan dan prosedur pemeriksaan
MRI
Mengantarkan klien ke tempat pemeriksaan diagnostik
b. Peran perawat MRI
Khusus untuk MRI yang memerlukan zat kontras, maka
menganjurkan klien untuk puasa 4 jam sebelumnya.
Ajarkan prosedur pemeriksaan
Pindahkan alat bantu terutama yang dapat menyebabkan
interferensi pada medan magnet
Jelaskan pada klien bahwa mereka memerlukan waktu
berada pada alat selama 30 menit
Kaji kebutuhan obat penenang (Sunardi. 2008).
Membantu pasien melepaskan semua barang-barang yang
terbuat dari logam (Jam tangan dan dompet yang berisi
kartu kredit harus disimpan di loker karena medan magnet
akan merusak kartu kredit).
Bila pasien mempunyai benda-benda logam ditanam dalam
tubuh (implant, stent, pen, pacemaker, hearing aid, gigi
palsu) harus disampaikan pada petugas.
c. Peran Perawat CT Scan
Peran perawat pada CT scan tanpa kontras
Memberi penjelasan kepada pasien tentang indikasi
pemeriksaan CT scan dan risikonya
Pengkajian
Pengkajian terutama ditujukan kepada penggunaan zat
kontras. Zat yang umum digunakan adalah iodium atau
barium. Kaji apakah ada adanya reaksi terhadap zat kontras
seperti hematoma pada tempat injeksi dan nadi pada area
sekitarnya Sedangkan sebelum pemberian perlu diaji apakah
klien memiliki elargi tertentu contohnya terhadap iodium
badan.
kebersihan mulut.
g. Sampaikan untuk rawat jalan terus-menerus sampai
dinyatakan sembuh
BIOPSY
1. Definisi
Biopsi ginjal dilakukan dengan menusukkan jarum biopsi
melalui kulit ke dalam jaringan renal atau dengan melakukan biopsi
terbuka
melalui
luka
insisi
yang
kecil
didaerah
pinggang.
serta
imunofluoresen.
Khususnya
bagi
penyakit
lebih
dahulu
untuk
mengidentifikasi
setiap
resiko
Alasan
Resiko Perdarahan
uncorrected platelet
dysfunction, bleeding or
coagulation disorders,
haemorrhagic tendencies
Perinephric abscess or
Subsequent abscess
pyelonephritis
Pasien tidak kooperatif atau
development
Tidak dapat mengikuti
gangguan mental
Documented renal
membutuhkan sedasi
Resiko Penyebaran
neoplasm/tumor
Hipertensi yang tidak
terkontrol
perdarahan walaupun
dengan waktu pembekuan
yang normal
Perdarahan yang tidak
terkontrol karena
nefroektomi atau sumbatan
saluran urinari dari
gumpalan darah yang dapat
menyebabkan gagal ginjal
4. Persiapan Alat
a. Sedative (xylazyne hydrochloride and butorphanol tertrate)
b. 14-gauge, 6-inch (15 cm) biopsy needle
c. Clippers
d. Material untuk persiapan aseptik
e. Sarung tangan steril
f. 2% mepivacaine (Carbocaine) or other suitable local anesthetic,
25-gauge needle, and 3-ml syringe
g. Sterile sleeve and sterile lubricant for ultrasound-guided biopsy
of the right kidney
h. 10% buffered formalin (Saunders, 2008).
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Biopsi ginjal biasanya dilakukan di rumah sakit dan klien
sepenuhnya terjaga dengan obat penenang ringan. Anestesi
lokal diberikan sebelum jarum dimasukkan.
b. Pasien diposisikan berbaring di perut mereka untuk
memposisikan ginjal dekat permukaan punggung klien. Biasanya
diletakkan bantal di bawah perut. Dan untuk biopsy
transplantasiginjal,prosedurnyaserupa namunkarenaposisi
ginjaldi perut bagian bawahdan penempatan ginjal lebih
superficial,pasien diposisikantelentang.
c. Dokter menandai situs entri, membersihkan daerah tersebut,
dan menyuntikkan obat penghilang rasa sakit lokal. Semua
prosedur dilakukan dengan teknik steril.
d. Untuk biopsi yang menggunakan jarum dimasukkan melalui
kulit, dokter menggunakan x-ray atau peralatan USG untuk
menemukan ginjal dan jarum yang digunakan untuk
mengumpulkan jaringan.
