Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan dari pernyataan ini adalah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas
yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham. Secara khusus pernyataan ini
mempersyaratkan entitas untuk menyajikan dalam laporan laba rugi dan laporan
posisi keuangan dampak ransaksi pembayaran berbasis saham) termasuk biaya yang
berhubungan dengan transaksi pemberian opsi saham kepada karyawan.
Entitas harus mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang
timbul sebesar nilai wajar liabilitas. Sampai dengan liabilitas tersebut diselesaikan,
entitas harus mengukur kembali nilai wajar liabilitas pada setiap akhir periode
pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dimana setiap perubahan nilai wajar diakui
dalam laporan laba rugi pada periode tersebut.
Transaksi Pembayaran berbasis saham yang memberikan opsi kepada entitas
atau suplier untuk diselesaikan dengan instrument ekuitas atau kas. Transaksi PBS
dimana persyaratan perjanjian memberikan pilihan kepada entitas atau suplier untuk
diselesaikan dengan kas (atau aset lain) atau dengan penerbitan instrumen ekuitas,
maka entitas harus mengakui transaksi tersebut atau komponen transaksi tersebut
sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas, jika dan
sepanjang, entitas telah menimbulkan liabilitas untuk diselesaikan dengan kas atau
aset lain, atau sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan diselesaikan
instrumen ekuitas jika dan sepanjang, tidak terdapat liabilitas yang timbul.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Memberikan pemahaman runag lingkup pembayaran berbasis saham.
2. Memberikan pemahaman mengenai prinsip-prinsip dasar pembayaran berbasis
saham.

3. Memberikan penjelasan Pengungkapan IFRS 2 mengenai pembayaran berbasis


saham.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup IFRS 2


Sebuah pembayaran berbasis saham adalah transaksi dimana entitas menerima
barang atau jasa baik sebagai pertimbangan utuk instrumen ekuitas atau dengan

menimbulkan kewajiban untuk jumlah berdasarkan harga saham entitas atau


instrumen ekuitas lainnya entitas. Persyaratan akuntansi untuk pembayaran berbasis
saham tergantung pada bagaimana transaksi akan diselesaikan, yaitu dengan
dikeluarkannya (a) ekuitas, (b) uang tunai (c) saham atau kas.
Pembayaran berbasis salam yang dikeluarkan pada tanggal 1 Januari 2012.
Termasuk IFRS dengan tanggal efektif setelah tanggal 1 Januari 2012, tetapi tidak
IFRS mereka akan menggantikan. Tujuan IFRS ini adalah untuk menentukan
keuangan pelaporan oleh entitas yang melakukan berbasis saham-transaksi
pembayaran. Secara khusus, ia membutuhkan suatu entitas untuk mencerminkan laba
atau rugi dan posisi keuangan efek transaksi pembayaran berbasis saham, termasuk
biaya yang berhubungan dengan transaksi dimana saham pilihan yang diberikan
kepada karyawan.
IFRS mengharuskan entitas untuk mengakui transaksi pembayaran berbasis
saham dalam laporan keuangan, termasuk transaksi dengan karyawan atau pihak lain
untuk harus diselesaikan secara tunai, aset lainnya, atau instrumen ekuitas entitas.
Tidak ada pengecualian untuk IFRS, selain untuk transaksi yang standar lain yang
berlaku. Hal ini juga berlaku untuk transfer untuk instumen ekuitas induk entitas, atau
ekuitas instrumen entitas lain dalam kelompok yang sama sebagai entitas. IFRS
menetapkan prinsip pengukuran dan persyaratan khusus untuk tiga jenis transaksi
pembayaran berbasis saham :
a. Transaksi pembayaran berbasis saham ekuitas-diselesaikan dimana entitas
menerima barang atau jasa sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas entitas
(termasuk saham atau opsi saham);
b. Kas diselesaikan berbasis saham pembayaran dimana entitas mengakuisisi barang
atau jasa dengan menimbulkan kewajiban kepada pemasok barang-barang atau
jasa untuk jumlah yang didasarkan pada harga (atau nilai) dari entitas saham atau
instrumen ekuitas lainnya entitas : dan

