thermometer, were analyzed using Kendal tau test with a significant level = 0.05. Results, the
majority simply do Early Initiation of Breastfeeding by (55.6%) and most (59.2%) newborns had
incidence of hypothermia. From Kendal tau test analysis results showed a significant level of p =
0.036 = 0.05 then Ho is rejected for P < 0.05 means that there is a relationship between early
breastfeeding initiation with the incidence of hypothermia in the newborn.
In conclusion the better implementation of Early Initiation of Breastfeeding on the maternal
diminishing the incidence of hypothermia in the newborn.
Keywords: Early Initiation of Breastfeeding, Hypothermia, newborns.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut data dari Woman Research
Institute, Angka Kematian Bayi (AKB)
mencapai 34/1000 kelahiran. Berdasarkan
kesepakatan global (Millenium Develoment
Goals/MDGs 2000) pada tahun 2015,
diharapkan Angka Kematian Bayi (AKB)
menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23,
melalui
pelaksanaan
MPS
(Making
Pregnancy Safer) dengan salah satu pesan
kunci yaitu setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih (Depkes RI, 2010).
Sedangkan menurut Survey Kesehatan
Daerah (SKD) Angka Kematian Bayi (AKB)
sebesar 10,34/1000 kelahiran hidup. (Profil
Provinsi Jateng, 2011).
Urutan penyebab Angka kematian bayi
(AKB) terutama di masa Neonatal umur 0-6
hari di sebabkan oleh gangguan pernafasan
(37%), prematuritas (34%), sepsis (12%),
hipotermi (7%), ikterus (6%), dan kelainan
kongenital
(1%)
(RISKESDAS,2007).
Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang dapat mengakibatkan bayi mengalami
cacat seumur hidup dan kematian Hipotermi
pada bayi baru lahir dapat mengakibatkan
terjadinya cold stress yang selanjutnya dapat
menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia
dan mengakibatkan kerusakan otak (Sarwono,
2007).
Hipotermia
berhubungan
dengan
perpanjangan terhadap lingkungan yang
dingin,
trauma,
penyakit,
atau
ketidakmampuan untuk berespons menggigil,
dan komplikasi yang muncul karena
gangguan dalam proses metabolik yaitu
kegawatan pernafasan, asidosis respiratori,
hipoglikemi, dan ikterik (Ladewig, 2006).
Beberapa
hal
yang
menyebabkan
hipotermia adalah air ketuban atau cairan
yang menempel pada tubuh bayi yang tidak
segera dikeringkan, serta keadaan umum bayi
lemah atau bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2.500 gram dapat mempengaruhi
bayi mengalami hipotermia (Sarwono, 2007).
Upaya
penanganan
dalam
mengatasi
terjadinya hipotermi pada bayi baru lahir
yaitu dengan melakukan kontak langsung
kulit dengan kulit, melakukan Inisiasi
Menyusu Dini, membungkus bayi agar tetap
hangat, menyediakan ruangan/ tempat yang
hangat untuk menaruh bayi (Roesli,2008)
Inisiasi menyusu dini (IMD) memberikan
keuntungan bagi kelangsungan hidup bayi.
Menyusui dapat meningkatkan kelangsungan
hidup anak, meningkatkan status kesehatan,
serta meningkatkan perkembangan otak dan
motorik. Inisiasi menyusu dini dan pemberian
ASI eksklusif dapat mencegah kematian
neonatal dan mengurangi risiko penyakit
menular (WHO 2010).
Pendekatan Inisiasi Menyusu Dini yang
sekarang dianjurkan adalah dengan metode
breast crawl dimana segera setelah bayi lahir
ia diletakkan di perut ibu dan dibiarkan
merangkak untuk mencapai sendiri puting
ibunya dan akhirnya menghisap tanpa
bantuan. Karena proses ini menekankan kata
menyusu bukan menyusui sebab bayilah
yang menjadi pusat perhatian untuk aktif
melakukannya sendiri (Februhartanty, 2009).
Berdasarkan pada penelitian yang
dilakukan di Ghana pada tahun 2003- 2004
menerangkan bahwa pemberian ASI dalam
satu jam pertama setelah kelahiran dapat
menurunkan angka kematian bayi baru lahir
hingga 22% dan resiko kematian neonatal
adalah empat kali lebih besar pada anak-anak
yang diberi susu berisi cairan atau padatan
selain ASI (Pediatrics, 2006).
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Kejadian Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir
Di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semaran
METODE PENELITIAN
Tabel 1 Definisi Operasional
Variabel
Variable
independent
Pelaksanaan
Inisiasi
Menyusu Dini
Variable
dependent
Kejadian
Hipotermi
Definisi Operasional
Memberikan kesempatan bagi
bayi baru lahir untuk menyusu
sendiri pada ibunya (dalam 1 jam
pertama kehidupannya), bayi
dibiarkan merangkak mencari
payudara ibunya di lihat dari SOP
yang diterapkan di Rumah Sakit
Pengukuran suhu Bayi baru lahir
dengan hasil suhu < 36,5C
melalui rectal segera setelah
pelaksanaan IMD
Cara Ukur
Dengan memberikan lembar
observasi dari Rumah Sakit
yang terdiri dari 10 pernyataan
dengan skor jawaban
1 : bila dikerjakan 0 : bila tidak
dikerjakan
Pengukuran dengan melakukan
pengukuran
suhu
dengan
termometer terdiri dari Ya :
suhu < 36,5C. Skor : 1 Tidak :
jika suhu > 36,5C skor : 0
Hasil Ukur
Jumlah skor yang
dipilih
dan
di
kategorikan baik : 810 (76-100 %)
Cukup : 6-7
(56-75%)
Kurang : <6 (<56%)
Mengalami
Hipotermi
Tidak
mengalami
hipotermi
Skala
Ordinal
Ordinal
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Kejadian Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir
Di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semaran
Pelaksanaan
IMD
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Frekuensi
Persentase
10
19
6
35
28,6%
54,3%
17,1%
100%
No
1.
2.
Kejadian
Hipotermi
Tidak hipotermi
Hipotermi
Jumlah
Frekuensi
Persentase
16
19
35
45,7%
54,3%
100%
Total
F
7
17
11
35
X2
%
100 0,34
100 3
100
100
Pvalu
e
0,03
6
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Kejadian Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir
Di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semaran
Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Kejadian Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir
Di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semaran
DAFTAR PUSTAKA
Ari, S, 2010. Askeb Ibu Bersalin. Salemba
Medika: Jakarta
Prasetyo.
2012.
Jogjakarta:Diva Press
Ari,
Asi
Eksklusif.
Prosedur
RSUD
kesehatan.
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh
DITA RIAS SARI
NIM : 0101227