Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol
adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain
mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara
bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya.
Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu
negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau
pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafikan
ukuran-ukuran yang lain
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah
perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat
menjadi mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth, Salvatore, 2004).
Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah
satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor
penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun
1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion.
Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor
penggerak bagi pertumbuhan.
2.rumusan masalah
1.pengertian perdagangan internasional
2.alasan eksportir dan importir melakukan perdagangan internasional
3.perbedaan perdagangan internasional dalam negeri dan luar negeri
4.manfaat perdagangan internasional
5.faktor penghambat dan pendorong perdagangan internasional
6.kebijakan perdagangan internasional
7.tujuan kebijakan perdagngan internasional
8.teori perdagangan internasional

BAB II
PEMBAHASAN
1 Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,
perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan
GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun
(lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi,
sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan
internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
2.alasan eksportir dan importir melakukan perdagangan internasional
a.alasan eksportir
- untuk dipasarkan diluar negeri
-memasarkan produk yang tidak bisa dipasarkan di dalma negeri,tetapi produk
tersebut lkau terjual di luar negeri
- memperluas pasar
- memanfaatkan hubungan bilateral yang dibina
- memperoleh citra perusahaan diluar negeri
b.alasan importir
- untuk mendapatkan barang yang tidak ada di dalam negeri
- untuk mendapat kualitas barang yang baik
- adanya grup atau afiliasi diluar negeri
- harga yang terjangkau
- memanfaatkan hubungan internasional yang telah dibina
3.perbedaan perdagangan dalam negeri dan luar negeri

4.manfaat perdagangan internasional


1. Untuk memenuhi kebutuhan akan barang/jasa.
Barang/jasa yang tidak dapat dihasilkan dalam suatu negara dapat diperoleh
dengan mengadakan perdagangan dengan negara penghasil barang/jasa
tersebut.
2. Dapat memperoleh barang/jasa dengan harga yang lebih murah.
Biaya untuk menghasilkan suatu jenis barang/jasa tidak sama pada setiap
negara. Ada jenis barang yang dapat dihasilkan suatu negara dengan harga yang
jauh lebih murah dibandingkan biaya yang dikeluarkan di negara lain.
3. Mendorong kegiatan ekonomi dalam negeri.
Terbukanya perdagangan antarnegara akan medorong setiap negara
meningkatkan produksi atau memperluas usahanya.
4. Memperluas lapangan kerja
Dengan bertambahnya kegiatan-kegiatan ekonomis di dalam negeri, lapangan
kerja semakin luas, dan beraneka ragam.
5. Merupakan sumber pendapatan bagi negara.
Melalui kegiatan ekspor impor, pendapatan pemerintah akan meningkat melalui
pajak ekspor maupun biaya impor yang dikenakan pada barang yang
diperjualbelikan.
6. Menambah jumlah barang dan kualitas barang.
7. Memperoleh manfaat dari adanya spesialisasi dalam bentuk keunggulan

komparatif dan peningkatan kemakmuran.


8. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, yang pada dasarnya
bersumber pada skala ekonomis dalam proses produksi, teknologi baru, dan
rangsangan bersaing.
9. Meningkatkan proses tukar-menukar antarnegara.
10. Meningkatkan devisa negara.
11. Mendorong terjadinya persaingan sehat yang pada gilirannya menimbulkan
perkembangan teknologi.
12. Meningkatkan perluasan pasar (produksi-konsumsi).
Dengan berbagai keuntungan/manfaat yang diperoleh melalui perdagangan
antarnegara, setiap negara akan berubah membuka hubungan dagang dengan
negara lain.
5.faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional
1).faktor pendorong
a. Perbedaan Sumber Alam
Suatu negara mempunyai kekayaan alam yang berbeda, sehingga hasil
pengolahan alam yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber kekayaan
alam yang dimiliki suatu negara sangat terbatas, sehingga diperlukan tukarmenukar atau perdagangan.
b. Perbedaan Faktor Produksi
Selain faktor produksi alam, suatu negara mempunyai perbedaan kemampuan
tenaga kerja, besarnya modal yang dimiliki, dan keterampilan seorang
pengusaha. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh suatu negara juga
mengalami perbedaan, sehingga dibutuhkan adanya perdagangan.
c. Kondisi Ekonomis yang Berbeda
Karena adanya perbedaan faktor produksi yang mengakibatkan perbedaan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa jadi dalam suatu
Negara memerlukan biaya tinggi untuk memproduksi barang tertentu. Sehingga
negara tersebut bermaksud mengimpor barang dari luar negeri karena biayanya
dianggap lebih murah.
d. Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
Karena keterbatasan kemampuan suatu negara, baik kekayaan alam maupun
yang lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh suatu negara

