Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DARAH
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan
trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat
badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45%
sisanya terdiri dari sel darah.
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi,
pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa
eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu
mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan,
sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.
Ada empat golongan darah yang utama, yaitu A, B, AB. Dan O.
Perbedaan di antara golongan-golongan ini ditentukan oleh ada banyaknya
dua zat kimia utama (yaitu A dan B) dalam sel darah merah, serta oleh ada
tidaknya unsur (yaitu unsur anti-A dan unsur anti-B) dalam serum darah
tersebut. Perlu dicatat bahwa walaupun serum dan plasma itu mirip, tapi
perbedaan diantara keduanya adalah bahwa dalam serum, fibrinogen dan
kebanyakan factor-faktor penggumpal lainnya tidak ada. Jadi, serum itu
sendiri tidak dapat menggumpal karena ia tidak memiliki faktor-faktor
penggumpal tersebut, yang adanya adalah di dalam plasma.
Seorang yang bergolongan darah O dikenal sebagai donor universal,
karena sel darah merah orang in ini tidak mengandung zat kimia A maupun B.
Tetapi, orang ini tidak dapat menerima darah dari prang lain, kecuali yang
bergolongan darah O, karena serum darahnya berisi anti-A dan anti-B
sekaligus. Disisi lain seseorang yang bergolongan darah AB dapat menerima
transfusi darah dari donor kelompok apapun, sehingga dia disebut resipien

universal. Tetapi ia hanya dapat menyumbangkan darahnya pada orang lain


yang bergolongan darah (A B).
B. KONSEP TRANSFUSI DARAH
1. Pengertian Tranfusi Darah
Transfusi darah adalah penginjeksian darah dari seseorang (disebut
donor) ke dalam sistem peredaran darah seseorang orang yang lain
(disebut resipien). Transfusi darah dapat menyelamatkan jiwa dalam
beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar karena trauma, atau dapat
digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi.
Pada dasarnya, ada dua alasan umum mengapa perlu dilakukan
tranfusi darah yaitu:
a. Kehilangan Darah
Kehilangan darah dapat mengakibatkan kurangnya volume
darah yang mengalir dalam tubuh. Hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor:
1) Pendarahan akibat luka-luka
2) Luka-luka, luka bakar, dan pembengkakan akibat
kecelakaan
3) Operasi, seperti operasi jantung, dan operasi-operasi
bedah lainnya
b. Kekurangan Unsur-unsur Penting dalam Darah
Seorang pasien kadang-kadang tidak tidak membutuhkan
transfusi darah secara keseluruhan, tetapi hanya membutuhkan
unsur-unsur pentingnya saja, seperti dalam kasus-kasus berikut ini:
1) Pasien anemia yang menderita kekurangan sel darah
merah, hanya membutuhkan tranfusi sel darah merah
saja.
2) Pasien Hemofilia, sebagai akibat dari kekacauan sistem
pembekuan darah, berisiko pada timbulnya anemia dan
kehilangan darah yang berbahaya ketika mengalami

luka

sekecil

apapun,

dikarenakan

oleh

proses

pembekuan darah yang terlambat. Sehingga dalam


penangannya,

seorang

pasien

harus

mendapatkan

tranfusi plasma darah atau dapat diinjeksi dengan AHF


(anti-haemophilic factor).
2. Macam-macam Transfusi Darah
a. Transfusi Sel Darah Merah
Istilah transfusi darah seringkali diartikan secara luas
oleh dokter jika yang dimaksudkan mereka adalah transfusi sel
darah merah. Keluhan terhadap kelemahan linguistik ini adalah
bahwa darah seringkali ditransfusikan tanpa perhatian yang cukup
pada kebutuhan spesifik penderita atau terhadap kemungkinan
efek membahayakan dari transfusi.
b. Transfusi Trombosit dan Granulosit
Transfusi trombosit dan granulosit diperlukan bagi
penderita trombositopenia yang mengancam jiwa, dan neutropenia
yang di sebabkan karena gagal sumsum tulang.
Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama
tergantung pada sumber mereka:
a. Transfusi homolog, atau transfusi darah yang disimpan
menggunakan orang lain. Ini sering disebut ''Allogeneic bukan
homolog.
b. ''Autologus transfusi, atau transfusi menggunakan darah pasien
sendiri disimpan.

