TINJAUAN PUSTAKA
A. Subjective Well-Being
1.
merupakan
sebuah
penilaian
secara
menyeluruh
dari
16
17
dua
Kebahagiaan
variabel
berkaitan
utama:
kebahagiaan
dengan
keadaan
dan
kepuasan
emosional
individu
hidup.
dan
18
19
20
Menurut Myers (2003) afek dapat dibagi dua, afek positif dan afek
negatif. Afek positif menunjuk pada pengertian bahwa seseorang merasa
bersemangat, aktif, dan waspada. Afek positif yang tinggi ditandai oleh
energi yang tinggi, penuh konsentrasi dan kenyamanan; sedangkan afek
positif yang rendah ditandai oleh kesedihan dan keletihan (Tellegen et al.,
1988).
Manusia
umumnya
selalu
mengalami
afek
positif
dan
perilaku
manusia,
yakni
kecepatan
dan
kekuatan,
excited
(bergairah),
enthusiastic
(antusias),
inspired
21
scared
(ngeri),
hostile
(bermusuhan),
irritable
(mudah
22
kesejahteraan
subjektif
tentang
dapat
faktor
dikelompokkan
yang
mempengaruhi
23
bottom-up
besar
yang
adalah
sering
dieksplorasi
kekayaan.
Pada
dan
awalnya,
dipercaya
banyak
24
25
yang lebih
26
kepribadian
terhadap
kepuasan
hidup
dimediasi
oleh
keseimbangan hedonik.
e. Agama
Sebenarnya penelitian agama dalam psikologi cukup penting
(McCrae, 1999). APA mempunyai devisi khusus yang berkaitan dengan
agama. 40 penelitian agama dan kesejahteraan subjektif untuk agamaagama tertentu pernah dilakukan (Diener et al., 1999). Myers (in press)
menyatakan bahwa agama-agama yang bersifat komunal seperti Nasrani,
Yahudi dan Islam berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif
individu. Ketiga agama ini mempunyai kegiatan keagamaan yang
mempunyai kesamaan. Mereka mempunyai tempat ibadah tertentu dan
27
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
subjektif,
karena
28
tertentu
nampaknya
secara
umum
berpengaruh
terhadap
29
dikatakan
hampir
tidak
pernah
terjadi.
Faktor
lain
yang
30
maka dapat
31
B. Perilaku Bersyukur
1.
tertarik untuk meneliti hal-hal yang baik dalam diri manusia, salah satunya
adalah syukur. Syukur dahulu merupakan kebaikan yang diabaikan dalam
psikologi dan dalam ilmu-ilmu sosial yang lain. Syukur dahulu hanya
dibicarakan oleh kaum agamawan yang perlunya menekankan perilaku
bersyukur. Saat ini, ada beberapa alasan mengapa syukur perlu diteliti,
penelitian yang dilakukan oleh (Gallup, 1998) menunjukkan bahwa syukur
itu dianggap penting oleh manusia, dan syukur nampaknya merupakan
sifat yang dihargai, dalam studi mutakhir dilakukan penelitian terhadap
800 kata sifat yang dianggap penting atau paling disukai.
Syukur dikonsepsi sebagai emosi, sikap, moral, kebiasaan,
kepribadian dan strategi coping. Kata syukur berasal dari bahasa latin
gratia yang berarti rahmat, nikmat, semuanya berasal dari turunan katakata latin yang berakar dari kata-kata yang berkaitan dengan perilaku
kebaikan,
kedermawanan,
keindahan,
pemberian
dan
penerimaan
(Emmons, 2003).
Secara subjektif
32
kesejahteraan
individu
dan
33
34
kekurangan
mereka.
Nabi
Muhammad
SAW
selalu
menghargai orang lain atau kebaikan orang lain walaupun bukan dari
orang muslim, bisa dengan cara membalas yang lebih baik atau
mendoakan.
d. Pengungkapan syukur
Seseorang jika mengungkapkan kebaikan orang lain itu merupakan
tanda kesyukuran, sedangkan menyembunyikan kebaikan orang lain itu
merupakan tanda ketidaksyukuran, berikut kutipan dalam Al-Quran,
Adapun terhadap nikmat Tuhan-mu, maka hendaklah engkau menyebutnyebut (QS Adh-Dhuha ayat 11).
Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku (QS Al-Baqarah ayat 152). Membalas dengan yang lebih baik,
mendoakan dengan jazakallah khoir, mendoakan jika tidak mampu
membalas.
35
dapat
diartikan
mengingat-ngingat
berbagai
hal
yang
menyenangkan, baik masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.
Menurut Hidt (2006) mengingat hal-hal yang menyenangkan juga akan
meningkatkan afek, secara khusus pengetahuan mengenai kisah-kisah
positif dan melihat peristiwa positif menurut penelitian psikologi yang
36
37
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas dapat diajukan suatu hipotesis bahwa
ada suatu hubungan yang positif antara perilaku bersyukur dengan
subjective well-being. Semakin tinggi perilaku bersyukur maka semakin
tinggi subjective well-being.