mampu untuk diproduksi sendiri, untuk itulah diperlukan tukar-menukar


antarbangsa.
e. Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu terdapat
perbedaan. Adakalanya suatu negara lebih untung melakukan impor daripada
memproduksi sendiri. Namun, adakalanya lebih menguntungkan kalau dapat
memproduksi sendiri barang tersebut, karena biaya produksinya lebih mudah.
Oleh karena itu, negara-negara tersebut akan mencari keuntungan dalam
memperdagangkan barang hasil produksinya.
f. Adanya Persaingan Antarpengusaha dan Antarbangsa
Persaingan ini akan berakibat suatu negara meningkatkan kualitas barang hasil
produksi dengan biaya yang ringan, sehingga dapat bersaing dalam dunia
perdagangan.
2)faktor penghambat

a. Tidak amannya suatu negara. Jika suatu negara tidak aman, para pedagangnya akan beralih
ke negara yang lebih aman. Faktor keamanan mempengaruhi pedagang dalam melakukan
perdagangan internasional .
b. Kebijakan ekonomi internasional pemerintah. Ada beberapa kebijakan ekonomi suatu
egara yang menghambat kelancaran perdagangan internasional. Misalnya, pembatasan jumlah
impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-belit, dll
c. Tidak stabilnya kurs mata uang asing. Kurs mata uang yang tidak stabil membuat para
importir dan eksportir kesulitan dalam menentukan harga valuta asing. Kesulitan itu juga
berdampak pula terhadap permintaan dan penawaran pasar
6.kebijakan perdagangan internasional
1. Kebijakan Proteksi.

Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri


dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi
perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena
dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan barangbarang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:

Memaksimalkan produksi dalam negri.

Memperluas lapangan kerja.

Memelihara tradisional.


Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan
diri pada satu komoditi andalan.

Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada


negara lain.
Kebijakan proteksi meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Tarif.
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang dagangan
yang melintasi daerah pabean ( cutom area ). Sementara itu, barangbarang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Efek
kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Dengan
pengenaan bea masuk yang besar, mempunyai maksud memproteksi
industri dalam negri sehingga meningkatkan pendapatan negara dan juga
membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan
mendorong konsumen menggunakan produk domestik.
Macam-macam penentuan tarif, yaitu:

Bea Ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap


barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area).

Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan


terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan
tujuan akhir barang tersebut negara lain.

Bea Impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap


barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
2) Kuota.
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi jumlah barang yang
diperdagangkan. Ada tiga macam kuota, yaitu kuota impor, kuota
produksi, dan kuota ekspor. Kuota impor adalah pembatasan dalam
jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah pembatasan dalam
jumlah barang yang diproduksi, dan kuota ekspor adalah pembatasan
jumlah barang yang diekspor.
Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:

Mencegah barang-barang yang penting berada di luar negri.

Menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi


yang cukup.

Mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna


mencapai stabilitas harga di dalam negeri.

3) Dumping.
Dumping adalah kebijakan pemerintah umtuk menjual barang di luar
negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di
bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume
perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama
menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang
mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini
dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan
kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering
disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir
dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain. Predatory
dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar
negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri
akan dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan predatory
dumping.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:

Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri,


sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva
permintaan di luar negeri.

Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam


negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
4) Subsidi.
Subsidi adalah kebijakan pemerintah yang diberikan untuk menurunkan
biaya produksi barang domestik, sehingga diharapkan harga jual produk
dapat lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Tujuan dari
subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor, karena eksportir
dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Namun tindakan ini
dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat menjurus ke arah
perang subsidi.
5) Larangan Impor.
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah dimaksudkan untuk
melarang masuknya produk-produk asing ke dalam pasar domestik.
Dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negri.
2. Kebijakan Perdagangan Bebas.

Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan pemerintah yang


menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya
hambatan apapun. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan ini beralasan
bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan setiap negara

berspesialisasi memproduksi barang dan menjadikannya keungglan


komparatif.
3. Kebijakan Autarki.

