Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

PSIKOLOGI TERAPAN INDUSTRI DAN ORGANISASI

Dosen Pengampu : ERITA YULIASESTI D.S, S. Psi., M.Si., Psi.

Disusun oleh :

Viranda Tri Susbiyantoro (1607044002)

Abu Marhamad (1607044020)

PROGRAM PASCASARJANA PSIKOLOGI SAINS


JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terbuka, yaitu suatu kesatuan
yang terorganisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang saling tergantung. Kast dan
Rosenzweig memndang organisasi industri sebagai suatu sistem sosio-teknikal, artinya
sistem yang memiliki aspek-aspek social dan teknikal.dalam tinjauan dan analisis dari
komponennya, aspek sosial dan teknikal harus selalu sama-sama dipierhatikan.

Sebagai sistem sosial organisasi industri terdiri dari komponen-komponen sosial.


Dengan kata lain organisasi terdiri dari kelompok-kelompok manusia yang saling
berinteraksi, yang batas dengan lingkungannya dapat dikenali, yang secara sambung
menyambung berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap kelompok manusia terdiri dari
kelompok-kelompok manusia yang lebih kecil, setiap kelompok manusia kecil ini terdiri
dari kelompok-kelompok manusia yang lebih kecil lagi, dan seterusnya hingga dijumpai
kelompok manusia yang terdiri dari sejumlah manusia.

Dalam interaksi organisasi dengan lingkungannya, organisasi akan menghadapi


berbagai persoalan terutama bila lilngkungannya merupakan lingkungan yang tidak
stabil dan berkembang terus. Disamping itu, organisasi jua akan menghadapi masalah-
masalah internal. Untuk mengatasi masalah-masalah internal dan eksternal tersebut
organisasi perlu memiliki kemampuan lebih agar organisasi tetap dapat berdiri dab
terus tumbuh.

Dalam bab ini akan dibahas mengenai organisasi dan kelompok kerja, dimana akan
diuraikan mengenai pengertian organisasi dan kelompok kerja, makna dan fungsi
kelompok, interaksi antar anggota kelopok, serta interaksi antar kelompok. Hal ini
bertujuan agar dapat diketahui bagaimana agar suatu organisasi bisa tumbuh menjadi
besar.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Organisasi dan Kelompok Kerja ?


2. Apakah fungsi dari suatu Kelompok ?
3. Bagaimana interaksi antar anggota kelompok ?
4. Bagaimana interaksi antar kelompok ?

C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari organisasi dan kelompok kerja.


2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi kelompok.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana interaksi antar anggota kelompok dalam
organisasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana interaksi antar kelompok dalam suatu
organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi dan Kelompok Kerja

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul dan bekerjasama dalam memanfaatkan sumberdaya organisasi seperti
uang, mesin, lingkungan, sarana prasarana, metode dan lain-lainnya secara terkendali
dan terpimpin. Berikut adalah pengertian organisasi menurut beberapa ahli:

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan


yang melalui orang-orang di bawah pengarahan atasan dalam mengejar tujuan
bersama.

James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap


perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Stepen P. Robbins menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan sosial yang


dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.

Prof.Dr. Sondang P. Siagin mendefinisikan bahwa organisasi ialah setiap bentuk


persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang
mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang
atau sekelompok orang yang disebut bawahan.

Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu


sistem aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, organisasi merupakan


suatu bentuk persekutuan diantara beberapa orang yang dikoordinasi dalam rangka
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan, dan terdapat seseorang sebagai
atasan serta beberapa orang sebagai bawahan.

Ada dua macam organisasi, yaitu:

1. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama serta dengan hubungan kerja yang rasional.

Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada
suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.

Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, kemah ke gunung dengan teman-teman, belajar


bersama anak-anak sd, dan lain sebagainya.

Sebuah orgnisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Karena sebuah organisasi yang baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat yang ada
disekitarnya . keberadaan ini tentunya berupa suatu kontribusi yang diberikan oleh
organisasi tersebut. Kontribusi-kontribusi tersebut bisa berupa pengambilan
sumberdaya manusia dalam negeri sebagai anggota-anggotanya, sehingga angka
pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin.

Kelompok kerja merupakan kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan
untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi. Menurut Robbins kelompok kerja merupakan suatu kelompok yng terdiri
dari dua orang atau lebih, yang saling mempenngaruhi dan saling tergantung yang
datang bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu. Schein menyatakan bahwa
kelompok ialah sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain yang secara
psikologikal sadar satu sama lain, dan mempersepsikan diri sebagai bagian dari
kelompok.

Dari definisi yang dikemukakan oleh Robbins dan schein dapat disimpulkan bahwa
kelompok kerja adalah sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain sekaligus
mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok yang datang bersama-
sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan strukturnya, kelompok dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok


formal dan kelompok informal.

1. Kelompok Formal adalah kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara
resmi oleh manajer dimana kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan
yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Kelompok formal diberikan batasan
oleh struktur organisasi, yang berisi rincian tugas-tugas dan tanggungjawab tertentu,
yang pelaksanaannya akan menuju ketercapainya sasaran dan misi keseluruhan
organisasinya.

Kelompok formal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu;

a. Kelompok Komando, yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi nya
yang tersusun atas bawahan dan atasan, dimana bawahan harus melapor secara
langsung kepada atasan atau manajernya.

b. Kelompok Tugas, yaitu kelompok yang ditentukan oleh organisasi yang terdiri
dari tenaga kerja yang bekerja bersama untuk menyelesaikan pekerjaan. Kelompok ini
terdiri dari tenaga kerja yang berasal dari satu satuan kerja lain dalam organisasi dan
hanya bersifat sementara.

2. Kelompok Informal yaitu suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal
atau tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok ini terjadi secara spontan antara
sejumlah tenaga kerja dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak terkait
langsung dengan rencana-rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak langsung
akan mempenganruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi.

Berdasarkan alasannya, kelompok informal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Kelompok Minat / Kepentingan, merupakan kelompok yang bekerjasama untuk


mencapai suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian bersama dan para
anggotanya memiliki minat atau kepentingan yang sama. Misalnya, minat pada bidang
olahraga yang sama, atau masing-masing anggota merasa perlu untuk mendalami
ketrampilan khusus yang sama.

b. Kelompok Persahabatan, merupakan kelompok yang bersama-sama karena


memiliki kesamaan karakter, para anggotanya merasa saling tertarik dan merasa
saling cocok. Mereka memilki nilai, pandangan, dan kebiasaan yang sama. Misalnya,
gank-gank pada remaja-remaja dan mahasiswa.

B. Fungsi Kelompok Kerja

Fungsi kelompok kerja dibedakan menjadi dua, yaitu kelompok kerja bagi anggota dan
kelompok kerja bagi organisasi.

1. Fungsi kelompok bagi anggotanya

Bagi anggotanya, kelompok berfungsi sebagai;

a. Pemenuhan kebutuhan para anggotanya.

kelompok dapat dapat memberikan pemenuhan terhdap kebutuhan akan keprcayaan


diri, hubungan dengan orang lain, perhatian, prestasi dan kekuasaan. Dengan berada
dalam suatu kelompok akan menimbulkan rasa mampu mengatasi segala ancaman
pada diri anggota. Berdasarkan upaya yang dapat dilakukan bersama-sama dengan
anggota kelompok timbul rasa memiliki kekuasaan tertentu untuk merealisasikan apa
yang diingninkan kelompok. Anggota kelompok merasa memilki kekuasaan tertentu
karana merasa ditunjang oleh anggota kelompok-kelompok lainnya. Kebutuhan untuk
berprestasi dapat ditimbulkan dan dipenuhi oleh kelompok. Kelompok dapat
merangsang anggotanya untuk mencapai prestasi yang bermutu dan dapat memenuhi
keinginan mereka untuk dapat berprestasi yang tinggi.

b. Pengembang, penunjanng dan pemantapdari identitas dan pemelihara dari harga


diri.
Dalam bekerja anggota memperoleh identitasnya dai kelompok kerjanya. Anggota
kelompok kerja memperoleh identitasnya dari kelompok kerja pabrik, kelompok kerja
auditor, kelompok kerja ketenagakerjaan, dan sebagainya. Identitas kelompok kerja
dikembangkan berdasarkan tugas pekerjaanya untuk menunjang dan memantapkan
identitas setiap anggota kelompoknya. Selanjutnya identitas anggotnya memelihara
harga diri mereka.

c. Penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif.

