MAKALAH
Oleh :
1.Ridwan Al Amudi
1462030039
2. Firman Sukrillah
1462030038
1462030040
1462033041
AKADEMI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2014
BAB II
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
menurut kamus umum bahasa indonesia,kreatif berarti ; memiliki daya cipta,
mempunyai kemampuan untuk mencipta. Menurut james C Coleman dan Coustance L.
Hammen, kreatifitas adalah pemikiran yang menghasilkan metode baru , pemahaman baru,
karya seni yang baru. Kreatifitas berbentuk ide-ide baru atau penyerpurnaan yang muncul
dari imajinasi dan kemudian diberi sentuhan teknologi menjadi inovasi atau terobosan baru
dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul.
Berikut ini pendapat para pakar dan pemerhati kreatifitas dalam berbagai bidang kehidupan:
1. David Campbell PH. D dalam bukunya take the road creatifity and get off yoi dead
end 1986. Kreatifitas adalah kegiatan yang menghasilkan dan berisi ciri :
A. Inovatif : belum pernah ada, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan terobosan
baru.
B. Berguna: lebih enak, lebih enak, lebih praktis, mempermudah memperlancar,
mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi
hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang lebih baik.
C. Dapat juga dimengerti: hasil yang sama dapat dilihat di akhir waktu
2. James R Evan dalam bukunya creatife thinking 1991 menulis : kreatifitas adalah
keterampilan untuk menentukan pertalitan baru, membuat subjek dari perspektif baru
dam membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah
tercetak dalam pikiran
3. Lilin too dalam bukunya explore the frontiers of yoir mind 1995 menulis: kreativitas
adalah pengembangan dan kemajuan, pikiran yang menumpahkan cara berpikir yang
tidak konvensional, akan menuntun menuju lompatan besar dalam pengetahuan dan
implikasinya.
Dari definisi dan pandangan para pakar-pakar di atas, kreatifitas adalah proses
kreasi/penciptaan sesuatu yang baru ( gagasan , konsep teori, solusi, cara, system, metoda,
proses, produk atau perkakas) yang secara nyata mampu :
1. Memecahkan masalah
2. Membawa perbaikain /kemajuan
3. Meningkatkan mutu kehidupan
B. LANGKAH-LANGKAH KREATIF
2 ekspresif
Orang yang kreatif tidak takut menyatakan pemikiran dan perasaannya.mereka
mau menjadi dirinya sendiri
3. humor-humor berkaitan dengan kreatifitas
Jika kita menggabungkan hal-hal demikian rupa sehingga berbeda, tak
terduga, dan tak lazim, berarti kita bermain-main dengan humor. Menggabungkan
berbagai hal dengan cara yang baru dan bermanfaat akan menghasilkan kreatifitas
4. intuisi/sikap
Orang kreatif menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam keperibadiannya.
Mereka paham bahwa intuisi pada umumnya berasal dari sifat otak kanan, yang
memiliki pola komunikasi berbeda dengan belahan otak kiri.
Selain ciri di ats, manusia kreatif memiliki ciri-ciri pokok ;
1. Berpikir dari segala arah. Seorang yang kreatif mampu melihat suatu masalah dari
berbagai segi. Ia akan mengumpulkan berbagai fakta untuk memecahkan persoalan
itu.
2. Berpikir ke segala arah. Bagi orang yang kreatif sebuah pencil tidak hanya untuk
menulis, tetapi juga untuk menggaruk, mengukur , menggaris dll.
3. Fleksibel tanpa menyalahi aturan
4. Orisionalitas. orang kreatif mampu menelurkan ide, gagasan dan cara kerja yang
tidak lazim yang tidak terpikirkan sebelumnya.
5. Senang dengan hal-hal yang rumit. Orang kreatif umunya senang dengan hal-hal
yang menantang ketimbangan, kesederhanaan dan jalan pintas. Di dalam situasi
inilah muncul gagasan-gagasan aneh
6. Tidak puas dengan hal yang monoton. Ia merasa gelisah dengan pekerjaan yang ituitu saja. Orang kreatif tidak senang dengan hal-hal yang bersifat rutinitas tanpa
menghasilkan yang lebih baik. Dia selalu berada pada pekerjaan yang
menghasilkan sesuatu yang baru misalnya menulis, study dll.
Para ahli saraf telah menemukan bahwa proses berpikir dalam belahan otak kanan
berbeda dengan belahan otak kiri. Belahan otak kanan berpikir tanpa memikirkan
batas-batas dan bersifat lunak pada berbagai ide.
