Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1

Area Penelitian
Lokasi dari penelitian ini berada di Kelurahan Karang Pule

Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. Untuk lebih jelasnya mengenai


lokasi tersebut, dapat dilihat pada peta di bawah ini.

III-1

3.2

Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

pendekatan rasionalistik. Pendekatan rasionalistik merupakan pendekatan


yang bersumber dari teori dan kebenaran empirik.
3.3

Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang akan gunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian deskriptif (kualitatif), mana peneliti dapat mengambarkan


secara sistematis mengenai suatu keadaan, situasi, program tertentu
(sofyan Efendy Masri Singarimbun: 46). Menurut Bogdan dan Taylor
(1975:5) Dalam bukunya Lexi J. Moleong Metode Penelitian Kualitatif,
1988:4). Mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat amati. Menurut Denzin dan
Licolln (1995) Dalam bukunya Lexi J. Moleong Metode Penelitian
Kualitatif (1988:5), Menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang mengunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadan lakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode
yang ada.
3.4

Metode Penelitian

3.4.1

Metode Pengumpulan Data


Kerlinger

(dalam

Arikunto,

2002)

mengatakan

bahwa

observasi/penelitian adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti


semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam
kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan mencatatnya. Oleh karena itu,
metode pengumpulan data merupakan suatu usaha sadar untuk
mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur
terstandar.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan pengumpulan data primer dan data sekunder, yaitu:

III-2

1. Data Primer
Teknik pengambilan data dengan survey primer dilakukan dengan
penyebaran kuesioner dan wawancara kepada masyarakat Kelurahan
Karang Pule baik itu pengerajin maupun non pengerajin. Selain itu juga
dilakukan observasi lapangan untuk data pendukung bagi penelitian ini.
a. Kuesioner
Menurut Arikunto (2002), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui. Tipe
kuesioner pada penelitian ini dipandang dari cara menjawabnya termasuk
pada kuesioner tertutup, yaitu dengan memilih jawaban yang sudah
disediakan. Kemudian dari jawaban yang diberikan termasuk kuesioner
langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui keadaan seseorang dan
mencari informasi mengenai suatu permasalahan. Tipe wawancara yang
dilakukan pada penelitian ini adalah dengan wawancara bebas tetapi juga
mengingat data apa saja yang akan dikumpulkan. Dalam melaksanakan
wawancara, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan
garis besar dari hal-hal yang akan ditanyakan. Wawancara ini dilakukan
pada masyarakat Kelurahan Karang Pule baik itu pengerajin maupun non
pengerajin dan pihak-pihak yang terkait.
c. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
mencatat informasi yang mereka dapat pada saat melakukan pengamatan.
Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan
langsung dan dokumentasi yang mengacu pada instrumen pengamatan.
Observasi di wilayah ini dilakukan untuk memperoleh data yang tidak
dapat diperoleh melalui kuesioner atau pun wawancara.
2. Data Sekunder
Survey sekunder dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh
dari survei primer berupa kajian literatur yang berkaitan dengan penelitian

III-3

yang dilakukan. Kemudian dilakukan pula pengumpulan data sekunder


berupa data dari instansi-intsansi yang terkait dengan penelitian.
3.4.2

Metode Analisis Data

1. Analisis data kualitatif


Analisis data kualitatif menurut Bognan & Biklen (1982) sebagaimana
dikutip Moleong (2007:248), adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data
adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secarasistematis,
kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain.
McDrury ( Collaborative Group Analysis of Data, 1999 ) seperti yang
dikutip Moleong (2007:248) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai
berikut:
a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan
yang ada dalam data,
b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema
yang berasal dari data.
c. Menuliskan model yang ditemukan.
d. Koding yang telah dilakukan.
2. Analisa SWOT Efas Ifas
Analisis SWOT adalah instrument yang digunakan untuk
melakukan analisis strategi. Menurut Drs. Robert Simbolon, MPA (1999),
Analisis SWOT meupakan suatu alat yang efektif dalam membantu
menstrukturkan masalah, terutama dengan melakukan analisis atas
lingkungan strategis, yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Dalam lingkungan internal dan eksternal ini pada
dasarnya terdapat empat unsure yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu
secara internal memiliki jumlah kekuatan-kekuatan (strengths) dan
kelemahan-kelemahan (weaknesses), dan secara eksternal akan berhadapan
III-4

