Anda di halaman 1dari 2

Perjalanan Kehilangan : Melankoli Untuk Tanah Air

Kau selalu tahu


hanya padamu aku ingin pulang
seperti rindu dipejam mataku
siang itu kembang sepatu resah
diusapusap angin yang sebentarsebentar singgah
ditebarkannya sesak didadaku
ingin segera jumpa
memeluk senyummu nun jauh dibatas khatulistiwa

Kapal beriringan sandar didermaga


satu-dua pejalan menyapaku
yang linglung ditelan hari
apa kabar hari ini?
inginku malam segera menjemput
duduk menatap kunang-kunang
dan menyanyikan lagu tanah air beta
sambil membayangkan betapa bening mata ibu
saat kucecap puting susunya
sementara mungil tanganku
sibuk menukar-nukar peta dicakrawala
meresapi matahari senja yang seharum mekarnya mawar

Diiringi kersik daun gugur


kaki melangkah menuju pedalaman ingatan
dimana akan mereka temukan
setumpuk catatan harian
yang didalamnya hanya bercerita
tentang eloknya harihariku dibumi nusantara

Tapi,

janganlah secepat itu kita bersua


karena perjalanan menapaki takdir
belumlah separuh jalan
besok
masih ada sejarah lain
yang musti diguratkan
juga masih ada pertanyaan lain
yang musti kita pecahkan

Yang kuminta hanyalah


pejamkan matamu rapat-rapat
begitu kau lihat bulan terbit diatas sana
karena malam ini
aku akan menyelinap dimimpimu
dan bercerita sampai pagi seperti biasa
hingga Valhalla menyatukan kita.

Anda mungkin juga menyukai