Anda di halaman 1dari 11

Diferensiasi Sel Punca Menjadi Sel Saraf

Claudia Marissa
102013281
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta 11510. Telepon : (021)5694-2051
Email : marissa.claudia@yahoo.com

Abstrak
Manusia tersusun atas miliyaran sel yang pada mulanya hanya satu sel yang kemudian
membelah menjadi banyak sel yang membentuk jaringan, kemudian jaringan membentuk
organ, dan organ-organ tersebut bekerja sama membentuk suatu organisme atau mahluk
hidup. Dalam perkembangannya terdapat beberapa sel yang terus aktif membelah dan ada
juga sel yang sudah sangat terspesialisasi, salah satunya sel saraf. Jika sel saraf mengalami
kerusakan maka sulit untuk dapat dikembalikan fungsinya. Tetapi di era modern ini banyak
ditemukan teknik-teknik yang digunakan dalam dunia medis untuk mengobati suatu penyakit
ataupun kerusakan yang terjadi dalam tubuh, salah satunya menggunakan sel punca. Sel
punca dapat dikembangkan menjadi sel saraf yang pada dasarnya sel saraf sulit untuk
dikembalikan fungsinya. Sel saraf sangat penting dalam pengkoordinasian tubuh manusia.
Dengan struktur, jalur pensinyalan dan komunikasi sel yang dipunyai sel saraf,
pengkoordinasian didalam tubuh manusia dapat berjalan dengan baik sehingga dapat
melakukan aktifitasnya sehari-hari. Kita harus mengetahui bagaimana sel saraf bekerja dalam
tubuh kita sehingga kita mengerti pengkoordinasian tubuh kita sendiri dan dapat menjaga
juga menghargai tubuh kita.
Kata Kunci : Sel Punca, Sel Saraf.
Abstract
Humans are composed of billions of cells that initially only one cell that then divides
into many cells that make up tissues , and tissues form organs , and organs that work
together to form an organism or living things . In its development, there are some who

continue to actively dividing cells and some cells that have very specialized , one of which
nerve cells . If the damaged nerve cells it is difficult to be restored function . But in the
modern era is a common techniques used in the medical world to treat a disease or damage
that occurs in the body , one of which uses stem cells . Stem cells can develop into nerve cells
nerve cells essentially difficult to restore function . Nerve cells are very important in the
coordination of the human body . With the structure , signaling pathways and cell
communication that belongs to the nerve cells , in the coordination of the human body can
run well so it can perform daily activities . We must know how to work the nerve cells in our
body so that we understand our own body coordination and can keep also appreciate our
bodies .
Key word : Stem cells, Neuron.
Pendahuluan
Sel saraf memiliki peranan yang sangat penting dalam pengkoordinasian tubuh
manusia, sehingga manusia dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari. Sel saraf merupakan sel
yang sudah sangat terspesialisasi, oleh karena itu ketika sel saraf fungsinya sudah rusak
sangat sulit untuk di sembuhkan. Sal punca merupakan sel yang berpotensial untuk dapat
menggantikan sel saraf, dengan bantuan teknologi dan tenaga ahli modern sel punca
menjawab persoalan mengenai sel saraf ini, hal ini sangat penting untuk kita ketahui dan kita
pelajari.
Dari makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sel punca yang memiliki
potensial untuk menggantikan sel saraf, hubungan antar sel saraf, komunikasi sel, skema jalur
pensinyalan sel saraf, struktur dari sel saraf itu sendiri, potensial aksi dan potensial berjenjang
yang dihasilkan sel saraf, sinaps dan juga macam-macam neurotransmitter. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memberi keterangan lebih lanjut mengenai aspekaspek yang perlu diketahui dalam sel saraf. Dengan harapan makalah ini dapat berguna bagi
pembacanya, sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan baru dan dapat menjaga juga
mengahargai sistem yang ada didalam tubuh kita, khususnya sistem saraf.
Sel Punca
Sel punca adalah sel yag bisa beraplikasi sendiri menjadi sel sejenis atau malah
berdiferensiasi menjadi sel yang berbeda. Oleh karena itu, sel punca sangat berpotensi
dipakai untuk meregenerasi sel-sel yang rusak. 1 Ketika suatu sel mengalami kerusakan dan