e. Pasien diminta untuk menahan nafas mereka ketika dokter
menggunakan alat pegas untuk memasukkan jarum biopsi dan
mengumpulkan jaringan, biasanya sekitar 30 detik atau sedikit
lebih lama untuk setiap penyisipan. Instrumen pegas membuat
f.
jaringan.
a. Pasien yang rentan terhadap masalah perdarahan tidak harus
dibiopsi melalui kulit. Pasien-pasien ini mungkin bisa menjalani
biopsi ginjal melalui operasi terbuka di mana ahli bedah
membuat sayatan dan dapat melihat ginjal untuk
mengumpulkan sampel jaringan.
6. Pembacaan Secara Global
6.1. Makroskopis
Terdapat 2 keping jaringan panjang 5 cm, diameter 0,2 cm dan
panjang 1,5 cm, diameter 0,2 cm, warna putih
6.2. Mikroskopis
Pada pengecatan pass jones sediaan cukup representative (8
buah Glomelurus), glomelurus hiperseluler, mesaangial fokal
segmental lumen kapiler tidak mengecil, dinding kapiler tidak
menebal, tubulus dilapisi epitel kuboid selapis,sebagian
kolumner bersilia, tidak mengandung hyaline cast stroma
intestinal sebagian vibrotik vaskuler tidak skleroyik
7. Peran Perawat
7.1.
Pre Prosedur
a. Memberitahu pasien untuk tidak mengkonsumsi obat
obatan yang dapat mempengaruhi pembekuan darah
paling tidak selam satu minggu sebelum proses biopsy
b. Jika pasien memerlukan obat untuk penyakit lain lakukan
konsultasi dengan dokter
c. Menyiapkan inform consent
d. Menjelaskan tindakana yang akan dilakukan
7.2.
Intra Prosedur
a. Membantu peralatan yang dibutuhkan dokter saat
melakukan operasi
b. Memantau monitor media operasi
c. Melakukan injeksi blus dan pengecekan darah pasien
7.3.
Post Prosedur
a. Merapikan alat pasca operasi
b. Mengevaluasi pasien pasca biopsy
c. Memantau kondisi pasie
DAFTAR PUSTAKA
Encyclopedia of Surgery. Urinalysis. Victoria E. DeMoranville Mark A.
Best (Online). (Diakses pada 23 Mei 2016,
http://www.surgeryencyclopedia.com/St-Wr/Urinalysis.html
Mayo Clinic Staff. 2014. Test and Procedures Urinalysis (Online).
(Diakses pada 23 Mei 2016, http://www.mayoclinic.org/testsprocedures/urinalysis/basics/results/prc-20020390)
Nurachmah, Elly. 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan MedikalBedah. Jakarta: EGC Vorvick. Linda J. 2015. Urinalysis (Online).
(Diakses pada 23 Mei 2016,
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003579.htm)
Flasar, Cathy. 2008. What is Urine Specific Gravity ?(Online).(
http://journals.lww.com/nursingcriticalcare/Citation/2008/11000/W
hat_is_urine_specific_gravity_.3.aspx, diakses pada 23 Mei 2016)
Ghadban, Rugheed. 2014. Specific Gravity (Online).
(http://emedicine.medscape.com/article/2090711overview#showall, diakses pada 23 Mei 2016)
Lippincott, Williams. 2009. Nursing Procedures. 5th. New York: Wolters
Kluwer
Newman D, Price C. 2006. Renal function and nitrogen metabolites. In
Tietz Textbook of Clinical Chemistry. Fourth edition. Philadelphia:
WB Saunders Company
Jacobs & DeMott Laboratory Test Handbook (2001) Lexi-Comp, Inc,
Hudson, OH, 5th Edition, pp 236-237 (Online).
(ttps://www.childrensmn.org/Manuals/Lab/UrineStool/020099.pdf,
diakses pada 23
Saunders, 2008. Equine Emergencies Treatment and Procedures. St
Louis: Elseiver.
Sunardi. 2008. Computed Tomography Scan (CT Scan) dan
MagneticResonance Imaging (MRI) Pada Sisten Neurologis.
nardinurses.files/2008/01/konsep-ct-scan-mri.pdf. Diakses 6 Juni
2014 2.54 pm.