Anda di halaman 1dari 5

JURNAL KEBIDANAN

Vol 2, No 2, April 2016 : 97-100

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) TERHADAP


PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli Dan Shigella dysenteriae
(1)

Agustina Retnaningsih
ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian efek anti bakteri daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Konsenterasi ekstrak daun sukun yang
digunakan adalah 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Antibiotik sebagai kontrol positif yang digunakan
yaitu Kotrimiksazol.
Penelitian ini dilakukan secara in vitro dengan menggunakan metode difusi kertas cakram
dengan mengukur zona bening disekitar kertas cakram sebagai zona hambat zat uji terhadap
pertumbuhan bakteri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sukun pada konsentrasi 100% dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli sebesar 11,3 mm. Daya hambat anti bakteri ekstrak
daun sukun terhadap bakteri Shigella dysenteriae telah dapat memberikan hambatan pada konsentrasi
80% sebesar 6,39 mm dan konsentrasi 100% sebesar 8,81 mm. Aktivitas antibakteri daun sukun lebih
efektif terhadap bakteri Escherichia coli dibandingkan terhadap bakteri Shigella dysenteriae.
Kata Kunci : daun sukun (Artocarpus altilis), bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia telah mengenal
berbagai tanaman obat tradisional yang dapat
digunakan untuk pemeliharaan kesehatan dan
membantu mengobati penyakit, namun
penggunaan secara luas dan optimal masih
mengalami kendala antara lain kurangnya
informasi
mengenai
keamanan
dan
(1)
kemanfaatan dari tanaman obat itu sendiri .
Tanaman obat yang digunakan secara tepat,
dampaknya kurang menimbulkan efek samping
dibandingkan dengan obat-obatan sintesis,
terutama yang dibuat dari bahan sintesis,
bahkan
farmakologi
modern
semakin
mengarahkan penelitian berasal dari tumbuhtumbuhan. Indonesia sebagai negara yang
memiliki keanekaragaman hayati yang besar
sehingga memiliki potensi untuk mendapatkan
senyawa-senyawa baru yang berkhasiat
sebagai obat seperti sukun (Artocapus altilis)
yang merupakan salah satu tanaman yang
mudah didapatkan dan secara empiris telah
digunakan di masyarakat tertentu di Indonesia
(2)
sebagai obat tradisional . Di masyarakat,
tumbuhan A. Altilis banyak dimanfaatkan
sebagai bahan pangan, bahan bangunan dan
obat tradisional, antara lain sebagai obat
(3)
malaria, disentri dan penyakit kulit . Hal ini
dikarenakan sifat antibakteri dari bahan alami
dikarenakan adanya senyawa metabolit
1) Akafarma Putra Indonesia Lampung

sekunder pada golongan senyawa alkaloid,


(4)
flavonoid, saponin dan tanin . Uji anti bakteri
ekstrak daun sukun pernah dilakukan oleh
(5)
Puspasari
terhadap pertumbuhan bakteri
Pseudomonas aeruginosa. Oleh karena itu
penelitian ini akan mengembangkan khasiat
yang dimiliki daun sukun dengan menguji
aktivitas antibakteri ekstrak daun sukun pada
bakteri Escherichia coli dan Shigella
dysenteriae sebagai contoh dari bakteri
golongan Gram negatif yang bersifat patogen
dan dapat menginfeksi usus manusia sehingga
menyebabkan
diare.
Penyakit
infeksi
merupakan salah satu masalah dalam bidang
kesehatan yang terus berkembang dari waktu
(6)
ke waktu . Kasus diare tertinggi adalah
karena foodborne infections dan waterborne
infections yang disebabkan bakteri Salmonella
spp., Campylobacter jejuni, Staphylococcus
aureus,
Bacillus
cereus,
Clostridium
perfringens, Escherichia coli, Vibrio cholerae
(7)
dan Shigella spp. .
Seiring dengan
peningkatan penyakit infeksi bakteri maka
akan meningkat pula penggunaan antibiotik
(8)
untuk menanganinya . Tidak terkendalinya
penggunaan
antibiotik cenderung akan
meningkatkan resistensi kuman yang semula
(9)
sensitif Kondisi ini memaksa ilmuwan untuk
mencari variasi sumber senyawa antibakteri
(10)
sebagai agen kemoterapi antimikroba .

98

Agustina Retnaningsih

Berdasarkan pemaparan diatas, maka


penelitian ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui aktivitas antibakteri yang dimiliki
ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis)
terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
dan Shigella dysenteriae.
METODE PENELITIAN
Bahan Ekstrak Daun Sukun
Daun sukun yang sudah di serbuk
kemudian dimasserasi menggunakan etanol
selama tiga hari dengan penggantian pelarut
etanol setiap harinya. Hasil maserasi yang
didapat kemudian di pekatkan menggunakan
rotary evaporator. Ekstrak yang diperoleh
digunakan sebagai larutan uji
dengan
membuat serial konsentrasi 20%, 40%, 60%,
80% dan 100%.
Bakteri Uji.
Bakteri uji adalah bakteri Escherichia
coli dan Shigella dysenteriae.
Media.

