Anda di halaman 1dari 9

BAB XI

PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI


Oleh :
Viranda Tri Susbiyantoro (1607044002)
Indri Tri Suryanta (1607044024)

A.Metode yang Bersifat


Filosofis
Metode yang Bersifat Fisiologis antara lain adalah:
a. Metode Intuitip
Metode ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan
suatu penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam
pergaulan sehari-hari. Langkah ini justru pertama yang paling
besar perannya dalam pengambilan kesimpulan. Dalam metode ini
kurang memenuhi syarat, karena harus dikombinasikan dengan
metode-metode lain guna memperoleh kesimpulan yang valid.
b. Metode Kontemplatif.
Metode ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan
diketahui dengan mempergunakan kemampuan berpikir kita. Alat
utama yang dipergunakan adalah pikiran yang benar-benar sudah
dalam keadaan obyektif. Kalau ini dapat dicapai, maka pikiran
benar-benar dalam keadaan obyektif sehingga dapat mencapai
hakekat obyek yang dituju.

A. Metode yang Bersifat


Filosofis Lanjutan
c. Metode Filosofis Religius

Metode ini digunakan dengan mempergunakan materimateri agama, sebagai alat utama untuk meneliti pribadi
manusia. Nilai-nilai yang terdapat dalam agama itu
merupakan kebenaran-kebenaran absolut dan pasti benar.
Tuhan memerintahkan manusia untuk mengajak orang
lain kepada jalan kebenaranNya dengan menggunakan
metode-metode yang baik, di firmankan dalam Al Qur'an :
Ajaklah kepada jalan Tuhanmu dengan metode dan tutur
kata yang baik dan bantahlah mereka dengan metode
yang paling baik. ( Q.S. An Nahl,-125).

B. Metode yang Bersifat


Empiris
a. Metode observasi

Metode untuk mempelajari kejiwaan dengan sengaja mengamati secara


langsung, teliti dan sistematis. Dalam hal ini observasi dapat melalui tiga
cara, yaitu:
1. Introspeksi
Suatu cara meneliti/menyelidiki keadaan atau peristiwa yang terjadi di
dalam dirinya pribadi. Misalnya orang meneliti bagaimana proses berfikir,
berperasaan, berkehendak yang berlangsung di dalam dirinya, kemudian
hasilnya diuraikan atau ditulis oleh yang bersangkutan, untuk bahan
pemahaman tentang keadaan jiwa seseorang tentang hal-hal yang
diperlukan. Di dalam Islam terdapat perintah untuk mengadakan
introspeksi ini dengan kata-kata: Introspeksilah dirimu sendiri sebelum
kamu di ekstrospeksi orang lain.
Dengan adanya kelemahan dalam metode ini, maka timbullah metode
lain yang menggabungkan metode introspeksi dengan metode
eksperimen, yaitu metode Introspeksi eksperimental.

B. Metode yang Bersifat


Empiris Lanjutan
2. Introspeksi Eksperimental

Metode yang dilaksanakan dengan mengadakan eksperimeneksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat.
Metode ini merupakan penggabungan metode introspeksi dan
eksperimen, sebagai upaya dalam mengatasi sifat subyektifitas
dari metode introspeksi. Pada introspeksi eksperimental jumlah
subyek terdiri dari beberapa orang yang di eksperimentasi.
Sehingga dengan banyaknya subyek penyelidikan hasilnya akan
lebih bersifat obyektif.
3. Ekstrospeksi
Suatu metode dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki
atau mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa
sendiri dengan membandingkan gejala jiwa orang lain dan
mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala
jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan panto mimik orang lain.

B. Metode yang Bersifat


Empiris Lanjutan 2
b. Metode Pengumpulan Bahan

Suatu penyelidikan yang dilakukan dengan mengolah


data-data yang didapat dari kumpulan-kumpulan
daftar pertanyaan dan jawaban (angket), bahan-bahan
riwayat hidup ataupun bahan-bahan lain yang
berhubungan dengan apa yang sedang diselidiki.
Dalam rangka mendapatkan data dengan teknik
pengumpulan bahan ini peneliti dapat menempuh
dengan 3 cara:
angket interview
metode biografi
metode pengumpulan bahan

B. Metode yang Bersifat


Empiris Lanjutan 3
c. Metode Eksperimen

Tujuan eksperimen ialah untuk mengetahui sifat-sifat


umum dari gejala-gejala kejiawaan. Misalnya mengenai
pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, fantasi, dan lain
sebagainya. Pengamatan secara teliti dalam metode ini
menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksireaksi individu atau kelompok dalam suatu situasi tertentu
atau di bawah kondisi tertentu.
Pemakaian metode ini, dalam mempelajari kejiwaan
manusia adalah merupakan kemajuan yang diperoleh
psikologi ketika Wilhelm Wundt seorang berkebangsaan
Jerman (1832-1920) mendirikan Laboratorium Psikologi
yang pertama di Leipzig pada tahun 1879.

B. Metode yang Bersifat


Empiris Lanjutan 4
Metode Klinis
Kline diartikan tempat tidur, klino diartikan berbaring, kliniek diartikan
lembaga untuk meneliti dan menyembuhkan penyakit. Metode yang
diterapkan dalam psikologi ialah kombinasi dari bantuan klinis medis
dengan metode pendidikan untuk melakukan observasi terhadap para
pasien. Obsevasi dilakukan dalam ruang-ruang klinik dengan fasilitas yang
cukup, untuk meneliti segala tingkah laku pasien.
Metode klinis sering dipergunakan oleh para psikolog (Freud dan
pengikut-pengikutnya) dan psikolog anak. Sebab orang memaklumi, bahwa
para penderita ganguan jiwa dan anak-anak kecil pada umumnya tidak
mampu melakukan introspeksi terhadap dorongan-dorongan dan tingkah
laku sendiri.
e. Metode Interview
Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaanpertanyaan yang diberikan secara lisan. Suatu hal yang penting pada
interview ialah membuat pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa ,
sehingga yang diinterview tidak merasa diinterview.
d.

B. Metode yang Bersifat


Empiris Lanjutan 5
f. Metode Testing

Metode ini merupakan metode penyelidikan yang


menggunakan soal-soal ,pertanyaan-pertanyaan, atau
tugas-tugas yang lain yang telah distandarisasikan .
Dillihat dari caranya orang mengerjakan test. Seakan-akan
seperti eksperimen, namun kedua metode ini berbeda.
Pada eksperimen, orang dengan sengaja mengeterapkan
treatment dan ingin mengetahui dari teatment tersebut.
Pada test orang ingin mengetahui kemampuankemampuan atau sifat-sifat lain dari test.
Mental testing dipergunakan untuk menyelidiki intelegensi
seseorang. Berdasarkan test Binet orang mendapatkan
taraf intelegensi yang sering disebut intelegensi quotion.

Anda mungkin juga menyukai