Anda di halaman 1dari 8

http://cholichul-fpsi.web.unair.ac.

id/artikel_detail-40892-modul%20kinerja%20kewirausahaanmodul%20satu,%20PENGERTIAN%20DAN%20KONSEP%20DASAR
%20KEWIRAUSAHAAN.html
modul satu, PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
diposting oleh cholichul-fpsi pada 16 December 2011
di modul kinerja kewirausahaan - 0 komentar
Modul Keluaran (Out-Put)
Penelitian Hibah Bersaing Tahun Anggaran 2011

Mengenali Potensi Kewirausahaan (Menciptakan Lapangan Kerja) pada Siswa Sekolah


Menengah Atas (SMA) dalam Menghadapi Persaingan Global melalui Pelatihan Potency
and Entrepeneurship (PPE)
Peneliti:
Cholichul Hadi
Ilham Nur Alfian
Mula Kartika Yuda
Dibiayai oleh DIPA Universitas Airlangga, sesuai dengan Surat Keputusan
Rektor Tentang Kegiatan Penelitian Strategis Nasional dan Penelitian Multi Tahun
Universitas Airlangga Tahun Anggaran 2011 Nomor: 884/H3/KR/2011,
Tanggal 14 September 2011
Universitas Airlangga
2011
KATA PENGANTAR
Modul ini merupakan keluaran atau out put penelitian bernilai strategis menguji efektifitas
pelatihan potency and entrepeneurship (PPE) mengembangkan kemampuan kewirausahaan pada
siswa sekolah menengah atas. PPE sendiri adalah modul yang dikembangkan oleh peneliti yang
disusun berdasarkan berbagai pengalaman kewirausahaan peneliti sendiri dan rekan-rekan
peneliti selama ini.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dan berlangsung dengan baik
sesuai rencana yang ada. Dengan segala rasa hormat, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga yang telah memberi kesempatan
bagi tim untuk terlibat dalam penelitian ini. Tidak lupa pula terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memperlancar proses penelitian ini, dan
pembuatan modul.
Surabaya, September 2011
Peneliti,

DAFTAR ISI
Modul 1
PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
Modul 2
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Modul 3
IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN
Modul 4
MANAJEMEN BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN
Modul 5
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PENGAMBILAN RESIKO
Modul 6
ETIKA WIRAUSAHA, TANTANGAN SERTA PERMASALAHAN DALAM
KEWIRAUSAHAAN
Modul 7
PENGERTIAN USAHA DAN STUDI KELAYAKAN USAHA
Modul 8
KREATIVITAS DAN INOVASI
Modul 9
ANALISIS ASPEK YURIDIS DAN ANALISIS ASPEK PASAR

MODUL 1
PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
Istilah kewirausahaan sudah lama menjadi wacana di Indonesia, baik pada tingkat formal di
perguruan tinggi dan pemerintahan ataupun pada tingkat nonformal pada kehidupan ekonomi di
masyarakat. Dilihat dari terminologi, dulu dikenal adanya istilah wiraswasta dan kewirausahaan.
Sekarang tampaknya sudah ada semacam konvensi sehingga istilah tersebut menjadi
wirausaha (entrepreneur)dan kewirausahaan (entrepeneurship).
Entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yaitu entreprendre/wirausaha yang artinya memulai
atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata :Wira : utama, gagah berani,
luhur; swa : sendiri; sta : berdiri; usaha: kegiatan produktif. Dari kata tersebut, wiraswasta pada
mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta
sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintahan, yaitu : para
pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan
wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang
yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri.
Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa
Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan
istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang aktor yang memimpin proyek
produksi. Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai

orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang
baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang
tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada.
Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut
Menurut Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir,
mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut (Suryana, 2003 : 13), yaitu :
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create the new and different)(Drucker, 1959).
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up
phase) dan perkembangan usaha (venture growth)(Soeharto Prawiro, 1997).
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu
yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai
tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang
lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukancara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.
Dahulu orang beranggapan bahwa kewirausahaan adalah bakat bawaan sejak
lahir (entrepeneurship are born nat made) dan hanya diperoleh dari hasil praktek di tingkat
lapangan dan tidak dapat dipelajari dan diajari, tetapi sekarang kewirausahaan merupakan suatu
disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan.
Ilmu kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2001).
Dalam konteks bisnis, menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), kewirausahaan adalah
hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Wirausaha sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah
kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad
20. Beberapa istlah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal
dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa Negara seperti di eropa,
Amerika, dan Canada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang
mengajarkan entrepeneurship atau small business management.
Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis

ekonomi pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan pelatihan
di segala lapisan masyarakat, maka kewirausahaan menjadi berkembang.
Ada tiga jenis wirausaha (Ir. Ciputra), yaitu :
Necessity Entrepreneur yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan kebutuhan hidup.
Replicative Entrepreneur, yaitu wirausaha yang cenderung meniru-niru bisnis yang sedang
ngetren sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan.
Inovatip Entrepreneur, yaitu wirausaha inovatip yang terus berpikir kreatif dalam melihat
peluang dan meningkatkannya.
Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008, hal 10) mendefinisikan : Kewirausahaan adalah proses
penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan,
menanggung resiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan
moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Dalam bidang pemerintahan
seperti dikemukakan, maka birokrasi dan institusi akan memiliki motivasi, optimisme, dan
berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, fleksibel, dan adaptif.
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai berikut wirausaha merupakan
pengambilan resiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkanpeluang peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha
yang dikelola berkembang menjadi lebih besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan
tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006).
Terdapat banyak definisi kewirausahaan yang pada intinya relative sama seperti dikemukakan
oleh Drucker (1994), Zimemerer (1996), Suryana (2001), Longenecker dkk (2001), Syis dalam
Wijandi (1998), Say (1800) dalam Osborne & Gaebler (1992), Sumahajaya (1980) dalam
Wijandi (1988) dan Siagian.
Tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. Sebagai contoh seorang pengusaha yang karena ia
memiliki saham di suatu perusahaan dan memiliki koneksi tertentu dengan pejabat pemerintah
sehingga ia memperoleh fasilitas-fasilitas istimewa baik dalam memenangkan tender maupun
kemudahan dalam perizinan, orang ini bukanlah seorang wirausahawan. Orang tersebut tidak
lebih hanyalah seorang pedagang. Kita dapat mengambil contoh pengusaha air minum dalam
kemasan (AMDK) dengan merk Aqua, Bapak Tirto Utomo. Dia dapat dikatakan seorang
wirausahawan karena ia melakukan terobosan dalam usaha baru air minum dalam kemasan
(AMDK) yang pada saat itu dikuasai oleh minuman bersoda dan beralkohol. Pada awal
berdirinya perusahaan Aqua banyak orang mempertanyakan mengapa air tawar diperjualbelikan
yang biasanya di Indonesia dapat diminta dengan gratis, tetapi usaha tersebut ternyata berhasil
bahkan banyak perusahaan lain yang mengikutinya.
Wirausaha berbeda dengan penemu (inventor), yaitu orang yang menemukan sesuatu yang
berguna bagi kehidupan manusia, misalnya Thomas Alpha Edison menemukan listrik. Einstein
menemukan atom, dan lainnya. Mereka tidak dapat disebut wirausahawan jika penemuannya
tersebut tidak ditransformasikan oleh mereka sendiri ke dalam dunia usaha. Wirausahawan
adalah orang yang memanfaatkan penemuan tersebut ke alam dunia usaha.
Kao menjelaskan (1989), secara umum posisi wirausahawan adalah menempatkan dirinya
terhadap resiko atas guncangan guncangan dari perusahaan yang dibangunnya (venture).
Wirausahawan memiliki resiko atas finansialnya sendiri atau financial orang lain yang
dipercayakan kepadanya dalam memulai suatu usaha. Ia juga beresiko atas keteledoran dan
kegagalan usahnya. Sebaliknya manajer lebih termotivasi oleh tujuan yang dibebankan dan
kompensasi (gaji dan benefit lainya) yang akan diterimanya. Seorang manajer tidak toleran

terhadap sesuatu yang tidak pasti dan membingungkan dan kurang berorientasi terhadap resiko
dibandingkan dengan wirausahawan. Manajer lebih memilih gaji dan posisi yang relative aman
dalam bekerja.
Wirausahawan lebih memiliki keahlian intuisi dalam mempertimbangkan suatu kemungkinan
atau kelayakan dan perasaan dalam mengajukan sesuatu kepada orang lain. Di lain pihak,
Manajer memiliki keahlian yang rational dan orientasi yang terperinci (rational and detailedoriented skills).
Perdebatan yang sangat klasik adalah perdebatan mengenai apakah wirausahawan itu
dilahirkan (is born) yang menyebabkan seseorang mempunyai bakat lahiriah untuk menjadi
wirausahawan atau sebaliknya wirausahawan itu dibentuk atau di cetak (is made). Sebagian
pakar berpendapat bahwa wirausahawan itu dilahirkan sebagian pendapat mengatakan bahwa
wirausahawan itu dapat dibentuk dengan berbagai contoh dan argumentasinya. Misalnya Mr. X
tidak mengenyam pendidikan tinggi tetapi kini dia menjadi pengusaha besar nasional. Dilain
pihak kini banyak pemimpin/pemilik perusahaan yang berpendidikan tinggi tetapi reputasinya
belum melebihi Mr. X tersebut.
Pendapat lain adalah wirausahawan itu dapat dibentuk melalui suatu pendidikan atau pelatihan
kewirausahaan. Contohnya, setelah Perang Dunia ke-2 beberapa veteran perang di Amerika
belajar berwirausaha. Mereka belajar berwirausaha melalui suatu pendidikan atau pelathan baik
pendidikan/pelatihan singkat maupun pendidikan/pelatihan yang berjenjang. Dengan model
pengetahuan dan fasilitas lainnya mereka berwirausaha. Samuel Whalton pendiri Wallmart yang
kini menjadi retailer terbesar di Dunia adalah veteran yang memulai usahanya pada usia 47
tahun. Ross Perot pendiri Texas Instrument yang pernah mencalonkan diri sebagai Presiden
Amerika dari partai Independen juga seorang veteran yang berhasil dibentuk menjadi
wirausahawan.
Ada yang mengatakan bahwa seseorang menjadi wirausahawan itu karena lingkungan. Misalnya,
banyak orang WNI keturunan menjadi wirausahawan yang sukses karena mereka hidup di
lingkungan para wirausahawan atau pelaku usaha.
Pendapat yang sangat moderat adalah tidak mempertentangkan antara apakah wirausahawan itu
dilahirkan, dibentuk, atau karena lingkungan. Pendapat tersebut menyatakan bahwa untuk
menjadi wirausahawan tidak cukup hanya karena bakat (dilahirkan) atau hanya karena dibentuk.
Wirausahawan yang akan berhasil adalah wirausahawan yang memiliki bakat yang
selanjutnya dibentukmelalui suatu pendidikan atau pelatihan, dan hidup di lingkungan yang
berhubungan dengan dunia usaha.
Seseorang yang meskipun berbakat tetapi tidak dibentuk dalam suatu pendidikan/pelatihan
tidaklah akan mudah untuk berwirausaha pada masa kini. Hal ini disebabkan dunia usaha pada
era ini menghadapi permasalahan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan era
sebelumnya. Sebaliknya orang yang bakatnya belum terlihat atau mungkin masih terpendam jika
ia memiliki minat dengan motivasi yang kuat akan lebih mudah untuk dibentuk menjadi
wirausahawan. Bagi yang ingin mempelajari kewirausahaan janganlah berpedoman pada
berbakat atau tidak. Yang penting memiliki minat dan motivasi yang kuat untuk belajar
berwirausaha.
Seorang dikatakan sebagai wirausahawan apabila memiliki segenap ciri ciri wirausaha tangguh,
dan wirausahawan unggul, Sedangkan dilihat dari jenisnya terbagi kedalam tiga kelompok
yaitu Administrative Entrepeneur, Innovative Entrepeneur, dan Catalist Entrepeneur.

KERANGKA BERPIKIR TENTANG KEWIRAUSAHAAN


A.

POLA TANGGAPAN

B. POLA PELUANG

? KARAKTERISTIK PERORANGAN
? KARAKTERISTIK KELOMPOK
SOSIAL

? KEBUTUHAN EKONOMI
? KEMAJUAN TEKNOLOGI

PERILAKU WIRAUSAHA
? Mendirikan
? Mengelola
? Mengembangkan
? Melembagakan

C. HASIL USAHA
PERUSAHAAN:
? Tepat Guna
? Hemat Usaha
? Unggul Mutu
? Pembaharu

Pemicu kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal serta factor lainnya
seperti penyebab keberhasilan, kegagalan, dan kerugian berwirausaha. Model proses
kewirausahaan terdiri atas fase awal (perintisan) dan fase pertumbuhan.
NOTES : Pada modul kesatu ini secara umum anda diharapkan dapat menjelaskan berbagai
definisi kewirausahaan dan proses kewirausahaan terdiri atas :
Faktor-faktor pemicu kewirausahaan,
Model proses kewirausahaan,
Langkah menuju keberhasilan wirausaha, dan
Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha, serta keuntungan dan kerugian
berwirausaha.

Anda mungkin juga menyukai