Anda di halaman 1dari 8

GENERATOR SINKRON DAN KOMPENSATOR

MOTOR SINKRON
Sahal Fatih Pratama
Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Abstrak
Motor sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada kecepatan sinkron, tanpa slip, bekerja
pada kecepatan tetap pada sistem frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus DC untuk pembangkitan
daya dan memiliki torsi awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal
untuk beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu memperbaiki faktor daya sistem sehingga sering digunakan pada sistem yang menggunakan banyak
listrik. Karena penyalaannya yang memerlukan proses yang panjang, pada aplikasinya ketika motor tidak
sedang digunakan motor difungsikan sebagai supplier daya reaktif yang dapat memperbaiki fakor daya.
Kata kunci Motor sinkron mampu memperbaiki faktor daya sistem.
BAB I
PENDAHULUAN
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin
sinkron yang digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi
daya listrik. Sedangkan Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang
digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan
kumparan medan pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sama
dengan mesin induksi, sedangkan kumparan medan mesin sinkron
dapat berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara
sama rata (rotor silinder). Arus searah (DC) untuk menghasilkan
fluks pada kumparan medan dialirkan ke rotor melalui cincin dan
sikat. Jadi kontruksi motor sinkron ini adalah sama dengan generator
sinkron, bedanya hanya bahwa generator sinkron rotornya diputar
untuk menghasilkan tegangan, sedangkan motor sinkron statornya
diberi tegangan agar rotornya berputar. Mesin sinkron bila
difungsikan sebagai motor berputar dalam kecepatan konstan.
Apabila dikehendaki kecepatan yang bersifat variabel, maka motor
sinkron dilengkapi dengan pengubah frekuensi seperti Inverter atau
Cyclo-converter.
Pada makalah ini kita akan menjelaskan cara mensinkronkan
generator sinkron ke jaringan untuk membuktikan bahwa generator
sinkron yang sudah di sinkronkan pada jala jala dapat mensupply
daya pada jaringan. Kemudian generator sinkron diubah fungsikan
menjadi motor sinkron dengan sumber tiga fasa. Pada saat awal
mesin sinkron bertindak sebagai generator maka motor DC lah yang
akan memutar generator. Setelah mesin melalui tahap sinkronisasi
menjadi generator, kemudian motor dc dimatikan. Seketika itu pula
generator sinkron berubah menjadi motor sinkron dan motor dc
berubah menjadi generator dc. Ketika generator sinkron diubah
menjadi motor sinkron maka dapat difungsikan sebagai supply
kapasitor (daya reaktif negatif) digunakan untuk memperbaiki faktor
daya (cos

).

BAB II
DASAR TEORI
2.1. Synchronous Motor
Synchronous motor adalah motor AC tiga-fasa yang
dijalankan pada kecepatan sinkron, tanpa slip. Synchronous
motor adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada
kecepatan sinkron, tanpa slip. Penggunaan motor sinkron
tidak seluas motor asinkron. Secara umum penggunaan motor
sinkron difungsikan sebagai generator, akan tetapi motor
sinkron tetap digunakan oleh industri yang membutuhkan
ketelitian putaran dan putaran konstan.
Sebuah motor sinkron selalu beroperasi pada kecepatan
konstan, pada kondisi tidak berbeban. Tetapi apabila motor
diberi beban, maka motor akan selalu akan berusaha untuk
tetap pada putaran konstan. Dan motor akan melepaskan
kondisi sinkronnya apabila beban yang ditanggung terlalau
besar ( Torsi Pull-out ).
Motor sinkron memiliki kekurangan didalam melakukan
start dengan sendirinya. Karena tidak memiliki torsi start
awal, oleh karena itu motor sinkron memerlukan beberapa alat
bantu untuk membantu didalam start awal sehingga masuk
didalam kondisi sinkron.
Pada sebuah induksi motor, rotor harus memiliki slip.
Kecepatan rotor harus kurang atau terlambat dari perputaran
fluks stator supaya arus diinduksikan ke rotor. Jika induksi
rotor motor tersebut itu bertujuan untuk mencapai kecepatan
sinkron, maka tidak ada garis gaya yang memotong melalui
rotor, sehingga tidak ada arus yang akan diinduksikan ke rotor
dan tidak ada torsi yang akan dikembangkan.