c. Transaksi dimana entitas menerima atau mengakuisisi barang atau jasa dan hal
pengaturan memberikan salah satu antitas atau pemasok yang baik atau jasa
dengan pilihan apakah yang entitasnya mengendap transaksi ditunai atau dengan
menerbitkan instrumen ekuitas.
Untuk istrumen pembayaran ekuitas-diselesaikan berbasis saham, IFRS
mensyaratkan entitas untuk mengukur barang atau jasa yang diterima, dan sesuai
peningkatan ekuitas, langsung, pada nilai wajar barang dan jasa yang diterima, kecuali
bahwa nilai wajar tidak dapat diestimasi dengan andal. Jika entitas tidak dapat
memperkirakan andal nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima, entitas yang
dibutuhkan untuk mengukur nilai mereka, dan peningkatan terkait ekuitas, secara
tidak langsung dengan mengacu kepada nilai wajar instrumen ekiutas yang diberikan,
yaitu :
a. Untuk transaksi dengan karyawan dan lain-lain, entitas ini diperlukan
untuk mengukur nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan, karena
biasanya tidak mungkin untuk memperkirakan adil nilai jasa karyawan
yang diterima. Nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan diukur pada
tanggal pemberian.
b. Untuk transaksi dengan pihak selain karyawan (dan mereka yang
memberikan layanan serupa), ada anggapan dibantah bahwa nilai wajar
barang atau jasa yang diterima dapat diestimasi dengan andal. Bahwa nilai
wajar ditentukan pada tanggal entitas memperoleh barang atau
counterparty membuat layanan. Dalam kasus langka, jika anggapan
tersebut dibantah, transaksi diukur dengan mengacu pada tanggal entitas
memperoleh barang atau pihak peminjam membuat layanan.
c. Untuk barang atau jasa yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar
instrumen ekuitas yang diberikan, IFRS menetapkan bahwa kondisi

vesting (kompensasi), selain kondisi pasar, tidak diperhitungkan saat


memperkirakan nilai wajar saham atau opsi pada tanggal pengukuran yang
relevan (seperti yang ditentukan diatas). Sebaiknya, kondisi vesting
diperhitungkan dengan menyesuaikan jumlah instrumen ekuitas termasuk
dalam pengukuran jumlah transaksi sehingga, akhirnya jumlah yang diakui
untuk barang dan jasa yang diterima sebagai imbalan atas instrumen
ekuitas yang diberikan didasarkan pada jumlah instrumen ekuitas yang
akhirnya dikompensasikan. Oleh akrena itu, secara kumulatif, tidak ada
jumlah yang diakui untuk barang dan jasa yang diterima jika instrumen
ekuitas yang diberikan tidak dikompensasikan karena kegagalan untuk
memenuhi kondisi vesting (selain kondisi pasar).
d. IFRS membutuhkan nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan harus
berdasarkan harga pasar, jika tersedia, dan untuk memperhitungkan syarat
dan kondisi dimana mereka instrumen ekuitas yang diberikan. Dalam tidak
adanya harga pasar, nilai wajar diperkirakan, dengan menggunakan teknik
penilaian untuk memperkirakan berapa harga dari instrumen ekuitas akan
menjadi pada tanggal pengukuran dalam transaksi lengan panjang antara
berpengetahuan, pihak bersedia.
e. IFRS juga menetapkan persyaratan jika syarat dan kondisi dari sebuah
pilihan atau saham pemberian yang dimodifikasi (misal sebuah opsi
repriced) atau jika pemberian termasuk dibatalkan, pembelian kembali
atau diganti dengan pemberian ekuitas instrumen lain. Misalnya, terlepas
dari modifikasi, pembatalan atau penyelesaian pemberian ekuitas
instrumen untuk karyawan, IFRS biasanya membutuhkan entitas diakui,
sebagai minimum, layanan yang diterima diukur pada nilai wajar tanggal
pemberian instrumen ekuitas yang diberikan.
B. Prinsip-prinsip dasar

