Anda di halaman 1dari 21

Auditing 2

Audit Saldo Kas

Disusun Oleh :
Febriyanti

(120110110195)

Visi Nurillahi

(120110110197)

Muhammad Arif

(120110110199)

Universitas Padjadjaran
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi
2014

Kas Di Bank dan Siklus Transaksi


Kas di Bank

Hubungan Antara Kas di Bank dan Siklus Transaksi

Modal Saham Biasa


Utang Dividen
Penerbitan
Penembus
saham
Pembayar
an saham
an
dividen
(1)

Utang usaha
Pembayaran

Upah, gaji, bonus,


dan komisi akrual
Pembayar
an

Agio saham - biasa


Penembus
an saham

Penerbita
n saham

(1)

Piutang usaha
Penjualan kotor
Penerima
Penjuala
an kas
n tunai

Kas di bank
Saldo
awal

Saldo
akhir

Pemotongan pajak
penghasilan dan
pengurangan
izinnya
Pembayar
an

Beban pajak gaji


akrual
Pembayar
an

Modal saham biasa

Penerbitan saham

Pada tanggal 15 Februari 2013, Perseroan menandatangani perjanjian penyertaan dengan


CMFC, sebuah perusahaan yang sahamnya tercatat di Singapore Exchange Securities Trading
Limited (SGX-ST), sehubungan dengan penerbitan saham baru CMFC sebanyak
98.000.000 saham dengan harga sebesar S$0,915 per saham (dengan nilai keseluruhan
S$89.670.000) yang akan diambil-bagian dan disetor penuh oleh Perseroan. Setelah itu,
Perseroan akan memiliki sekitar 14,95% dari seluruh saham yang diterbitkan oleh CMFC.
CMFC bergerak di bidang industri pengolahan sayuran yang terintegrasi di Republik Rakyat
Cina.

Agio saham biasa


Pada tahun 1997, Perusahaan mengakuisisi masing-masing 80,00% kepemilikan saham atas
beberapa perusahaan (yang bergabung menjadi SIMP), IAP dan AGP. Transaksi tersebut
menyebabkan timbulnya selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali
sebesar Rp917.741.
Pada tahun 2005, pengalihan aset kepada IMM yang kemudian bergabung kedalam ICBP,
menimbulkan selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali sebesar
Rp4.260. Pada tahun 2006, beberapa perusahaan, yang dahulu merupakan entitas anak
Perusahaan, melakukan penggabungan usaha kedalam SIMP. Penggabungan usaha tersebut
mengakibatkan kepemilikan saham Perusahaan pada SIMP naik dari semula 80,00% menjadi
83,85% dan menyebabkan timbulnya selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas
sepengendali sebesar Rp 53.483..
Selisih perubahan ekuitas entitas anak dan dampak transaksi dengan kepentingan
nonpengendali terutama berasal dari penerbitan saham baru oleh Entitas Anak tertentu.

Dividen Kas Dan Cadangan Umum


Dalam RUPST yang diadakan pada tanggal 11 Mei 2012 dan 27 Mei 2011, yang telah
diaktakan dengan Akta Notaris No. 33 tertanggal 11 Mei 2012 dari Notaris Kumala Tjahjani
Widodo S.H., dan No. 57 tertanggal 27 Mei 2011 dari Notaris Benny Kristianto S.H., para
pemegang saham menyetujui, antara lain:
i. Penambahan cadangan umum atas saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya sebesar
Rp5.000 masing-masing pada tahun 2012 dan 2011; dan
ii. Pembagian dividen kas sejumlah Rp175 (angka penuh) per saham atau sejumlah
Rp1.536.575 pada tahun 2012 dan Rp133 (angka penuh) per saham atau sejumlah
Rp1.167.798 pada tahun 2011, yang masingmasing diambil dari laba tahun berjalan yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2011 dan 2010.
Sehubungan dengan pembagian dividen kas tersebut, bagian dividen Entitas Induk
Perusahaan adalah sebesar Rp769.318 (2011: Rp584.682). Dividen kas yang diumumkan dan

disetujui pada tahun 2012 dan 2011 telah dibayar seluruhnya oleh Perusahaan masing-masing
pada bulan Agustus 2012 dan Agustus 2011.

Piutang Usaha

Kelompok Usaha mengevaluasi akun-akun tertentu yang diketahui bahwa beberapa


pelanggannya dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok
Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun
tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan
berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk
mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah
piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha.

Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang
diterima mempengaruhi jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha. Nilai
tercatat piutang usaha Kelompok Usaha sebelum penyisihan kerugian untuk penurunan nilai
pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp3.044.727 (2011: Rp2.954.268).

Utang usaha dengan pihak berelasi


Kelompok Usaha membeli bahan baku dari pihak-pihak berelasi lainnya. Pembelian dari
pihak-pihak berelasi adalah sebesar 4,68% dari seluruh pembelian konsolidasian untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (2011: 4,45%). Saldo utang pada tanggal 31
Desember 2012 yang timbul dari transaksi pembelian ini sebesar Rp146.720 (2011:
Rp113.241), disajikan sebagai bagian dari Utang Usaha Pihak Berelasi pada laporan
posisi keuangan konsolidasian (Catatan 17).

Arus Kas
Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi meningkat menjadi Rp7,41 triliun di tahun
2012 dari Rp4,97 triliun di tahun 2011 karena modal kerja yang lebih rendah.
Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi naik menjadi Rp5,08 triliun dari
Rp3,10 triliun di tahun 2011 terutama digunakan untuk pengeluaran belanja modal.
Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan di tahun 2012 mencapai Rp2,31
triliun terutama digunakan untuk pembayaran dividen; dibandingkan dengan arus kas neto
yang tersedia dari aktivitas pendanaan sebesar Rp782,1 miliar di tahun 2011 terutama berasal
dari dana IPO SIMP serta pembayaran utang dan dividen.

Jenis Akun Kas


Kas terdiri atas kas dan bank. Setara kas terutama merupakan deposito berjangka dengan
jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak saat penempatan yang tidak dibatasi penggunaannya

dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang signifikan, dan tidak
digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
Dalam penyajian laporan arus kas konsolidasian, cerukan termasuk komponen kas dan setara
kas karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas.

Rekening di bank memiliki tingkat suku bunga mengambang sesuai dengan tingkat
penawaran pada masing-masing bank. Kisaran tingkat suku bunga tahunan dari deposito
berjangka adalah sebagai berikut

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat saldo kas dan setara kas dengan
pihak berelasi.

Audit Kas Umum


Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas
yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.

Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya.
Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat
aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo
investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien,
sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut.

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
ASSET

Rp'000

Rp'000
SAMPLE

Rp'000
PLAN A

Rp'000
PLAN B

13.343.028.00

Rp

Rp

Rp

6.671.514.000

Asset Jangka
Pendek
Rp
Cash

82,33% 133.430.280

26,00% 42.136.637

Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan
cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan
berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.

Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)


Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi
dua kategori, yaitu:
1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas
dan pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen
Pada bab ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi pencatatan transaksi
kas, yang penting dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus
akuisisi, pengendalian utama meliputi pengendalian pembagian tugas yang memadai antara
penandatangan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya dilakukan oleh
personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang dicetak pada kertas

khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung sebelum cek ditandatangani
oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika penegendalian
yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif, maka risiko pengendalian
berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara
bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak yang
menangani atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan rekonsiliasi bank
dengan memakan waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan memengaruhi
penilaian auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu mencatat akuntansi
agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di bank setelah
mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi,
verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi
yang independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh pihak yang
merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan bank tersebut sampai
rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip setoran, dokumen lain yang
termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa perlu khawatir akan diganti, dihapus atau
ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-hati oleh pihak klien dengan
melakukan tindakan berikut ini:

Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas


tanggal, dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.

Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek


dibatalkan.

Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada


pencatatan setoran kas.

Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.

Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo


buku dengan saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam bisnis klien.

Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran
kas.

Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan
kas.

Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.

Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi bank sebagai
bagian dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak mengurangi tindakan klerikal dalam
melakukan rekonsiliasi bank, pihak yang menyiapkan harus tetap melakukan banyak
prosedur pada daftar di atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan pada saat personel
yang kompoten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin setelah selesai.
Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas
Transaksi (Tahap II)
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan
pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam bab-bab
sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai pengujian pengendalian dan
pegujian substansif yang memadai untuk audit setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas
penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.
Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan
menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting
dibandingkan area audit lainya.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada
tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulanbulan sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan salah saji pada kas.
Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)
BRAO
Detail Tie-In

Audit Procedure
Comments
Footing daftar outstanding Rekonsiliasi bank diluar jurnal
check

dengan

deposit

in umum

transit
Membuat rekonsiliasi bank
sendiri oleh auditor untuk
memeriksa ulang jika terjadi
kesalahan

