Anda di halaman 1dari 7

II.

TUJUAN PERCOBAAN : Untuk mengetahui kandungan


ammonia, pH klorida, glukosa, dan protein dalam urine.

III. LANDASAN TOERI :


Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh.
Stuktur nefron
Urin dibentuk oleh penggabungan 3 proses tersebut di atas.
Unit anatomi yang melakukan fungsi ini adalah nefron. Tiap-
tiap ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron.
Darah dihantarkan dari aorta melalui arteri renalis dan
cabang-cabang arteria renalis ke arterioli afferen. Tepat distal
dari stuktur ini adalah glomerulus, suatu jaringan kapiler yang
menyerupai jumbai yang terdiri atas unit penyaringan. Kapiler
ini bergabung untuk membentuk arteriole efferen, suatu
pembuluh darah dengan dinding ototyang karenanya mampu
mengubah diameter lumennya. Arteriole efferen segera
membagi lagi menjadi kapiler kedua yang mengelilingi bagian
lainnya dari nefron.
Jumbai glomerulus terletak dalam kapsula Bowman, suatu
kantung epitel berdinding rangkap yang merupakan bagian dari
sistem tubulus paling proksimal. Kapsula Bowman langsung
berubah menjadi tubulus kontortus proksimalis dan dari sini
menjadi komponen-komponen berikutnya: tubulus rektus
proksimalis dan lengkung Henle sendiri, terdiri dari pars
descendens, pars decendens yang tipis, dan pars decendens
yang tebal. Yang terakhir terletak dalam medulla dan korteks
ginjal. Pars ascendens yang tebal dari lengkung Henle berubah
menjadi tubulus kontortus distalis, tubulus kolligens kortikal,
dan tubulus kolligens medulla dan papila. Tiap-tiap bagian
sistem tubular ini mempunyai fungsiyang spesifik.

Filtrasi
Langkah pertama pembentukan urin adalah filtrasi plasma
darah. Volume darah yang besai, kira-kira 1 liter/menit (atau
25% dari seluruh curah jantung waktu istirahat), mengalir
melalui ginjal. Jadi, dalam 4-5 menit volume darah yang sama
besarnya dengan volume darah total nielewati sirkulasi ginjal.
Ini dirnungkinkan oleh sistem sirkulasi yang sangat luas dalam
organ ini. Dengan pernyataan yang sama, ginjal khususnya
gampang rusak oleh penyakit vaskuler yang merata.
Pembentukan filtrat glomerulus adalah prose yang terutama
diatur oleh jumlah aljabar dari selisih tekanan hidrostatik dan
tekanan onkotik trans kapiler. Kemungkinan terakhir telah
memungkinkan pengukuran secara langsung kekuatan-
kekuatan hidrostatikyang dipersoalkan. Di bawah pengaturan
keadaan hidropenik, tekanan hidrostatik kapiler glomerulus
rata-rata 45 mmHg atau kira-kira 40% dari tekanan aorta rata-
rata. Tekanan hidrostatik tubulus rata-rata 10 mmHg jadi
terdapat tekanan hidrostatik sebesar 35 mmHg yang
tampaknya tidak berubah sepanjang seluruh kapiler. Tekanan
onkotik dalam kapiler naik dari sekitar 20 mmHg pada
permulaan menjadi 35 mml Ig pada ujung glomelurus. Jadi
keuntungan tekanan filtrasi ~ 15 mmHg timbul pada permulaan
kapiler dan berkurang sewaktu darah mengalir melalui
glomelurus.
Pengaturan filtrasi dianggap mempunyai hubungan dengan
aliran plasma karena ia mempengaruhi cara meningkatnya
tekanan onkotik glomerulus. Selain itu, dipikirkan bahwa
modifikasi luas permukaan untuk filtrasi dapat terjadi oleh
bertambahnya atau berkurangnya jumlah kapileryang dilalui
oleh aliran darah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi filtrasi adalah obstruksi
jalan arteri yang menuju ke glomerulus, kenaikan tekanan
interstitial seperti yang dapat disebabkan oleh suatu proses
peradangan, dan kenaikan resistensi untuk mengalir dalam
sistem tubulus seperti oleh obstruksi tubulus kolligens, ureter,
atau uretra. Membranglomerulus juga dapat dirusak oleh
penyakit sehingga tidak dapat berfungsi sebagai saringan untuk
darah. Akhirnya kapiler dapat tersumbat seluruhnya dan karena
itu tidak terpakai dalam sirkulasi aktif. Selama berlangsungnya
penyakit seperti ini, sel-sel darah dan proteinplasma akan
merembes melalui kapiler yang rusak dan akan diekskresi ke
dalam urine.

Laju filtrasi glomerulus


Pada orang dewasa normal, 1 liter darah difiltrasi tiap menit
oleh kerja sama 2 juta n'efron kedua ginjal, dan 120 ml/menit
filtrat glomerulus dibentuk pada kapsul bowman. Laju filtrasi
glomerulus pada orang dewasa oleh karena itu adalah sekilar
120 ml/menit. Secara kimia, filtrat glomerulus pada hakekatnya
adalah cairan ekstra selyang bebas protein atau filtrat seluruh
darah yang bebas protein dan sel.

Kerja tubulus
Susunan urine sangat berbeda dari filtrat glomerulus. Juga
terdapat perbedaan yang sangat besar antara volume cairan
yang dibentuk pada glomerulus tiap menit dan jumlah yang
sampai di papila dalam waktu yang sama. Glomeruli berperan
hanya sebagai saringan; susunan filtrat glomerulus karena itu
ditentukan semata-mata oleh permeabilitas membran kapiler
terhadap zat-zat dari darah. Sebagai akibat, filtrat glomerulus
mengandung banyak zat yang penting untuk metabolisme
normal, seperti air, glukosa, asam amino, dan elektrolit, serta
zat-zat yang hams diekskresi dan diulang seperti urea, kreatinin
dan asam urat. Lagi pula, dalam berbagai keadaan, lebih banyak
atau lebih sedikit jumlah zat-zat esensial ditahan sesuai dengan
kebutuhan untuk mempertahankan ketetapan dalam
likunganinternal. Fungsi ginjal yang sangat selektif ini adalah
tugas tubulus. Dengan absorbsi kembali dan sekresi, tubulus
mengubah filtrat glomerulus dan dengan demikian
menghasilkan urine.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik.
Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau
cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal
glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa.
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin,
berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri.
Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa,
analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis
kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang
ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan
sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik,
sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop
sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di
dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman,
bahkan bakteri.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning
pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan
urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan
agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika
dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara
4,8 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi
banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika
mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035.

Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah


sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam
hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat
sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium,
sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat
kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darahKristal
kapur dsb)
Volume urin normal per hari adalah 900 1200 ml, volume
tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat
diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon
ADH, dan emosi.

Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi


kesehatan organ dalam seseorang.

a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel


padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-
kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini
biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan
makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga
bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system
urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau
pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan
indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti
hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi
vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman
berenergi.

IV. ALAT DAN BAHAN :


Tabung Reaksi
Rak Tabung Reaksi
Kertas Indicator Universal
Penjepit Tabung
Larutab AgNO3
Urine
Larutan biuret
Larutan benedict
Pembakar spritus

V. CARA KERJA :
Kegiatan 1 : Mengukur pH Urine
a. Masukkan kertas indicator universal kedalam urine. Amati
perubahan warnanya
b. Cocokkan warnanya dengan standar pH, nerapakah pH nya
Kegiatan 2 : Mengetahui bau ammonia dari hasil
penguraian urea dalam urine
a. Masukkan 1 ml urine kedalam tabung reaksi
b. Jepitlah dengan penjepit tabung reaksi, panaskan dengan
lampu spiritus
Kegiatan 3 : Uji Glukosa
a. Masukkan 2 ml urine kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes larutan benedict atau Fehling A+B lalu
panaskan. Amati
Kegiatan 4 : Uji Protein
a. Masukkan 2 ml urine kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes lartutan biuret, biarkan kira-kira 5
menit. Amati

Anda mungkin juga menyukai