Media
yang
digunakan
untuk
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan
Shigella dysenteriae adalah media NA
(Nutrien Agar). Media yang digunakan untuk
pengujian aktivitas antimikroba adalah media
Muller Hinton agar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyiapan inokulum bakteri uji.


Sebanyak 1 ose kultur bakteri uji
diinokulasi ke dalam 5 mL larutan Natrium
Klorida fisiologis, kemudian divortex hingga
homogen, sehingga kekeruhannya sebanding
dengan larutan Mc Farland III yaitu setara
3
dengan 10
sel bakteri/mL. Selanjutnya
suspensi bakteri uji diencerkan sehingga
6
pengenceran 1000 kali yang setara dengan 10
bakteri/mL.
Uji aktivitas substansi antimikroba.
Sebanyak 1 mL inokulum bakteri uji
6
10 bakteri/mL dipipet kemudian dituang
secara aseptis ke dalam cawan petri, ratakan
dengan lidi kapas steril dan biarkan terserap
pada media Muller Hinton agar. Rendam
kertas cakram steril beberapa menit ke dalam
ekstrak daun sukun. Kemudian dengan
menggunakan pinset steril kertas cakram
diletakkan di atas lempeng agar yang telah
ditanami bakteri uji. Lakukan perendaman
dengan kertas cakram steril lainnya ke dalam
air perasan temulawak beberapa menit,
letakkan kertas cakram tersebut diatas
lempeng agar yang telah ditanami bakteri uji.
Inkubasi cawan petri yang telah diisi dengan
0
cakram-cakram tersebut pada suhu 37 C
selama 24 jam. Setelah diinkubasi, zona
hambat (zona jernih) yang terbentuk diukur
dengan jangka sorong.

Tabel 1

Hasil Uji ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis)


terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Perlakuan
Pengulangan (mm)
Diameter
rata-rata
dalam
I
II
III
(mm)
konsentrasi
20%
0
0
0
0
40%
0
0
0
0
60%
0
0
0
0
80%
0
0
0
0
100%
11
11
12
11,3
Hasil uji aktivitas antibakteri ini
yang telah diinokulasi dengan bakteri Shigella
menggunakan metode difusi kertas cakram
dysenteriae. Hasil pengujian akan didapatkan
Kirby-Bauer dengan mendapatkan hasil berupa
zona bening disekitar kertas cakram.
pengukuran diameter zona hambat. Pada
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah
metode difusi ini senyawa antibakteri akan
didapat, terlihat bahwa zona hambat pada
berdifusi dari cakram kertas yang sudah di
media diinokulasi dengan bakteri Escherichia
rendam dengan ekstrak daun sukun ke dalam
coli yang terbentuk hanya pada konsentrasi
media yang telah diinokulasi dengan bakteri
100% dengan diameter hambatan 11,3 mm ,
Escherichia coli dan ke dalam media lainnya
sedangkan pada konsentrasi 20%, 40%, 60%
Jurnal Kebidanan Volume 2, Nomor 2, April 2016

Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis) Terhadap


Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Shigella dysenteriae

dan 80% tidak terjadi zona hambat karena


masih banyak bakteri yang tumbuh disekitar
kertas cakram sehingga tidak terbentuk zona
bening,seperti yang tersajikan pada tabel 1. Hal
ini juga terjadi pada Penelitian yang dilakukan
oleh Puspasari
yang melakukan pengujian
antibakteri pada daun sukun menggunakan
beberapa jenis bahan pelarut untuk membuat
(5)
ekstraknya . Pada penelitian ini yang
mempunyai hambatan hanya pada konsentrasi
100% hal ini dimungkinkan karena semakin
tinggi konsentrasi ekstrak kandungan senyawa
antibakteri maka akan semakin luas zona
bening yang dihasilkan, hal ini sesuai dengan
(5)
pernyataan Puspasari dan di dukung juga
(6)
oleh Rahmawati, F dan Bintari SH
,
(11)
(10)
Roslizawati
serta Kavitha . Pada bakteri
Shigella
dysenteriae
ekstrak
sukun
menghambat pada konsentrasi 80% dengan
daya hambat 6,39mm dan pada konsentrasi
100% hambatnya sebesar 8,81 mm, hal ini
seperti tersaji pada tabel 2. Kemampuan
hambatan ekstrak daun sukun terhadap bakteri
Shigella dysenteriae lebih kecil dibandingkan
dengan kemampuan ekstrak daun sukun

99

terhadap bakteri Escherichia coli. Pada hasil


penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi
ekstrak antibakeri yang tinggi akan memiliki
kemampuan untuk menghambat bakteri uji
tersebut. Pada kontrol positip yang digunakan
adalah antibakteri Kotrimoksazol menghambat
dengan baik pada bakteri Shigella dysenteriae
maupun pada bakteri Escherichia coli
sedangkan kontrol negatif yang menggunakan
pelarut aguades tidak dapat menghambat kedua
bakteri uji tersebut karena tidak memiliki
kemampuan antibakteri. Dari hasil hambatan
yang diperoleh dariekstrak sukun hanya
mampu memberikan hambatan yang kecil pada
kedua bakteri uji dapat disebabkan oleh banyak
(5)
faktor seperti yang dinyatakan oleh Puspasari
bahwa ekstrak sukun yang digunakan masih
berupa ekstrak kasar dimana kelarutan
antibakterinya
masih belum maksimal
sehingga kemampuan penghambatannya juga
menjadi tidak maksimal. Kandungan senyawa
yang berperan sebagai antibakteri dalam daun
sukun memiliki kadar yang rendah sehingga
tidak dapat berperan dengan baik untuk
membunuh bakteri uji.

Tabel 2
Hasil Uji Penelitian Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis)
Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae
Perlakuan
Pengulangan (mm)
Diameter rata-rata
dalam
(mm)
I
I
I
II
I
konsentrasi
20%
0
0
0
0
40%
0
0
0
0
60%
0
0
0
0
80%
6,10
6,43
6,65
6,39
100%
8,76
8,77
8,92
8,81

Bakteri

Tabel 3
Hasil Diameter Zona Hambat Kontrol Positif Dan Kontrol Negatif
Bakteri Shigella Dysenteriae dan Escherichia coli.
Konsentrasi
Diameter Zona Hambat
Diameter
Jenis
Rata- Rata
Kontrol

Shigella
Dysenteriae
Escherichia
Colli

(mm)

Kontrol
Positif

Antibiotik Kotrimoksazol
1 Dengan Konsentrasi
100 %

25,07

25,10

24,80

24,99

Kontrol
Negatif

Aquadest Steril

Kontrol
Positif

Antibiotik Kotrimoksazol
2 Dengan Konsentrasi
100 %

42,27

41,86

41,37

41,83

Jurnal Kebidanan Volume 2, Nomor 2, April 2016

100 Agustina Retnaningsih


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh hasil
1. Elstrak daun sukun dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan
bakteri Shigella dysenteriae.
2. Hambatan pada ekstrak daun sukun
memiliki hambatan lebih besar tehadap
bakteri Escherichia coli yaitu 11,3 mm
dibandingkan terhadap bakteri Shigella
dysenteriae yang memiliki hambatan
sebesar 8,81 mm.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat
Indonesia, BadanPOM RI. 2004
2. Rostinawati, T. Maharani, R. Dan Mitha,
S.R. Penelusuran senyawa aktif Ekstrak
dau suku (Artocarpus altilis) terhadap
Staphylococcus aureus, Microsporum
gypseum dan Candida albicans, Laporan
Akhir Penelitian Hibah Bersaing Tahun
ke-1, Universitas Padjadjaran. 2009.
3. Heyne, K. Tumbuhan Berguna Indonesia
II, Jilid II, Yayasan Sarana Wana
Jaya,jakarta. 1987.
4. Hermawan, A., Hana, E., dan Tyasningsi,
W. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle
L)
Terhadap
Pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli dengan Metode Difusi Disk, Skripsi.
Surabaya; Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga. 2007.
5. Rahmawati, F., dan Bintari,S.H., Studi
Aktivitas Antibakteri Sari Daun Binahong
(Anredera
cordifolia)
terhadap

6.

7.

8.

9.

10.

11.

pertumbuhan
Bacillus
cereus
dan
Salmonella enteritidis, UnnesJournal of
Life Science, 3, 2, 2014. 103-111.
Zein, U., Sagala, K.H., dan Ginting, J.,
Diare Akut Disebabkan Bakteri. e-USU
repository.
On
line
at
http:
repository.usu.ac.id/penydalam-umar5. pdf
[diakses tanggal 17 November 2015]. 2004
Czemplik M, Zuk M, Kulma A, Kuc S &
Szopa J., GM flax as sour of effective
antimicrobial compounds. Science against
microbial
pathogen:
communicating
current research and technological
advances Formatex: 2011. 1216-1224
Refdanita, Maksum R, Nurgani A, Endang
P, Pola Kepekaan Kuman Terhadap
Antibiotika Di Ruang Rawat Intensif
Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun
2001 2002, Makara, Kesehatan, Vol 8
(2), 2004 : 41 48.
Kavitha T, Nelson R, Thenmozhi R &
Priya E. Antomicrobial activity and
phytochemical analysis of Anisomeles
malabarica (L) R. BR. J. Microbiol.
Biotech. Res 2(1). 2012: 1-5
Puspasari, K.R; Supriyanti, T; Solihin, H.,
Studi Aktivitas dari Ekstrak Daun Sukun
(artocarpus
Altilis)
Terhadap
Pertumbuhan
Bakteri
Pseudomonas
Aeruginosa, Jurnal Sains dan Teknologi
Kimia, 5(2). 2014 : 96-106.
Roslizawaty, Ramadani Ny, Fakhrurrazi &
Herrialfian. Aktivitas antibakterial ekstrak
etanol dan rebusan sarang semut
(Myrmecodia sp.) terhadap bakteri
Escherichia coli. J. Medika Veterinaria
7(2). 2013: 91-94

Jurnal Kebidanan Volume 2, Nomor 2, April 2016

Anda mungkin juga menyukai