Ketika entitas masuk kedalam pengaturan pembayaran berbasis saham, perlu


menentukan :
a. Klasifikasi pembayaran berbasis saham yaitu apakah ekuitas-menetap atau cashb.
c.
d.
e.

menetap.
Tanggal dana
Kondisi vesting
Periode dimana rompi penghargaan
Nilai wajar pada tanggal pemberian
Pada setiap tanggal pelaporann berikutnya sampai vesting, entitas menghitung

terbaik. Perkiraan biaya kumulatif keuntungan atau kerugian pada tanggal tersebut,
menjadi produk dari :
a. Nilai wajar tanggal pemberian penghargaan
b. Perkiraan terbaik saat ini jumlah penghargaan yang akan diberikan
c. Bagian kadaluarsa dari periode vesting.
Konsep pembayaran berbasis saham yang lebih luas dari opsi saham karyawan.
IFRS 2 meliputi penerbitan saham, atau hak untuk saham, dengan imbalan jasa atau
barang. Contoh item yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 2 adalah hak berbagi
penghargaan, rencana pembelian saham karyawan, rencana opsi saham dan rencana
dimana penerbitan saham (atau hak untuk saham) mungkin tergantung pada pasar atau
non-pasar terkait kondisi.
IFRS 2 berlaku untuk semua entitas. Tidak ada pengecualian untuk swasta atau
lebih kecil. Selain itu, anak perusahaan menggunakan ekuitas orang tua atau rekan
mereka anak perusahaan sebagai pertimbangan untuk barang atau jasa berada dalam
lingkup standar. Ada dua pengecualian terhadap prinsip lingkup umum :
1. Pertama, penerbitan saham dalam kombinasi bisnis harus dicatat dengan IFRS
3 Kombinasi Bisnis. Namun, perawatan harus dilakukan untuk membedakan
pembayaran berbasis saham yang terkait dengan akuisisi dari orang-orang
yang terkait dengan jasa karyawan terus.
2. Kedua, IFRS 2 tidak membahas pembayaran berbasis saham dalam lingkup
paragraph 8-10 dari IAS 32 instrumen keuangan : Penyajian, atau paragraph
5-7 dari IAS 39 instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh

karena itu, IAS 32 dan IAS 39 harus diterapkan untuk kontrak derivative
berbasis komoditas yang dapat diselesaikan dalam saham atau hak untuk
saham.
IFRS 2 tidak berlaku untuk berbagi berbasis transaksi pembayaran selain untuk
akuisisi barang dan jasa. Oleh karena dividen saham, pembelian saham treasury,
dan penerbitan saham tambahan di luar ruang lingkup.
C. Akuntansi Untuk Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan Dengan
Ekuitas.
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan istrumen
ekuitas, entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima, dan kenaikan ekuitas
terkait, secara langsung, pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika
nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal. Jika entitas tidak dapat
mengestimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima secara andal, maka entitas
harus mengukur nilai barang atau jasa tersebut dengan kenaikan ekuitas terkait, secara
langsung, dengan mengacu pada nilai wajar.
Untuk menerapkan ketentuan pada transaksi dengan karyawan dan pihak lain
yang memberikan jasa serupa dengan karyawan, entitas harus mengukur nilai wajar
jasa yang diterima dengan mengacu pada nilai wajar isntumen ekuitas yang diberikan,
karena pada umumnya tidak mungkin untuk mengestimasi nilai wajar yang diterima
secara andal. Nilai wajar instrument ekuitas tersebut harus diukur pada tanggal
pemberian.

Anda mungkin juga menyukai