Semakin tinggi tingkat kolesterol baik atau HDL, maka akan semakin baik untuk kesehatan. Ini
karena HDL melindungi dari penyakit jantung.
Tingkat HDL minimal 60 mg/dL atau lebih dapat membantu mengurangi risiko penyakit
jantung.
Sebaliknya, tingkat HDL kurang dari 40 mg/dL justru menaikkan risiko penyakit jantung.
Kolesterol jahat
Karena sifatnya yang jahat, LDL atau kolesterol jahat sebaiknya berada pada tingkat yang
rendah atau dapat ditoleransi tubuh, yaitu kurang dari 100 mg/dL.
Jumlah LDL 100-129 mg/dL dapat dikatakan sebagai ambang batas toleransi.
Jika melebihi jumlah tersebut kolesterol jahat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
seperti ateroma, penyakit jantung, dan stroke.
Jumlah LDL 130-159 mg/dL dapat dikatakan memasuki ambang batas tinggi,
dan jika jumlahnya telah mencapai 160-189 mg/dL sudah masuk level tinggi.
Sedangkan jumlah LDL 190 mg/dL dan selebihnya, sudah berada pada level sangat tinggi.
Trigliserida
Lemak ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Jadi, semakin rendah tingkat trigliserida, maka akan semakin baik untuk kesehatan.
Jumlah trigliserida 150-199 mg/dL dapat dikatakan berada pada ambang batas tinggi,
Jumlah 200 mg/dL atau lebih termasuk tingkat trigliserida tinggi.
Sebagian orang memerlukan perawatan jika memiliki kadar trigliserida pada kedua level
tersebut.
Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga
meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukkan itu.
Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin adalah Kolestiramin (Chlolestyramine). Obat
antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan
pembuangan LDL dari aliran darah.
Penghambat HMGCoa reduktase antara lain Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin,
Atorvastatin. Golongan ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan kolesterol dengan cara
menghambat kerja enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul
kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu meningkatkan
pembuangan LDL dari aliran darah.
Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin / vitamin B3 yang larut air. Dengan dosis besar asam
nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah. Sedangkan
Ezetimibe dapat menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara
mengurangi penyerapan kolesterol di usus.
Berapa tipe hiperlipid ?
Pada keadaan normal, lipid yang dikonsumsi dalam tubuh adalah kolesterol dan
trigliserid. Pada kasus hiperlipidemia terjadi kelainan metabolisme lipid yang terjadi
akibat kelainan produksi lipoprotein.
Enzim lipase yang dihasilkan oleh pankreas menghidrolisis lemak di mana lemak
tersebut akan diserap oleh sel mukosa usus halus dan disekresikan ke dalam saluran
limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron. Dengan bantuan enzim lipoprotein
lipase (LPL),kandungan trigliserida dan kilomikron dipecah menjadi kilomikron remnan
(sisa), asam lemak, gliserol dan kolesterol. Kilomikron remnan akan terikat dengan
hepatosit dan mengalami degradasi oleh enzim lisosom.
Patofisiologis Hiperlipidemia Tipe 1
Pada keadaan normal, gen LPL (Lipoprotein Lipase) akan memacu produksi enzim
lipoprotein lipase dan membutuhkan bantuan apo C-II sebagai kofaktornya. Enzim
lipoprotein lipase ini akan memecah lipoprotein dalam bentuk kilomikron yang
membawa molekul lemak dari usus ke dalam darah. Ketika lipoprotein dipecah,
lipoprotein akan melepaskan asam lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa dan
digunakan untuk energi dalam otot serta gliserol yang digunakan oleh hati untuk
sintesis lemak lainnya.
Pada penderita hiperlipidemia tipe 1 terjadi defisiensi enzim lipoprotein lipase dan apo
C-II yang disebabkan karena adanya mutasi pada gen LPL.
Akibatnya, lipoprotein tidak akan terurai secara efisien dan menyebabkan akumulasi
drastis kilomikron dalam plasma, walaupun dalam keadaan puasa.
Pada dasarnya, penderita hiperlipidemia tipe 1 mengalami kegagalan memecah
kilomikron menjadi asam lemak dan gliserol, sehingga kadar kilomikron
(triasilgliserida) meningkat drastis.
Hiperlipidemia II
Penyakit hyperlipidemia 2A sama seperti penyakit hiperlipidemia pada umumnya,
yaitu
merupakan penyakit yang disebabkan karena kadar kolesterol tinggi di dalam darah.
dapat berikatan dengan reseptor lipoprotein ini sehingga IDL (VLDL remnant) tidak
dapat masuk ke hati.
Hal
ini
akan
menyebabkan
terjadinya
penumpukan
kilomikron
dan
VLDL remnant dalam darah, sehingga berisiko terkena stroke, aterosklerosis, dan
penyakit lainnya.
Hiperlipidemia Tipe IV
Disebut juga hipertrigliseridemia adalah
kondisi medis yang ditandai dengan kadar trigliserida dalam darah yang lebih tinggi
dari normal.
Kadar Trigliserida yang diperlukan oleh tubuh di bawah 150 mg/dL (1,7 mmol/L).
Sedangkan kadar di atas 200 mg/dL (2,3 mmol/L) mengindikasikan adanya
hipertrigliseridemia
Etiologi
Hipertrigliseridemia dapat disebabkan oleh berikut:
a. Hipertrigliseridemia primer
Disebabkan oleh hasil dari berbagai cacat genetik yang menyebabkan
metabolisme trigliserida tidak teratur.
b. Hipergliseridemia sekunder
Disebabkan oleh diet tinggi lemak, obesitas, diabetes, hipotiroidisme, dan obatobatan tertentu.
Patofisiologi
Kadar VLDL meningkat, sedangkan kadar LDL normal atau berkurang, mengakibatkan
kolesterol normal atau meningkat dan peningkatan kadar gliserol yang berbeda.
Peningkatan kadar triasilgliserol yang terkandung di dalam VLDL dan kemungkinan
akan berkembang menjadi aterosklerosis. Kondisi berhubungan dengan abnormalitas
toleransi glukosa (resisten insulin) dan obesitas.
Hiperlipidemia Tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak mampu
memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya.
- Penyebab
Terkadang dipengaruhi oleh faktor keluarga, terkait dengan ketidaksempurnaan
pembersihan trigliserida eksogen maupun endogen yang tidak sempurna dapat
dan ancaman resiko pankreatitis seumur hidup.
Selain diturunkan, penyakit ini juga bisa terjadi akibat :
Penyalahgunaan alkohol
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
Gagal ginjal
Obesitas
Obat antihiperlipidemika adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipida darah yang
melebihi ambang batas normal. Lipida darah terdiri dari lemak netral(trigliserida), kolesterol(kolesterin), dan
fosfolipida. Karena lipid tidak larut dalam air, zat tersebut dibawa dalam plasma dari jaringan ke jaringan
dengan cara terikat pada protein. Lipit yang terikat dengan protein plasma ini disebut lipoprotein.
Lipoprotein ada 4 yaitu :
khilomikron,
VLDL(lipoprotein kerapatan sangat rendah),
LDL(lipoprotein kerapatan rendah),
Dimana HDL disebut kolesterol baik, dan ketiga lipoprotein lainnya disebut kolesterol jahat.
HDL disebut kolesterol baik karena mempunyai kerja melindungi terhadap aterosklerosis(pengerasan, hilangnya
elastisitas serta penyempitan lumen pembuluh arteri)
Hubungan hdl ldl dan trigiserid dengan kolsterol ?
Kolesterol baik (HDL-High Density Lipoprotein) berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma atau
penyempitan pembuluh darah akibat lemak. Sedangkan kolesterol jahat (LDL-Low Density
Lipoprotein) merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ateroma. Selain kolesterol baik
dan jahat, ada lemak dalam bentuk lain dalam darah yang disebut trigliserida.
Ateroma sendiri merupakan pemicu penyakit jantung yang dikenal juga sebagai ateroklerosis atau
pengerasan pembuluh darah. Ateroma adalah plak lemak yang menumpuk di dinding arteri
pembuluh darah. Setelah berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, plak tersebut menebal dan
meluas. Pada saat itulah, pembuluh darah tersumbat dan membuat aliran darah tidak lancar.
Kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau masalah serius lainnya
2 obat dari kelas asam fibrat yang ada yaitu Gemfibrozil (Lopid) dan
Clofibrate (Atromid).
Efek utama derivat asam fibrat adalah menurunkan kadar VLDL dan meningkatkan metabolisme
intravaskulernya melalui peningkatan pada aktivitas lipoprotein.
