DISUSUN OLEH:
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
KATA PENGANTAR
BAB II
BAB III
atas segala ide dan kemudahan yang didapatkan dalam menyusun proposal
yang
berjudul
Menentukannilairesistansibatangkarbondankeramikmenggunakanjembata
nwheatstone. Sehingga, proposal ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tiada daya dan upaya kecuali atas seizin-Nya. Untuk itu, tidak lupa kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Salshabilla Naqiyah, sebagai AsistenFisikaDasar
2. Dan semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
BAB IV
BAB X
(PENULIS)
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI............................................................................................................ii
BAB XIII
BAB
PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB XIV...............................................................................1.1 Latar Belakang
......................................................................................................................1
BAB XV..........................................................................1.2. Rumusan Masalah
......................................................................................................................1
BAB XVI..........................................................BAB II TINJAUAN PUSTAKA
......................................................................................................................3
BAB XVII.................................................................................2.1 GGL Induksi
......................................................................................................................3
BAB XVIII..............................................2.2 Penyebab terjadinya GGL Induksi
......................................................................................................................4
BAB XIX............................2.3 Faktor yang mempengaruhi besar GGL Induksi
......................................................................................................................4
BAB XX...............................................2.4 Penerapan Induksi Elektromagnetik
......................................................................................................................5
BAB XXI.......................................................................................2.5 Generator
......................................................................................................................5
BAB XXII........................................................................................2.6 Dinamo
......................................................................................................................6
BAB XXIII..............................................................................2.7 Transformator
......................................................................................................................6
BAB XXIV.....................................................2.8 Macam macam transformator
......................................................................................................................7
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
BAB XXVIII
BAB XXXI
BAB XXXII
BAB XXXIII
BAB I
PEMBAHASAN
2.1
GGL Induksi
1.3
dapatkah
menimbulkan
kelistrikan?
Kemagnetan
dan
magnet), para
1.5
1.6
1.7
1.10
1.8
1.9
ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah magnet yang
digerakkan masuk dan keluar pada kumparan, jarum galvanometer
menyimpang ke kanan dan ke kiri. Bergeraknya jarum galvanometer
menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan masuk
pada
kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi jika pada ujungujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di
ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul
pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung
kumparan tidak terjadi arus listrik.
1.11
1.12a.
1.15
1.16
1.17
magnetik yang berada pada permukaan yang lebih luas kerapatannya rendah
dan kuat medan magnetik (B) lebih lemah, sedangkan pada permukaan yang
lebih sempit kerapatan fluks magnet akan kuat dan kuat medan magnetik
(B) lebih tinggi. Satuan internasional dari besaran fluks magnetik diukur
dalam Weber, disingkat Wb dan didefinisikan dengan, Suatu medan magnet
serba sama mempunyai fluks magnetik sebesar 1 weber bila sebatang
penghantar memotong garis-garis gaya magnetik selama satu detik akan
menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) sebesar satu volt.
2.2
Arah
arus
garis gaya magnet dalam kumparan disebut GGL induksi. Arus listrik
yang ditimbulkan GGL induksi disebut arus induksi. Peristiwa timbulnya
GGL induksi dan arus induksi akibat adanya perubahan jumlah garis-garis
gaya magnet disebut induksi elektromagnetik.
2.3
Generator
1.27
searah (DC) dan generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan
generator DC memutar kumparan di
dalam medan
magnet
tetap.
bolak-balik.
Ciri
generator AC
menggunakan
cincin ganda.
Generator arus DC, arus yang dihasilkan berupa arus searah. Ciri generator
DC menggunakan cincin belah (komutator). Jadi,generator AC dapat
diubah menjadi generator DC dengan cara mengganti cincin ganda
dengan sebuah komutator. Sebuah generator AC kumparan berputar di
antara kutub- kutub yang tak sejenis dari dua magnet yang saling
berhadapan. Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan magnet.
Kedua ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon yang terdapat
pada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian generator yang berputar
(bergerak) disebut rotor. Magnet tetap merupakan bagian generator yang
tidak bergerak disebut stator. Bagaimanakah generator bekerja? Ketika
kumparan sejajar dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0 derajat),
belum terjadi arus listrik dan tidak terjadi GGL induksi (perhatikan
Gambar 2.1. Pada saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL
beranjak naik sampai kumparan membentuk sudut 90 derajat. Saat itu
posisi kumparan tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan
ini kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya,
putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang. Ketika
kumparan mem bentuk sudut 180 derajat kedudukan kumparan sejajar
dengan arah medan magnet, maka GGL induksi dan arus induksi menjadi
nol.
1.28
lagi dengan arah yang berlawanan. Pada saat membentuk sudut 270
derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus dengan arah medan
9
magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai
maksimum lagi, namun arahnya berbeda. Putaran kumparan selanjutnya,
arus dan tegangan turun perlahanlahan hingga mencapai nol dan
kumparan kembali ke posisi semula hingga memb entuk sudut 360
derajat.
2.6
Dinamo
1.29
(DC) dan dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan
generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar
magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor.
Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator.
1.30
pada cincin yang digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan satu
cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator).
Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar
Dinamo berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri
menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada dinamo arus bolak-balik
menggunakan cincin ganda (dua cincin). Alat pembangkit listrik arus bolak
balik yang paling sederhana adalah dinamo sepeda. Tenaga yang digunakan
untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika roda berputar, kumparan atau
magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada ujung-ujung
kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda sepeda,
makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL
induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu,
nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar
dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat
(besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di
dalam kumparan.
10
2.7
Transformator
1.31
Macam-Macam Transformator
1.32
1.33
12
1.34
BAB XXXV
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.35
menurunkan tegangan AC
1.37
1.38
BAB XXXVI
DAFTAR PUSTAKA
1.39
13
1.40
http://temonsoejadi.wordpress.com/2012/05/03/induksi-
elektromagnetik/
1.41
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/SMP/
Fisika/Transformator/materi2.html
1.42
http://electricdot.wordpress.com/2011/11/02/transformator-ideal/
1.43
http://nhingz-anwar.blogspot.com/2012/11/dinamo.html
1.44
http://nhingz-anwar.blogspot.com/2012/11/generator.html
1.45
http://nhingz-anwar.blogspot.com/2012/11/transformator.html
1.46
http://id.scribd.com/doc/32040614/50/Transformator-Ideal
1.47
http://herrynurfajar.blogspot.com/2011/01/induksi-
elektromagnetik.html
1.48
BAB XXXVII
BAB V
JADWAL KEGIATAN
1.49
1.50
1.51
1.52
hari
: Selasa
1.53
tanggal
: 24 Mei 2016
1.54
tempat
1.55
1.56
1.57
14
1.58
1.59
15