Anda di halaman 1dari 9

BAB

METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variable-Variable penelitian
Variable-variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variable Tergantung (Y)

: Subjective well-being

2. Variable Bebas (X)

: Perilaku bersyukur

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian


1.

Subjective Well-Being
Subjective

well-being

adalah

persepsi

seseorang

terhadap

pengalaman hidupnya, yang terdiri dari evaluasi kognitif dan afeksi


terhadap hidup dan merepresentasikan dalam kesejahteraan psikologis.
Subjective well-being diukur dengan skala subjective well-being
yang mencangkup komponen afektif dan komponen kepuasan hidup.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek dalam skala subjective
well-being maka semakin tinggi subjective well-being. Sebaliknya,
semakin rendah skor skala subjective well-being maka semakin rendah
subjective well-being.
2.

Perilaku Bersyukur
Perilaku

bersyukur

merupakan

penerimaan

terhadap

suatu

pemberian apapun dari Tuhan sebagai suatu bentuk kebaikan, bukan


pasrah tanpa usaha apapun, melainkan usaha yang di kembalikan pada

38

39

Tuhan. Individu yang bersyukur akan merasa kaya, menghargai pada halhal sederhana, dapat menghargai orang lain, mampu mengungkapkan
kesyukuran dan sebagainya, dengan demikian, syukur menjadi suatu
pendorong moral yang membuat individu berani berlaku prososial.
Aspek-aspek yang dijadikan skala dalam variabel ini adalah merasa
kaya, penghargaan pada hal-hal sederhana, menghargai orang lain dan
pengungkapan kesyukuran.
Semakin tinggi skor pada sekala ini, maka semakin tinggi perilaku
bersyukur, sebaliknya semakin rendah skor pada skala ini maka semakin
rendah pula perilaku bersyukur.

C. Populasi dan Sampel atau Subjek Penelitian


1.

Populasi
Populasi

didefinisikan

sebagai

seluruh

penduduk

yang

dimaksudkan untuk diselidiki atau disebut juga universum. Populasi


dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 2015). Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah taruna yang menjalani pendidikan di AAU
Adisucipto.
2.

Sampel
Sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah

penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Juga sampel


harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat

40

maupun sifat pengkhususan (Hadi, 2015). Sampel dalam penelitian ini


adalah 120 taruna tingkat 3 yang menjalani pendidikan di AAU Adisucipto.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik random sampling. Salah satu cara yang sangat terkenal
dalam statistik untuk memperoleh sampel yang representatif adalah cara
randomisasi. Suatu sempel dikatakan sebagai sampel random jika tiaptiap individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk
ditugaskan menjadi anggota sampel (Hadi, 2004).

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif ini bertujuan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel
tertentu mempengaruhi variabel yang lain (Creswell, 2002 dalam Alsa,
2010). Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuesioner, sedangkan alat yang digunakan adalah
skala. Menurut Azwar (2010), skala dan kuesioner mempunyai perbedaan
yang cukup berarti. Kuesioner lebih tertuju pada alat ukur kognitif,
sedangkan skala merupakan alat ukur aspek afektif.
Sebagai penelitian survey, kualitas hasil penelitian ini tergantung
pada kualitas pengukuran yang direpresentasikan dalam bentuk kuesioner
penelitian (Shaughnessy, Zechmeister & Zechmeister, 2007). Model
kuesioner yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model self
report (laporan diri).

41

1.

Skala Subjective Well-Being


Skala subjective well-being di buat oleh penulis berdasarkan dua

komponen yang disebutkan dalam Diener dan Scollon (2003) yaitu afek
dan kepuasan hidup, yang dijabarkan dalam blue print sebagai berikut :
Tabel 1
Blue Print Skala Subjective Well-Being
Nomor Aitem
No

Aspek

1.

Kepuasan
hidup

1, 2, 3, 4, 5, 21,
25, 29, 30, 31,
32

11, 12, 13, 14, 15,


23, 27, 37, 39, 41,
43

22

2.

Afek

6, 7, 8, 9, 10,
22, 26, 33, 34,
35, 36

16, 17, 18, 19, 20,


24, 28, 38, 40, 42,
44

22

Favorabel

Jumlah

2.

Unfavorabel

Total

44

Skala Perilaku Bersyukur


Skala perilaku bersyukur dibuat oleh penulis dengan mengacu pada

ciri-ciri dalam aspek-aspek perilaku bersyukur dalam penelitian (Watkins


et al., 2003) yaitu merasa kaya, penghargaan pada hal-hal sederhana,
menghargai orang lain dan pengungkapan rasa syukur, yang dijabarkan
dalam blue print sebagai berikut :

42

Tabel 2
Blue Print Skala Perilaku Bersyukur
Nomor Aitem
No

Aspek

Total
Favorabel

Unfavorabel

1.

Merasa kaya

1, 2, 8, 21, 29,
37

11, 14, 23, 27,


39, 45

12

2.

Penghargaan 3, 9, 18, 25, 34,


pada hal-hal 44
sederhana

5, 17, 24, 31, 42,


46

12

3.

Menghargai
orang lain

10, 12, 22, 30,


38, 40

4, 28, 33, 35, 36,


43

12

4.

Pengunkapan 6, 15, 16, 26, 32,


rasa syukur
41

7, 13, 19, 20, 47,


48

12

Jumlah

48

E. Pengujian Alat Ukur


1.

Validitas
Menurut Arikunto (2002) validitas instrumens adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau keabsahan suatu


instrumens, sebuah instrumens dikatakan valid atau sahih apabila
mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumens yang tidak valid berarti
memiliki validitas rendah.
Menurut Azwar (2003) validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauhmana ketetapan dan kecermatan suatu instrumen
pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat tes dapat

43

dikatakan

mempunyai

validitas

yang

tinggi

apabila

tes

tersebut

menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut.
Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat, tinggi rendahnya validitas instrument
menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang validitas yang dimaksud. Suatu tes yang menghasilkan
data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan
sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity), tekniknya menuntut aitem-aitem yang komprehensif dan
harus memuat isi yang relevan dengan tujuan ukur dalam uji coba dan
pengambilan data. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika
tetapi menggunakan analisis rasional. Validitas isi di ukur dengan
membuat aitem-aitem penelitian berdasarkan kisi-kisi dan analisis rasional
(Profesional Judgement).
Kisi-kisi adalah rancangan atau sekema yang memuat cakupan isi
dan kompetensi serta tujuan-tujuan khusus dan perilaku-perilaku khusus
yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan sekala, sedangkan analisis
rasional adalah kesesuaian dengan batasan domain ukur yang telah
ditetapkan semula dengan memeriksa kesesuaian masing-masing aitem
dengan indikator perilaku yang hendak diungkap (Azwar, 2003).

44

Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total,


biasanya digunakan batasan 0,25. Semua aitem yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0,25 daya pembedanya dianggap memuaskan.
Aitem yang memiliki kurang dari 0,25 dapat diinterpretasikan sebagai
aitem yang memiliki daya deskriminasi rendah. Apabila aitem yang
memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada
0,25 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan
skala, maka dapatlah aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi
tertinggi.
2.

Reliabilitas
Arikunto (2002) reliabilitas adalah suatu instrument dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena


instrument tersebut sudah baik. Sebuah alat ukur dikatakan memiliki
reliabilitas tinggi apabila alat tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
walaupun digunakan berulang-ulang pada waktu yang berbeda.
Estimasi terhadap tingginya reliabilitas dapat dilakukan dengan
pendekatan konsistensi internal atau internal consistency, dengan
prosedur hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada
sekolompok individu sebagai subyek atau single trial administration, akan
diperoleh suatu distrubusi skor tes dari kelompok subyek yang
bersangkutan (Azwar, 2003). Peneliti menggunakan rumus Alpha
Cronbach untuk mengukur reliabilitasnya, hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa skor dari alternatif pilihan antara satu sampai empat.

45

Reliabilitas

dinyatakan

dengan

koefisien

reliabilitas

yang

rentang

angkanya berada pada rentang 0 sampai 1,00 (Azwar, 2003), semakin


tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi
reliabilitasnya, sebaliknya semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati
0 berarti semakin rendah reliabilitasnya, akan tetapi pada kenyataannya
koefisien sebesar 1,00 tidak pernah dijumapai.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan skala perilaku bersyukur dengan skala
subjective well-being. Aitem-aitem yang digunakan dalam perilaku
bersyukur dan skala subjective well-being terdiri dari aitem favorable dan
aitem unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor
untuk alternatif jawaban aitem favorable yaitu: Sangat Setuju (SS) = 4,
Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
Sedangkan skor untuk alternatif jawaban aitem unfavorable yaitu: Sangat
Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Tidak Setuju (TS) = 3, Sangat Tidak
Setuju (STS) = 4.

F. Analisis Data
Metode

yang

digunakan

untuk

menganalisis

data

metode

komputasi statistik. Pengertian statistik dalam metodologi penelitian, yaitu


cara-cara ilmiah yang disiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, dan
menganalisa dalam penelitian yang berwujud angka-angka. Komputerisasi

46

statistik diharapkan menjadi dasar yang dapat dipertanggung jawabkan


untuk menarik kesimpulan yang layak (Hadi, 2000).
Metode yang digunakan untuk analisis data adalah teknik korelasi
Product Moment dari Person. Untuk mencari hubungan antara variabel
Perilaku Bersyukur dan variabel subjective well-being. Alasan peneliti
menggunakan teknik Product Moment yaitu karena teknik tersebut
merupakan analisis korelasional yang dipakai untuk menguji hubungan
antara

variabel

bebas

dan

variabel

tergantung.

Analisis

data

menggunakan program Statistical Of Service Sollution (SPSS 16.0 for


windows).

Anda mungkin juga menyukai