PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sebagai sorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat dilepaskan
dengan proses pengajaran. Sementara proses pengajaran merupakan suatu proses yang
sistematis, yang tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak didik.
Sebagai suatu system, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapainya. Demikian pula halnya system pengajaran pada mata pelajaran
tertentu, diamana tujuan system disini adalah untuk menimbulkan belajar yang komponenkomponen belajarnya, yakni anak didik, pendidik, instruktur, guru, materi pengajaran, dan
lingkungan pengajaran.
Agar proses pengajaran mata pelajaran tertentu dapat terlaksana dengan baik, salah satu
yang perlu dibenahi adalah perbaikan kualitas tenaga pengajarnya. Dengan perbaikan ini,
para guru paling tidak dapat mengorganisir pengajaran dengan jalan menggunakan teori-teori
belajar, pendekatan system pembelajaran, variable pembelajaran serta desain pengajaran yang
dapat menimbulkan minat dan memotivasi anak didik dalam kegiatan belajar tersebut.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan pendekatan sistem dalam pengajaran ?
b. Jelaskan tiga variabel pembelajaran ?
c. Apa saja langkah-langkah dalam mendesain pembelajaran ?
3. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui pendekatan sistem dalam pengajaran
b. Untuk mengetahui tiga variabel pembelajaran
c. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mendesain pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang
beraktivitas. Misalnya seorang manusia agar dapat hidup dan menunaikan tugasnya di dalam
dirinya diperlukan adanya fungsi koordinasi dan penggerak, fungsi pernapasan, fungsi
pencernaan makanan, fungsi peredaran darah, fungsi pengindraan, fungsi perlindungan
terhadap penyakit dan berbagai bahaya, serta fungsi pembiakan, dan lain-lain.
D. Komponen-Komponen Sistem
Agar terlaksana masing-masing fungsi yang menunjang usaha pencapaian tujuan, di
dalam suatu sistem diperlukan bagian-bagian yang melaksanakan fungsi tersebut. Bagianbagian yang merupakan komponen pelaksana fungsi dapat ditunjukkan pada Tabel di bawah
ini:
Tabel 1.1Bagian-Bagian Komponen Pelaksana Fungsi
Nama
Instruksiona
Tujuan
Siswabelajar
Fungsi-Fungsi
Riset
Pelaksanaa Fungsi
Dosen, Peneliti
perilakutertentu
Rancangan
yang telah
Produksi
Instruksional
ditetapkan
Seleksi
Spesialis Media
terlebih dahulu
Logistik
Dosen
Pemanfaatan
Pustkawa, Teknisi
Evaluasi
Dosen
Manajemen Organisasi
Dosen
Manajemen Personil
Bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan
sistem disebut komponen. Dengan demikian, jelaslah bahwa sistem itu terdiri dari komponenkomponen dan masing-masing komponen itu mempunyai fungsi khusus. Komponen yang
melakukan proses transformasi disebut subsistem, karena masing-masing bagian atau
komponen itu sesungguhnya adalah suatu sistem pula. Sebagai sistem tersendiri, masingmasing komponen itu juga mempunyai tujuan dan terdiri atas komponen-komponen yang
lebih kecil yang melaksanakan fungsi-fungsi yang mendukung pencapaian tujuaan itu.
E. Interaksi Atau Saling Hubungan
Semua komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama
lain. Sebagai misal dalam proses pembelajaran disajikan penyampaian pesan melalui OHP,
3
maka diperlukan adanya aliran listrik untuk membantu dalam memberikan sinar dalam
jaringan OHP. Jika aliran listrik tidak berfungsi, akan menimbulkan kesulitan bagi guru
dalam melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah, pendekatan sistem dalam
pembelajaran memerlukan keterhubungan antara komponen yang satu dengan yang lainnya.
F. Penggabungan Yang Menimbulkan Jaringan Keterpaduan
Penggabungan yang menimbulakan keterpaduan ini berdasar pada hukum Gestallt yang,
menyatakan bahwa suatu keseluruhan itu mempunyai nilai atau kemampuan yang lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan jumlah bagian-bgin. Dalam kaitan dengan kegiatan, parra guru
sebaiknya berusaha menjalin keterpaduan antara sesama guru, antara guru dengan siswa, atau
antara materi guru, media, dan siswa. Sebab, apalah artinya materi yang disiapkan kalau tidak
ada siswa yang menerima.
tidak
dapat
dimanupulasi.
Berbeda
halnya
dengan
variabel
metode
berubah tergantung pada situasi. Sebagai contoh, di sekolah A, guru memiliki peluang untuk
menggunakan berbagai metode pembelajaran, sedangkan di sekolah B, hanya satu metode
yang mungkin digunakan.Dalam contoh ini, variabel yang termasuk metode di sekolah A,
merupakan kondisi di sekolah B.
Klasifikasi yang ketiga, hasil pembelajaran, mencakup semua efek yang dapat dijadikan
sebagai indicator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi
pembelajaran yang berbeda. Hasil pembelajan biasa berupa hasil nyata (actual outcomes) dan
hasil yang diinginkan (desired outcomes). Actual outcomes adalah hasil yang nyata dicapai
dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu. Adapun desired outcomes, yakni
tujuan yang ingin dicapai, yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran
dalam melakukan pilihan metode yang sebaiknya digunakan.
A. Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek
penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran
dapat juga dikatakan dengan keadaan riil dilapangan atau keadaan pada saat terjadinya proses
pembelajaran. Ondisi pembelajaran selalu berubah-ubah, hal ini tergantung pada situasi anak
didik, kondisi kelas, materi pembelajaran.Variabel yang termasuk kedalam kondisi
pembelajaran yaitu variabel-variabel yang mempengaruhi penggunaan variabel metode
yaitu :
Tujuan dan karakteristik bidang studi Mengacu kepada hasil pembelajaran yang
diharapkan.
Kendala dan karakteristik bidang studi, Berkaitan dengan tingkat kecermatan suatu
media dalam menyampaikan pembelajaran, kemampuan khusus yang dimiliki oleh
suatu media, serta pengaruh motivasional yang mampu ditimbulkannya. Kendalanya
adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti media, waktu, personalia, dan uang.
B. Metode Pembelajaran
Menurut Yamin Martinis, (2007) metode pembelajaran adalah cara melakukan atau
penyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus
5
Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara kesefektifan dan jumlah
waktu yang dipakai si belajar atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.
Itulah sebabnya, pengukuran kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar
dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.
menentukan keterampillan dan pengetahuan relevan dan diperlukan oleh siswa untuk
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Dalam melakukan analisis instruksional,
beberapa langkah diperlukakan untuk mengidentifikasi kompetensi, berupa pengetahuan
(cognitive), keterampilan (psychomotor), dan sikap (atitudes) yang perlu dimiliki oleh
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
3. Menganalisis Karakteristik Siswa dan Konteks Pembelajaran.
Selain melakukan analisis tujuan pembelajaran, hal penting yang perlu dilakukan
dalam menerapkan model ini adalah analisis terhadap karakteristik siswa yang akan
belajar dan konteks pembelajaran. Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan
atau paralel.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
Berdasarkan hasil analisis
pembelajaran yang dirancang dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.Strategi yang
digunakan disebut dengan istilah strategi pembelajaran atau instructional strategy. .
Dalam tulisan lain dianjurkan bahwa dalam merencanakan dalam satu unit pembelajaran
ada 3 tahap yaitu, (1) mengurutkan dan merumpunkan tujuan ke dalam pembelajaran; (2)
merencanakan prapembelajaran, pengetesan,, dan kegiatan tindak lanjut; (3) menyusun
alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran. Mengapa harus mengurutkan dan
merumpunkan ke dalam pembelajaran?Karena strategi pembelajaran merupakan hasil
nyata yang digunakan untuk mengembangkan material pembelajaran, menilai material
yang ada, merevisi material, dan merencanakan kegiatan pembelajaran.Dengan
mengurutkan tujuan ke dalam pembelajaran dapat membuat pembelajaran dapat lebih
bermakna bagi si belajar. Komponen strategi pembelajaran terdiri atas: (a) kegiatan
prapembelajaran, (b) penyajian informasi, (c) peran serta mahasiswa, (d) pengetesan, dan
(e) kegiatan tindak lanjut.
7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar.
Pada tahap ini, perancangan program pembelajaran dapat menerapkan strategi
pembelajaran yang telah dirancang dalam tahap selanjutnya kedalam bahan ajar yang
akan digunakan. Istilah bahan ajar sama dengan media pembelajaran, yaitu sesuatu yang
dapat membawa informasi dan pesan dari sumber belajar kepada siswa. Dick and Carrey
(1985) menyarankan ada 3 pola yang dapat diikuti oleh pengajar untuk merancang atau
menyampaikan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a) Pengajar merancang bahan pembelajaran individual, semua tahap pembelajaran
dimasukkan ke dalam bahan, kecuali prates dan pascates
b) Pengajar memilih dan mengubah bahan yang ada agar bertambah dalam
menyampaikan pembelajaran. Beberapa bahan mungkin saja disampaikan tanpa
bantuan pengajar, jika tidak ada, pengajar harus memberi penjelasan
c) Pengajar tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran, menurut
strategi pembelajarannya yang telah disusunnya. Pengajar menggunakan strategi
pembelajarannya sebagai pedoman termasuk latihan dan kegiatan kelompok.
8. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi formatif.
Setelah draf atau rancangan program pembelajaran selesai dikembangkan, langkah
selanjutnya adalah merancang dan melaksanakan evaluasi formatif.Evaluasi formatif
dilakukan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan
program pembelajaran.Menurut Dick and Carrey (1985), ada 3 fase pokok penilaian
formatif, yaitu (1) fase perorangan atau fase klinis.Pada fase ini perancang bekerja dengan
9
BAB III
PENUTUP
10
1. KESIMPULAN
Pendekatan sistem pada pembelajaran bertujuan agar kita dapat mengerti masalah
pengajaran sebagai keseluruhan secara tuntas dan dapat mendalami pula apa bagianbagiannya. Selain itu diharapkan kita dapat memahami pula cara bagaimana masing-masing
bagian itu saling berinteraksi, saling berfungsi dan saling bergantung di dalam sebuah sistem
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Variabel
pembelajaran diklasifikasikan
menjadi 3 macam
yaitu :
(1)
Kondisi
DAFTAR PUSTAKA
Uno Hamzah B, 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
11
12