2.2. Kontruksi Motor Sinkron


Motor Sinkron terdiri atas dua komponen penting yaitu
stator dan rotor, yang mana komponen ini adalah komponen
umum atau dasar pada sebuah motor.
1) Rotor : bagian dari motor sinkron yang berputar.
Perbedaan utama antara motor sinkron dan motor
induksi adalah bahwa rotor motor sinkron berjalan
pada kecepatan putar yang sama dengan perputaran
medan magnet. Hal ini menyebabkan medan magnet
rotor tidak lagi terinduksi. Rotor pada motor sinkron
memiliki magnet permanen atau arus DC excited, yang
dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila di
hadapkan pada medan magnet lainnya. Tipe rotor pada
motor sinkron terbagi menjadi 2, yaitu salient pole
(menonjol) dan non-salient pole (tidak menonjol).
2) Stator : bagian dari motor sinkron yang diam. Stator
pada motor sinkron menghasilkan medan magnet
berputar yang sebanding dengan frekuensi listrik yang
dimasuk ke stator. Medan magnet di stator ini berputar
pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh
persamaan berikut:
Ns = 120f / P
dimana :
Ns
= Kecepatan sinkron
f
= Frekuensi
P
= Jumlah kutub

Gambar 1. Konstruksi Motor Sinkron

2.3. Karakteristik Motor Sinkron


Terdapat beberapa sifat penting dari motor sinkron
diantaranya adalah :
Kelebihan dari pengaplikasian motor sinkron antara :
1) Daya motor sinkron lebih baik sehingga efisiensi
energi sangat besar.
2) Putaran tidak berkurang meskipun beban
bertambah.
3) Bila terjadi overload, motor akan langsung
berhenti sehingga akan lebih aman.
4) Dapat memperbaiki faktor daya.

5) Dapat beroperasi pada penyetelan arus penguat


medan.
Kerugian dari pengaplikasian motor sinkron antara
lain :
1) Motor sinkron lebih mahal dari motor induksi.
2) Tidak mampu menstart sendiri.
3) Tidak praktis bila digunakan sebagai pemutar.
2.4. Prinsip Kerja Motor Sinkron
Motor sinkron serupa dengan motor induksi pada mana
keduanya mempunyai belitan stator yang menghasilkan
medan putar. Tidak seperti motor induksi, motor sinkron
dieksitasi oleh sebuah sumber tegangan dc di luar mesin dan
karenanya membutuhkan slip ring dan sikat (brush) untuk
memberikan arus kepada rotor. Pada motor sinkron, rotor
terkunci dengan medan putar dan berputar dengan kecepatan
sinkron. Jika motor sinkron dibebani ke titik dimana rotor
ditarik keluar dari keserempakannya dengan medan putar,
maka tidak ada torque yang dihasilkan, dan motor akan
berhenti. Motor sinkron bukanlah self-starting motor karena
torque hanya akan muncul ketika motor bekerja pada
kecepatan sinkron; karenanya motor memerlukan peralatan
untuk membawanya kepada kecepatan sinkron.
Motor sinkron menggunakan rotor belitan. Jenis ini
mempunyai kumparan yang ditempatkan pada slot rotor. Slip
ring dan sikat digunakan untuk mensuplai arus kepada rotor.
Sebuah motor sinkron dapat dinyalakan oleh sebuah motor
dc pada satu sumbu. Ketika motor mencapai kecepatan
sinkron, arus AC diberikan kepada belitan stator. Motor dc
saat ini berfungsi sebagai generator dc dan memberikan
eksitasi medan dc kepada rotor. Beban sekarang boleh
diberikan kepada motor sinkron. Motor sinkron seringkali
dinyalakan dengan menggunakan belitan sangkar tupai
(squirrel-cage) yang dipasang di hadapan kutub rotor.
Motor kemudian dinyalakan seperti halnya motor induksi
hingga mencapai 95% kecepatan sinkron, saat mana arus
searah diberikan, dan motor mencapai sinkronisasi. Torque
yang diperlukan untuk menarik motor hingga mencapai
sinkronisasi disebut pull-in torque.
Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan
medan putar dan harus terus beroperasi pada kecepatan
sinkron untuk semua keadaan beban. Selama kondisi tanpa
beban (no-load), garis tengah kutub medan putar dan kutub
medan dc berada dalam satu garis (gambar dibawah bagian a).
Seiring dengan pembebanan, ada pergeseran kutub rotor ke
belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian b).
Tidak ada perubahan kecepatan. Sudut antara kutub rotor dan
stator disebut sudut torque .

akan menghasilkan arus AC yang kemudian diserahkan oleh


rectifier yang juga ikut berputar pada poros rotor motor
sinkron.

Gambar 2. Prinsip Kerja Motor Sinkron

2.5. Eksitasi Motor Sinkron


Motor sinkron selalu memerlukan arus eksitasi agar
selalau dapat berjalan dengan sinkron, arus eksitasi dapat
digolongkan menjadi tiga jenis diantaranya :
Eksitasi Dynamic, merupakan jenis eksitasi yang
konvensional. Dimana arus eksitasi diperoleh dari sebuah
generator DC yang dihubungkan ke Rotor motor sinkron.
Jenis eksitasi ini memiliki kekurangan, yaitu bahwa
generator DC merupakan beban tambahan bagi motor.
Kemudian sikat arang sebagai penghubung eksitasi menekan
slip ring yang menimbulkan rugi-rugi.

Gambar 5. Eksitasi Dynamic

Eksitasi Statis, merupakan perkembangan dari eksitasi


dinamis. Dimana alat ini menggunakan penyearah elektronik (
Rectifier ), penyearah ini memerlukan sumber tegangan input
AC yang diambil dari sumber tegangan jala-jala. Karena
exciter yang digunakan tidak berputar seperti pada gambar
eksitasi konvensional maka eksitasi dapat dikatakan statis.

Gambar 6. Eksitasi Statis

Eksitasi Brusless, pada prinsipnya brusless ini


menggunakan generator AC kecil sebagai ekciter. Pertama,
arus DC diberikan pada stator, kemudian rotor pada exciter

Gambar 7. Eksitasi Brusless

Motor sinkron yang modern umumnya tidak menggunakan


sikat untuk eksitasi luar tetapi eksitasi diambil dari sebuah
penyearah yang ikut berputar dan sebuah generator AC yang
kecil yang dihubungkan langsung pada poros dari motor
sinkron tersebut. Prinsip ini sama dengan yang digunakan
pada generator modern yang menggunakan sistem eksitasi
sendiri ( Brusless excitation ). Kontruksi untuk motor sinkron
tanpa sikat ( Brusless excitation ) dapat dilihat pada gambar 7.
Dua metode yang umumnya digunakan untuk aplikasi arus
DC ke rotor motor sinkron. Sistem tipe brush menerapkan
output dari suatu sumber DC yang terpisah (Exciter) ke cincin
slip dari rotor. Sistem brushless excitation memanfaatkan
suatu integral exciter dan perakitan penyearah yang berputar
yang menghilangkan kebutuhan akan brushes dan cincin slip.
Dalam metode brush excitation, arus medan untuk
synchronous motor disediakan oleh sumber DC terpisah
dikenal sebagai exciter. Exciter adalah gabungan mesin DC
yang didorong oleh motor sinkron itu sendiri atau oleh suatu
motor penggerak yang terpisah. Bidang exciter terpisah
dengan kontrol perangkat. Beberapa kontrol eksitasi
menyediakan penyesuaian manual dari kekuatan bidang.
Sistem lain secara otomatis mengatur medan motor sinkron
dalam suatu konfigurasi loop tertutup yang telah dirancang
untuk mempertahankan kekuatan medan yang memadai untuk
berbagai beban atau untuk mempertahankan faktor daya
konstan. Kekuatan medan exciter mengontrol output DC dari
exciter yang diambil oleh brushes pembalik ke brushes cincin
slip motor, dan diterapkan melalui cincin slip ke medan
perputaran utama dari synchronous motor. Motor sinkron
dimulai sebagai sebuah motor induksi. Ketika rotor mencapai
kecepatan mendekati sinkron, medan arus pada motor
diterapkan oleh Field Application Relay.

1.