dengan berbagai peluang-peluang (Opportunities) dan ancaman-ancaman


(threats).
Dekade ini rasanya menjadi sebuah moment bersejarah bagi peradaban
manusia. John Naisbitt menyebutkan sebaga the most eixiting decade
sedangkan Ravi Batra menyebutkan sebagai decade of great depression.
Yang jelas apapun kata mereka decade ini menyadarkan kita bahwa
sesungguhnya kita sedang berada dalam sebuah decade yang penuh
dengan dinamika (Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1999:5)
Dalam situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen
usaha harus dapat menciptakan pelayanan yang dapat memuaskan kepada
konsumen dan saat bersamaan dapat pula bersaing secara efektif dalam
kontek local, regional bahkan kontek global. Dengan kata lain industry
pariwisata dituntut untuk dapat mengembangkan strategi terhadap
kecendrungan-kecendrungan batu guna mencapai dan mempertahankan
kedudukan bersaingnya (Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah,
1999: 6).
Kegiatan yang paling penting dalam proses Analisis SWOT adalah
memahami seluruh informasi dalam suatu kasus, menganalisis situasi
untuk mengetahui isu apa yang akan terjadi dan memutuskan tindakan apa
yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah (Freddy Rangkuti,
2001:14).
SWOT merupakan

singkatan dari

Strengths

(Kekuatan-kekuatan),

weaknesses (kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-peluang) dan


threats (ancaman-ancaman). Adapun pengertiannya sebagai berikut :
1. Kekuatan (Strengths)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain
relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu perusahaan
( Amin W.T, 1994:75).
2. Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya
alam, keterampilan, dan kemampuan yang serius menghalangi
kinerja efektif suatu perusahaan (Amin W.T, 1994:75).
3. Peluang (opportunities)

III-5

Peluang adalah situasi/kecendrungan utama yang menguntungkan


dalam lingkungan perusahaan (Amin W.T, 1994:74).
4. Ancaman (threats)
Ancaman adalah situasi/kecendrungan utama

yang

tidak

menguntungkan dalam lingkunagn perusahaan (Amin W.T, 1994:74).


Menurut Freddy Rangkuti (200), Analisis SWOT adalah suatu identifikasi
factor strategis secara sistematis untuk merumuskan strategi. Strategi
adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan (Porter : 1995).
Sedangkan

menurut

Freddy

Rangkuti

(200:183)

strategi

adalah

perencanaan induk yang komperehensive yang menjelaskan bagaimana


mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.1 langkah menyusun Analisis SWOT
1. pengumpulan data
Pengumpulan data adalah proaedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 1998 : 211). Data yang
berhubungan dengan studi dan objek penelitian. Data yang dikumpulkan
dapat beruoa data primer dan data sekunder.
2. Analisis
Analisis merupakan suatu proses yang dapat member makna pada data
dalam memecahkan permasalahan penelitian dengan melhat hubunganhubungan antara fenomena kemudian dibuat penafsiran terhadap hubungan
antara fenomena yang terjadi (Nazir, 1988:405).
Tahapan Analisis SWOT adalah memanfaatkan semua data dan informasi
dalam model-model kuantitaf perumusan strategi (Freddy Rangkuti,
2001:30). Model-model yang digunakan dalam Analisis SWOT antara
lain :
1. IFAS-EFAS ( Internal-ekstrenal strategic factor analysis summary)
2. Matrik Space
3. Matrik SWOT
2.2 analisis factor-faktor strategis internal dan eksteral (IFAS-EFAS)
Analisis factor strategi internal dan eksternal adalah pengolahan factorfaktor strategis pada lingkungan internal dan eksternal dengan memberikan
pembobotan dan rating pada setiap factor strategis.