daya regenerasi dari sel tersebut sangat buruk, penelitian sel punca ini sangat berguna untuk
menggantikan sel tersebut , salah satunya untuk penyembuhan pada sel saraf, karena sel saraf
merupakan sel yang sangat terspesialisasi dan daya regenerasinya sangatlah buruk.
Sel pada Sistem Saraf
Sel saraf merupakan unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma. Didalam sel saraf terdapat badan sel atau perikarion, dendrit, dan
akson, yang dapat dilihat pada gambar 1. Badan sel atau perikarion fungsinya untuk
mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron, didalam badan sel terdapat nukleus, badan
nissl, dan neurofibril. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan
pendek, fungsinya untuk menghantarkan impuls ke sel tubuh. Yang terakhir adalah akson,
akson merupakan suatu prosesus tunggal yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit,
fungsinya menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain, atau ke badan
sel neuron yang menjadi asal akson.2
Terdapat juga lapisan schwann dan selubung mielin, dimana selubung mielin
berfungsi untuk insulator listrik dan mempercepat hantaran impuls saraf, bagian sel saraf
yang tidak diselubungi oleh selubung mielin atau celah antara sel schwann dikenal dengan
nodus ranvier.2

Gambar 1. Struktur Sel Saraf

Dalam sistem saraf juga terdapat sel glial, yaitu sel-sel pendukung didalam sistem
saraf pusat.3

Sel glial terbagi menjadi 2 bagian yaitu periferal dan central, di periferal

terdapat sel satelit yaitu untuk penyokong badan sel dan juga sel schwann untuk
menghasilkan faktor-faktor neurotropik untuk penyembuhan sel schwann juga membentuk
selubung mielin, penyembuhan sel lebih baik di perifer dari pada di central.
Sedangkan di central terdapat oligodendrosit, mikroglia yang fungsinya untuk sistem
imun pada sistem saraf pusat, astrosit dan juga sel ependim untuk membentuk sawar jadi
tidak semua zat dapat masuk ke otak, sehingga otak dapat terlindungi, daya regenerasi pada
sel glial di central sangat buruk, tetapi memiliki sifat khusus yaitu plastisitas yang berfungsi
untuk menggantikan sel yang rusak, terdapat sel glial khusus untuk membentuk selubung
mielin.
Hubungan antar Sel Saraf
Adapun hubungan antar sel saraf yaitu divergen, konvergen, serial, paralel dan
reverbrasi seperti pada gambar 2. Hubungan sel saraf yang berupa serial merupakan
hubungan seri sederhana, yaitu sebuah neuron presinaptik tunggal menstimulasi neuron
postsinaptik tunggal yang kemudian akan menstimulasi neuron selanjutnya, dalam rangkaian
seri, dan seterusnya. Hubungan sel saraf divergen merupakan hubungan impuls neuron
presinaptik tunggal ditransmisikan kebanyak neuron postsinaptik tunggal lainnya disepanjang
saluran yang terpisah yang menuju berbagai arah, hubungan divergen ini

biasanya

merupakan instruksi untuk melakukan sesuatu yang terjadi pada jalur sensorik.2
Sedangkan konvergen atau menyatu merupakan hubungan sebuah neuron postsinaptik
tunggal menerima informasi dari beberapa percabangan serabut sebuah neuron presinaptik
tunggal atau dari beberapa serabut neuron presinaptik yang berbeda. Hubungan reverberasi
adalah begitu neuron presinaptik distimulasi, impuls ditransmisi di sepanjang rangkaian
neuron postsinaptik, beberapa neuron postsinaptik kemudian mengembalikan impuls ke
sirkuit melalui akson kolateral, sirkuit ini berperan dalam pengendalian pernapasan. Yang
terakhir adalah hubungan paralel, disusun sedemikian rupa paralel sehingga sebuah neuron
presinaptik tunggal dapat menstimulasi sekelompok neuron postsinaptik.2

