Abstrak
Di Jawa Timur, Kabupaten Jember masuk dalam tiga besar daerah paling rawan
bencana. Palang Merah lndonesia melansir, sepanjang tahun 2007-2013, di Jember
terjadi 246 kejadian bencana. Peta PMI Jember menunjukkan dari 31 kecamatan
Jember, tak ada satu pun yang iak pernah ntengalanti bencana. Tujuan penelitian ini
adalah melakukan analisis kebijakan Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 7
Tahun 2012 Tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten
Jember berdasarkan teori lmplementasi kebijakan oleh Edwards lll (1980). Penelitian
ini dilakukan pada bulan Desember 2013 - Februari 2015 dengan metode diskriptif
analitik menggunakan data sekunder. Sampel penelitian ini adalah penduduk yang
mengalami bencarta dalam kurun waktu tahun 2007- 20i3. Data diolah dan dianalisa
secara deskriptif dengan menggunakan pemikiran yang logis dikaitkan dengan konsep
kerawanan bencana di lndonesia. Telaah pustaka juga dilakukan untuk memperiajam
analisa data yang dilakukan. Hasil Penelitian menuniukan bahwa selama kurun waktu
tahun 2007-2013 terdapat 243 bencana yang terdiri dari : kebakaran, banjir, angin puyuh,
hujan angin, angin puting beliung, tanah longsor, keracunan makanan, tersambar petir
dan bangunan roboh. Penanggulangan bencana dilakukan oleh beberapa instansi yang
tergabung menjadi satu dengan sebutan SATLAK (satuan pelaksana penanggulangan
bencana). SATLAK terdiri dari beberapa anggota dari beberapa instansi, diantaranya:
Bupati, Dinas Sosial Baskesbang, dan bagian Kesejahteraan Rakyat. Seiak tahun
2012, fungsi SATLAK dialihkan pada BPBD Kabupaten Jember. SATLAK maupun
BPBD berfungsi sebagai penyelenggara penanggulangan bencana yang didalamnya
mencakup serangkaian upaya yang meliputi pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi. BPBD bekerja sama dengan PMI untuk membuat peta rawan bencana
yang didasarkan pada keparahan dampak bencana tsunami dari zona 1 sampai zona
5.
Abstract
ln Jember, East Java province, entered in three major areas /nost prone fo disasfers.
Red Cross lndonesia alerts that in 2007-2013, Jember took place in 246 events of
disasfer. Jember Red Cross reported that from 31 districts of Jember Regency had
experienced disasfer. This research aim to do policy analysis the Regional Regulation
Of Jember Regency Number 7/2012 About Regional Disaster Management Agency
(BPBD) ln Jember Regency, based on the theory of Policy lmplementation by Edwards lll
(1980). This research was conducted in December 201 4-February 201 5 with analytical
data using diskriptif methods. This research samples are inhibitants who experienced
the disaster within the 2007-2013. The collected data was analyzed descriptively using
'7a
the logicat thinking associafed with the concept of insecurity drsasfer in lndonesia'
The liierature reviewis a/so conducted to enrich the analyzed data. The result of the
consist
research showed that that during the period 2007-2013 there are 246 disaster,
poisoning'
food
landslides,
of : fires, floods, cyclones, wini rain, winds of Stormwind,
have been struck by tightning and the building cottapsed. Disaster response conducted
by several agenci;s lnat pinea into implementing disaster mitigation unit (SATLAK)'
Socla/
SATLAK consisfs of several members from several agencies, including:
of
function
the
2012,
Since
lnstitution, Regent, Baskesbang, and the people's welfare'
serve
BPBD
and
SATLAK
}ATLAK was switched by BPaD Jember Regency. Both of
disaster
as a disast er relief , orginizer which includes a series of efforts that include
make
to
PMI
with
working
response and rehabilitation. BPBD
prevention,
1 to
zone
from
"^urgrnrl
tsunami
disaster-prone map bised on the severity of the impact of the
zone 5.
bureaucracy'
implementation.
1.
PENDAHULUAN
juga
jalur
maupun
penunjaman,
terjadi sejajar dengan
pada jalur patahan regional seperti Patahan
Sumatera/Senrangko. Dengan kondisi geologi
yang de-mikian, ancaman bencana di wilayah
lndonesia seper:tinya tinggal menunggu waktu'
Apalagi ditambah dengan kerusakan lingkungan
dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak
terkendali. Frekuensi kejadian bencana dan
tingkat kerusakan maupun korban jiwa semakin
meningkat di lndonesia.