III-6

Factor strategis adalah adalah factor dominan dari kekuatan, kelemahan,


peluang dan ancaman yang memberikan pengaruh terhadap kondisi dan
situasi yang ada dan memberikan keuntungan bila dilakukan tindakan
positif. (Robert G. Dyson, 1990:8-12).
Menganalisis lingkungan internal (IFAS) untuk mengetahui berbagai
kemungkinan kekuatan dan kelemahan. Masalah strategis yang akan
dimonitor

harus

ditentukan

karena

maslaha

ini

mungkin

dapat

mempengaruhi pariwisata dimasa yang akan dating. Menganalisis


lingkungan eksternal (EFAS) untuk mengetahui berbagai kemungkinan
peluang dan ancaman. Masalah strategis yang akan dimonitor harus
ditentukan karena masalah ini dapat mempengaruhi pariwisata dimasa
yang akan dating. Adapun langkah-langkah penyusunannya dapat dilihat
pada sub bab dibawah ini.
2.3. Langkah penyusunan table IFAS
a. memasukkan factor-faktor kekuatan dan kelemahan pada table IFAS
kolom 1. Susun 5-10 faktor dari kekuatan dan kelemahan (Freddy
Rangkuti, 2001:22)
b. berikan bobot masing-masing factor strategis pada kolom 2. Dengan
skala 1.0 (sangat penting) sampai dengan 0.0 (tidak penting). Semua bobot
tersebut jumlahnya tidak melebihi dari skor total = 1.00 (Diklat Spama,
2000:13). Faktor-faktor itu diberi bobot didasarkan pengaruh posisi
strategis (Freddy Rangkuti, 2001:22).
c. berikan rating pada kolom 3 untuk masing-masing factor dengan skala 4
(sangat kuat sampai dengan 1 (lemah), berdasarkan pengaruh factor
tersebut terhadap kondisi kawasan pariwisata bersangkutan. Variable yang
bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai
dari 1 sampai dengan 4 dengan membandingkan terhadap rata-rata pesaing
utama. Sedangkan variabel yang bersifat negative kebalikannya. Jika
kelemahannya besar sekali (disbanding dengan rata-rata pesaing sejenis)

III-7

nilainya adalah 1, sedangkan jika nilai kelemahan rendah/dibawah ratarata pesaing-pesaingnya nilainya 4.
d. kalikan bobot dengan nilai (rating) untuk memperoleh faktor
pembobotan dalm kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4 (menonjol)
sampai dengan 1 (lemah).
e. jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4). Untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi kawasan pariwisata yang bersangkutan. Nilai total
ini menunjukkan bagaimana kawasan pariwisata bereaksi terhadap faktorfaktor strategis eksternalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan kawasan pariwisata ini dengan objek wisat lainnya dalam
kelompok wisata yang sama.
Tabel analisis faktor startegis eksternal (EFAS) dapat dilihat pada table 2.2
berikut :
Table 2.2 Model Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS)
Faktor-faktor
strategis
Peluang :
(faktor-faktor
yang menjadi
peluang)
Jumlah
Ancaman :
(faktor-faktor
yang menjadi
ancaman)
Jumlah

Bobot

Nilai

Bobot X Nilai

(professional
judgement)

(professional
judgement)

(jumlah perkalian bobot


dengan nilai pada setiap
faktor dari peluang)

(jumlah bobot
peluang)
(professional
judgement)

(jumlah nilai
peluang)
(professional
judgement)

(jumlah bobot X nilai


peluang)
(jumlah perkalian bobot
dengan nilai pada setiap
faktor dari ancaman)

(jumlah bobot
(jumlah nilai
ancaman)
ancaman)
Sumber : Diklat Sparma, 2000

(jumlah bobot X nilai


ancaman)

2.3.2.3. pembobotan (scoring) dan nilai (rating)


Faktor-faktor strategis internal dan eksternal diberikan bobot dan nilai
(rating) berdasarkan pertimbangan professional (professional judgement).
III-8