Gambar 8. Metode Brush Excitation

Berbeda dengan metode brush excitation, metode


brushless excitation menghilangkan kebutuhan akan brushes
atau sikat, baik di exciter dan motor. Ketika motor mulai
2.
dinyalakan mesin breaker menutup dan menerapkan sistem
AC tiga fasa ke gulungan stator motor. Motor dimulai sebagai
motor induksi menggunakan Amortisseur winding pada rotor.
Mesin breaker membantu kontak juga menutup dan
menerapkan output DC dari solid-state control bidang ke
stasioner exciter yang berliku. Sebuah sistem tiga fasa AC
diinduksi ke dalam gulungan rotor exciter dan tegangan
3.
induksi ini disearahkan oleh penyearah putaran. Ketika rotor
mendekati tegangan sinkron, aplikasi SCR (Synchronizing
Control Package) dan rectifier DC diterapkan pada motor
sinkron.

Field Application Circuit dalam suatu sistem eksitasi


synchronous motor harus memenuhi tiga fungsi:
Menyediakan jalur bebas untuk arus yang diinduksi ke wound
rotor selama proses awal dan membuka sirkit ini ketika
eksitasi diterapkan. Selama proses awal, motor beroperasi
sebagai motor induksi dengan torsi yang diproduksi oleh
squirrel cage winding. Wound rotor juga dipotong oleh fluks
stator berputar dan memiliki tegangan yang terinduksi di
dalamnya.
Selama fase start-up ini, SCR2 dalam diagram di atas
merupakan gerbang on oleh Field Application Circuit dan
menyediakan jalur bebas untuk arus rotor induksi yang
melalui Field Discharge Resistor (FDR) seperti yang
ditunjukkan oleh panah merah putus-putus. Frekuensi arus
rotor yang diinduksi ini memberitahu rangkaian aplikasi
bahwa kecepatan yang ada pada rotor sedang berjalan. Lihat
bentuk gelombang pada oscilloscope dibawah.
Ketika kecepatan rotor mencapai sekitar 97% dari sinkronisasi
dan polaritas rotor telah mencapai sinkronisasi, SCR2 akan
berubah menjadi off dan SCR1 merupakan gerbang on
memungkinkan koreksi arus DC dari putaran rectifier tiga fasa
ke melewati bidang putaran, seperti yang ditunjukkan oleh
panah hijau, menghasilkan Synchronizing Torque yang
diperlukan untuk rotor untuk menarik dengan putaran fluks
stator.
Field Application Circuit harus menghapus eksitasi segera jika
motor di luar kendali.

Gambar 10. Waveform of Induced Field Current During Start

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengaruh Pengubahan Arus Medan pada Motor
Sinkron
Kenaikan arus medan IF menyebabkan kenaikan besar
Ea tetapi tidak mempengaruhi daya real yang disuplai motor.
Daya yang disuplai motor berubah hanya ketika torsi beban
berubah. Oleh karena perubahan arus medan tidak
mempengaruhi kecepatan dan beban yang dipasang pada
motor tidak berubah sehingga daya real yang disuplai motor
tidak berubah, dan tegangan fasa sumber juga konstan, maka
jarak daya pada diagram fasor (Ea.sin dan Ia.cos ) juga
harus konstan. Ketika arus medan dinaikan, maka Ea naik,
tetapi ia hanya bergeser di sepanjang garis dengan daya
konstan. Gambaran hubungan pengaruh kenaikan arus medan
pada motor sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 9. Metode Brushless Exitation

kecil, maka motor dikatakan under excitation. Untuk arus


medan lebih besar dari nilai yang menyebabkan Ia minimum,
maka arus jangkar akan mendahului (leading) dan menyuplai
Q. Kondisi ini disebut over excitation.

