Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terbuka, yaitu suatu kesatuan
yang terorganisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang saling tergantung. Kast dan
Rosenzweig memndang organisasi industri sebagai suatu sistem sosio-teknikal, artinya
sistem yang memiliki aspek-aspek social dan teknikal.dalam tinjauan dan analisis dari
komponennya, aspek sosial dan teknikal harus selalu sama-sama dipierhatikan.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai organisasi dan kelompok kerja, dimana akan
diuraikan mengenai pengertian organisasi dan kelompok kerja, makna dan fungsi
kelompok, interaksi antar anggota kelopok, serta interaksi antar kelompok. Hal ini
bertujuan agar dapat diketahui bagaimana agar suatu organisasi bisa tumbuh menjadi
besar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul dan bekerjasama dalam memanfaatkan sumberdaya organisasi seperti
uang, mesin, lingkungan, sarana prasarana, metode dan lain-lainnya secara terkendali
dan terpimpin. Berikut adalah pengertian organisasi menurut beberapa ahli:
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama serta dengan hubungan kerja yang rasional.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada
suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Sebuah orgnisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Karena sebuah organisasi yang baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat yang ada
disekitarnya . keberadaan ini tentunya berupa suatu kontribusi yang diberikan oleh
organisasi tersebut. Kontribusi-kontribusi tersebut bisa berupa pengambilan
sumberdaya manusia dalam negeri sebagai anggota-anggotanya, sehingga angka
pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin.
Kelompok kerja merupakan kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan
untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi. Menurut Robbins kelompok kerja merupakan suatu kelompok yng terdiri
dari dua orang atau lebih, yang saling mempenngaruhi dan saling tergantung yang
datang bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu. Schein menyatakan bahwa
kelompok ialah sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain yang secara
psikologikal sadar satu sama lain, dan mempersepsikan diri sebagai bagian dari
kelompok.
Dari definisi yang dikemukakan oleh Robbins dan schein dapat disimpulkan bahwa
kelompok kerja adalah sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain sekaligus
mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok yang datang bersama-
sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
1. Kelompok Formal adalah kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara
resmi oleh manajer dimana kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan
yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Kelompok formal diberikan batasan
oleh struktur organisasi, yang berisi rincian tugas-tugas dan tanggungjawab tertentu,
yang pelaksanaannya akan menuju ketercapainya sasaran dan misi keseluruhan
organisasinya.
a. Kelompok Komando, yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi nya
yang tersusun atas bawahan dan atasan, dimana bawahan harus melapor secara
langsung kepada atasan atau manajernya.
b. Kelompok Tugas, yaitu kelompok yang ditentukan oleh organisasi yang terdiri
dari tenaga kerja yang bekerja bersama untuk menyelesaikan pekerjaan. Kelompok ini
terdiri dari tenaga kerja yang berasal dari satu satuan kerja lain dalam organisasi dan
hanya bersifat sementara.
2. Kelompok Informal yaitu suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal
atau tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok ini terjadi secara spontan antara
sejumlah tenaga kerja dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak terkait
langsung dengan rencana-rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak langsung
akan mempenganruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi.
Fungsi kelompok kerja dibedakan menjadi dua, yaitu kelompok kerja bagi anggota dan
kelompok kerja bagi organisasi.
Melalui diskusi dengan orang lain dan pengembangan dari perspektif dan consensus,
kita dapat mengurangi ketidakpastian dalam limgkungan sosial kita. Jika misalnya
beberapa tenaga kerja merasa bahwa penyellia mereka merupakan orang yangn keras
yang menuntut terlalau banyak dari tenaga kerjanya, maka pandangan ini dapat
dianggap sebagai realitas oleh anggota kelompok lainnya dan mereka dapat
menentukan strategi bagaimana dapat menghadapinya. Tergantung para anggota
kelompok bagaimana mereka dalam kelompok mempersepsikan sesuatu dan menguji
sesuatu sebagi kenyataan atau realitas. Persepsi kelompok memberikan kepastian
kepada para anggota kelompok lepas dari benar tidaknya, tepat tidaknya pandangan
tersebut. Jika kelompok menganggap suatu keadaan tersebut nyata dan menimbulkan
akibatnya yang nyata.
Setiap tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pekejaannya akan menemui kesulitan,
memenuhi masalah yang bersifat perorangan dapat juga yang bersangkutan dengan
pelaksanaan tugas oleh selloruh kelompok. Kelompok dapat membantu memecahkan
masalah yang dialami oleh seorang anggotanya. Dengan pengumpulan data yand
diperlukan atau memberikan alternatif penyelesaian. Terhadap masalah yang dihadapi
kelompok, para anggota kelompok dalam saling mengisi dalam usaha dan sumbangan
mereka memecahkan masalah kelompoknya.
Dalam suatu kelompok pekerjaan yang didapat tidak selamanya selamanya bias
dikerjakan ole seorang saja. Banyak juga tugas yang tidak dapat dikerjakan seorang
saja dan tidak dapat dipecah pecah kedalam beberapa tugas yang dapat
dilaksanakan tersendiri. Misalnya tugas mempersiapkan , melaksanakan operasi dan
perawatan sesudahnya. Tugas-tugas yang harus dilakukan semuanya khusus tapi juga
saling tergantung. Contoh yang lain iala kelompok penngebor minyak. Masing-masing
anggota kelompok mempunyai tugasnya masing-masing yang saling tergantung.
Dalam proses pemecahan masalah, jika data yang diperlukan tersebar pada beberapa
orang, atau jika diperlukan rangsangan bersama bagi para anggota kelompok untuk
menjadi kreatif, maka kelompok merupakan wadah untuk dapat menghasilkan gagasan
baud an jawaban yang kreatif. Para anggota kelompok saling merangsang dalam
memberikan gagasan dan jawaban atau penyelesaian masalah yang kreatif.
Para tenaga kerja baru dapat dikumpulkan dalam suatu kelompok untuk deberi
pelatihan orientasi untuk dapat mempercepat dan memperlancar proses sosialisasi.
Pelatihan ketrampilan teknik tertentu juga dapat lebih cermat, tepat dan murah jika
dilakukan dalam kelompok.
1. Proses Kelompok
a. Kelompok Interaktif
Pada kelompok ini, para anggotanya saling tergantung dan aksi atau tindakan mereka
perlu dikerjakan dan disusun bersama untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok
dengan baik.
b. Kelompok Koaktif
Anggota kelompok ini bekerjasama dalam melaksanakan tugas kelompok, tapi masing-
masing dapat melaksanakan pekerjaannya relative secara mandiri tidak saling
tergantung.
c. Kelompok Konteraktif
Dalam proses kelompok, dimana para anggota kelompok kerja berinteraksi dan
dimana kelompok melaksanakan fungsinya, dapat ditemukan timbulnya gejala-gejala
sebagai berikut;
a. Konformisme
Setiap kelompok memiliki norma-norma, yaitu pola atau patokan perilaku yang diterima
oleh para anggota kelompok. Norma-norma mengatakan kepada anggota apa yang
harus mereka lakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan dalam keadaan
tertentu. Norma-norma yang diterima mempengaruhi perilaku anggota kelompok
dengan kendali eksternal yang minim.
Sebagai anggota dalam suatu kelomopok, kita ingin agar diterima dan diberlakukan
sebagai anggota kelompok yang sama oleh anggota dari kelompok lain. Maka kita
akan berusaha berperilaku sesuai dengan nonrma-norma yang berlaku. Kita berusaha
menjadi konformis, tidak berbeda dengan anggota lain. Dorongan demikian tidak
hanya dating dari dalam diri kita, tetapi juga datang dari luar diri kita dalam bentuk
tekanan-tekanan kelompok, tekanan-tekanan dari para anggota dari kelompok lain.
b. Kelekatan (cohesiveness)
Tinggi rendahnya kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok, serta derajat
dapatnya saling menerima anggota kelompok lainnya menunjukkan derajat kelekatan
kelompok. Semakin para anggota saling tertarik dan makin sepakat mereka terhadap
sasaran kelompok, makinlekatlah kelompoknya. Adapun faktor-faktor yang yang ikut
menetukan derajat kelekatan kelompok ialah:
c. Sinergi
Dalam proses pengambilan keputusan dalam kelompok ini timbul gejala bahwa
keputusan yang diambil kelompok merupakan keputusan yang lebih baik daripada
keputusan keputusan yang diambil oleh setiap anggota kelompok sendiri. Gejala ini
dinamakan sinergi. Sinergi terjadi karena diskusi dalam kelompok menimbulkanlebih
banyak alternatif, cenderung untuk mengeliminasi sumbangan-sumbangan yang
kurang bermutu, mengurangi nilai-nilai kesalahan dan menunjang pemikiran kreatif.
d. Groupthink
Suatu gejala yang merupakan kelemahan dari kelompok yang terlalu lekat ialah bahwa
kecakapan pengambilan keputusan meraka dapat secara mendadak berkurang. Oleh
Janis gejala ini disebut berpikir kelompok (groupthink). Anggota kelompok yang
memiliki pandangan yang menyimpang, ditekan dengan berbagai macam cara untuk
menyetujui (conform) dengan pandangan mayoritas. Dengan demikian akan
menciptakan kemungkinan bahwa keputusan kelompok tidak mencerminkan analisis
yang cermat, melainkan mencerminkan pandangan yang dominan.
Gejala lain dalam proses pengambilan keputusan kelompok ialah adanya penggeseran
keputusan yang menuju kepada keputusan yang sangat tinggi resikonya (risky shift)
atau keputusan yang sangat rendah derajat resikonya (caution shift). Kalau pada risky
shift derajat resiko dari keputusan kelompok lebih tinggi dari derajat resiko yang berani
diambil oleh setiap anggota kelompok, sedangkan pada caution shift keputusan
kelompok justru sebaliknya.