Pertimbangan professional adalah pemberian pertimbangan berdasarkan


keahliannya, kompeten dengan sesuatu yang dipertimbangkannya (Drs.
Robert Simbolon, MPA, 1999). Dalam melakukan pertimbangan
professional pada analisis faktor-faktor strategis internal-eksternal
memiliki pembatasan sebagai berikut :
1. Pembobotan (scoring)
Pembobotan pada lingkungan internal pada tingkat kepentingannya
didasarkan pada besarnya pengaruh faktor strategis terhadap posisi
strategisnya, sedangkan pada lingkungan eksternal didasarkan pada
kemungkinan memberikan dampak terhadap faktor strategisnya (Freddy
Rangkuti, 2001: 22-24).
Jumlah bobot pada msing-masing lingkungan internal dan eksternal harus
berjumlah 1 (satu).
Skor total internal = total bobot kekuatan + total bobot kelemahan = 1
Skor total eksternal = total bobot peluang + total bobot ancaman = 1
Sedangkan nilai bobot menurut Freddy Ragkuti (2001 : 22-24) dan Diklat
Sparma (2000 : 13-14) berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
skala 1.0 (sangat penting) sampai dengan 0.0 (tidak penting).
Besarnya rata-rata nilai boboy bergantung pada jumlah faktor-faktor
strategisnya (5-10 faktor strategis) yang dipakai.
2. Penilaian (rating)
Nilai rating berdasarkan besarnya pengaruh faktor strategis terhadap
kondisi dirinya (Freddy Rangkuti, 2001 : 22-24) dengan ketentuan sebagai
berikut :
Skala mulai dari 4 (sangat kuat) sampai dengan 1 (lemah)
Sangat kuat kuat rata-rata
lemah
4
3
2
1
Variabel yang bersifat positif (variabel kekuatan atau peluang) diberi nilai
dari 1-4 dengan membandingkan dengan rata-rata pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya, jika kelemahan
atau ancaman besar sekali (disbanding dengan nilai rata-rata pesaing
sejenis) nilainya adalah 1. Sedangkan jika nilai ancamannya kecil/dibawah
rata-rata pesaing-pesaingnya nilainya 4.
2.3.3. Analisis matrik space dan pemetaan posisi pariwisata
a. Matrik space

III-9

Matrik space adalah suatu dasar untuk mengetahui posisi pariwisata yang
didapat dari nilai rating yang dimiliki oleh faktor-faktor strateginya.
Matrik space digunakan untuk melihat garis vektor positif dan negatif
untuk internal dan eksternal.
Garis vektor internal sebagai garis horizontal dn garis vektor eksternal
sebagai garis vertical dalam diagram posisi perkembangan pariwisata.
Model yang digunakan sebagai matriks space dapat dilihat pada table 2.3
berikut ini :
Table 2.3 Model Analisis Matrik Space
Faktor strategisnya
internal
Kekuatan :
(faktor-faktor

yang

menjadi kekuatan)

Faktor strategis

(rating dari table

eksternal
Peluang :
(faktor-faktor yang

IFAS dengan nilai


positif
Jumlah rating

Jumlah
Kelemahan :
(faktor-faktor

rating

positif
(rating dari table
yang

menjadi kelemahan)

IFAS dengan nilai


negatif)
Jumlah rating

Jumlah

menjadi peluang)
Jumlah
Ancaman :
(faktor-faktor

negatif
b. Posisi pemetaan posisi pariwisata
Pemetaan posisi pariwisata bertujuan untuk mengetahui posisi pariwisata
dari suatu objek wisata dalam kondisi perkembangan saat ini. Pemetaan
pada

analogi

sifat

yang

dimiliki

EFAS d

po
Jumla

yang

EFAS d

ne
Jumla

ne

Sumber : Freddy Rangkuti, 2001

didasarkan

(rating

p
(rating

menjadi ancaman)
Jumlah

faktor-faktor

strategisnya.kekuatan memiliki sifat positif dan kelemahan bersifat negatif,


begitu juga dengan peluang bersifat positif dan ancaman bersifat negatif.
Posisi perkembangan pariwisata suatu objek wisata atau kawasan
pariwisata dapat dilhat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1 Model Posisi Perkembangan Pariwisata

III-10

Kuadran II Stability

Kuadran I Growth

Aggressive Mainance Strategy


Stabil Growth
Strategy

Selective Maintenance
Strategy

Turn Around
Strategy
Guirelle
Strategy

Concentric
Strategy

5.3
Kuadran III Survival

Conglomerate
Strategy
6.2

Kuadran IV Diversifikasi

Rumusan setiap kuadran yang secara khusus untuk pariwisata dan


beberapa pengertian yang melalui proses adopsi, adaptasi dari penggunaan
analisis SWOT untuk perusahaan, sehingga diadaptasi suatu rumausan
sebagai berikut :
a. Kuadran I : Growth (pertumbuhan)
Strategi pertumbuhan di desain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam
penjualan, asset, profit atau kombinasi ketiganya (Freddy Rangkuti,
2001:43). Pertumbuhan dalam pariwisata adalah pertumbuhan jumlah
kunjungan wisata (frekuensi kunjungan dan asal daerah wisatawan),
asset(objek dan daya tarik wisata, prasarana dan sarana pendukung),
pendapatan (retribusi masuk dan jumlah yang dibelanjakan)
Pertumbuhan dalam pariwisata terbagi dua, yaitu :
- Rapid Growth Strategi (Strategi pertumbuhan cepat) adalah strategi
meningkatkan laju pertumbuhan kunjungan wisatawan dengan waktu lebih
cepat (tahun ke 2 lebih besar dari tahun ke 1 dan selanjutnya), peningkatan
kualitas yang menjadi faktor kekuatan untuk memaksimalkan pemanfaatan
semua peluang.