Secara teknis, proses kreatif terdiri dari dua langkah
1. langkah pertama yaitu pengembangan ide dilakukan pada otak kanan
2. langkah kedua yaitu penerapannya yang dilakukan di otak kiri
Masalah timbul ketiak kita terlalu memusatkan pada langkah kedua, dimana prosesproses berpikir keras seperti logika, analisis, telaahdan pertimbangan bekerja sangat
kuat. Dengan demikian kita kurang menyediakan waktu untuk langkah pertama, yaitu
berpikir lunak seperti bertanya, bersintesis, dan merenung.
Bagaimana supaya kita berpikir lunak lebih efektif? Cara terbaik adalah melakukan
metafora (perumpamaan) dari masalah yang kita hadapi. Dengan metafora maka
gambaran masalah yang kita temui akan lebih jelas, tidak lagi abstrak, sehingga dapat
merangsang pikiran kita untuk menemukan solusinya.
3. Berani mempertanyakan aturan
Jika ada aturan yang memebatasi maka kita mencari tahu mengapa aturan itu dulu dibuat.
Mungkin alasan yang menyebabkan pembuatan pembuatan aturan tersebut sekarang tidak
lagi ada. Mungkin juga ada solusi yang lebih efektif sekarang tetapi dulu belum berpikir
ketika aturan tersebut dibuat.kemungkinan lain, kita bisa saja setuju dengan aturan tersebut
tetapi sekarang kita tahu ada cara baru untuk mendapatkan hasil yang dituntut aturan tersebut.
4. Suka memustahilkan
Von Oech mengngatkan kita agar jangan terburu-buru membuang ide yang sepintas lalu
tidak mungkin. Jika kita menahan diri, kemudian merenungkan gagasan mustahil tersebut, hal
ini dapat memicu pikiran kita menemukan gagasan yang masuk akal. Kebiasaan baru ini juga
mampu mendobrak proses berpikir yang sudah mapan.
5. Lebih kepersoalan. Inilah yang disebut dengan suasana dilematis. Salah satu cara
adalah dengan toleran dengan hal-hal dilematis. Jarang sekali kita menemui masalah yang
solusianya tunggal, linier dan pasti. Umumnya sebuah masalah terkain dengan sejumlah
masalah lain. Disini kita terjepit antara dua atau lebih untuk menggali potensi dari suatu
keadaaan dilematis.
6. Melihat kesalahan sebagai peluang
Benar itu baik dan salah itu buruk. Hasilnya cenderung berusaha mencari dan
menghindari situasi, dimana terdapat kemungkinan gagal. Dalam perspektif ini, sejarah
pengetahuan sebenarnya adalah sejarah trial dan eror dan bukan trial and success. Melalui
kesalahan kita dipersiapkan untuk menghadapi masalah serupa di masa depan.
7. Suka humor dan santai
Ide kreatif dapat timbul karena desakan situasi, tetapi ide-ide brilian justru lebih banyak
muncul ketika kita sedang santai, rileks dan gembira. Ketika santai, pertahanan mental kita
jadi longgar dan tidak terlalu pusing dengan aturan, kemustahilan bahkan kesalahan. Humor
adalah situasi penuh sukacita yang tercipta ketika kita memandang situasi serius secara
terbalik, atau menanggapi situasi keras dengan cara lembut.
8. Suka meninjau dunia luar
Orang yang hanya sibuk melihat kedalam dapat kehilangan ide-ide bagus disekitar
mereka. Dengan meninjau dunia luar, kita dapat menemukan ide baru untuk dipakai.
9. Berani berpikir berbeda
Caranya, cobalah melihat sebuah persoalan dari sisi lain, dari sudut pandang yang
umumnya dianggap salah, kemudian cobalah memahami perbedaan dan persamaan
keduanya. Hal ini akan mengkondisikan kita untuk lebih fasih memproduksi pikiran
pikiran kreatif.