Menelusuri saldo buku pada


rekonsiliasi bank ke general
Accuracy

ledger
Penerimaan

Existence

konfirmasi bank

Completeness

Penerimaan

dan

pengujian Prosedur
karena

dan

Pengujian rekonsiliasi bank


Bukti kas
Uji kitting
Penerimaan kas
Menghitung kas di tangan
pada hari terakhir tahun 2012
dan menelusuri deposit dalam
perjalanan

dan

jurnal

penerimaan kas.
Menelusuri

deposit

perjalanan

bank

dalam
periode

selanjutnya
Pengeluaran kas
Mencatat nomor cek terakhir
yang digunakan pada hari
terakhir

dari

tahun

dan

selanjutnya menelusuri ke cek


yang

beredar

dan

jurnal

pengeluaran kas.
Menelusuri cek yang beredar
dari

bank

selanjutnya

Permintaan atas Konfirmasi Bank

memiliki

pengujian dependen.

cut-off dari bank

Cutoff

dikombinasikan

pada

periode

hubunan

Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual.
Bank mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank dalm formulir yang sama. Infromasi
pada wesel bayar pada bank, hipotek, dan utang lainnya biasanya memasukkan jumlah dan
tanggal pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat bunga, dan adanya jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari pencatatan atas saldo
bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien KAP. Laporan di
bagian bawah formulir meminta bank menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang
tidak dimasukkan dalam konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut. Dampak dari
tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan
kelngkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat dengan cara lain. Sama halnya,
bank tidak perlu menginformasikan kepada auditor mengenai persyaratan kredit, persyaratan
saldo kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika kewajiban dijaminkan. Jika auditor
menginginkan konfirmasi tas jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan
konfirmasi yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank
yang dikonfirmasi oleh bank garus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi
bank. Sama halnya dengan informasi lain, dalam konfirmasi, juga garus ditelusuri ke skedul
audit lainnya. Jika konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus
memeriksa selisihnya.
Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode tertentu dan
pembatalan cek terkait, duplikan slip setoran, dan dokumen lain yang termasuk dalam laporan
bank, dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan dari laporan bank atas pisah batas adalah
untuk memberikan verifikasi bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir
tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor
meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung kepada auditor dalam waktu 7
samoai 10 hari setelah tanggal neraca.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah batas
tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk menguji apakah karyawan klien
tidak memasukkan, menambahkan, atau menggantikan dokumen sesuai dengan laporan.

Pengujian ini jelas dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor melakukan verifikasi
berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:
Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo
kredit.
Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan dilakukan.
Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah dibatalkan oleh bank
pada periode yang tepat dan tidak ada penghapusan atau penggantian.
Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen merupakan
pengendalian internal penting atas kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan
apakah pihak klien sudah menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan melakukan verifikasi
apakah saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada
setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainnya.
Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam laporan bank
atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam
rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur:
Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.
Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas ke
saldo per bank pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama.
Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke
laporan bank atas pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan juga
jurnal pengeluaran kas dalam periode neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek
yang dikliring bank setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam jurnal pengeluaran
kas harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika cek dimasukkan dalam jurnal
pengeluaran kas, maka seharusanya dianggap cek beredar karena tidak dikliring di
bank sebelum tanggal neraca, maka tidak boleh dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.
Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam daftar cek beredar
yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah pertama dalam
pemeriksaan ini harus dilakukan dengan menelusuri jumlah yang belum dikliring

dalam jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum diuangkan, harus dibahas
dengan klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi kecurangan, maka vendor yang
termasuk dalam saldo utang dagang harus dikonfirmasi untuk menentukan apakah
vendor tersebut sudah mengakui penerimaan kas dalam pecatatannya. Ditambah lagi,
cek yang dibatalkan perlu diperiksa sebelum tanggal terakhir audit jika memang ada.
Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus ditelusuri ke
laporan pisah batas untuk memastikan bahwa kas tersebut disetorkan segera di awal
tahun berikutnya.
Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal ini
meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak tercatat
yang didebet atau dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi
ini perlu di investigasi untuk memastikan sudah diperlukan dengan benar oleh klien.