Suatu organisasi terdiri dari berbagai kelompok kerja, dan berinteraksi dengan
organisasi lainnya dalam suatu organisasi yang lebih besar. Kelompok kerja
berinteraksi dengan kelompok kerja lainnya secara sambung-menyambung dalam
organisasi. Organisasi akan berhenti eksistensinya jika apa yang dikeluarkan olehnya
tidak dirasakan bermanfaat, dan tidak diserap oleh organisasi lain. Untuk dapat
mempertahankan diri, untuk dapat terus mengembangkan diri, suatu organisasi harus
mampu mengadapi dan mengadapi masalah lingkungannya. Kemampuan organisasi
ini sangat tergantung pada bagaimana keterpaduan dari kelompok kerjanya.
Dalam suatu kelompok dalam organisasi, kesepakatan tidak dengan mudahnya dapat
dicapai. Karena setiap pribadi atasan dari berbagai tingkat, dan setiap kelompok kerja
memiliki kepentingan masing-masing yang kebanyakan berbeda-beda sehingga sulit
untuk mencapai suatu kesepakatan. Karena dalam suatu kelompok tiap anggota
memiliki tugas yang berbeda, maka konflik antarkelompok merupakan sesuatu hal
yang wajar timbul.
Robbins berpendapat bahwa konflik adalah suatu proses yang dimulai jika satu pihak
beranggapan bahwa pihak lain telah secara negatif mempengaruhi sesuatu yang akan
dilakukan atau yang menjadi perhatian pihak pertama. Konflik antar kelompok terjadi
apabila diantara unit-unit kelompok mengalammi pertentangan dengan unit-unit dari
kelompok lain, pertentangan ini bila berlarut-larut akan membuat koordinasi kegiatan
mengalami kesulitan.
Ketergantungan tugas
Jika ada dua kelompok yang bersaing, maka akan terjadi dampak yang diuraikan
berikut;
Disini kelompok menjadi lebih menutup diri dan membangkitkan loyalitas yang lebih
besar dari para anggota kelompoknya dan akan terjadi keakraban diantara anggota
kelompok. Selain itu pola kepemimpinan yang demokratis menjadi lebih otokratis dan
kelompok bersedia menerima kepemimpinan otokratis.
Kelompok yang kalah cenderung tidak bias menerima kekalahan, kalaupun kekalahan
bias diterima maka kelompok yang kalah cenderung mencari seseorang atau sesuatu
untuk disalahkan. Selain itu kelompok yang kalah menjadi lebih tegang, siap untuk
berusaha lebih keras. Mereka cenderung lebih banyak belajar tentang diri mereka
sebagai kelompok dengan kekalahan mereka dan berusaha memperbaiki diri serta
membalas kekalahan.
Konflik anatara penjualan dan produksi dapat dikuranngi bila kedua bagian mau
menggunakan upaya mereka untuk perusahaan mereka agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Dengan begitu mereka tidak lagi merasa bagian penjualan atau
bagian produksi, melainkan mereka merasakan menjadi tenaga kerja suatu
perusahaan.
Dalam kelompok baru yang terdiri dari wakil dari kelompok yang bersaing, dapat
melakukan perundingan untuk mencapai suatu kesepakatan demi organisasinya.
Kelompok yang bersaing dikumpulkan dan diminta untuk mengakaji perilaku mereka
sendiri. Masing-masing kelompok mencatat persepsi tentang meraka sendiri dan
kelompok lain, kenudian dibicarakan dan dibahas bersama. Kekeliruan terhadap
persepsi harus dihilangkan dan hubungan dimasa depan ditentukan bersama.
BAB III
KESIMPULAN
Fungsi kelompok kerja dibedakan menjadi dua yaitu, fungsi kelompok kerja bagi
anggota dan bagi organisasi. Bagi anggotanya, kelompok berfungsi sebagai
pemenuhan kebutuhan para anggotanya, pengembang, penunjanng dan pemantapdari
identitas dan pemelihara dari harga diri, penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif,
serta sebagai mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas. Bagi
organisai, kelompok berfungsi sebagai pelaksana tugas yang majemuk dan saling
tergantung, Sebagai mekanisme pemecahan masalah, wahana dari sosialisasi dan
pelatihan, serta sebagai penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif.
Suatu organisasi terdiri dari berbagai kelompok kerja, dan berinteraksi dengan
organisasi lainnya dalam suatu organisasi yang lebih besar. Dalam interaksinya,
biasanya akan timbul suatu konflik yang terjadi antar kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
http://.id.wikipedia.org/wiki/Organisasi.
http://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisai_formal_dan_inf
ormal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen,
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009//11/organisasi_dan _kelompok_kerja/,
http://www.powerpoint-search-engine.com/psikologi-organisasi-dan-kelompok-kerja-
ppt.html,