c. Macam-Macam Donor
1) Donor anggota badan yang bisa pulih kembali (darah, kulit,
sumsum tulang)
2) Donor anggota badan yang dapat menyebabkan kematian
3) Donor angota badan yang hanya satu satunya (meskipun
tdk mengakibatkan kematian (lidah, pankreas)
4) Donor anggota badan yang ada pasangannya (mata, ginjal)

5) Donor alat reproduksi manusia (sperma, ovum, ovarium,


testis)
6) Donor anggota badan dari mayat yang berwasiat.
3. Cara Transfusi Darah
Dalam

setiap

tindakan

Transfusi

darah perlu

diusahakan

mencari darah yang cocok/ compatible supaya tidak terjadi penolakan


(rejection) dari resipien, yang dalam transfusi biasanya disebut reaksi
transfusi/ hemolytic.
Mencari darah yang cocok ini adalah tugas utama dari setiap
laboratorium transfusi,
sederhana

sampai

teknis

kepada

pelaksanaannya

berbeda,

dari

yang

yang teliti/ lengkap. Semakin lengkap

pemeriksaannya, semakin aman suatu transfusi darah tersebut. Kebutuhan


akan transfusi darah ini semakin hari semakin meningkat di seluruh
dunia, oleh karena itu, dipikirkan cara penyimpanan darah agar setiap
waktu darah itu tersedia, sehingga timbulah apa yang disebut Bank Darah.
Donor unit darah harus disimpan dalam lemari es untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan memperlambat metabolisme sel. Transfusi harus
dimulai dalam 30 menit setelah unit telah diambil keluar dari penyimpanan
dikendalikan. Selain itu darah hanya dapat diberikan secara intravena.
Karena itu membutuhkan insersi kanula sekaliber cocok.

Gbr. Kantong darah

Pada proses tranfusi, sebelum darah ditransfusikan, rincian


mengenai data pribadi pasien perlu dicocokkan guna meminimalkan risiko
reaksi transfusi. Pada kasus terjadinya risiko tranfusi, kesalahan
administrasi merupakan sumber signifikan dari reaksi transfusi .
Satu unit darah (500 ml) biasanya diberika selama 4 jam. Pada
pasien yang memiliki risiko gagal jantung kongestif, banyak dokter
menggunakan diuretic guna mencegah overload cairan, kondisi ini disebut
dengan Transfusi Overload Peredaran Darah Terkait atau Taco. Selain itu,
Acetaminophen dan / atau antihistamin seperti diphenhydramine terkadang
juga diberikan guna mencegah adanya jenis lain dari reaksi transfusi.
Pada negara maju, identitas dari seorang pedonor biasanya
dirahasiakan dari penerima, namun darah yang disimpan dalam bank darah
biasanya dapat dilacak secara individual melalui siklus seluruh donasi,
penguji, pemisahan menjadi komponen-komponen, penyimpanan, dan
administrasi kepada penerima. Hal ini memungkinkan pengelolaan dan
penyelidikan atas penularan penyakit transfusi diduga terkait atau reaksi
transfusi. Sedangkan di negara berkembang donor terkadang direkrut
secara khusus oleh penerima, biasanya adalah anggota keluarga.
4. Risiko Transfusi Darah
Risiko transfusi darah sebagai akibat langsung transfusi merupakan
bagian situasi klinis yang kompleks. Jika

suatu operasi dinyatakan

potensial menyelamatkan nyawa hanya bila didukung dengan transfusi


darah, maka keuntungan dilakukannya transfusi jauh lebih tinggi daripada
risikonya.

Sebaliknya, transfusi yang dilakukan pasca bedah pada

pasien yang stabil hanya memberikan sedikit keuntungan klinis atau sama
sekali tidak menguntungkan. Dalam hal ini, risiko akibat transfusi yang
didapat mungkin tidak sesuai dengan keuntungannya. Risiko transfusi
darah ini dapat dibedakan atas reaksi cepat, reaksi lambat, penularan
penyakit infeksi dan risiko transfusi masif. Ada beberapa risiko transfusi
darah, yaitu:
a) Reaksi Akut
Reaksi akut adalah reaksi yang terjadi selama transfusi
atau dalam 24 jam setelah transfusi. Reaksi akut dapat dibagi

menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang-berat dan reaksi


yang membahayakan nyawa. Reaksi ringan ditandai dengan
timbulnya pruritus, urtikaria dan rash.