Undang-Undang Nomor 24 \ahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulanan Bencana,
38
3.
3.1.
pemanfaatan wilayah
mengindikasikan
keragaman elemen risiko. Pemanfaatan lindung
seperti penggunaan lahan pertanian, sempadan
sungai tentunya mengindikasikan elemen risiko
seperti satuan unit tanah produktif yang menjadi
penanggulangan
bencana harus dilaksanakan secara terpadu
guna mengurangi resiko kerugian dan kerusakan
akibat bencana. Dampak kejadian bencana
menyentuh seluruh bidang, baik ekonomi,
sosial-budaya, politik, namun yang paling utama
dirasakan adalah bidang kesehatan (Ristrini dkk.,
2012).
2.
METODE PENELITIAN
Sedangkan
penanganan bencana
jumlah penduduk
riil
unit
dan
di Kabupaten Jember
sesamanya
(Maarif
2015).
dkk.,
sebagai anggota komunitas
angin
39
Kebakaran
Banjir
s Tanah Longsor
r Hujan Angin
r Angin Putting Beliunq
w
Bangunan Roboh
Berdasarkan
Data LaPoran
BPBD
16
t4
72
10
8
*Kebakaran
6
A',
0
Tahun
2007
Tahun
2013
40
20
15
10
*Banjir
Tahun
2CI13
t4
12
10
I
6
IOngSOr
-]3;6ft
2
0
15
10
*fipgippsVt
41
2r5
2
tr5
*hgj3n
angin
0r5
Tahun
?00?
2013
20CIs
200s
2fi1:.
201fi
6
q
4
3
?
@angilr
puting
beliung
Tahun
7**7
Tal"run
2008
2S0S ?010
2011
Tatr"run
?CI13
Jember
Gambar 7. Tren KejadianAngin Puting Beliung Tahun 2007-2013 di Kabupaten
3.2.
4L
Pemahaman kerauangan
ini sangat
penting
3.3.
Faktor Komunikasi
akan
rity)
dimaksudkan agar tujuan dan cara yang akan
digunakan dalam sebuah kebijakan merupakan
hal yang mutlak agar dapat diimplementasikan
sebagaimana yang telah diputuskan. Konsistensi
yang dimaksud di sini adalah implementasi yang
efektif selain membutuhkan komunikasi yang
jelas dan konsisten
Policy process (proses kebijakan)
mel aksa
BPBD
na
ka
nn
merupakan
ya. Sed
a n g ka n
kej e la sa n (C
Ia
mengembang
bernegosiasi,
melaksanakan
mengkomunikasikan,
dan mengevaluasi
kebijakan
43
yrri
3.4.
Faktor DisPosisi
Jember.
44
4,
Pemangku
dalam
SKPD
Kesehatan,
Dinas
secara lintas sektor, misalnya
penanganan bencana
dalam kurun
dan
di Kabupaten Jember-
identifikasi
lll,
dalam menanggapi
'1
2.
di
1.
DAFTAR PUSTAKA
2.
3.
Raja
45
: PT
Grafindo Persada.
Pencegahan
dan
4.
5.
Kesiapsiagaan
- Badan
Nasional
Penanggulangan
-k., N. Bencana.
MaYs, G. Wall, 2005'
Buse,
Health : Making Health
Public
Understanding
University Press'
Open
:
Policy. London
lmplementing Public
1980,
Edwards lll, G.C.,
Quarterly
Congressional
Policy. Washington:
Press.
6.
8.
1-10.
Peraturan
Nomor 7
Daerah
Tahun
Penanggulangan
KabuPaten Jember.
9.
13.
Jember:
UniUDERU
Membangun
2012,
Mada,
Gadjah
Universitas
Masyarakat Pasca Bencana: Meretas Model
14.
15. Widodo,
Riset
1'
1
Nomor
Volume
Kebencanaan lndonesia
Mei 2015 PP : 25-31'
16. Walt, G.,1994, Health Policy (An lntroduction
to Process and Power)' London : Zed Book
Kabupaten Jember
2012 tentang Badan
Bencana
Daerah
Sekretariat
Jember.
Ltd.
Sekretariat Jember'
Penanggulangan Bencana
XesefrJtan
di
Bidang
46