Oleh :
Ridwan Al Amudi
1462030039
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini makna Pancasila seolah-olah terlupakan oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya melalui proses yang sangat
panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila kita
tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila yang tercamtum dalam
pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan
karena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari
masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan.
Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti
bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang
bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam
rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan.
Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai
pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah
selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila
memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti :
1. Pancasila sebagai jiwa bangsa,
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
3. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan dan Fungsi Pancasila di Negara Indonesia
Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai Dasar Negara. Selain fungsi pokok tersebut,
Pancasila mempunyai beberapa fungsi lagi, yaitu :
1. Pandangan hidup bangsa Indonesia
Yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mencapai
kesejahteraan lahir dan batin dalam masayarakat yang heterogen(beraneka ragam)
2. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
Artinya Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan
ciri khas Bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga
dapat membedakan dengan bangsa lain.
3. Perjanjian Luhur
Artinya Pancasila telah disepakati secara Nasional sebagai dasar Negara tanggal 18
Agustus 1945 melalui sidang PPKI(Panitia Perseapan Kemerdekaan Indonesia).
4. Sumber dari segala sumber tertib hukum
Artinya bahwa segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
harus bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan dengan Pancasila.
5. Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia.
Yaitu masayarakat adil dan makmur secara merata materiil dan spiritual yang
berdasarkan Pancasila.
6. Sebagai Ideologi terbuka.
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat 5ctual,
dinamis, antisipatif, dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan
jaman. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar
Pancasila namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih kongkrit, sehingga
memiliki kemampuan yang labih tajam untuk memecahkan masalah- masalah baru
dan 5ctual. Sebagai sautu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memeiliki
dimensi sebagai berikut :
a. Dimensi Idealistis, yaitu nilai- nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nlai- nilai
yang terkandung dalam lima sila pancasila : ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Maka dimensi idealistis Pancasila
bersumber pada niali- nilai filosofis yaitu filsafat Pancasila.
b. Dimensi Normatif, yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila
perlu dijabarkan dalam suatu sistem normatif, sebagaimana terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam
tertib hukum Indonesia. Dalam pengertian inilah maka Pembukaan yang
di dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV, berkedudukan sebagai
staatsfundamentalnorm(pokok kaidah negara yang fundamental).
c. Dimensi Realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu
Pancasila selalu memiliki dimensi nilai- nilai ideal serta normaf maka
Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata sehari-hari,
baik dalam kaitannya bermasayarakat maupun dalam segala aspek
penyelenggaraan negara.
5
Berdasarkan hakikat ideologi Pancasila yang bersifast terbuka yang memiliki tiga
dimensi tersebut maka ideologi Pancasila tidak bersifat utopis yang hanya
merupakan sistem ide- ide belaka yang jauh dari kenyataan hidup sehari- hari.
Selain itu ideologi Pancasila bukan merupakan doktrin belaka karena doktrin hanya
dimiliki pada ideologi yang hanya bersifat normatif dan tertutup, demikian pula
ideologi Pancasila bukanlah merupakan ideologi pragmatis yang hanya
menekankan segi praktis dan realistis belaka tanpa idelaisme yang rasional. Maka
Ideologi Pancasila yang bersifat terbuka pada hakikatnya, nilai- nilai dasar(hakikat)
sila- sila Pancasila yang bersifat tetap adapun penjabaran dan realisasinya
senantiasa dieksplisitkan secara dinamis terbuka dan senantiasa mengikuti
perkembangan zaman.
Menurut BP-7 Pusat, bahwa nilai- nilai yang terkandung dalam ideologi
terbuka tediri atas 2 jenis nilai yaitu,
Pertama : nilai dasar,yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam ideologi yang berupa
cita- cita, tujuan, serta alat- alat perkembangan negara yang utama, sendi- sendi
mutlak negara terutama nilai- nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, serta Keadilan, ini bersifat tetap.
Kedua : nilai-nilai Instrumental, yaitu niali- nilai yang berupa arahan, kebijakan,
strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaannya, ini yang bersifat dinamis dan
terbuka yang senantiasa disesuaikan dengan perkembangan zaman. Maka realisasi
nilai- nilai instrumental inilah yang merupakan pragsis dari ideologi. Berdasakan
uraian di muka maka Pancasila sebagai nilai dasar Ideologi negara adalah yang
bersifat tetap, adapun nilai- nilai instrumental yang merupakan pengamalan,
pengembangan dan pengayaan nilai- nilai dasar.
atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi
dan arti (unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia
Pancasila, sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan
nilai-nilai luhur tersebut.
1. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan
sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia.
Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat
yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa
maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang
dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan
Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan
kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi
masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan,
dan masyarakat yang beragama,.
2. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran
tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai
potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia
yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus,
lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang
teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat
10
dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari
belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.
5. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan
berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu
secara organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama
untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya.
Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan
peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata. (Dari
berbagai sumber)
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat tadi dapat di simpulkan bahwa pancasila
mempunyai arti sangat penting bagi kehidupan masyarakat bangsa indonesia, pancasila
mempunyai nilai-nilai positif bagi kehidupan kita.
Karena itu, kita harus berupaya untuk mengamalkan nilai nilai yang terkandung
pada pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kedudukan pancasila
dalam negara kita sangat vital, sehingga harus menjunjung nilai nilai pancasila.
DAFTAR PUSAKA
1. Kaelan.1996. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan.Yogyakarta : Sosial
Agency.
2. http://www.google.co.id+pancasila sebagai pedoman hidup bangsa indonesia.
3. Mulyawati,2004. Cinta Tanah Air. Tersedia on line: www.Google.co.id/pancasila.
4. Lembaga Pancasila Indonesia,Pancasila Sebagai Dasar Negara,Jakarta:2000
12