Reaksi ringan ini

disebabkan oleh hipersensitivitas ringan. Reaksi sedang-berat


ditandai dengan adanya gejala
palpitasi,

dispnea

ringan

gelisah,
dan

lemah,

nyeri

pruritus,

kepala.

Pada

pemeriksaan fisis dapat ditemukan adanya warna kemerahan


di kulit,

urtikaria, demam, takikardia, kaku otot. Reaksi

sedang-berat

biasanya

disebabkan oleh hipersensitivitas

sedang-berat, demam akibat reaksi transfusi non-hemolitik


(antibodi terhadap leukosit, protein, trombosit), kontaminasi
pirogen

dan/atau bakteri. Pada reaksi yang membahayakan

nyawa ditemukan gejala gelisah, nyeri dada, nyeri di sekitar


tempat masuknya infus, napas pendek, nyeri punggung, nyeri
kepala, dan dispnea.
b) Reaksi Lambat
Pada reaksi lambat terdapat reaksi hemolitik lambat dan
kelebihan besi. Pada reaksi hemolitik lambat biasanya terjadi 510 hari setelah transfusi dengan gejala dan tanda demam,
anemia, ikterik dan hemoglobinuria. Reaksi hemolitik lambat
yang berat dan mengancam nyawa disertai
ginjal

dan

DIC jarang

terjadi.

syok, gagal

Pencegahan

dilakukan

dengan pemeriksaan laboratorium antibodi sel darah merah


dalam plasma pasien dan pemilihan sel darah kompatibel
dengan antibodi tersebut. Sedangkan kelebihan besi biasanya
terjadi pada pasien yang bergantung pada transfusi berulang
dalam

jangka

menyebabkan

waktu
akumulasi

panjang. Kelebihan besi ini


besi

(hemosiderosis). Biasanya ditandai

dalam

tubuh

pasien

dengan gagal organ

(jantung dan hati).


5. Hukum Transfusi Darah Menurut Hukum di Indonesia
Hukum tentang transfusi darah di Indonesia telah di atur dalam
Peraturan pemerintah yaitu:

TRANSFUSI DARAH
(Menurut Peraturan pemerintah Nomor 18 tahun 1980 tanggal 19
April 1980)
Menimbang:
a. Bahwa usaha transfusi darah adalah merupakan bagian
dari tugas pemerintah di bidang pelayanan kesehatan
rakyat dan merupakan suatu bentuk pertolongan yang
sangat berharga kepada umat manusia;
b. Bahwa berdasarkan ilmu pengetahuan dokter, satusatunya sumber darah yang paling aman untuk keperluan
transfusi darah adalah darah manusia;
c. Bahwa pada waktu ini banyak di selenggarakan usaha
transfusi darah dengan pola yang bermacam-macam, yang
dapat membahayakan kesehatan baik terhadap para
penyumbang maupun pemakai darah;
d. Bahwa oleh karena itu perlu di tetapkan Peraturan
Pemerintah tentang transfusi darah;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat(2) Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang pokokpokok Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor
131, Tambahan lembaran negara Nomor 2068)
3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 Tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaga Negara Tahun 1963 Nomor 79,
Tambahan Lembaga Negara Nomor 2576)
4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi
(Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 81, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2580)
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TRANSFUSI
DARAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM

PASAL 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di maksud dengan :
a. Transfusi darah adalah tindakan medis
memberikan

darah

kepada

seorang

penderita, yang darahnya telah tersedia


dalam botol atau kantong plastik;
b. Usaha transfusi darah adalah segala tindakan
yang

dilakukan

memungkinkan

dengan

tujuan

penggunaan

untuk

darah

bagi

keperluan pengobatan. 10
C. Tranfusi Darah Menurut Pandangan Agama.
1. Agama Islam
a. Hakekat Darah
1) Darah adalah bagian dari badan (anggota badan)
2) Memindahkan darah berarti memindahkan anggota badan
b. Ayat-Ayat di Al-Quran Mengenai Darah


Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan
menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan
tidak pula melampaui batas maka tidak ada dosa baginya.
(Al baqoroh : 173)




Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi
(daging

hewan)

yang

disembelih

atas

nama

selain

Alloh.(Al Maidah : 3)
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Taala, Allah berfirman:


Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada


kamu apa yang diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang
terpaksa kamu memakannya (Al-Anam : 119)
c. Hukum Donor Darah
1) Pandangan Ulama Terdahulu
Pandangan Ulama terdahulu mengenai transfusi darah
yakni memanfaatkan anggota badan adalah haram baik
dengan cara jual beli ataupun dengan cara lainnya.
Memanfaatkan

anggota

badan

manusia

tidak

diperbolehkan. Ada yang beralasan karena :


a) Najis
b) Merendahkan, alasan kedua adalah alasan yang
benar (Al-Fatwa Al-Hidayah)
Tidak
manusia

diperkenankan

ataupun

menjual

rambut

memanfaatkannya.

Karena

manusia itu terhormat bukan hina (Al Murghinani)


Adapun tulang dan rambut manusia tidak
boleh dijual, bukan karena najis atau suci, tetapi
karena

menghormatinya.

Menjualnya

berati

merendahkannya (Al Kasani)


Menjual air susu wanita (BOLEH). Karena
susu itu suci dan bermanfaat sehingga Alloh
memperbolehkkan untuk meminumnya walaupun
tidak dalam keadaan terpaksa (Madzhab, Maliki,
Hambali dan SyafiI)
Menjual air susu (HARAM). Karena susu
adalah bagian dari anggota badan (Mazhab Hanafi)
Ulama terdahulu sangat berhati hati dalam
hal perlakuan terhadap anggota badan manusia
(manusia merupakan mahluk terhormat dalam
pandangan Islam)

Pada
perkembangan

saat

itu

belum

Ilmu

kedokteran

terpikirkan
yang

sepesat

sekarang.
1)

Menurut Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta


Hukum asal dalam pengobatan, hendaknya dengan menggunakan
sesuatu yang diperbolehkan menurut syariat. Namun, jika tidak ada cara
lain untuk menambahkan daya tahan dan mengobati orang sakit kecuali
dengan darah orang lain, dan ini menjadi satu-satunya usaha
menyelamatkan orang sakit atau lemah, sementara para ahli memiliki
dugaan kuat bahwa ini akan memberikan manfaat bagi pasien, maka dalam
kondisi seperti ini diperbolehkan untuk mengobati dengan darah orang
lain.

2) Menurut Ulama Sekarang


a) Mengenai Akibat Hukum Adanya Hubungan Kemahraman
Antara Donor dan Resipien
Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan
antara donor dan resipien, adalah bahwa transfusi darah
itu tidak membawa akibat hukum adanya hubungan
kemahraman antara donor dan resipien. Sebab faktorfaktor yang dapat menyebabkan kemahraman sudah
ditentukan oleh Islam sebagaimana tersebut dalam AnNisa:23, yaitu: Mahram karena adanya hubungan nasab.
Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atau
saudaranya sekandung, dsb. Karena adanya hubungan
perkawinan misalnya hubungan antara seorang dengan
mertuanya

atau

anak

tiri

dan

istrinya

yang

telah

disetubuhi dan sebagainya, dan mahram karena adanya


hubungan persusuan, misalnya hubungan antara seorang
dengan wanita yang pernah menyusuinya atau dengan
orang yang sesusuan dan sebagainya.
Serta pada (an-Nisa:24) ditegaskan bahwa selain
wanita-wanita yang tersebut pada An-Nisa:23 di atas
adalah

halal

dinikahi.

Sebab

tidak

ada

hubungan

kemahraman. Maka jelaslah bahwa transfusi darah tidak


mengakibatkan hubungan kemahraman antara pendonor
dengan resipien. Karena itu perkawinan antara pendonor
dengan resipien itu diizinkan oleh hukum Islam.

b) Mengenai Hukum Menerima Transfusi Darah dari NonMuslim


Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya tubuh orang
kafir bukan benda najis. Buktinya mereka tetap dibolehkan masuk
ke dalam masjid-masjid mana pun di dunia ini, kecuali masjid di
tanah haram. Kalau tubuh orang kafir dikatakan najis, maka tidak
mungkin Abu Bakar minum dari satu gelas bersama dengan orang
kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah, maka kita akan masuk ke
dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur.
Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia)
hukumnya suci, termasuk su'ur orang kafir. Maka hukum darah
orang kafir yang dimasukkan ke dalam tubuh seorang muslim tentu
bukan termasuk benda najis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari
tubuh, saat itu darah itu memang najis. Dan kantung darah tentu
tidak boleh dibawa untuk shalat, karena kantung darah itu najis.
Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh
seseorang, maka darah itu sudah tidak najis lagi. Dan darah orang
kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang muslim juga tidak
najis. Sehingga hukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika
seorang muslim menerima transfusi darah dari donor yang tidak
beragama Islam.

c) Donor Darah pada Bulan Ramadhan

Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang


untuk menyedekahkan darahnya yang sagat banyak dalam keadaan
dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan Ramadhan.
Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat (mendesak), maka
dalam keadaan seperti ini boleh baginya untuk menyedekahkan
darahnya untuk menolak/mencegah darurat tadi. Dengan demikian
dia berbuka dengan makan dan minum. Lalu dia harus mengganti
puasanya yang dia tinggalkan/berbuka.
3)

Syarat Donor dan Transfusi Darah Menurut Islam


Syarat Donor dan Transfusi Darah adalah sebagai berikut :
a)

Tidak menyebabkan kerusakan (kematian

b)

pada diri donor)


Memberikan

c)

kerusakan/kematian) pada akseptor


Donor atau Tranfusi tidak boleh dilakukan

manfaat

(mencegah

bila menyebabkan kematian pada diri donor (darah


diambil terlalu banyak), meskipun memberikan manfaat
d)

kepada resipien.
Donor darah dapat mencegah bahaya yang

sudah pasti (mencegah kerusakan/kematian resipien)


e)
Bahaya yang timbul akibat donor atau
f)

transfusi dapat di perkirakan


Perbedaan kerugian

yang

terjadi

dan

manfaat yang diperoleh jelas (manfaat lebih besar dari


kerugian)
g)

Donor darah memberikan manfaat yang


sangat besar dan termasuk mendonorkan anggota badan

yang dapat pulih kembali


h)
Pendonor
kerugian/kerusakan

tidak

yang

berarti,

akan

mendapat

bahkan

mendapat

manfaat.
i)

Tranfusi
memakan darah

darah

tidak

sama

dengan

j)

Kerusakan / kerugian akibat tranfusi dapat


diperkirakan dan dicegah dengan adanya kemajuan

teknologi dan ilmu pengetahuan.


2. Agama Kristen
Dalam Agama Kristen, pada Al Kitab dinyatakan bahwa manusia
merupakan ciptaan Allah. Di sepanjang sejarah manusia, Tuhan senantiasa
memperhatikan kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan beberapa
Ajaran Tuhan, sebagai berikut :
d) Tuhan berfirman kepada Kain : Apakah yang telah kau perbuat ini ? Darah
adikmu itu berteriak kepada Ku dari tanah.
e) Yesus Kristus : Inilah darahku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi
banyak orang pengampunan dosa (Mattius 26 : 28).
f) Dia bersabda : Barangsiapa memberi yang lapar, memberi minum yang haus,
memberi tumpangan orang perantauan, memberi pakaian kepada yang tiada
berpakaian, mengunjungi yang sakit atau yang ada dalam penjara, adalah
wujud mengasihi Kristus.
g) Yesus Kristus bersabda : Inilah perintahKu kepadamu : Kasihanilah seorang
akan yang lain (Yohanes 15 : 17).
h) Barang siapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang
mengasihi Aku (Yohanes 14 : 21)
3. Agama Katolik
Menurut Ajaran agama Katolik menjadi donor darah pada dasarnya
diperbolehkan, mengizinkan dan menganjurkan agar umatnya melakukan
donor darah. Sebagamana yang diajarkan oleh ajaran Yesus Kristus,
sebagai berikut :
a) Kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
b) Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudaramu

yang paling

hina,kamu telah

melakukanya untuk Aku(Mt.25 .40)


c) Yang menabur sedikit akan menuai sedikit,yang menabur
banyak akan menuai banyak(II Kor . 9.6)
Mencermati ajaran Yesus tersebut di atas, jelaslah bahwa umat
kristus dituntut untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Berdonor
darah menyebabkan jiwa dan rohani menjadi sehat sehingga dapat

berfungsi ganda , baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Donor darah
menurut ajaran katolik sangat memupuk semangat persaudaraan dan
solidaritas kepada mereka yang menderita sakit.
4. Agama Hindu
Setiap orang mendapat kekuatan dari tiga sumber yaitu : harta,
ilmu pengetahuan dan jasmani. Ketiga kekuatan ini harus digunakan
dengan baik untuk menolong orang lain. Mendonor darah pada hekekatnya
adalah

memberi

pertolongan

pada

orang

yang

membutuhkannya. Beberapa ajaran sebagai beerikut :


a) Dalam manua Ckarma. Sastra IV.193 diingatkan dengan tegas
bahwa : Hartawan yang menimbun hartanya yang diperoleh
dari masyarakat dinyatakan sebagai tindakan yang biadab.
b) Dalam Bagwat Git VII.II diingatkan sbb : Balaw Balawataw
yang artinya, Aku adalah kekuatan yang perkasa. Oleh karena
itu kita wajib mensyukurinya dengan menggunakan kekuatan
kita ini untuk menolong yang lemah.
c) Atmaivedam Sarwam (CH. UP. VII.XXII.2), dalam kesadaran
Atma kita berkata : Aku menolong diriku. Aku membenci
diriku.Aku melukai diriku.
d) Tat Twam Asi (CH. UP) : Pengetahuan tentang diri kita
sebagai Atma (rokh) mendatangkan kekuatan dalam melayani
orang lain.
Warga Hindu tak perlu ragu ragu untuk mendonorkan darahnya
sebab semua kekuatan berasal dari Tuhan. Individu dan masyarakat ibarat
ikan dengan air. Masyarakat itu akan terjadi kalau ada jalinan cinta kasih
antar individu yang ditandai oleh saling memberi. Alangkah senangnya
kita, seandainya menjadi donor darah yang dapat menyelamatkan nyawa
orang lain. Menurut filsafat Karma Yoga, bantuan yang dijiwai oleh
karunia dan materi akan berpahala berlipat ganda.
5. Agama Budha
Sang Budha mengajarkan kepada kita bahwa manusia dalam
hidupnya harus tolong menolong serta memberi bantuan kepada yang

lemah. Manusia diajak untuk sadar akan dirinya, sadar akan kewajibannya
sebagai makhluk pribadi, sebagai anggota masyarakat, sebagai warga
Negara, sabagai makhluk Tuhan untuk mewujudkan kasih suci sebagai
Dharma. Dharma adalah kasunyatan. Hakikat kasunyatan adalah Dukkha,
mendonorkan darah dibenarkan oleh Sang Budha, sepanjang darah yang
didonorkan adalah darah yang sehat. Donor darah sesuai dengan ajaran
Budha. Hal tersebut didasarkan atas ajaran sebagai berikut :
a) Menurut Sang Budhayang pantas dilakukan ialah : Sabda
papasa

