Materi 3 Kelompok 1
Materi 3 Kelompok 1
PNEDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan
yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar
minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah
abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hokum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal
(1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis,
yaitu :
a. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
b. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
c. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan
oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.Contoh bentuk
tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa
untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan
untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak,
khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana
kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada
sekedar profitability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan
pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimimalisasi dampak
negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. CSR
berhubungan erat denganpembangunan berkelanjutan, di mana suatu organisasi dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan hasil
dan keuntungan yang akan diperoleh, melainkan juga harus melihat dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk
jangka yang lebih panjang.
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari
orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia
(Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi
pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan
politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi.
Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan dukungan pemerintah daerah, kepastian
hukum, dan jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa
harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Ditengah persoalan
kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai
koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).Pemerintah bisa
menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan masukan pihak yang
kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada
kalangan bisnisyang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi
proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompoklain agar terjadi proses interaksi
yang lebih adil dan menghindarkanproses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap
yang lain.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau
meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra
perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit
untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen
untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan
merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu
proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem
yang menguntungkan semua pihak , konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah
lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan
dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
1. Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang
apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang
diambil.
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena
kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan
kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
3. Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan
haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk
berbisnis yang kompetitif.
pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.
Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik lingkup makro ataupun
mikro.
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efisiensi sistem pasar
dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan supaya sistem
dapat bekerja secara efektif dan efisien adalah:
a. Adanya hak memiliki dan mengelola properti swasta
b. Adanya kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa
c. Adanya ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa
Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melakukan perilaku yang tidak etis,
maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan mengambat pertumbuhan sistem
secara makro.
2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam
lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier), perusahaan, konsumen,
karyawan saling berhubungan dalam kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi. Tiap mata
rantai di dalam relasi harus selalu menjaga etika sehingga kepercayaan yang mendasari
hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.
Pada akhir abad ke-19, manusia mulai menyadari adanya alasan berdasarkan
kepentingan pribadi untuk melindungi alam.Gerakan konservasi, tahap pertama dari
environmentalisme modern, mulaimenyeruhkan pendekatan yang lebih terkendali dan hatihati terhadap alam.Para pendukung gerakan konservasi berargumen menentang eksploitasi
sember daya alam seolah-ola halam dapat menyediakan pasokan bahan yang tidak pernah
habis. Mereka menegaskan bahwa bisnis memiliki alasan yang baik untuk menjaga sumber
daya alam., alasan yang paralel dengan pertimbangan rasional untuk menjaga sumber daya
financial. Lingkungan alam, seperti halnya modal, memiliki kapasitas yang produktif untuk
menghasilkan laba jangka panjang hanya jika dikelola dan digunakan secara hati-hati.
Disamping alasan-alasan untukmelindungi kehidupan dan kesehatan manusia ini,
lingkungan alam sangat penting dan berharga untuk banyak alasan lain. Sering kali nilai-nilai
lain ini bertentangan dengan nilai instrumental yang bersifat lebih langsung berasal dari
perlakuan terhadap lingkungan sebagai suatu sumber daya.
jawab hanya perlu mencari keuntungan danmembiarkan pasar untuk mengalokasikan sumber
daya secara efesien.Dengan melakukan ini, bisnis memenuhi perannya di dalam sebuah
system pasar, yang pada gilirannya melayani kebaikan keseluruhan (utilitarianisme) yang
lebih besar. Disisi lain, jika peraturan pemerintah adalah pendekatan yang lebih memadai,
maka bisnis harus mengembangkan struktur yang mematuhi peraturan untuk memastikan
bahwa bisnis telah mematuhi peraturan tersebut.
Para pembela pendekatan pasar berpendapat bahwa masalah lingkungan adalah
masalah ekonomi yang patut mendapat solusi ekonomi.Pada dasarnya, masalah lingkungan
melibatkan alokasi dan distribusi dari sumber daya yang terbatas.
Tantangan terhadap pandangan yang sempit mengenai tanggung jawab sosial
perusahaan ini tidak asing lagi.Berbagai kegagalan pasar, yang kebanyakan melibatkan isu
lingkungan. Menunjukkan bahwa solusi pasar itu tidak memadai.Salah satu contohnya adalah
keberadaan dari eksternalitas, contohnya dalam buku teks adalah polusi lingkungan.Jenis
kegagalan pasar yang kedua terjadi ketika tidak ada pasar yang menciptakan harga untuk
barang-barang sosial yang penting.Cara ketiga dimana kegagalan pasar dapat mengarah pada
kerusakan lingkungan yang serius melibatkan perbedaan antara keputusan individu dan
konsekuensi kelompok.
Kegagalan pasar ini menimbulkan keprihatinan serius terhadap kemampuan dari
ekonomi pasar untuk mencapai kebijakan lingkungan yang tepat.Para pembela pandangan
yang sempit tentang tanggung jawab sosial perusahaan tentu saja telah memberikan
tanggapan terhadap tantangan ini.
10
11
menetapkan standar minimum untuk memastikan kualitas udara dan air serta pelestarian
spesies.