Kebijakan autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk


menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh
politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan
dengan prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan adanya
perdagangan bebas
7.tujuan kebijakan perdagangan internasional
a. Mengendalikan Ekspor dan Impor
Setiap negara dapat menggunakan kebijakan perdagangan internasional untuk mengendalikan
ekspor dan impor. Kebijakan perdagangan bebas berusaha meningkatkan ekspor dengan cara
menghapus hambatan perdagangan. Sedangkan kebijakan perdagangan proteksionis berusaha
meningkatkan ekspor antara lain dengan cara menurunkan tarif ekspor.
b. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Bagi negara maju, perekonomian akan tumbuh dengan baik bila hasil produksi yang
melimpah dapat diekspor ke berbagai negara. Sebaliknya, bagi negara berkembang,
perekonomian akan tumbuh dengan baik bila negara bisa melindungi industri dalam negeri,
di antaranya dengan cara memberlakukan kuota impor (batasan impor) atau bahkan larangan
untuk mengimpor barang tertentu.
c. Menyehatkan Neraca Pembayaran
Untuk menghindari defisit (kekurangan) dalam neraca pembayaran, negara dapat
menggunakan kebijakan perdagangan proteksionis sebagai salah satu alat. Caranya yaitu
dengan berusaha meningkatkan ekspor dan sekaligus menekan impor dengan berbagai cara,
seperti pemberlakuan kuota impor, tarif impor dan larangan impor.
8.teori perdagangan internasional
I. TEORI KLASIK

Absolute Advantage dari Adam Smith

Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter
sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional.
Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya
nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai
barang tersebut (Labor Theory of value )

Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja,
Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga
kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor produksi. Dalam
kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu dan mobilitas
tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada
2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen
menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum
dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris
setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit
dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi
Gandum
Pakaian

Amerika
8
4

Inggris
10
2

Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang
Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris
sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit
tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa
Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute
advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing
negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih
rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua
negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi
ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila
hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak
akan terjadi karena tidak ada keuntungan.

Comparative Advantage : JS Mill

Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor
suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang
dimiliki comparative diadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah
dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar )
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang
dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi
Gandum
Pakaian

Amerika
6 bakul
10 yard

Inggris
2 bakul
6 yard

Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena
absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi
yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul
disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard
dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi
gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1.
Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage
ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan
akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan
menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term
of Trade ) ditentukan dengan batas batas nilai tujar masing masing barang didalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai
tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan
oleh teori absolute advantage.
II. COMPARATIVE COST DARI DAVID RICARDO
1.

Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )

Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor
barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh
hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David
Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi
Indonesia
China

1 Kg gula
3 hari kerja
6 hari kerja

1 m Kain
4 hari kerja
5 hari kerja

Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka
tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua Negara melalui
spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor
efficiency.
Berdasarkan perbandingan Cost Comparative advantage efficiency, dapat dilihat bahwa
tenaga kerja Indonesia lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg
gula ( atau hari kerja ) daripada produksi 1 meter kain ( hari bkerja) hal ini akan mendorong
Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.

Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia
dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg gula ( hari kerja) hal ini
mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
2. Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi
relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif
kurang / tidak produktif
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua produk,
sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya
melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity. kelemahan
teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan
fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional
antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan
absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost
Comparative Advantage atau production Comparative Advantage.
Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini
berlandaskan pada asumsi:
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang
yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk
memproduksinya.
2. Perdagangna internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak
berpengaruh.
Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara
akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya
bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang
yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Paham klasik dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari perdagangan
luar negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun tenaga kerja dari
barang-barang tersebut yang diperdagangkan.
III. TEORI MODERN
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negaranegara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang
relatif melimpah secara intensif

Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain
disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam
teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor
intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva
isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a.
Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b.
Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c.
Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif
banyak dan murah untuk memproduksinya
d.
Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga
perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study
empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur
perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan
dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata
paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a.

Intensitas faktor produksi yang berkebalikan

b.

Tariff and Non tariff barrier

c.

Pebedaan dalam skill dan human capital

d.

Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam

Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka
ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja
terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang
menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah
faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada
asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC
increasing cost
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth
yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk
menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan
harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi
tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya
semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan
(trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor
yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan
yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
.

Anda mungkin juga menyukai