Filtrasi
Langkah pertama pembentukan urin adalah filtrasi plasma
darah. Volume darah yang besai, kira-kira 1 liter/menit (atau
25% dari seluruh curah jantung waktu istirahat), mengalir
melalui ginjal. Jadi, dalam 4-5 menit volume darah yang sama
besarnya dengan volume darah total nielewati sirkulasi ginjal.
Ini dirnungkinkan oleh sistem sirkulasi yang sangat luas dalam
organ ini. Dengan pernyataan yang sama, ginjal khususnya
gampang rusak oleh penyakit vaskuler yang merata.
Pembentukan filtrat glomerulus adalah prose yang terutama
diatur oleh jumlah aljabar dari selisih tekanan hidrostatik dan
tekanan onkotik trans kapiler. Kemungkinan terakhir telah
memungkinkan pengukuran secara langsung kekuatan-
kekuatan hidrostatikyang dipersoalkan. Di bawah pengaturan
keadaan hidropenik, tekanan hidrostatik kapiler glomerulus
rata-rata 45 mmHg atau kira-kira 40% dari tekanan aorta rata-
rata. Tekanan hidrostatik tubulus rata-rata 10 mmHg jadi
terdapat tekanan hidrostatik sebesar 35 mmHg yang
tampaknya tidak berubah sepanjang seluruh kapiler. Tekanan
onkotik dalam kapiler naik dari sekitar 20 mmHg pada
permulaan menjadi 35 mml Ig pada ujung glomelurus. Jadi
keuntungan tekanan filtrasi ~ 15 mmHg timbul pada permulaan
kapiler dan berkurang sewaktu darah mengalir melalui
glomelurus.
Pengaturan filtrasi dianggap mempunyai hubungan dengan
aliran plasma karena ia mempengaruhi cara meningkatnya
tekanan onkotik glomerulus. Selain itu, dipikirkan bahwa
modifikasi luas permukaan untuk filtrasi dapat terjadi oleh
bertambahnya atau berkurangnya jumlah kapileryang dilalui
oleh aliran darah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi filtrasi adalah obstruksi
jalan arteri yang menuju ke glomerulus, kenaikan tekanan
interstitial seperti yang dapat disebabkan oleh suatu proses
peradangan, dan kenaikan resistensi untuk mengalir dalam
sistem tubulus seperti oleh obstruksi tubulus kolligens, ureter,
atau uretra. Membranglomerulus juga dapat dirusak oleh
penyakit sehingga tidak dapat berfungsi sebagai saringan untuk
darah. Akhirnya kapiler dapat tersumbat seluruhnya dan karena
itu tidak terpakai dalam sirkulasi aktif. Selama berlangsungnya
penyakit seperti ini, sel-sel darah dan proteinplasma akan
merembes melalui kapiler yang rusak dan akan diekskresi ke
dalam urine.
Kerja tubulus
Susunan urine sangat berbeda dari filtrat glomerulus. Juga
terdapat perbedaan yang sangat besar antara volume cairan
yang dibentuk pada glomerulus tiap menit dan jumlah yang
sampai di papila dalam waktu yang sama. Glomeruli berperan
hanya sebagai saringan; susunan filtrat glomerulus karena itu
ditentukan semata-mata oleh permeabilitas membran kapiler
terhadap zat-zat dari darah. Sebagai akibat, filtrat glomerulus
mengandung banyak zat yang penting untuk metabolisme
normal, seperti air, glukosa, asam amino, dan elektrolit, serta
zat-zat yang hams diekskresi dan diulang seperti urea, kreatinin
dan asam urat. Lagi pula, dalam berbagai keadaan, lebih banyak
atau lebih sedikit jumlah zat-zat esensial ditahan sesuai dengan
kebutuhan untuk mempertahankan ketetapan dalam
likunganinternal. Fungsi ginjal yang sangat selektif ini adalah
tugas tubulus. Dengan absorbsi kembali dan sekresi, tubulus
mengubah filtrat glomerulus dan dengan demikian
menghasilkan urine.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik.
Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau
cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal
glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa.
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin,
berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri.
Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa,
analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis
kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang
ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan
sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik,
sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop
sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di
dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman,
bahkan bakteri.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning
pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan
urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan
agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika
dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara
4,8 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi
banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika
mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035.
V. CARA KERJA :
Kegiatan 1 : Mengukur pH Urine
a. Masukkan kertas indicator universal kedalam urine. Amati
perubahan warnanya
b. Cocokkan warnanya dengan standar pH, nerapakah pH nya
Kegiatan 2 : Mengetahui bau ammonia dari hasil
penguraian urea dalam urine
a. Masukkan 1 ml urine kedalam tabung reaksi
b. Jepitlah dengan penjepit tabung reaksi, panaskan dengan
lampu spiritus
Kegiatan 3 : Uji Glukosa
a. Masukkan 2 ml urine kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes larutan benedict atau Fehling A+B lalu
panaskan. Amati
Kegiatan 4 : Uji Protein
a. Masukkan 2 ml urine kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes lartutan biuret, biarkan kira-kira 5
menit. Amati