Gambar 11 Pengaruh kenaikan arus medan pada motor sinkron

Ketika nilai Ea naik, besar arus Ia mula-mula turun dan


kemudian naik lagi. Pada nila Ea rendah, arus jangkar Ia
adalah lagging dan motor bersifat induktif. Ia bertindak seperti
kombinasi resitor-induktor dan menyerap daya reaktif Q.
Ketika arus medan dinaikkan, arus jangkar menjadi kecil dan
pada akhirnya menjadi segaris (sefasa) dengan tegangan. Pada
kondisi ini motor bersifat resistif murni. Ketika arus medan
dinaikkan lebih jauh, maka arus jangkar akan menjadi
mendahului (leading) dan motor menjadi beban kapasitif. Ia
bertindak seperti kombinasi resistor-kapasitor menyerap daya
reaktif negatif Q (menyuplai daya reaktif Q ke sistem).
Hubungan antara arus jangkar Ia dengan arus medan IF untuk
satu beban (P) yang tetap akan merupakan kurva yang
berbentuk V seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah
ini.

Gambar 11 Kurva V hubungan antara arus jangkar Ia dengan arus


medan IF untuk satu beban (P) yang tetap pada motor sinkron

Beberapa kurva V digambarkan untuk level daya yang


berbeda. Arus jangkar minimum terjadi pada faktor daya satu
dimana hanya daya real yang disuplai ke motor. Pada titik
lain, daya reaktif disuplai ke atau dari motor. Untuk arus
medan lebih rendah dari nilai yang menyebabkan Ia
minimum, maka arus jangkar akan tertinggal (lagging) dan
menyerap Q. Oleh karena arus medan pada kondisi ini adalah

3.2. Kondensor Sinkron


Telah diterangkan sebelumnya bahwa apabila motor
sinkron
diberi
penguatan
berlebih,
maka
untuk
mengkompensasi kelebihan fluks, dari jala-jala akan ditarik
arus kapasitif. Karena itu motor sinkron (tanpa beban) yang
diberi penguat berlebih akan berfungsi sebagai kapasitor dan
mempunyai kemampuan untuk memperbaiki faktor daya.
Motor sinkron demikian disebut kondensor sinkron.
3.3. Daya Reaktif
Motor sinkron tanpa beban dalam keadaan penguatan
tertentu dapat menimbulkan daya reaktif. Perhatikan diagram
vektor motor sinkron tanpa beban pada gambar di bawah ini.

Gambar 12 Diagram vektor daya reaktif motor sinkron tanpa


beban

Pada gambar (a), penguatan normal, sehingga V = E.


Motor dalam keadaan mengambang karena tidak memberikan
ataupun menarik arus. V berimpit dengan E karena dalam
keadaan tanpa beban sudut daya = 0. Pada gambar (b),
penguatan berlebih, sehingga E >V. Arus kapasitif (leading
current) ditarik dari jala-jala. Daya aktif P = VI cos = 0. Jadi,
motor berfungsi sebagai pembangkit daya reaktif yang bersifat
kapasitif (kapasitor). Pada gambar (c), penguatan berkurang,
sehingga E < V. Arus magnetisasi (lagging current) ditarik dari
jala-jala. Jadi, motor berfungsi sebagai pembangkit daya
reaktif yang bersifat induktif (induktor).
3.4. Starting Motor Sinkron
Pada saat start ( tegangan dihubungkan ke kumparan
stator) kondisi motor adalah diam dan medan rotor BR juga
stasioner, medan magnet stator mulai berputar pada kecepatan
sinkron. Saat t = 0, BR dan BS adalah segaris, maka torsi
induksi pada rotor adalah nol. Kemudian saat t = siklus
rotor belum bergerak dan medan magnet stator ke arah kiri
menghasilkan torsi induksi pada rotor berlawanan arah jarum
jam. Selanjutnya pada t = siklus BR dan BS berlawanan
arah dan torsi induksi pada kondisi ini adalah nol. Pada t =
siklus medan magnet stator ke arah kanan menghasilkan torsi
searah jarum jam. Demikian seterusnya pada t = 1 siklus
medan magnet stator kembali segaris dengan medan magnet

rotor. Bentuk hubungan Torsi motor sinkron pada kondisi start


ini diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 13. Torsi motor sinkron pada kondisi start