Bisnis beban untuk mencapai tujuannya selama mereka mematuhi batasan yang
ditetapkan oleh standar minimum ini.Consensus yang muncul adalah bahwa masyarakat
memiliki dua kesempatan untuk menetapkan tanggun jawab lingkungan perusahaan.Sebagai
konsumen, individu dapat meminta produk yamg ramah lingkungan di pasar.Sebagai warga
Negara, individu dapat mendukung legislasi terkait lingkungan. Selama bisnis merespon
pasar dan mematuhi undang-undang , bisnis telah bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Jika konsumen meminta produk yang mungkin menimbulkan bagi lingkunagn, seperti mobil
SUV yang boros bahan bakar, dan produk tersebut diizinkan peredarannya oleh undangundang.
12
rekomendasi untuk jalur-jalur menuju pembangunan ekonomi dan sosial yang menghindari
upaya mencapai pertumbuhan ekonomi jangka pendek dengan mengorbankan keberlanjutan
ekonomi dan lingkungan dalam jangka panjang. Brundtland Commission menawarkan apa
yang menjadi definisi standar dari pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang
berkelanjutan
adalah
pembangunan
yang
memenuhi
kebutuhan
saat
ini
tanpa
13
Jika model peraturan dan kepatuhan cenderung untuk menafsirkan tanggung jawab
lingkungan sebagai hambatan pada bisnis, model berkelanjutan lebih maju dan dapat
menghadirkan bagi bisnis peluang yang lebih besar dibandingkan beban. Dan memang,
model ini menawarkan sebuah visi bisnis masa depan yang telah banyak dikejar oleh bisnis
yang kreatif dan bersifat wirausaha.
Kelompok peneliti lingkungan dan konsultan, The Natural Step, menggunakan
gambar sebuah corong, dengan dua garis yang saling mengerucut pada satu ujungnya, untuk
membantu bisnis memahami peluang-peluang tersebut.Sumber daya yang diperlukan untuk
menunjang kehidupan berada pada bidang miring yang terus menurun.Meski terdapat
perselisihan mengenai sudut kemiringan (apakah kita berada pada permulaan dengan tingkat
kemiringan sedikit atau sudah berada pada tingkat yang lebih jauh, dengan tingkat
kemiringan yang tajam?), dan consensus yang meluas bahwa sumber daya yang tersedia telah
mengalami penurunan. Garis kedua menunjukkan jumlah permintaan agregat di seluruh
dunia, dengan memperhitungkan pertumbuhan populasi dan permintaan yang terus meningkat
dari gaya hidup konsumtif.
Tanpa adanya bencana alam, kebanyakan tapi tidak semua industri akan lolos melalui
corong yang sempit untuk menuju era kehidupan yang berkelanjutan. Bisnis yang tidak
mampu melihat visi masa depan yang berkelanjutan akan membentur dinding yang
menyempit. Bisnis yang inovatif dan bersifat wirausaha-lah yang akan menemukan jalan
untuk melalui dinding corong yang menyempit itu.
Selanjutnya The Natural Step menantang bisnis untuk melakukan backcasting dari
sebuah jalan menuju keberlanjutan. Kita semua cukup mengenal dengan apa yang disebut
peramalan (forecasting), dimana kita meneliti data saat ini dan memprediksi masa depan.
Backcasting menyelidiki apa yang akan terjadi di masa depan ketika kita berhasil keluar
melewati corong tersebut. Mengetahui seperti apa masa depan itu, bisnis yang kreatif
14
kemudian melihat kebelakang kembali kemasa kini dan menentukan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai kemasa depan. Suatu kasus yang kuat dapat dibuat untuk
mengambil langka saat ini demi mencapai masa depan yang berkelanjutan. Ada lima alasan
yang membentuk suatu kasus persuasif untuk menyimpulkan bahwa upaya mengejar strategi
yang berkelanjutan hamper selalu menjadi kepentingan pribadi bisnis.
1. Keberlanjutan adalah strategi jangka panjang yang bijak.
2. Potensi pasar yang besar yang belum terpenuhi diantara perekonomian dunia yang sedang
berkembang hanya dapat di penuhi dengan cara yang berkelanjutan.
3. Penghematan biaya yang signifikan dapat di capai melalui praktik yang berkelanjutan.
4. Terdapat keunggulan kompetitif bagi bisnis yang berkelanjutan.
5. Keberlanjutan adalah strategi manajemen risiko yang baik.
Mengerjakan sesuatu lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit
Prinsip kedua, biomimicry produksi putaran tertutup berusaha
untuk
mengintegrasikan kembali limbah ke dalam proses produksi. Sama halnya dengan proses
biologi seperti siklus fotosintesis limbah dari sebuah kegiatan menjadi sumber daya
untuk kegiatan lain.
3. Prinsip ketiga, tanggung jawab dari hidup sampai-hidup kembali menyatakan bahwa
bisnis seharusnya bertanggung jawab untuk memasukkan kembali hasil akhir dari
produknya ke dalam siklus prduktif.
4. Prinsip keempat, ekonomi berbasis jasa menerjemahkan permintaan pelanggan sebagai
permintaan akan jasa.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah caracara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan
oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. CSR dapat
dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan
cara manajemen dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial
adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan membantu
dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan
16
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
komplek
7. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan, yaitu
kepada lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat sekitarnya, Sehingga akan
terbentuk suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain
3.2 SARAN
Dengan ini penulis meminta kritik dan sarannya yang bisa membangun buat penulis
sehingga penulis bisa membuat tulisan yang lebih baik. Penulis juga minta maaf apabila ada
penulisan yang salah dan tidak dimengerti, karena penulis masih dalam tahap pembelajaran
17