Anda di halaman 1dari 4

SEKTOR PUBLIK DAN PERBANDINGANNYA DENGAN SEKTOR KOMERSIAL

Ada beberapa persamaan dan perbedaan yang dapat dibandingkan antara sektor publik dengan
sektor komersial. Beberapa kesamaan antara lain sebagai berikut:
1. Keduanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah sistem perekonomian
nasional yang secara bersama-sama menggunakan sumber daya dalam sistem perekonomian
tersebut, baik sumber daya finansial,modal, maupun manusia.
2. Keduanya sama-sama menghadapi sumber daya ekonomi yang terbatas untuk mencapai
tujuan-tujuannya.
3. Keduanya mempunyai pola manajemen keuangan yang sama yang dimulai dari perencanaan
sampai pengendalian di mana penggunaan akuntansi menjadi kebutuhan dalam hal ini.
4. Dalam beberapa hal, keduanya mempunyai output produk yang sama. Misalnya, pemerintah
menyediakan alat transportasi publik, sementara ada juga pihak swasta yang bergerak di
sektor yang sama dan menyediakan sarana transportasi umum untuk masyarakat.
Sementara itu, hal-hal umum yang membedakan organisasi sektor publik dengan perusahaan
di sektor komersial secara signifikan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Organisasi
Perusahaan komersial bertujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham, melalui
penciptaan keuntungan, sedangkan organisasi sektor publik bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan.
2. Sumber-sumber Pendanaan
Perusahaan komersial didanai melalui hasil operasi perusahaan bersangkutan, selain investasi
dari pemegang saham. Sementara itu, sesuai dengan tujuannya, organisasi sektor publik
mendanai operasinya tidak melalui laba operasi, tetapi mellaui cara khusus berupa
sumbangan atau donasi yang bersifat sukarela. Untuk OSP yang berbentuk organisasi
pemerintahan, sumber pendanaan diperoleh melalui penerimaan pajaka, retribusi, hibah, atau
sumbangan lainnya. Di organisasi sektor publik lain, sumber pendanaan bisa berupa iuran
anggota, subsidi, atau sumbangan dari donatur.
3. Peraturan Perundangan
Organisasi sektor publik, khususnya lembaga pemerintah, harus melakukan aktivitasnya
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pemerintah Indonesia misalnya harus
melakukan pembangunan jembatan karena diamanatkan dalam UUD 1945 untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat meskipun pembangunan jembatan tersebut tidak

memberikan keuntungan bagi organisasi pemerintah yang bersangkutan. Bagi perusahaan


komersial. Mereka bisa memilih aktivitas yang akan dilakukan atau produk yang akan dibuat
berdasarkan pertimbangan untung dan rugi.
DEFINISI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Keberadaan organisasi sektor publik sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini didasarkan
pada kondisi-kondisi berikut:
1. Organisasi sektor publik merupakan penyedia barang publik (public goods)
Barang publik barang yang memiliki dua karakteristik. Pertama, barang publik adalah
komoditas yang keberadaannya tidak melalui persaingan antar penyedianya (non-rivalry).
Kedua, tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian bagi para penggunanya (nonexcludability) sehingga semua masyarakat dapat menggunakannya.
2. Organisasi sektor publik diperlukan dalam rekayasa struktur sosial
Peran organisasi diperlukan untuk menjadi jembatan antarstruktur sosial yang dimaksud.
Misalnya, organisasi sektor publik dapat menyediakan pendidikan yang terjangkau dengan
tidak adanya motif keuntungan.
Berdasarkan pemahaman atas sektor publik dan kondisi-kondisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa organisasi sektor publik (OSP) adalah sebuah entitas ekonomi yang menyediakan barang
dan/atau jasa publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bukan untuk mencari
keuntungan finansial. OSP disebut entitas ekonomi karena organisasi iini memiliki dan
mengelola sumber daya ekonomi yang tidak kecil serta melakukan transaksi-transaksi ekonomi
dan keuangan.
Dengan pemahaman dan definisi tersebut, organisasi sektor publik menjadi berbeda dengan
ciri-ciri berikut:
1. Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan finansial, melainkan untuk mencapai suatu
misi atau tujuan tertentu (driven by mission)
2. Dimiliki secara kolektif oleh publik
3. Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham yang dapat
diperjualbelikan
4. Keputusan-keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi sering kali didasarkan pada
konsensus.
JENIS-JENIS ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Secara garis besar, jenis-jenis organisasi sektor publik dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Instansi Pemerintah
Instansi pemerintah merupakan bagian organisasi sektor publik yang berbentuk
instansi pemerintah berikut.
a. Pemerintah pusat, termasuk di dalamnya:
1) Kementrian seperti Departemen Dalam