Prosedur yang Berorientasi Kecurangan


Pertimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan. Auditor harus mempeluas prosedur dalam audit kas akhir tahun untuk
menentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal
tidak memadai.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas
termasuk:
- Konfirmasi piutang usaha
- Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
- Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa
- Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas
-

selanjutnya
Memeriksa persetujuan dan dokumen pendeukung piutang tak tetagih dan retur
penjualan serta pengurangan
Pengujian serupa dapat digunakan untuk menguji kemungkinan pengeluaran kas yang

mengandung kecurangan.
Jika auditor yakin bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun disalahsajikan dengan sengaja,
maka tepat melaksanakan pengujian lebih lanjut atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur
yang diperluas ini memverifikasi apakah semua transaksi yang dicantumkan dalam jurnal
selama beberapa bulan terakhir tahun berjalan telah dimasukan dalam atau dikeluarkan dari

rekonsiliasi bank secara benar, dan memverifikasi apakah semua item dalam rekonsiliasi
bank telah dicantumkan secara benar. Jika terdapat terdapat kelemahan pengendalian internal
yang material di akhir tahun, maka auditor dapat menggunakan pendekatan umum:
1. Memulai dengan rekonsiliasi bank bulan November dan membandingkan
semua item yang direkonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lain
dalam laporan bank bulan Desember
2. Membandingkan semua cek yang dibatalkan, yang tersisa, dan slip setoran
dalam laporan bank bulan Desember dengan jurnal pengeluaran kas dan
penerimaan kas
3. Menelusuri semua item yang belum dikliring dalam rekonsiliasi bank bulan
November dan jurnla pengeluaran dan penerimaan kas bulan Desember ke
rekonsiliasi bank tanggal 31 Desember untuk memastikan bahwa item-item
tersebut telah dimasukkan
4. Memverifikasi bahwa semua item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank tanggal
31 Desember menyajikan item dari rekonsiliasi bank bulan November dan
jurnal bulan Desember yang belum dikliring oleh bank.
Auditor juga harus melaksanakan prosedur pisah batas bank.
Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:
-

Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan


Semua setoran di bank dicatat dalam catatan akuntansi
Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh bank
Semua jumlah yang telah dibayar oleh bank dicatat
Bukti kas (proof of cash) memasukkan empat tugas rekonsiliasi berikut:
1. Merekonsiliasi saldo di laporan bank dengan saldo buku besar pada awal
periode bukti kas
2. Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan per bank dengan penerimaan
yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas selama periode tertentu
3. Merekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat di
jurnal pengeluaran kas selama periode tertentu
4. Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar umum pada
akhir periode bukti kas
Bukti kas jenis ini sering kali disebut bukti kas empat kolom yang masing-masing
kolom berisi jenis informasi yang disebutkan diatas.

Para penggelap uang biasanya menutupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal
dengan kiting: mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat transaksi
tersebut dengan tidak benar. Mendekati tanggal neraca, sebuah cek ditarik dari satu rekening
bank dan dengan segera disimpan di rekening kedua untuk dikredit sebelum akhir periode
akuntansi. Untuk menguji kiting, dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer
antarbank, auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari
sebelum dan setelah tanggal neraca serta menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi
agar pencatatannya benar.
Terdapat beberapa hal yang sebaiknya diaudit dalam transfer antar bank:
-

Ketepatan informasi di skedul transfer antar bank harus diverifikasi


Transfer antarbank harus dicatat baik dalam laporan bank yang menerima dan

bank yang mengeluarkan


Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer harus

berada dalam tahun fiskal yang sama


Pengeluaran dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau
dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar, sebagai cek yang

benar
Penerimaan dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau
dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar, sebagai setoran
dalam perjalanan

Audit Akun Bank Penggajian Imprest


Satu-satunya item rekonsiliasi adalah cek yang beredar. Dalam menguji saldo
rekening bank penggajian ,auditor harus memperoleh rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan
laporan pisah batas bank.

Audit Atas Kas Kecil Impres

Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor
melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan
auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan
impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat
digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas
lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya
dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus
jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai
mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang
bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil yang
disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas
kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk
mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut
yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh
petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.

Pengujian Audit atas Kas Kecil


Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil
dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi
kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien
dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal
bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil
penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama

tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena tidak material.
Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil
dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran.
Prosedur utama harus meliputi:

Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran

Memperhatikan urutan voucher kas kecil


Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register
kas, faktur, dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil
diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada
akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan
apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.

Daftar Pustaka
-

Arens
Laporan Keuangan PT Indofood 2012
Wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai