Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

PERCOBAAN 1 DAN 2:
Percobaan 1 : Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair
Percobaan 2 : Pemisahan dan Pemurnian Zat
Padat
Nama

: Ghassani Muzakki S. H.

NIM

: 11215018

Kelompok

:3

Tanggal Percobaan : 7 September 2016


Tanggal Laporan

: 21 September 2016

Asisten

: Theodorus Felix (10512060)


M. Ali Akbar (10512092)

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


PROGRAM STUDI KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016

PERCOBAAN 1 :
Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:
Destilasi dan Titik Didih
I.

Tujuan Percobaan
1. Menentukan suhu dan indeks bias distilat campuran
aseton-air dan distilat bertingkatnya.
2. Menentukan suhu dan indeks bias zat murni dalam
campuran aseton-air dan metanol-air.
3. Menentukan suhu dan volume distilat azeotrop terner
campuran metanol-air.
4. Menentukan galat dari masing-masing destilasi.

II.

Teori Dasar
Destilasi merupakan salah satu metode pemurnian zat
campuran yang berdasar pada perbedaan tingkat volatilitas,
yakni kemudahan zat untuk menguap pada suhu dan tekanan
tertentu. Metode ini dapat digunakan untuk memurnikan
senyawa-senyawa yang memiliki titik didih berbeda sehingga
dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang
tinggi. Destilasi merupakan proses fisika dan tidak terjadi
reaksi kimia selama proses berlangsusng.
Titik didih suatu zat cair diartikan sebagai temperatur di
mana besarnya tekanan uap dari zat cair sama dengan
tekanan atmosfer, sehingga terjadi perubahan fasa dari cair
menjadi gas (uap). Titik didih suatu zat cair pada tekanan 1
atm disebut sebagai titik didih normal (Wilcox & Wilcox,
1995).
Ada tiga tahapan utama dalam melakukan destilasi
pada

zat

cair; penguapan, pendinginan, pengembunan.

Metode operasi destilasi merupakan metode yang digunakan

untuk memisahkan komponen-komponen lain yang terdapat


dalam salah satu senyawa, bergantung pada distribusi
komponen-komponen

tersebut

di

antara

fasa

uap

dan

cairnya. Syarat utama dalam mengoperasikan pemisahan


komponen-komponen lain menggunakan cara destilasi adalah
komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan,
dengan terjadinya keseimbangan larutan-larutan, dengan
komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Secara sederhana, proses destilasi dapat dijelaskan
melalui gambar berikut:

Suatu campuran dalam fasa cair (15) dimasukkan


kedalam labu (2) yang dipanaskan melalui penangas (14)
melalui heater (13). Pada saat dipanaskan, sedikit demi
sedikit campuran akan menjadi uap (suhu uap dapat diamati
dari termometer (4)) yang naik melalui pipia (3) dan mengalir
melalui pendingin/kondenser (5). Pendinginan uap dilakukan

dengan cara megalirkan air dingin dari lubang bawah pipa (6)
yang di alirkan ke lubang pipa bagian atas (7). Setelah
melalui pendingin, uap akan mengembun dan memnbentuk
cairan kembali dan masuk ke adaptor (10) lalu menetes ke
labu destilat (8).
Destilasi berperan banyak dalam kehidupan manusia,
metode ini merupakan kunci utama dalam pemisahan fraksifraksi minyak bumi. Minyak bumi dipisahkan menjadi fraksifraksi tertentu berdasarkan perbedaan titik-titik didihnya.
Alkohol

yang

terbentuk

dari

proses

fermentasi

juga

dimurnikan dengan cara destilasi.


Minyak-mintak atsiri alami yang mudah menguap dapat
dipisahkan menggunakan metode destilasi. Banyak minyak
atsiri alami yang dapat diperoleh melalui cara destilasi,
seperti minyak serai, minyak jahe, minyak cengkeh, dsb.
Selain itu, minyak kayu putih dan pemisahan garam dari air
laut pun menggunakan metode destilasi.
III. Data Pengamatan
1. Destilasi Sederhana
Suhu tetes pertama

: 54oC

Indeks bias referensi

: 1.359

FRAKSI
1

INDEKS BIAS
1.5855

2. Destilasi Bertingkat
Suhu tetes pertama

: 35oC

Indeks bias referensi

: 1.359

FRAKSI
1

INDEKS BIAS
1.38121

3. Destilasi Azeotrop Terner


Suhu tetes pertama

: 48oC

Indeks bias referensi

: 1.3284

FRAKSI

SUHU TETES

INDEKS BIAS

PERTAMA
48oC

Fase 1 : 1.353
Fase 2 : 1.364
1.363
1.362

2
3

58 C
55 oC

IV. Pengolahan Data


1. Distilasi sederhana
n 20oC

n exp + 0.00045 (T - 20)

1.5855 + 0.00045 (27 - 20)

=
Galat

1.58865

|n 20n ref |

n ref

|1.588651.359|

=
=

100

1.359

100

16.9%

FRAKSI

n exp

n 20oC

GALAT

1.5855

1.58865

16.9 %

2. Distilasi Bertingkat
n 20oC

n exp + 0.00045 (T - 20)