Gambar 2. Hubungan antar Sel Saraf


Skema Jalur Pensinyalan
Jalannya pensinyalan sel saraf secara umum yaitu input, diterimanya sinyal oleh
reseptor, kemudian di proses dan terjadilah output atau respon yang sesuai dengan sinyal,
seperti pada gambar 3.
INPUT

PROSES

OUTPUT

Gambar 3. Skema Jalur Pensinyalan


Reseptor terbagi menjadi 3 yaitu exteroceptors, proprioceptors dan interoceptors.
Exteroceptors adalah reseptor yang berada di permukaan luar atau menerima sinyal dari
lingkungan4 seperti melihat, dan mendengar aktifitas yang terjadi di lingkungan sekitar.
Proprioceptors adalah reseptor saraf yang merespon terhadap rangsangan yang dihasilkan
dalam organisme itu sendiri5 seperti ketika lutut ditekuk saat berjalan, dan kita tahu posisi
tubuh tanpa harus melihat. Sedangkan interoceptors adalah reseptor-reseptor yang terletak
pada saluran pencernaan dan pada lain-lain jaringan dalam dari tubuh6 salah satu contohnya
ketika perut kita merasa sakit. Secara garis besar pensinyalan pada sel saraf adalah sinyal
yang berasal dari luar diteruskan menuju saraf sensorik dengan jalur afferen lalu diproses
kemudian diteruskan ke saraf motorik melalui jalur efferen. Respon terbagi menjadi dua yaitu
respon yang sesuai dengan kesadaran yang dikenal dengan somatotropic neuro system dan
respon yang tidak sadar yaitu autonomic neuro system.

Gambar 4. Proses Pensinyalan Sel Saraf


Komunikasi Sel Saraf
Sel saraf dan sel otot memanfaatkan adanya potensial membran istirahat untuk
komunikasi, dengan cara mengubah permeabilitas membran terhadap ion-ion yang
menghasilkan sinyal listrik. Potensial membran istirahat mengacu kepada pemisahan muatanmuatan diantara kedua sisi membran, atau perbedaan relatif kation dan anion di CES dan CIS.
Potensial membran konstan yang terdapat ketika sel saraf dan otot tidak memperlihatkan
perubahan cepat dalam potensialnya disebut potensial istirahat. 7 Potensial membran dapat
terbentuk karena difusi pasif ion-ion melewati membran sel dan kerja dari pompa Na-K
ATPase.
Sinyal listrik dalam sel saraf yaitu potensial berjenjang/graded potential (jarak dekat)
dan potensial aksi/action potential (jarak jauh). Perubahan yang dapat terjadi pada potensial
membran adalah depolarisasi, repolarisasi, dan hipepolarisasi seperti grafik pada gambar 5
dibawah ini.

Gambar 5. Grafik Perubahan pada Potensial Membran


Depolarisasi dapat terjadi karena masuknya ion Na+ atau Ca++ atau permeabilitas K+ yang
berkurang, sehingga berkurangnya ion negatif dan grafik bergerak ke arah yang lebih positif.
Repolarisasi terjadi karena keluarnya ion K+ sehingga grafik menurun ke arah negatif
kembali. Dan hiperpolarisasi terjadi karena masuknya ion Cl - atau keluarnya K+ yang
berlebihan. Keadaan hiperpolarisasi terjadi pada hipokalemia dimana kadar kalium berkurang
dari normal, sehingga makin menjauhi ambang letup dan sel menjadi kurang tanggap
terhadap rangsang, sehingga potensial aksi sulit terbentuk bisa terjadi kelumpuhan.
Potensial berjenjang atau potensial bertingkat adalah perubahan lokal potensial
membran yang terjadi dalam berbagai derajat atau tingkat kekuatan. Potensial berjenjang
memiliki jangkauan sinyal yang terbatas, potensial berjenjang mereda hingga lenyap dalam
jarak pendek (decremental), semakin jaraknya jauh dari sumber asal, kekuatan arus semakin
melemah, contoh potensial berjenjang adalah potensial pasca sinaps, potensial reseptor,
potensial end-plate, potensial pacemaker dan slow-wave potential.7
Potensial aksi adalah perubahan potensial membran yang berlangsung singkat, cepat
dan besar. Potensial aksi dihantarkan atau menjalar secara nondecremental, yaitu potensial
membran ini tidak berkurang kekuatannya ketika menyebar dari tempat asalnya ke seluruh
bagian membran lain, oleh karena itu potensial aksi dapat berperan sebagai sinyal jarak jauh. 7
Proses potensial aksi adalah jika serabut saraf cukup tersimulasi, maka gerbang Na + akan
terbuka, dan ion natrium bermuatan positif bergerak ke dalam sel, mengubah potensial

istirahat menjadi potensial aksi (depolarisasi). Depolarisasi juga menyebabkan terbukanya


lebih banyak gerbang natrium, yang kemudian akan mempercepat respons dalam siklus
umpan balik positif atau siklus hodgkin yang dapat dilihat pada gambar 6. Ketika gerbang
natrium menutup, gerbang kalium terbuka, menyebabkan ion K+ mengalir keluar sel dengan
deras dan terjadilah repolarisasi, karena ion kalium keluar kembali ke awal, jika
pembukaannya terlalu berlebihan atau lama potensial istirahat semakin negatif yang dikenal
dengan hiperpolarisasi, dan gerbang ion K+ menutup dan ion kalium yang keluar berkurang
sehingga kembali pada keadaan potensial membran istirahat awal.2 Perbedaan potensial aksi
dan berjenjang adalah potensial berjenjang terjadi ke segala arah, sedangkan potensial aksi
pada 1 arah, terjadi pada akson hillock dan berlaku hukum all or none. Untuk membedakan
rangsangan yang lebih kuat atau tidak oleh otak terletak pada tinggi atau tidaknya frekuensi,
karena semakin banyak frekuensinya semakin banyak juga neurotransmitternya. Sedangkan
untuk memastikan potensial aksi merambat kesatu arah yaitu dengan menggunakan masa
refrakter, masa refrakter adalah saat potensial aksi baru tidak dapat terjadi oleh proses normal
di bagian yang baru saja mengalami potensial aksi.7 Masa refrakter terbagi menjadi dua yaitu
absolut dan relatif, masa refrakter absolut menjamin penjalan potensial aksi ke 1 arah dan
tidak dapat dirangsang lagi, karena daerah awal potensial aksi menjadi absolut. Sedangkan
masa refrakter yang relatif masih dapat dirangsang lagi dengan syarat rangsangannya harus
lebih kuat. Kecepatan penjalaran potensial aksi dapat dipengaruhi oleh diameter akson
terutama pada hewan invertebrata, dan yang kedua adalah terdapat mielin atau tidak pada
vertebrata, jenis penjalaran potensial aksi terbagi menjadi 2 yaitu contiguous conduction dan
saltatory conduction.