Bereksperimen dengan hal-hal yang berlawanan selalu menolong kita untuk
memperoleh perspektif baru dan sebaliknya ia dapat berfungsi memperkuat pendapat
kita semula.
bagiannya
7. Sikap mencoba dan melaksanakan, bersedia mencurahkan waktu dan tenaga untuk
mencari dan mengembangkan
8. Kesabaran, memecahkan masalah dengan detailnya
9. Optimis, memadukan antusiasme ( kegairahan )
10. Mampu bekerja sama, sanggup berpikir secara produktif bersama orang lain.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
G. KEPEMIMPINAN KREATIF
Kepemimpinan yang kreatif adalah corak kepemimpinan perobahan karena dipenuhi
sifat-sifat positif yaitu kepemimpinan yang bergerak menuju suatu sasaran yang pasti
berdasarkan perencanan yang mantab dan bukan sekedar reaksi emosional terhadap situasi
dan lingkungan. Kepemimpinan kreatif yaitu pepemimpinan yang dinamis yaitu corak
kepemimpinan yang mengenal hanya istilah maju ke arah yang lebih baik. Kepemimpinan
yang demikian mengharuskan sang pemimpin menghadirkan kreasi-kreasi baru, untuk
menuju sasaran tersebut ia membuat kreasi-kreasi yang memiliki nilai-nilai estetis
(rohaniah/alkitabiah), dan nilai-nilai relevansi budaya, lingkungan sehingga perjangkauan
sasaran terasa sebagai suatu keharusan walaupun sesungguhnya sudah tersimpan di hati allah
sejak lama ( sebagai rancangan ilahi).
Dalam konteks kepemimpinan kristiani didasarkan atas karya allah, yang menciptakan
langit dan bumi dengan segala isinya ( KEJ, 1-2; LBR. 1:2-30. Allah mencipta kreatif yang
menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Ex Gratio Nihillo (bhs. Brani bara). Ia juga
menginginkan manusia ciptaannya kreatif sebagai alat untuk kemuliaan baginya.
Kepemimpinan Yang Kreatif ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ciri-ciri pemimpin kreatif akan berkorelasi positif dengan kepemimpinan yang efektif.
Oleh karena itu, pemimpin yang efektif juga memiliki karakteristik. Berikut ini
karakteristik kepemimpinan efektif oleh beberapa ahli :
1. Gordon (1991) kepemimpinan yang efektif meliputi: (1) pemimpin harus mengenal dan
mengetahui kebutuhan bawahan, (2) pemimpin harus meningkatkan pemberian hadiah
kepada bawahannya yang berprestasi, (3) pemimpin harus dapat memfasilitasi jalan untuk
mendapatkan hadiah dengan memberi pengarahan dan bimbingan, (4) pemimpin
seharusnya membantu bawahan mengklarifikasi harapannya dengan memberi contoh
usaha yang mengarah pada kinerja yang tinggi, (5) pemimpin harus mengurangi
hambatan-hambatan yang membuat frustrasi bawahan dalam memperoleh hadiah dan
hasil, dan (6) pemimpin harus meningkatkan kesempatan untuk kepuasan pribadi yang
merupakan hasil dari kinerja yang efektif.
2. Bennis yang dikutip Bliss (1999) mengemukakan bahwa pemimpin adalah orang yang
memiliki karakteristik: (1) inovatif, (2) fokus pada orang, (3) membangun kepercayaan,
(4) memiliki perspektif jangka panjang, (5) menanyakan apa dan mengapa, (6) memiliki
pandangan yang luas dan melebar, (7) memiliki orisinalitas, dan (8) suka tantangan.
3. Hogan dkk (1994) dan Robinson (2000) mengemukakan 5 karakteristik khusus dari
kepemimpinan yang efektif, yaitu: (1)kecerdasan mental (mental agility), pemimpin
memiliki minat yang besar, rasa ingin tahu dalam segala hal, memiliki rasa ingin tahu
tentang orang lain dan motivasi yang mendasarinya, terbuka pada pengalaman baru, suka
membaca dan suka akan tantangan. (2) stabilitas emosi, pemimpin yang memiliki nilai
yang tinggi pada stabilitas emosi cenderung memiliki sifat: percaya diri, penerimaan diri
(self acepting), keseimbangan (balanced), tahan terhadap stress, toleran terhadap
ketidakpastian, dapat bekerja dibawah tekanan, fleksibel dan efektif dalam menangani
konflik dan umpan balik negatif, (3) (surgency), yaitu pemimpin selalu bersifat terbuka,
asertif, dan memiliki energi yang tinggi, berani mengambil keputusan, (4)
(conscientiousness), yaitu pemimpin memiliki sifat hati-hati dan sabar, motivasi yang
tinggi untuk berprestasi, tanggungjawab, integritas yang tinggi, memiliki etos kerja,
memiliki kemampuan mengorganisasi, dan (5) (agreeableness) yaitu pemimpin dapat
kooperatif, dapat berdiplomasi, bersahabat, pembicara yang efektif, dan dapat dipercaya.