III-11

- Stable Growth Strategy (strategi pertumbuhan stabil), adalah strategi


mempertahankan pertumbuhan yang ada (kenaikkan yang stabil, jangan
sampai turun).
b. Kuadran II : Stability (Stabilitas)
Strategi stabilitas adalah strategi konsolidasi untuk menguarangi
kelemahan yang ada, dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah dicpai
(oka A. Youeti, 1996:144). Stabilitas diarahkan untuk mempertahankan
suatu keadaan dengan berupaya memanfaatkan peluang dan memperbaiki
kelemahan.
Strategi stabilitas terbagi menjadi dua, yaitu :
-Agressive Maintenance strategy (strategi perbaikan agresif ), adalah
stratgei konsolidasi internal dengan mengadakan perbaikan-pebaikan
berbagai

bidang.

Perbaikan

faktor-faktor

kelemahan

untuk

memaksimalkan pemanfaatan peluang.


- Selective Maintenance Strategy (strategi perbaikan pilihan), adalah
strategi konsolidasi internal dengan melakukan perbaikan pada sesuatu
yang menjadi kelemahan. Memaksimalkan perbaikan faktor-faktor
kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
c. Kuadran III : Survival (Bertahan)
- Turn around strategy (strategi memutar balik), adalah strategi yang
membalikkan kecendrungan-kecendrungan negatif sekarang, yang paling
umum tertuju pada pengelolaan.
- Guirelle strategy (strategi merubah fungsi), adalah strategi merubah
fungsi yang dimiliki dengan fungsi lain yang benar-benar berbeda.
c. Kuadran IV : Diversifikasi

III-12

Strategi

penganekaragaman

adalah

strategi

yang

membuat

keanekaragaman terhadap objek dan daya tarik wisata dan mendapatkan


dan investasi dari pihak luar.
Strategi penganekaragaman dibagi dua, yaitu :
- Diversifikasi concentric strategy (strategi diversifikasi konsentrik),
adalah diversifikasi objek dan daya tarik sehingga dapat meminimalisir
ancaman.
- Diversifikasi conglomerate strategy (strategi diversifikasi konglomerat),
adalah

memasukan

investor

untuk

mendanai

diversifikasi

yang

mempertimbangkan laba.

3.5

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi,
variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa
kuantitatif maupun kualitatif yang nilainya dapat berubah-ubah. Berikut
adalah variabel yang digunakan dalam penelitian ini :
Variabel
Kawasan Industri

Kawasan Permukiman

Pemetaan Kawasan

Kriteria Kawasan Wisata Belanja

Sub Variabel
1.

Jumlah Industri

2.

Pola Pemanfaataan Ruang

3.

Ruang dan Massa Bangunan

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Rantai Nilai
Pola Pemanfaatan Ruang
Ruang dan Massa Bangunan
Kelayakan Hunian
Fasos dan Fasum
Pemetaan Kawasan Potensial
Industri
10. Pemetaan Kawasan
Permukiman
11. Produk
12. Fasilitas Pendukung

III-13

3.6

Gagasan Komprehensif

13.
14.
15.
16.

Kebijakan
Potensi
Masalah
Isu-isu strategis

Pembagian Blok Pengembangan

17. Rencana pembagian blok


pengembangan

Strategi Pengembangan

18. Komponen Perancangan

Sampling
Menurut I Wayan P. (2013:10), sampling adalah sebagai populasi yang
dijadikan responden dalam penelitian. Mengingat banyaknya populasi di
Kelurahan Sayang Sayang, maka dalam penelitian ini teknik sampling
yang dipergunakan adalah dengan menggunakan rumus slovin untuk
tingkat toleransi 10 % dari jumlah seluruh penduduk yang terdapat di
wilayah penelitian. Rumus untuk menghitung sampel dari populasi ialah
sebagai berikut :
n=

n=

n=

N
1+ N ( e )2

10.423
2
1+10423 ( 10 )