Negeri, Departemen

Sosial,

Departemen Keuangan, dan lain-lain


2) Lembaga dan badan negara seperti KPU, KPK, dan lain-lain
b. Pemerintah daerah, termasuk di dalamnya:
1) Satuan Kerja Perangkat Daerah seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan,
Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah, Kantor Catatan Sipil, dan lain-lain.
2. Organisasi Nirlaba Milik Pemerintah
Organisasi nirlaba milik pemerintah merupakan bagian sektor publik yang bentuknya
bukan instansi pemerintah, tetapi dimiliki oleh pemerintah. Contohnya:
a. Perguruan tinggi bhmn
b. Rumah sakit milik pemerintah seperti RSCM, RS Daerah
c. Yayasan-yayasan milik pemerintah.
Pada perkembangannya, sebagian organisasi dalam kelompok ini dikategorikan dalam
kelompok yang lebih khusus, yaitu Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD)
3. Organisasi Nirlaba Milik Swasta
Organisasi nirlaba milik swasta merupakan bagian organisasi sektor publik yang
dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta. Contohnya:
a. Yayasan seperti Sampoerna Foundation, Dompet Dhuafa Republika, dan lain-lain
b. Sekolah dan universitas swasta
c. Rumah sakit milik swasta
SEJARAH ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun lalu. Dalam bukunya,
Vernon Karn (1989) dalam Indra Bastian (2001) menjelaskan bahwa praktik akuntansi sektor
publik sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Kemunculannya lebih
dipengaruhi pada interaksi yang terjadi di dalam masyarakat dan kekuatan sosial dalam
masyarakat. Kekuatan sosial masyarakat yang umumnya berbentuk organisasi sektor publik ini
dapat diklasifikasikan dalam:

1. Semangat kapitalis (capitalistic spirit)


2. Peristiwa polik dan ekonomi (economic and politic events)
3. Inovasi teknologi (technology innovation)
Dalam konteks Indonesia, perkembangan sektor publik tidak bisa dilepaskan dari peran
pemerintah mengingat pemerintah merupakan entitas sektor publik yang paling besar dan
dominan di negara ini.
Reformasi di banyak negara, khususnya di Indonesia, juga memberikan dampak signifikan
dalam perkembangan akuntansi sektor publik. Tuntutan agar pemerintah dikelola secara
profesional dan efisien membuka kesadaran bagi setiap orang, terutama aparat pemerintah untuk
senantiasa tanggap akan tuntutan lingkungannya dengan berupaya memberikan pelayanan
terbaik secara transparan dan berakuntabilitas.
Dari aspek pencatatan, pemerintah Indonesia sebenarnya telah melakukan pencatatn atas
keuangan negara mengikuti tata cara yang dikenalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Namun
teknik yang digunakan masih mengacu pada sistem kameral yang berorientasi pada pengendalian
kas belaka. Sistem pengendalian juga tidak berkembang sehingga tidak tercipta akuntabilitas
ynag baik. Reformasi keuangan negara, yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara, lebih cepat mendorong perkembangan akuntansi sektor publik,
tidak hanya pada pengembangan standar akuntansi yang lebih baku, tetapi juga pada
pengembangan teknik dan sistem yang lebih andal.
Sumber: Nordiawan, Deddi dan Hertianti,Ayuningtyas. 2011. Akuntansi Sektor Publik, Edisi 2.
Jakarta:Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai