Anda di halaman 1dari 6

Mempersiapkan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam

Menghadapi Persaingan Perdagangan di Pasar Bebas


Masyarakat Ekonomi Asean

oleh:

Clara Patricia (1306453874)


Akuntansi
Dosen:

Wasilah S.E., M.E.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2016

Memasuki tahun 2015, tepatnya pada tanggal 31 Desember 2015 , Indonesia mau
tidak mau harus bersiap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah
menjadi keputusan dan ketetapan politik yang harus dihadapi Indonesia sebagai salah satu
negara ASEAN. Masyarakat Ekonomi Asean merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir
ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean merupakan
bagian dari upaya ASEAN untuk lebih mempererat integrasi ASEAN dalam bidang ekonomi
dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas dan memperkecil kesenjangan perekonomian
dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi
antar negara ASEAN. Terkait dengan perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean, terdapat banyak
bidang yang menjadi poin-poin perjanjian. Salah satunya adalah bidang perdagangan yang
dimana akan terbentuknya suatu pasar bebas, yang akan menjadi fokus utama pada tulisan
ini.
Dalam perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean di bidang perdagangan telah disepakati
bahwa perjanjian ini akan mentransformasi wilayah negara-negara di kawasan Asia Tenggara
Menjadi sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan
pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam
jumlah yang besar, dan skilled labor menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara
lainnya di kawasan Asia Tenggara (Asean Free Trade Area). Sehingga ASEAN dapat
dikatakan menjadi kawasan perdagangan bebas dimana tidak ada hambatan tarif dan secara
bertahap juga tidak akan ada lagi hambatan non tarif
Pada sistem pasar bebas ini, persaingan bisnis bukan hanya terjadi diantara
Masyarakat Indonesia tetapi juga sesama Masyarakat di wilayah ASEAN. Indonesia akan
mulai diserbu barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil dari negara ASEAN
lainnya sehingga hal ini akan menjadi ancaman yang serius. Atau sebaliknya Indonesia dapat
menyerbu negara ASEAN lainnya dengan barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil
sehingga hal ini menjadi peluang yang besar bagi kita. Dan dalam menyambut peluang dari
adanya pasar bebas ini, produsen dan pengusaha di Indonesia dari seluruh jenis usaha di
Indonesia, diharapkan untuk dapat memproduksi dan mendistribusikan barang yang
berkualitas secara efisien sehingga produk-produknya mampu bersaing dengan produk-produk
dari negara lain.
Sebagai salah satu jenis usaha yang memiliki memiliki peran strategis dan kontribusi
sangat besar bagi perekonomian Nasional, UKM, harus menjadi fokus dan mendapatkan

perhatian lebih terkait dengan kesiapannya dalam menghadapi MEA dan AFTA, mengingat
UKM menyumbang 99,98% unit usaha di Indonesia dan 53% dari total PDB ( Pendapatan
Domestik Bruto) serta dengan jumlah UKM di Indonesia yang mencapai sekitar 56,2 juta,
UKM

mampu menyerap 97% tenaga kerja dari total angkatan tenaga kerja yang ada.

Kontribusi besar UKM tersebut membuatnya memiliki peran yang penting dalam
pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan dan meningkatkan
penerimaan devisa.
Namun sayangnya, UKM di Indonesia sendiri sampai saat ini masih gagap
menghadapi persaingan domestik dengan usaha menengah dan besar, dan sekarang setelah
dimulainya MEA dan AFTA, bebannya pun bertambah berat karena harus menghadapi
persaingan bukan hanya dengan sesama UKM domestik namun dengan semua UKM dari
semua negara ASEAN. Karena itulah diperlukan sebuah strategi bisnis yang tepat bagi UKM
dalam memosisikan diri menghadapi MEA. Hal yang dapat dilakukan adalah menemukan
cara bagaimana UKM dapat meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi pesaing
internasional di pasar bebas barang jasa. Terdapat beberapa cara yang dianjurkan kepada
UKM Indonesia agar mereka dapat meningkatkan daya saing produknya.
Pertama, konsisten menjaga kualitas produk. Menghadapi gempuran produk impor
dari negara tetangga yang popularitasnya cukup diperhitungkan oleh kalangan masyarakat
Indonesia, UKM Indonesia tak perlu ciut nyali asalkan tetap konsisten menjaga kualitas
produk yang mereka pasarkan. Buatlah standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dalam
setiap proses produksi, agar barang-barang yang dipasarkan memiliki kualitas atau standar
mutu yang terjamin. Selain itu dengan menjaga kualitas produk agar tetap baik, UKM
Indonesia tidak hanya berkemungkinan untuk menjaga pasarnya di domestik saja tetapi juga
untuk mengembangkan produknya untuk bersaing di pasar Internasional. Kedua, dengan
membuat packaging produk yang menarik. Sampai saat ini packaging produk menjadi salah
satu faktor pendorong bagi para calon konsumen untuk melakukan transaksi pembelian.
Karenanya selain menjaga kualitas produk, hal lain yang perlu diperhatikan para pelaku
UKM adalah mendesain packaging yang menarik, serta mencantumkan logo dan nama
produk di setiap kemasan produk. Ketiga, berani bersaing dari segi harga. Salah satu
keunggulan produk China di pasar dunia yaitu harga jualnya terkenal lebih murah
dibandingkan produk-produk dari negara lainnya. Langkah ini bisa ditiru oleh UKM
Indonesia yaitu dengan cara membuat biaya produksi seefisien mungkin agar harga jual
produk bisa lebih murah dibandingkan produk serupa di pasar bebas. Namun, yang harus

diperhatikan adalah jangan sampai ketika membuat harga produk menjadi turun tetapi
kualitas produk menjadi turun juga. Selain itu, UKM Indonesia seharusnya menfaatkan
pergerakan bebas barang dan jasa yang diperkirakan dapat menurunkan harga bahan baku dan
biaya produksi di ASEAN hingga 10-20 persen. Sayangnya sampai saat ini penurunan tarif
justru belum banyak dimanfaatkan olehUKM. Menurut perkiraan hanya sekitar 20- 25 persen
perusahaan Indonesia yang memanfaatkan penurunan tarif preferensial (common effective
preferential tariff/CEPT) yang berlaku di AFTA atau MEA.

Peluang penurunan tarif ini

malah lebih banyak dimanfaatkan oleh perusahaan multinasional. Keempat, menjaga


loyalitas konsumen. Memiliki banyak pelanggan setia menjadi kunci utama kesuksesan
dalam menghadapi persaingan pasar bebas. Ketika konsumen memiliki loyalitas yang cukup
tinggi terhadap produk-produk yang dipasarkan, maka UKM Indonesia tak perlu khawatir
produknya akan ditinggalkan konsumen ketika produk-produk dari negara tetangga mulai
berdatangan ke Indonesia.
Jadi, terbentuknya pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean akan memberikan banyak
peluang kepada jenis-jenis usaha di Indonesia untuk dapat memasarkan dan menjual produkproduk mereka ke kancah internasional yaitu kepada negara ASEAN lainnya dengan mudah
dan murah. Sebagai jenis usaha yang memberikan peran penting dan kontribusi besar pada
perekonomian Nasional, UKM diharapkan dapat siap dalam menghadapi pasar bebas
Masyarakat Ekonomi Asean dan memanfaatkan peluang-peluang terbuka tersebut. Karena,
tanpa persiapan menghadapi MEA, Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbesar di
kawasan ASEAN ini, hanya akan menjadi pasar negara lain. Sehingga jenis usaha seperti
UKM ini, ditakutkan bukan hanya tidak mendapatkan kesempatan untuk go internasional,
namun akan kehilangan pasarnya sendiri di wilayah domestik. Maka dari Itu, penting untuk
UKM untuk mengetahui apa yang harus dilakukan oleh mereka untuk dapat meningkatkan
daya saingnya. Jangan sampai peluang ini hanya dimanfaatkan oleh pelaku ekonomi asing,
namun juga harus menjadi momentum bagi UKM Indonesia untuk dapat menawarkan
produknya ke kancah internasional yaitu kepada negara ASEAN lainnya dan memanfaatkan
berbagai keuntungan yang bisa diambil dari terbentuknya pasar bebas Masyarakat Ekonomi
Asean ini.

Audience Centered:
Tulisan ini ditunjukkan kepada pengusaha dan pemilik UKM di Indonesia, agar mereka dapat
mempersiapkan diri dalam menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean melalui
cara-cara yang dianjurkan, sehingga mereka dapat melihat pasar bebas ini sebagai peluang
yang bisa diambil untuk memperbesar market mereka bukan hanya di wilayah domestik
namun juga di wilayah internasional yaitu di kawasan ASEAN.

Referensi

http://bisnisukm.com/meningkatkan-daya-saing-ukm-jelang-pasar-bebas-2015.html
http://economy.okezone.com/read/2016/01/14/320/1288073/strategi-ukm-hadapi-mea

Anda mungkin juga menyukai