Turunan asam fibrat dikonjugasi dengan glukoronida di hepar dan diekskresi melalui ginjal,
sehingga bersihan obat atau metabolitnya akan terlambat pada pasien dengan kerusakan hepar
atau fungsi ginjal. Jadi dosis obat harus diturunkan pada pasien ini.
Efek samping utama dari asam fibrat ialah Obat ini meningkatkan resiko pembentukan batu
empedu. Selain itu asam fibrat terikat kuat dengan albumin dan mereka mengusir ikatan antara
warfarin dengan albumin. Jadi pasien yang mendapat terapi warfarin harus dimonitor ketat
untuk memutuskan apakah terapi asam fibrat diteruskan atau tidak.Pemakaian bersama dengan
HMG-KoA Reduktase inhibitor secara bermakna meningkatkan terjadinya kondisi miopati.
Salah satu dari obat berfungsi meniru struktur koenzim A dan enzim HMG-KoA reduktase.
Bagian yang lain menyerupai struktur dari produk yang masih belum jadi misalnya
hydroxymethyl glutarat dan diubah menjadi mevalonat.
Akibat yang penting dari pengghambatan biosintesis kolesterol dalam sel-sel hepatosit adalah
pengurangan jumlah cadangan kolesterol.
6. bagaimana dosis & aturan pakai obat simvastatin? (zainur)
Dosis : 5,10,20,40 dosis tungal/day 1x1
Dosis awal: 5-10 gm pada hiperkoleterollimea ringa sampai sedang dosis dapat ditingkatkan dengan interval paling sedikit
minggu sampai MAKS 40 mg digunakan pada malam hari(kolesterol kebanyakan produksi malam hari karena absorbsi dalam
tubuh lebih cepat ketika malam) (fahmi)
Hidolisis dari bentuk lactone yang tidak aktif terjadi dalam sel hepatosit. Pravastatin, fluvastatin,
atorvastatin, dan cerivastatin ada dalam bentuk aktif.
Mekanisme homeostasis dalam sel-sel hepatosit akan meningkatkan kualitas kerja dari reseptor
LDL di membran sel, dan LDL dibersihkan dari sirkulasi lebih cepat.
Meskipun semua kelompok obat-obatan statin dihasilkan untuk menurunkan kadar LDL yang
meningkat, atorvastatin, pravastatin, dan simvastatin juga dihasilkan untuk menurunkan kadar
trigliserida pada orang dengan peningkatan trigliserida atau LDL yang bersamaan. Golongan
statin tidak dipakai untuk penurunan trigliserida jika dimana LDLnya normal. Fluvastatin
pada dosis maksimum 40 mg menghasilkan penurunan LDL yang bertahap (32%). Cerivastatin dan
pravastatin pada dosis maksimum dapat menurunkan LDL rata-rata sampai 28%
Efek kurang baik yang paling utama dari golongan statin adalah sebagai berikut :
a. Efek Samping Utama
- Hepatotoksik
- Miopati
- Teratogenik
b. Efek Samping Minor
- Dispepsia
- Eksem dan rash seluruh tubuh
Hepatotoksik diwujudkan dalam bentuk peningkatan transasaminase. Hal ini berhubungan dengan
dosis, biasanya tidak berhubungan dengan gejala (symptom), dan akan hilang atau pulih
kembali dengan penghentian obat secara bertahap. Frekuensi timbulnya efek samping ini kurang
lebih 1%. Hepatotoksik yang muncul biasanya berhubungan secara langsung dengan mekanisme
kerja obat, yaitu penghambatan terhadap 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A reduktase.
Peningkatan transaminase yang sedang tidak membenarkan penghentian terapi. Bagaimanapun juga
peningkatan transaminase yang persisten dengan nilai tiga kali diatas ambang batas normal
membenarkan penghentian obat. Setelah terjadi peningkatan transaminase, pemberian ulang obat
dengan dosis yang lebih rendah harus dipertimbangkan. Pengawasan rutin dari kadar
transaminase direkomenasikan untuk 6 sampai 12 minggu setelah terapi. Hepatotoksik lebih
mudah terjadi pada orang yang sering mengkonsumsi obat-obat lain yang bersifat hepatotoksik
atau orang yang mengkonsumsi alkohol secara rutin.
Neal, M.J, 2006, At Glance Farmakologi Medis, ed.5, 46-47, Penerbit Erlangga, Jakarta