Melalui diskusi dengan orang lain dan pengembangan dari perspektif dan consensus,
kita dapat mengurangi ketidakpastian dalam limgkungan sosial kita. Jika misalnya
beberapa tenaga kerja merasa bahwa penyellia mereka merupakan orang yangn keras
yang menuntut terlalau banyak dari tenaga kerjanya, maka pandangan ini dapat
dianggap sebagai realitas oleh anggota kelompok lainnya dan mereka dapat
menentukan strategi bagaimana dapat menghadapinya. Tergantung para anggota
kelompok bagaimana mereka dalam kelompok mempersepsikan sesuatu dan menguji
sesuatu sebagi kenyataan atau realitas. Persepsi kelompok memberikan kepastian
kepada para anggota kelompok lepas dari benar tidaknya, tepat tidaknya pandangan
tersebut. Jika kelompok menganggap suatu keadaan tersebut nyata dan menimbulkan
akibatnya yang nyata.

d. Mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas.

Setiap tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pekejaannya akan menemui kesulitan,
memenuhi masalah yang bersifat perorangan dapat juga yang bersangkutan dengan
pelaksanaan tugas oleh selloruh kelompok. Kelompok dapat membantu memecahkan
masalah yang dialami oleh seorang anggotanya. Dengan pengumpulan data yand
diperlukan atau memberikan alternatif penyelesaian. Terhadap masalah yang dihadapi
kelompok, para anggota kelompok dalam saling mengisi dalam usaha dan sumbangan
mereka memecahkan masalah kelompoknya.

2. Fungsi Kelompok Bagi Organisasi

Adapun bagi suatu organisasi, fungsi kelompok antara lain;

a. Pelaksana tugas yang majemuk dan saling tergantung.

Dalam suatu kelompok pekerjaan yang didapat tidak selamanya selamanya bias
dikerjakan ole seorang saja. Banyak juga tugas yang tidak dapat dikerjakan seorang
saja dan tidak dapat dipecah pecah kedalam beberapa tugas yang dapat
dilaksanakan tersendiri. Misalnya tugas mempersiapkan , melaksanakan operasi dan
perawatan sesudahnya. Tugas-tugas yang harus dilakukan semuanya khusus tapi juga
saling tergantung. Contoh yang lain iala kelompok penngebor minyak. Masing-masing
anggota kelompok mempunyai tugasnya masing-masing yang saling tergantung.

b. Sebagai mekanisme pemecahan masalah.

Dalam menghadapi masalah, jika masalhnya memerlukan pengolahan yang majemuk,


interaksi antara para anggota yang memiliki informasi yang berbeda, pertimbanngan
cermat dari alternatif penyelesainnya, maka pemecahan masalah secara kelompok
akan memberikan penyelesaian yang paling baik. Selain kelompok tetap, seperti
kelompok komando, dapat pula dibentuk kelompok sementara, seperti satu-satuan
tugas.

c. Penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif.

Dalam proses pemecahan masalah, jika data yang diperlukan tersebar pada beberapa
orang, atau jika diperlukan rangsangan bersama bagi para anggota kelompok untuk
menjadi kreatif, maka kelompok merupakan wadah untuk dapat menghasilkan gagasan
baud an jawaban yang kreatif. Para anggota kelompok saling merangsang dalam
memberikan gagasan dan jawaban atau penyelesaian masalah yang kreatif.

d. Wahana dari sosialisasi dan pelatihan.

Para tenaga kerja baru dapat dikumpulkan dalam suatu kelompok untuk deberi
pelatihan orientasi untuk dapat mempercepat dan memperlancar proses sosialisasi.
Pelatihan ketrampilan teknik tertentu juga dapat lebih cermat, tepat dan murah jika
dilakukan dalam kelompok.

C. Interaksi Antar Anggota Kelompok

1. Proses Kelompok

Fiedler (1967) memberikan tipologi dari kelompok-kelompok kerja yang didasarkan


pada sifat dan intensitas interaksi, yaitu;

a. Kelompok Interaktif

Pada kelompok ini, para anggotanya saling tergantung dan aksi atau tindakan mereka
perlu dikerjakan dan disusun bersama untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok
dengan baik.

b. Kelompok Koaktif
Anggota kelompok ini bekerjasama dalam melaksanakan tugas kelompok, tapi masing-
masing dapat melaksanakan pekerjaannya relative secara mandiri tidak saling
tergantung.

c. Kelompok Konteraktif

Para anggota kelompok bekerjasama untuk tujuan perundingan dan memufakatkan


sasaran dan tuntutan yang bertentangan. Unjuk kerjanya diukur berdasarkan derajat
penerimaan dari jawaban atau penyelesaian oleh para anggota kelompok. Para
anggota kelompok ini terdiri dari wakil dari pihak yang berbeda pendapat. Kelompok
kointeraktif ini merupakan kelompok sementara dan merupakan kelompok yang
terbentuk karena adanya pertentangan atau konflik antarkelompok.

2. Gejala dalam Proses Kelompok

Dalam proses kelompok, dimana para anggota kelompok kerja berinteraksi dan
dimana kelompok melaksanakan fungsinya, dapat ditemukan timbulnya gejala-gejala
sebagai berikut;

a. Konformisme

Setiap kelompok memiliki norma-norma, yaitu pola atau patokan perilaku yang diterima
oleh para anggota kelompok. Norma-norma mengatakan kepada anggota apa yang
harus mereka lakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan dalam keadaan
tertentu. Norma-norma yang diterima mempengaruhi perilaku anggota kelompok
dengan kendali eksternal yang minim.

Sebagai anggota dalam suatu kelomopok, kita ingin agar diterima dan diberlakukan
sebagai anggota kelompok yang sama oleh anggota dari kelompok lain. Maka kita
akan berusaha berperilaku sesuai dengan nonrma-norma yang berlaku. Kita berusaha
menjadi konformis, tidak berbeda dengan anggota lain. Dorongan demikian tidak
hanya dating dari dalam diri kita, tetapi juga datang dari luar diri kita dalam bentuk
tekanan-tekanan kelompok, tekanan-tekanan dari para anggota dari kelompok lain.

b. Kelekatan (cohesiveness)

Tinggi rendahnya kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok, serta derajat
dapatnya saling menerima anggota kelompok lainnya menunjukkan derajat kelekatan
kelompok. Semakin para anggota saling tertarik dan makin sepakat mereka terhadap
sasaran kelompok, makinlekatlah kelompoknya. Adapun faktor-faktor yang yang ikut
menetukan derajat kelekatan kelompok ialah:

- Lamanya waktu bersama dalam kelompok

- Parahnya masa awal


- Besarnya kelompok

- Ancaman dari luar

- Keberhasilan di masa lalu

c. Sinergi

Dalam proses pengambilan keputusan dalam kelompok ini timbul gejala bahwa
keputusan yang diambil kelompok merupakan keputusan yang lebih baik daripada
keputusan keputusan yang diambil oleh setiap anggota kelompok sendiri. Gejala ini
dinamakan sinergi. Sinergi terjadi karena diskusi dalam kelompok menimbulkanlebih
banyak alternatif, cenderung untuk mengeliminasi sumbangan-sumbangan yang
kurang bermutu, mengurangi nilai-nilai kesalahan dan menunjang pemikiran kreatif.

d. Groupthink

Suatu gejala yang merupakan kelemahan dari kelompok yang terlalu lekat ialah bahwa
kecakapan pengambilan keputusan meraka dapat secara mendadak berkurang. Oleh
Janis gejala ini disebut berpikir kelompok (groupthink). Anggota kelompok yang
memiliki pandangan yang menyimpang, ditekan dengan berbagai macam cara untuk
menyetujui (conform) dengan pandangan mayoritas. Dengan demikian akan
menciptakan kemungkinan bahwa keputusan kelompok tidak mencerminkan analisis
yang cermat, melainkan mencerminkan pandangan yang dominan.

e. Polarisasi Kelompok (Group Polarization)

Gejala lain dalam proses pengambilan keputusan kelompok ialah adanya penggeseran
keputusan yang menuju kepada keputusan yang sangat tinggi resikonya (risky shift)
atau keputusan yang sangat rendah derajat resikonya (caution shift). Kalau pada risky
shift derajat resiko dari keputusan kelompok lebih tinggi dari derajat resiko yang berani
diambil oleh setiap anggota kelompok, sedangkan pada caution shift keputusan
kelompok justru sebaliknya.

D. Interaksi Antar Kelompok

Suatu organisasi terdiri dari berbagai kelompok kerja, dan berinteraksi dengan
organisasi lainnya dalam suatu organisasi yang lebih besar. Kelompok kerja
berinteraksi dengan kelompok kerja lainnya secara sambung-menyambung dalam
organisasi. Organisasi akan berhenti eksistensinya jika apa yang dikeluarkan olehnya
tidak dirasakan bermanfaat, dan tidak diserap oleh organisasi lain. Untuk dapat
mempertahankan diri, untuk dapat terus mengembangkan diri, suatu organisasi harus
mampu mengadapi dan mengadapi masalah lingkungannya. Kemampuan organisasi
ini sangat tergantung pada bagaimana keterpaduan dari kelompok kerjanya.
Dalam suatu kelompok dalam organisasi, kesepakatan tidak dengan mudahnya dapat
dicapai. Karena setiap pribadi atasan dari berbagai tingkat, dan setiap kelompok kerja
memiliki kepentingan masing-masing yang kebanyakan berbeda-beda sehingga sulit
untuk mencapai suatu kesepakatan. Karena dalam suatu kelompok tiap anggota
memiliki tugas yang berbeda, maka konflik antarkelompok merupakan sesuatu hal
yang wajar timbul.

a. Saingan atau konflik antarkelompok

Robbins berpendapat bahwa konflik adalah suatu proses yang dimulai jika satu pihak
beranggapan bahwa pihak lain telah secara negatif mempengaruhi sesuatu yang akan
dilakukan atau yang menjadi perhatian pihak pertama. Konflik antar kelompok terjadi
apabila diantara unit-unit kelompok mengalammi pertentangan dengan unit-unit dari
kelompok lain, pertentangan ini bila berlarut-larut akan membuat koordinasi kegiatan
mengalami kesulitan.

Adapun sebab-sebab konflik antaralain;

Pesaingan terhadap sumber-sumber daya yang langka

Ketergantungan tugas

Kekaburan batas-batas bidan kerja

Kriteria kinerja yang tidak sesuai

Perbedaan tujuan dan prioritas

Jika ada dua kelompok yang bersaing, maka akan terjadi dampak yang diuraikan
berikut;

a. Dalam setiap kelompok yang bersaing

Disini kelompok menjadi lebih menutup diri dan membangkitkan loyalitas yang lebih
besar dari para anggota kelompoknya dan akan terjadi keakraban diantara anggota
kelompok. Selain itu pola kepemimpinan yang demokratis menjadi lebih otokratis dan
kelompok bersedia menerima kepemimpinan otokratis.

b. Antara kelompok yang bersaing

Disini setiap kelompok mulai melihat kelompok lain sebagai musuh,kelompok


cenderung hanya melihat bagian yang baik dari kelompoknya sendiri dan mengingkari
kekuatan kelompok lain. Selain itu akan timbul rasa bermusuhan yang kuat terhadap
kelompok lain dan cenderung lebih mendengarkan penjelasan dari kelompoknya
sendiri.