Selama satu siklus elektrik dihasilkan torsi pertama


berlawanan jarum jam kemudian searah jarum jam, sehingga
torsi rata-rata pada satu siklus adalah nol. Ini menyebabkan
motor bergetar pada setiap siklus dan mengalami pemanasan
lebih. Tiga pendekatan dasar yang dapat digunakan untuk
menstart motor sinkron dengan aman adalah.
1. Mengurangi kecepatan medan magnet stator pada
nilai yang rendah sehingga rotor dapat mengikuti dan
menguncinya pada setengah siklus putaran medan
magnet. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi
frekuensi tegangan yang diterapkan.
2. Menggunakan penggerak mula eksternal untuk
mengakselarasikan motor sinkron hingga mencapai
kecepatan sinkron, kemudian penggerak mula dimatikan
(dilepaskan).
3. Menggunakan kumparan peredam (damper
winding) atau dengan membuat kumparan rotor motor
sinkron seperti kumparan rotor belitan pada motor induksi
(hanya saat start).
Untuk membuat kerja pararel antara generator sinkron
dan motor sinkron ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Mempunyai tegangan kerja yang sama
2. Mempunyai frekuensi kerja yang sama
3. Mempunyai beda phase yang sama
4. Mempunyai urutan phase yang sama
Memparalel generator dengan jala - jala prinsip kerjanya
sama dengan menggabungkan dua buah generator atau lebih
dan kemudian dioperasikan secara bersama sama dengan
tujuan :
a. Mendapatkan daya yang lebih besar.
b. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian
operasional dan Menghemat biaya pembelian)

c.
d.

Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.


Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya
listrik.

Jika kita hendak memparalelkan dua generator atau lebih


tentunya kita harus memperhatikan beberapa persyaratan
paralel generator tersebut. Beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi adalah:
1. Tegangan kedua generator harus mempunyai
amplitudo yang sama.
2. Polaritas dari generator harus sama dan tidak
bertentangan setiap saat terhadap satu sama lainnya
3. Nilai efektif tegangan harus sama
4. Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai
bentuk gelombang yang sama.
5. Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator
dengan jala-jala harus sama
6. Urutan fasa dari kedua generator harus sama.
Metoda
sederhana
yang
dipergunakan
untuk
mensikronkan dua generator atau lebih adalah dengan
mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan
dalam metode sederhana ini adalah lampu lampu indikator
harus sanggup menahan dua kali tegangan antar fasa. Berikut
adalah beberapa metode untuk melakukan sinkronisasi.
a.

Sinkronoskop Lampu Gelap


Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya
menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U dengan U, V
dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 14. Skema Sinkronoskop Lampu Gelap

Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah


sama maka ketiga lampu akan gelap yang disebabkan
oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga
sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa
terdapat beda tegangan. Ini dapat dijelaskan pada gambar
berikut.

Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan


perpaduan antara sinkronoskop lampu gelap dan terang.
Prinsip dari sinkronoskop ini adalah dengan
menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yang
berlainan, yaitu fasa U dengan fasa U, fasa V dengan fasa
W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada skema dibawah ini.

Gambar 15. Beda tegangan antara fasa pada sinkronoskop


lampu gelap

b.

Sinkronoskop Lampu Terang


Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya
menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U dengan V, V
dengan W dan W dengan U. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 17. Skema sinkronoskop lampu terang gelap

Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika


satu lampu gelap dan dua lampu lainnya terang. Pada
kejadian ini dapat diterangkan pada gambar berikut ini.

Gambar 16. Skema Sinkronoskop Lampu Terang

Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari


sinkronoskop lampu gelap. Jika antara fasa terdapat beda
tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama terang
dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari
sinkronoskop ini adalah kita tidak mengetahui seberapa
terang lampu tersebut sampai generator siap diparalel. Ini
dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini.

Gambar 16. Beda tegangan antara fasa sinkronoskop lampu terang

c.

Sinkronoskop Lampu Terang Gelap

Gambar 18. Beda tegangan antara fasa sinkronoskop lampu terang gelap

3.5. Power Factor


Keuntungan penting dari synchronous motor adalah,
faktor daya motor dapatdikontrol dengan mengatur eksitasi
putaran bidang DC. Tidak seperti motor induksi AC yang
selalu dijalankan pada faktor daya lagging atau tertinggal,
synchronous motor dapat dijalankan pada satu kesatuan atau
bahkan pada faktor daya terkemuka.
Hal ini akan meningkatkan semua faktor daya sistem
listrik dan tegangan drop dan juga memperbaiki tegangan
drop pada terminal motor ( lihat The Electricians Notebook
Article Principles of Voltage Regulation untuk suatu
penjelasan bagaimana meningkatkan faktor daya sistem juga
meningkatkan sistem tegangan drop).

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari Makalah diatas, ada beberapa hal yang dapat
disimpulkan, yaitu :
1. Motor Sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang
dijalankan pada kecepatan sinkron, tanpa slip.
2. Motor Sinkron ini memerlukan arus DC untuk
pembangkitan daya dan memiliki torsi awal yang rendah
3. Motor sinkron mampu memperbaiki faktor daya sistem
sehingga sering digunakan pada sistem yang menggunakan
banyak listrik.
Gambar 19. Tipikal Kurva V

Penjelasan kurva V:
Kurva V synchronous motor di atas menggambarkan
efek dari eksitasi (penguat bidang) pada penguat stator dan
pada faktor daya sistem. Ada kurva V yang terpisah, untuk
tanpa beban dan beban penuh dan kadang-kadang produsen
motor menampilkan kurva untuk beban 25%, 50%, dan 75%.
Perhatikan bahwa Armature Amperage dan kurva faktor daya
V sebenarnya merupakan kebalikan dari V.
Anggap misalkan kita ingin menentukan bidang eksitasi
yang akan menghasilkan kesatuan operasi faktor daya pada
motor penuh beban. Rancangan dari titik operasi kesatuan
faktor daya (100%) pada Y-Axis ke faktor daya kebalikan
maksimum dari kurva V (garis biru). Dari persimpangan ini,
rancangan ke bawah (garis merah) dari titik operasi kesatuan
faktor daya penuh beban (100%) untuk menentukan yang
diperlukan medan arus pada X-Axis. Dalam contoh ini yang
diperlukan medan arus DC ditampilkan hanya yang di atas 10
amps saja. Perhatikan pada operasi faktor daya stator beban
penuh berada pada nilai minimum.
Meningkatkan penguat bidang di atas, nilai yang
diperlukan untuk kesatuan operasi faktor daya akan
menyebabkan mesin untuk berjalan dengan faktor daya utama,
sementara melemahnya bidang disebabkan karena faktor daya
motor menjadi lagging. Ketika motor berjalan baik dalam
kondisi leading atau lagging, penguat stator meningkat di atas
nilai kesatuan faktor daya.

4.2. Saran
Ada beberapa saran yang diharapkan oleh penulis untuk
pengembangan makalah ini
selanjutnya, yaitu :
1. Penulis mengharapkan pembaca untuk bisa membuat
sebuah penelitian tentang sinkronous motor
2. Perlu ada penelitian tentang analisis karakteristik TorsiPutaran pada motor sinkron tiga phasa yang diperlukan untuk
menunjukkan bahwa motor sinkron tiga phasa adalah pilihan
yang tepat untuk sistem operasi yang membutuhkan
kecepatan yang konstan dengan beban yang berubah-ubah,
mungkin bisa dijadikan tugas akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Zuhal. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika
Daya. Jakarta. PT Gramedia, Pustaka Utama. 1995.
http://www.kilowattclassroom.com/Archive/SyncMotors.
pdf
http://one.indoskripsi.com/judulskripsi/teknikelektro/anali
sis-karakteristik-torsiputaran-pada-motor-sinkron-tiga-phasaapli
http://unilanet.unila.ac.id/~plgsekip/tle/
http://www.tecowestinghouse.com/PDF/Syncronous.pdf
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/12/motorlistrik.html
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/ZurimanAnthon
y/Mesin%20Listrik%20AC/Bab%20II.pdf
http://ujangaja.wordpress.com/2008/03/30/motor-sinkron/
http://rikza86.blogspot.com/2011/01/kerja-paralelgenerator.html
http://gustafparlindungan.blogspot.com/2009/05/synchron
izing-generator-synchronizing.html
http://www.slideshare.net/rahmatdani180/motor-acsinkron-17092518
http://ujangaja.wordpress.com/2008/03/30/motor-sinkron/
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/metode-paralelgenerator-sinkron.html
http://wimboharyoanindito.wordpress.com/2012/11/29/sin
kronisasi-paralel-generator/

Anda mungkin juga menyukai