Gambar 6. Siklus

Hodgkin

Komunikasi yang terjadi pada sel saraf dengan menggunakan neurotransimtter yang
merupakan komunikasi jarak jauh, karena sel saraf dapat berhubungan antara sel saraf yang
lainnya dengan jarak yang cukup jauh. Neurotransmitter merupakan kurir pembawa pesan
dari satu neuron ke neuron lainnya.8 Neurotransmitter merupakan sebuah bahan kimia yang
dilepaskan

dari

kantung-kantung

kecil

yang

terletak

diujung

terminal

akson. 9

Neurotransimtter terjadi hanya pada sel target tidak ke semua sel. Terdapat banyak jenis dari
neurotransmitter seperti serotonergik, histaminergik, asetilkolin, dopaminergik dan banyak
lainnya.
Sel saraf tidak kontak langsung antara sel saraf yang satu dengan yang lain tetapi
terdapat celah diantaranya yang dikenal dengan celah sinaps. Neurotransmitter tersebut
disimpan pada vesikel-vesikel, ketika potensial aksi sampai pada ujung akson terminal,
potensial aksi akan membuka gerbang ion kalsium sehingga kalsium masuk ke dalam sel
yang membuat vesikel bermigrasi ke ujung dan menempel diujung dan ditangkap oleh protein
yang disebut dengan docking protein, ketika sampai di ujung membran selnya akan berdifusi
ke celah sinaps dan neurotransmitter berikatan dengan neuron pascasinaps sehingga
menimbulkan respon sel, neurotransmitter yang telah berikatan akan di removal atau
determinasi yang tujuannya untuk terminasi efek dari neurotransmitter dan juga agar dapat
menerima informasi kembali. Ada 3 cara removal yaitu secara aktif dikembalikan ke akson
terminal atau juga ditransport ke sel glial, inaktivasi oleh enzim, terjadi difusi ke cairan
ekstrasel ke pembuluh darah.
Terdapat 2 jenis

sinaps

berdasarkan pada

perubahan

permeabilitas

yang

ditimbulkannya dineuron pascasinaps oleh ikatan neurotransmitter spesifik dengan


reseptornya yaitu EPSP (Excitatory Postsynaptic Potential) dan IPSP (Inhibitory
Postsynaptic Potential).7 Neuron pasca sinaps dapat dibawa ke ambang melalui dua cara
yaitu penjumlahan waktu atau sumasi temporal dan penjumlahan ruang yaitu sumasi spasial. 7
Penjumlahan waktu atau temporal adalah penjumlahan EPSP-EPSP dari akson terminal yang
sama dalam waktu yang hampir bersamaan, sedangkan penjumlahan ruang atau sumasi
spasial adalah penjumlahan EPSP-EPSP secara simultan dari akson terminal yang berbeda.

Penutup
Sistem saraf memiliki peranan penting terhadap kehidupan manusia. Dengan adanya
komunikasi antara sel saraf , struktur sel saraf , dan hubungan diantara sel saraf, membuat
pengkoordinasian tubuh manusia dapat berjalan secara harmonis. Namun, perlu diketahui sel
saraf merupakan sel yang sudah sangat terspesialisasi, daya regenerasi dari sel saraf sangatlah
buruk, tetapi melalui teknologi dan tenaga ahli yang profesional pada era modern
inipersoalan tersebut dapat diselesaikan dengan adanya sel punca yang dapat berdiferensiasi
menjadi sel-sel lain. Tetapi, selain itu kita juga harus dapat mensyukuri, menghargai dan
menjaga sistem dan kesehatan tubuh kita

Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.

Yahya AF. Menaklukan pembunuh no.1. Bandung: Penerbit Qanita;2010.h.128-9.


Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC;2003. h.154-61.
Campbell NA, Reece JB. Biologi. Edisi 5(3). Jakarta: EGC;2004.h.230.
Brodal P. The central nervous system : structure and function. Edisi 4. Oxford: Oxford

University Press;2010.h.163.
5. Frost R. Applied kinesiolog : a training manual and reference book of basic pinciples
6.
7.
8.
9.

and practices. USA: North Atlantic Books;2002.h.22.


Kartono K, Dulo G. Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya;1987.h.237.
Lauralee S. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Jakarta: EGC;2011.h.95-108.
Perretta L. Makanan untuk otak. Jakarta: Erlangga;2005.h.9.
Wade C, Tavris C. Psikologi. Edisi 9(1). Jakarta: Erlangga; 2008.h.121.

Anda mungkin juga menyukai