Dimana
n
: Jumlah Sampel
N
: Jumlah Populasi
e
: Taraf Toleransi

10.423
1+10.423(0,01)

n=

10.423
105,23

n=99,04

III-14

3.7

Tahapan Penelitian
Secara garis besar langkah-langkah dalam peneltian ini diuraikan sebagai
berikut :
a. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti akan melakukan :
-

Melakukan pendalaman terhadap masalah yang sudah dirumuskan


dengan cara studi literature

Merumuskan hipotesa dan menyusun rancangan penelitian

Menyiapkan instrument penelitian berupa kegiatan pengumpulan data


untuk tahap pekerjaan lapangan seperti : data-data umum Kelurahan
Karang Pule dan persiapan peta citra yang akan diolah.

b. Tahap pelaksanaan
-

Melaksanakan pengumpulan data sekunder

Melaksanakan kegiatan pengumpulan data primer

c. Tahap Analisis
-

Melakukan identifikasi dan analisis data yang telah dikumpulkan


terkait dengan : kondisi permukiman di Kelurahan Karang Pule dan
pengaruh yang timbul dari keberadaan klaster industri MEP terhadap
kawasan permukiman di sekitarnya serta potensi dan permasalahan
yang menjadi pendorong dan penghambat dalam pengembangan
klaster industri MEP di kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela.

Menarik kesimpulan dari hasil penelitian dan menentukan konsep dan


rencana zonasi dalam pengembangan klaster industri MEP di
kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela.

Penyusunan laporan

III-15

3.7.1

Kerangka Pikir

III-16

3.8

Desain Survei

Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.1 Desain Survei Penelitian
Tujuan

Variabel

Sub Variabel

Metode

Mengidentifikasi pola
klaster industri kerajinan
Mutiara Emas Perak (MEP)
dan kawasan permukiman di
kelurahan Karang Pule,
kecamatan Sekarbela.

Kawasan Industri

1.

Jumlah Industri

2.

Kawasan
Permukiman

Pemetaan
Kawasan

Mengetahui Kelayakan
klaster industri kerajinan
Mutiara Emas Perak (MEP)
di kelurahan Karang Pule,
kecamatan Sekarbela
sebagai kawasan Wisata
Belanja

Kriteria Kawasan
Wisata Belanja

Menentukan konsep

Gagasan

Pola Pemanfaatan
Ruang
3. Rantai Nilai
4. Pola Pemanfaatan
Ruang
5. Ruang dan Massa
Bangunan
6. Kelayakan Hunian
7. Fasos dan Fasum
8. Pemetaan Kawasan
Potensial Industri
9. Pemetaan Kawasan
Permukiman
10. Produk

11. Fasilitas Pendukung


Wisata Belanja

12. Kebijakan

Deskriptif

Kebutuhan Data
Primer
Skunder
Q
W
O
L
I
6
7
8
9
10
-

Kriteria Kebutuhan
Data

Sumber

11

12

Karakteristik Pola klaster


Industri dan Kawasan
Permukiman

Dinas Koperindag, BPS,


Profil Kelurahan Karang
Pule

Gagasan dalam penentuan


konsep Pengembangan
Bappeda Kota Mataram,
Profil Kelurhan Karang Pule
Bappeda Kota Mataram,
Profil Kelurhan Karang Pule

Deskriptif

Gagasan dalam penentuan

III-17

pengembangan yang sesuai


untuk klaster industri
kerajinan Mutiara Emas
Perak (MEP) dan kawasan
permukiman di kelurahan
Karang Pule, kecamatan
Sekarbela

Komprehensif

Pembagian Blok
Pengembangan
Strategi
Pengembangan

13. Potensi
14. Masalah
15. Isu-isu strategis

16. Rencana
pembagian blok
pengembangan
17. Komponen
Perancangan

Kualitatif dan
SWOT Efas
Ifas

Kualitatif

konsep Pengembangan

Konsep Pembagian Blok


Pengembangan

Bappeda Kota Mataram,


Profil Kelurhan Karang Pule
Bappeda Kota Mataram,
Profil Kelurhan Karang Pule

Strategi-strategi
pengembangan setiap blok

Ket : W = Wawancara ; O= Observasi ; L= Literatur dan I= InstansiKet : W = Wawancara ; O= Observasi ; L= Literatur dan I= Instans

III-18

III-19

Anda mungkin juga menyukai