1.38121 + 0.00045 (27 - 20)

=
Galat

=
=

1.38436

|n 20n ref |
n ref

100

|1.384361.359|
1.359
1.87 %

100

FRAKSI

n exp

n 20oC

GALAT

1.38121

1.38436

1.87 %

3. Destilasi Azeotrop Terner


n 20oC (1)

n exp + 0.00045 (T - 20)

1.352632 + 0.00045 (27 - 20)

=
n 20oC (2)
n 20oC (3)

Galat (1)

1.355782

1.363197 + 0.00045 (27 - 20)

1.366347

1.361688 + 0.00045 (27 - 20)

1.364838

|n 20n ref |

n ref

|1.3557821.3284|

=
=
Galat (2)

1.3284

Galat (3)

|1.3663471.3284|
1.3284

100

2.86 %

|1.364381.3284|

=
=

100

2.061 %

=
=

100

1.3284
2.74 %

FRAKSI

n exp

n 20oC

GALAT

1.352632

1.355782

2.06 %

100

V.

1.363197

1.366347

2.86 %

1.361688

1.364838

2.74%

Pembahasan
Ada beberapa jenis destilasi yang dilakukan dalam
eksperimen ini, antara lain destilasi sederhana, destilasi
bertingkat

dan

destilasi

azeotrop

terner.

Terdapat

perbedaan fungsi dari masing-masing destilasi, destilasi


sederhana

dan

bertingkat

sebagai

contoh,

destilasi

sederhana digunakan untuk memisahkan dua atau lebih


zat

cair

yang

sedangkan

memiliki

destilasi

memisahkan dua

perbedaan

bertingkat

atau lebih

titik

didih

digunakan

jauh,
untuk

zat cair yang memiliki

perbedaan titik didih dekat.


Benzene atau Toluen dalam percobaan destilasi
azeotrop terner berfungsi memisahkan metanol dari air.
Dapat dilihat dari sifat, bahwa benzene mudah larut dalam
alkohol, kloroform, eter, karbon disulfida, aseton, metanol,
minyak, karbon tetraklorida dan asam asetat. Dengan
terpisahnya metanol dari air, didapatkan uap murni yang
kemudian masuk kedalam sistem destilasi sederhana.
Indeks

bias

didefinisikan

sebagai

perbandingan

antara kecepatan suatu benda dalam ruang hampa dengan


cepat rambat cahaya. Dalam pengolahan data, terdapat
koreksi indeks bias. koreksi ini (n 20oC) muncul karena pada

pengukuran indeks bias terjadi peristiwa


Attenuation

adalah

peristiwa

attenuation.

melemahnya

intensitas

cahaya apabila terus melewati medium yang sama. Maka


dari itu diperlukan koreksi ini untuk mendapatkan nilai
yang lebih tepat.
Dilihat pada tabel hasil destilasi azeotrop, nilai galat
di fraksi 2 dan fraksi 3 lebih besar daripada fraksi pertama.
Besarnya galat ini muncul karena dalam proses destilasi
yang telah berlangsung lama, senyawa yang menguap
telah terkontaminasi pengotor yang ikut menguap, karena
ada kemungkinan bahwa sebagian dari pengotor, yang titik
didihnya diatas senyawa yang sedang dimurnikan, telah
mencapai titik didihnya setelah waktu pemanasan yang
lama, sehingga ikut menguap dan menjadikan galat dari
indeks bias semakin besar. Dengan tidak murninya suatu
senyawa, maka kepekatan dari senyawa tersebut akan
berbeda pula, hal ini menyebabkan galat pada indeks bias.

VI. Kesimpulan

Suhu pertama
(oC)
Indeks Bias

Sederhana

Bertingkat

54

35

Terner
48
Fase 1 :

1.5855

Galat (%)

Azeotrop

16.9 %

1.38121

1.87 %

1.353
Fase 2 :
1.364
2.06 %

Hasil percobaan menunjukkan suhu, indeks bias, serta


galat dari destilasi sederhana, bertingkat dan azeotrop

terner. Suhu tetes pertama destilasi sederhana adalah 54oC


dengan indeks bias 1.5855 dan galat 16.9 %. Tetes pertama
pada destilasi bertingkat adalah 35oC dengan indeks bias
1.38121 dengan galat 1.87 %, dan pada destilasi azeotrop
terner, suhu tetesan pertamanya adalah 58 oC, dengan
indeks bias pada fase 1 senilai 1.35 dan fase 2 1.364, serta
galat 2.06%.

VII. Daftar Pustaka

Anonim. (2013), Destilasi. [online] Tersedia


http://www.ilmukimia.org/2013/05/destilasi.html.
Diakses 17 September 2016.

Rusli, R. (tanpa tahun). Destilasi. [online] Tersedia


http://rolanrusli.com/destilasi/.
Diakses 17 September 2016.

Wilcox, C.F., Wilcox, M.F. 1995. Experimental Organic


Chemistry: a

Small

Scale

Approach, 2nd edition. Prentice


Hall: New Jersey, 44-65

Anda mungkin juga menyukai