akaranang,

kussalassa

Upasampada,

Sacita

Pariyodapanang, tang Budhana Sasanang yang artinya Jangan


berbuat kejahatan, perbanyaklah perbuatan baik, sucikan hati
dan pikiranmu.
b) Dalam Ayat Dhammapada Ayat 149 : 21, Sang Budha bersabda
tentang kesadaran : Appamado amatanni padam. Pamado
maccuno padam, Apanattaha niyanti, Yapasatta yatamatha,
yang artinya kesadaran adalah jalan menuju kehidupan,
ketidaksadaran adalah jalan menuju kematian.
Jadi mendonorkan darah termasuk awal pencapaian pembebasan
penderitaan manusia di dalam menerapkan sifat sifat Boddhisatwa, untuk
kesejahteraan manusia tanpa pandang bulu.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari keterangan yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah yang terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit serta
terdiri dari empat golongan yaitu A, B, AB, dan O.
Transfusi darah adalah penginjeksian darah dari seseorang (disebut
donor) ke dalam sistem peredaran darah seseorang orang yang lain (disebut
resipien). Transfusi darah dilakukan karena adanya kehilangan darah serta
kekurangan unsur-unsur penting dalam darah.
Adapun risiko transfusi darah sebagai akibat langsung transfusi
merupakan bagian situasi klinis yang kompleks. Ada dua risiko tranfusi
darah, yaitu reaksi akut dan reaksi lambat. Transfusi darah menurut hukum

yang ada di Indonesia adalah segala tindakan memberikan darah kepada


seorang penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau kantong
plastik.
Menurut hukum Islam, transfusi darah diperbolehkan selama masih
mengikuti ketentuan-ketentuan sesuai syariat Islam. Dalam agama Kristen,
transfusi darah diperbolehkan karena merupakan cerminan dari wujud
mengasihi Kristus. Menurut Ajaran agama Katolik menjadi donor darah pada
dasarnya diperbolehkan, mengizinkan dan menganjurkan agar umatnya
melakukan donor darah. Warga Hindu tak perlu ragu ragu untuk
mendonorkan darahnya sebab semua kekuatan berasal dari Tuhan. Dan bagi
umat Buddha mendonorkan darah termasuk awal pencapaian pembebasan
penderitaan manusia di dalam menerapkan sifat sifat Boddhisatwa, untuk
kesejahteraan manusia tanpa pandang bulu.
B. SARAN
Jangan sampai donor darah menyebabkan pelecehan terhadap
kehormatan manusia, karena jual beli anggota badan seperti donor anggota
badan lain (ginjal, mata dll).

DAFTAR PUSTAKA
1

Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Ebrahim, Abul F.M. 2007. Fikih Kesehatan: Kloning, Euthanasia, Transfusi


Darah, Transplantasi Organ, dan Eksperimen pada Hewan. Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta. 56-57

. 2007. Fikih Kesehatan: Kloning, Euthanasia, Transfusi Darah,


Transplantasi Organ, dan Eksperimen pada Hewan. Jakarta: PT. Serambi
Ilmu Semesta. 55

Contreras, Marcela. 1995. Petunjuk Penting Transfusi. Jakarta:EGC

Ebrahim, Abul F.M. 2007. Fikih Kesehatan: Kloning, Euthanasia, Transfusi


Darah, Transplantasi Organ, dan Eksperimen pada Hewan. Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta. 58

Al-Hafidz, Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta: AMZAH

Suminar, Sri Ratna. 2011. Analisis Hukum Terhadap pemberian tranfusi darah
di rumah sakit berdasarkan UU no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.
http://ejournal.unisba.ac.id/idex.php/syiar_hukum/article/download/663/p
df. Diakses pada tanggal 23 Sepetember 2016 pukul 12:27 WIB.

Marsose,

Zainal.

Transfusi

Darah

dalam

artikel

situs

URL:

www.infokedokteran.com/kesehatan-2/tranfusi-darah.html. Diakses pada


tanggal 23 September 2016 pukul 20:19 WIB.
9

Pratidina, Eki dan Puspita, Pupu. 2011. Transfusi Darah jurnal Bhakti
Kencana

Medika,

(3):

89-95.

http://ejurnal.stikesbhaktikencana.ac.id/file.php?
file=jurnal&id=534&cd=0b2173ff6ad6a6fb09c95f6d50001df6&name=T
ransfusi%20darah.pdf.
10

http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/588.pdf

11

Jajuk. 2012. Sudut Pandang dari Agama Tentang Donor Darah dalam artikel
situs URL: https://id.scribd.com/doc/118394872/Sudut-Pandang-DariAgama-Tentang-Donor-Darah-Dan-Transfusi-Darah.
tanggal 23 September 2016 pukul 22.45 WIB.

Diakses

pada

Anda mungkin juga menyukai