c. Yang terjadi dengan yang menang


Kelompok yang menang akan mempertahankan kelekatannya dan cenderung menjadi
puas dan tidak berupaya untuk meningkatkan kinerjanya. Pemenang tidak belajar
banyak tentang diri mereka sendiri.

d. Yang terjadi dengan yang kalah

Kelompok yang kalah cenderung tidak bias menerima kekalahan, kalaupun kekalahan
bias diterima maka kelompok yang kalah cenderung mencari seseorang atau sesuatu
untuk disalahkan. Selain itu kelompok yang kalah menjadi lebih tegang, siap untuk
berusaha lebih keras. Mereka cenderung lebih banyak belajar tentang diri mereka
sebagai kelompok dengan kekalahan mereka dan berusaha memperbaiki diri serta
membalas kekalahan.

b. Teknik-teknik mengatasi akibat negatif dari saingan

Menemukan musuh bersama

Konflik anatara penjualan dan produksi dapat dikuranngi bila kedua bagian mau
menggunakan upaya mereka untuk perusahaan mereka agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Dengan begitu mereka tidak lagi merasa bagian penjualan atau
bagian produksi, melainkan mereka merasakan menjadi tenaga kerja suatu
perusahaan.

Pimpinan dari kelompok bersaing dibawa berinteraksi

Dalam kelompok baru yang terdiri dari wakil dari kelompok yang bersaing, dapat
melakukan perundingan untuk mencapai suatu kesepakatan demi organisasinya.

Menetapkan superordinate goals

Kelompok yang bersaing harus bekerjasama agar tujuan dapat tercapai.

Experiential inter group training

Kelompok yang bersaing dikumpulkan dan diminta untuk mengakaji perilaku mereka
sendiri. Masing-masing kelompok mencatat persepsi tentang meraka sendiri dan
kelompok lain, kenudian dibicarakan dan dibahas bersama. Kekeliruan terhadap
persepsi harus dihilangkan dan hubungan dimasa depan ditentukan bersama.
BAB III

KESIMPULAN

Organisasi merupakan suatu bentuk persekutuan diantara beberapa orang yang


dikoordinasi dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan, dan
terdapat seseorang sebagai atasan serta beberapa orang sebagai bawahan. Kelompok
kerja merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain sekaligus
mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok yang datang bersama-
sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Fungsi kelompok kerja dibedakan menjadi dua yaitu, fungsi kelompok kerja bagi
anggota dan bagi organisasi. Bagi anggotanya, kelompok berfungsi sebagai
pemenuhan kebutuhan para anggotanya, pengembang, penunjanng dan pemantapdari
identitas dan pemelihara dari harga diri, penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif,
serta sebagai mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas. Bagi
organisai, kelompok berfungsi sebagai pelaksana tugas yang majemuk dan saling
tergantung, Sebagai mekanisme pemecahan masalah, wahana dari sosialisasi dan
pelatihan, serta sebagai penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif.

Interaksi antar anggota kelompok akan menimbulkan suatu proses kelompok,


dimana dalam proses kelompok tersebut terdapat kelompok-kelompok interaktif, koaktif
dan konteraktif. Dalam proses suatu kelompok juga akan timbul suatu gejala-gejala
antara lain; gejala konformisme, kelekatan, sinergi, groupthink dan polarisasi
kelompok.

Suatu organisasi terdiri dari berbagai kelompok kerja, dan berinteraksi dengan
organisasi lainnya dalam suatu organisasi yang lebih besar. Dalam interaksinya,
biasanya akan timbul suatu konflik yang terjadi antar kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Munandar,Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta:UI-Press.2001

http://.id.wikipedia.org/wiki/Organisasi.

http://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisai_formal_dan_inf
ormal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen,

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009//11/organisasi_dan _kelompok_kerja/,

http://www.powerpoint-search-engine.com/psikologi-organisasi-dan-kelompok-kerja-
ppt.html,

Anda mungkin juga menyukai