4. Bliss (1999) semua pemimpin memiliki karakteristik sifat-sifat yang umum yaitu: (1)
mengarah pada visi dan tujuan, (2) memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan
kemauannya kepada orang lain, (3) memiliki integritas meliputi: pengetahuan diri (self
knowledge) yaitu tahu akan kelemahan dan kelebihan dirinya sendiri, terus terang
(candor), dan kematangan (maturity) yang merupakan hasil belajar yang telah dijalani.
5. Steers (1985) menyoroti rintangan-rintangan dalam keefektifan kepemimpinan, yaitu: (1)
ketrampilan dan sifat dari pemimpin dapat menjadi kendala dalam menjadi pemimpin
yang efektif. Misal, penelitian tentang kepemimpinan menunjukkan bahwa pemimpin
yang efektif memiliki karakteristik pribadi tertentu. Kekurangan dari ketrampilan tersebut
dapat menghalangi perilaku pemimpin yang efektif, (2) ketidakmampuan pemimpin
dalam membuat berbagai gaya kepemimpinan dalam situasi yang tepat, (3) pada tingkat
tertentu, pemimpin harus mengontrol sistim pemberian hadiah seperti menaikkan gaji,
promosi dan lain-lain, (4) karakteristik dari situasi kerja juga dapat menyebabkan
ketidakefektifan kepemimpinan.
6. Klemm (1999) menyoroti ciri-ciri pemimpin kreatif yang berkorelasi positif dengan
kepemimpinan yang efektif. Menurut Klemm ada 5 ciri-ciri pemimpin yang kreatif
meliputi: (1) memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi, (2) dapat menerima
informasi dengan baik (well informed), (3) memiliki pemikiran yang asli (original
thinkers), 4) menjawab pertanyaan dengan benar (ask the right questions), dan 5)
disiapkan untuk menjadi kreatif (prepared to be creative).
7. Dunning (2000) mengemukakan 4 kompetensi yang menentukan keberhasilan pemimpin
yang baru di era milenium, yaitu: (1) harus memahami dan mempraktekkan pentingnya
suatu penghargaan terhadap kemampuan, sehingga pemimpin dituntut memiliki
kemampuan, (2) senantiasa mengingatkan bahwa pentingnya mengembangkan
bawahannya, (3) senantiasa memberikan kepercayaan kepada bawahannya, dan
(4)menjalin keakraban dengan rekan sekerja.
8. Kane (1998) menyoroti aspek-aspek yang paling relevan untuk dimiliki pemimpin pada
era melinium yaitu: (1) kompetensi dasar (core competencies) seperti: inteligensi,
integritas (integrity) dan perhatian (caring), (2) ketrampilan/pengetahuan
(skills/knowledge), membangun tim (team building), mengorganisir bawahan (people
management), keterlibatan pada aktivitas di masyarakat (community involvement), dapat
mengelola konflik secara produktif (productive use of conflict) dan kecerdasan emosi
(emotional intelligence), (3) sikap terhadap keberhasian kepemimpinan (attitudes for
successful leadership), yaitu: memiliki komitmen (comitment), perbaikan yang terus
menerus (continuous improvement)
BAB III
Simpulan
Pemimpin yang kreatif sangat diperlukan di era globalisasi. Karakteristik pemimpin
yang dapat merealisasikan visi menjadi kenyataan, memilik perspektif jangka panjang, dapat
mengembangkan bawahan, inovatif, kreatif, memiliki kecerdasan emosi dan karakteristik
lainnya merupakan sesuatu yang menentukan suksesnya pemimpin untuk bisa bersaing di era
globalisasi.
Kereatifitas merupakan aspek sangat dibutuhkan dalam semua bidang kerja dan dalam
kehidupan bermasyarakat. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki
kereatifitas yang tinggi lebih cenderung sukses dalam dunia kerja dan dalam hidup di
masyarakat. Dengan demikian orang yang memiliki kompetensi pribadi (kesadaran diri dan
kemampuan mengelola diri sendiri) dan kompetensi sosial (motivasi, empati dan ketrampilan
sosial) yang merupakan aspek dari kecerdasan emosi cenderung lebih berhasil dalam segala
bidang pekerjaan dan kehidupan.