Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN

Hubungan Higiene Perorangan dengan Kejadian Demam Tifoid


Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
Oleh :
SELVIA GANDASARI SILALAHI
11000002

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2014

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi

yang terutama menyerang saluran pencernaan manusia. 1 Demam tifoid ditularkan melalui
konsumsi makanan dan minuman yang tercemar oleh Salmonella typhi dari feses atau
urin orang yang terinfeksi.2 Penegakan diagnosis sedini mungkin pada demam tifoid
sangat bermanfaat agar dapat diberikan terapi yang tepat dan dapat

meminimalkan

komplikasi.3
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa demam tifoid merupakan
masalah serius di daerah endemik (Amerika tengah dan selatan, India, Asia Tenggara, dan
Afrika) dimana setiap tahun terdapat antara 16 33 juta kasus yang menyebabkan > 1,5
juta kematian setiap tahunnya.2 Di dunia, diperkirakan terdapat 22 juta kasus demam
tifoid, yang menyebabkan 200.000 kematian setiap tahunnya. Insiden tertinggi (>100
kasus per 100.000 populasi per tahun) di Asia Tenggara dan Amerika Selatan, insiden
menengah (10-100 kasus per 100.000) di seluruh Asia, Afrika, Amerika Latin, dan
Oceania (tidak termasuk Australia dan Selandia Baru) dan insiden rendah di negara
bagian lain di dunia.4
Di Indonesia, yang merupakan negara berkembang dan juga merupakan daerah
endemik, prevalensi demam tifoid klinis nasional sebesar 1,6 (rentang 0,3% - 3%). Dua
belas provinsi mempunyai prevalensi diatas angka nasional, yaitu provinsi NAD,
Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua Barat, dan Papua. Di 18
provinsi, kasus demam tifoid sebagian besar terdeteksi berdasarakan diagnosis oleh
tenaga kesehatan, sedangkan di provinsi lainnya, demam tifoid terdeteksi berdasarkan
gejala klinis.5 Pada Tahun 1996, case fatality rate (CFR) demam tifoid adalah sebesar
1,08% dari seluruh angka kematian di Indonesia.3
Di negara berkembang, dimana demam tifoid merupakan penyakit endemik,
sebagian besar kasus demam tifoid yang terjadi disebabkan oleh sanitasi perorangangan
terutama perilaku mencuci tangan dan konsumsi makanan yang tercemar oleh Salmonella

typhi.2,6 Cara mencuci tangan yang benar adalah mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan, sebelum menyiapkan makanan, setiap kali tangan kotor, antara lain setelah
memegan uang, berkebun, dan setelah berpergian dari luar rumah, setelah buang air
besar, setelah menceboki bayi/anak, setelah menggunakan pestisida/insektisida, setelah
memegang unggas atau binatang, dan sebelum menyusui bayi. 7 Menurut data dari Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, prevalensi nasional berperilaku benar dalam
mencuci tangan adalah 23%. Sebanyak 15 provinsi mempunyai prevalensi berperilaku
benar dalam mencuci tangan dibawah prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh
Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka
Belitung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Menurut karakteristik usia,
presentase penduduk dengan usia 10 tahun keatas yang berperilaku benar dalam hal
mencuci tangan, semakin tinggi usia semakin baik perilaku benar dalam mencuci tangan,
tetapi menurun lagi pada usia 55 tahun keatas. Menurut karakteristik jenis kelamin,
presentase perempuan yang berperilaku benar dalam mencuci tangan lebih tinggi
dibanding laki-laki. Semakin tinggi pendidikan, perilaku benar dalam mencuci tangan
semakin tinggi. Perilaku benar dalam mencuci tangan pada penduduk perkotaan lebih
tinggi daripada pedesaan. Sedangkan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga,
maka semakin tinggi juga presentase perilaku benar dalam mencuci tangan.5
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Pirngadi Medan, di dapat jumlah data penderita yang mengalami demam tifoid pada
bulan Januari sampai Juni 2014 adalah sebanyak 108 kasus.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis ingin meneliti
mengenai Hubungan antara Higiene Perorangan dengan Kejadian Demam Tifoid di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014.

1.2.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang diambil dari latar belakang masalah diatas adalah adakah
hubungan higiene perorangan dengan kejadian demam tifoid di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014?

1.3.

HIPOTESIS
Semakin baik higiene perorangan, semakin rendah angka kejadian demam tifoid.

1.4.

TUJUAN PENELITIAN

1.4.1. Tujuan Umum


Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
higiene perorangan dengan kejadian demam tifoid.
1.4.2

1.5.

Tujuan Khusus
a.

Mengetahui karakteristik sampel penelitian.

b.

Mengetahui proporsi penderita demam tifoid.

c.

Mengetahui gambaran higiene perorangan pada penderita demam tifoid.

MANFAAT PENELITIAN
a.

Sebagai informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit Umum Dr.
Pirngadi Medan tentang hubungan higiene perorangan dengan kejadian
demam tifoid.

b.

Sebagai informasi tambahan mengenai higiene perorangan yang


mempengaruhi kejadian demam tifoid.

c.

Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas HKBP


Nommensen.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Astikawati R, Widoyono, editors. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan,


Pencegahan, & Pemberantasannya. 2nd ed. Semarang: Erlangga Medical Series;
2011. p. 41.

2.

Crosta P. What is typhoid fever What is typhoid - Medical News Today. 9 July
[Internet]. 2009;12. Available from:
http://www.medicalnewstoday.com/articles/156859.php

3.

Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, K Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2010. p. 27978.

4.

Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J, editors.
Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.

5.

Penelitian B, Pengantar K. Riset Kesehatan Dasar 2007. 2007. p. 1078, 2024.

6.

Clinic M, Staff. Diseases and Conditions Typhoid Fever. 22 Augustus [Internet].


2012 [cited 2014 Oct 9];12. Available from: http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/typhoid-fever/basics/definition/con-20028553

7.

Penelitian B, Pengembangan DAN, Pengantar K. RISET KESEHATAN DASAR


2013. 2013. p. 1678.

8.

Asdie H A, Hartono A, Sadikin V, Rusmiyati, editors. Harrison Prinsip-Prinsip


Ilmu Penyakit Dalam. 13th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. p.
755.

Anda mungkin juga menyukai