a. Dinding Struktural
Sebagai Struktur Bangunan (Bearing Wall). Dinding ini
berperan untuk menopang atap dan sama sekali tidak
menggunakan cor beton untuk kolom (besi beton). Bahan
Dinding Struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan
adalah Batu Bata (Pada Zaman Dahulu). Konstruksinya 100%
mengandalkan pasangan batu bata dan semen.
b. Dinding Non-Struktural
Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya
sebagai pembatas, apabila dinding dirobohkan maka bangunan
tetap berdiri. Beberapa material dinding non-struktural di
antaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu, kaca,
dll.
c. Dinding Partisi atau penyekat
Dinding penyekat adalah batas vertikal yang ada di dalam
ruangan (interior), Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding
partisi ini diantaranya seperti gypsum, papan kalsium, triplek,
kaca, dll,
Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material atau
bahan sesuai dengan kebutuhannya, contoh-contoh dinding
adalah :
1. Dinding beton (struktural dinding geser, pengisi clayding
wall/ beton pra cetak)
2. Dinding dari batu buatan : bata dan batako
3. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
4. Dinding batu alam/ batu kali
1. DINDING BETON
Penggunaan blok beton sudah dikenal sejak jaman
pembangunan piramid-piramid di Mesir, kuil-kuil tua Yunani dan
dinding-dinding bangunan Kerajaan Romawi. Dan seperti yang
kita ketahui, bangunan-bangunan tua yang didirikan dengan
berarti
secara
pengurangan.
kuantitatif
terdapat
suatu
3. DINDING KAYU
mudah dibentuk
bobot yang relatif lebih ringan
Dan sangat cocok untuk diaplikasikan pada rumah dengan
konsep alami atau natural.
(-) Kekurangan dinding kayu:
tidak tahan terhadap api sehingga mudah terbakar jika
terkena api
mudah diserang rayap yang membuat dinding lebih cepat
rapuh
jenis kayu tertentu tidak tahan dengan air yang bisa
menyebabkan kayu memuai atau rusak
Pengerjaan dinding kayu juga harus dikerjakan secara detail,
karena kayu memiliki sifat yang mudah susut sehingga
pengerjaan yang tidak hati hati akan menyebabkan
renggangan pada sambungan kayu.
Untuk menjaga keindahan kayu, kayu perlu dipoles dengan
varnish sangat warna kayu mulai pudar.
4. DINDING BATU ALAM :
Dinding batu alam biasanya
terbuat dari batu kali utuh atau
pecahan batu cadas. Prinsip
pemasangannya hampir sama
dengan batu bata, dimana siar
vertikal harus dipasang selangseling. Untuk menyatukan batu
diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding
dibawah permukaan tanah, dan PC : 1 kapur : 6 pasir untuk
bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu
alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah
cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
5. KACA
Karakteristik
kaca yaitu transparan, licin, dan halus.
Berfungsi sebagai dinding interior dan eksterior. Jenis-jenis kaca
ada 3 macam, yaitu:
1. Kaca Es
Cahaya tetap dapat masuk ke dalam
bangunan namun tidak tembus pandang dari
luar bangunan. Harga kaca S dengan tebal 3
mm Rp 91.000/m
2. Kaca bening.
Tebal 3mm-2cm. Untuk tebal 3mm harga
Rp 54.000/m , tebal 5 mm Rp 70.000/m
3. Kaca riben.
Berwarna hitam, berfungsi untuk
mereduksi cahaya masuk. Tebal 3 mm Rp
61.000/m tebal 5 mm Rp 86.000/m
(+) KELEBIHAN :
1. Meniadakan batas
ruang dan
menghadirkan
pemandangan luar ke
dalam ruangan,
2. Cahaya luar banyak
masuk sehingga hemat
listrik,
3. Nilai estetis.
(-) KEKURANGAN :
1. Harga mahal
2. Rawan pecah
PERAWATAN DINDING
Untuk dinding batu bata dan batako, perawatannya dengan
cara-cara perawatan dinding berikut :
1.
Bersihkan jamur dan lumut yang ada pada dinding dengan
cara disikat. Setelah itu bilas dengan air bersih.
2.
Oleskan larutan kaporit atau pemutih pakaian dengan air
kemudian biarkan sekitar 1 jam.
3.
Bilas dengan air bersih.
Untuk partisi papan kalsium, perawatanya hindari kontak
langsung dengan air secara terus menerus.
Untuk dinding kaca, perawatanya dilap secara rutin Namun jika
kondisinya sudah sangat kotor menggunakan pembersih kaca
yang umum dijual di pasaran. Namun kaca cukup sensitif
terhadap larutan asam basa sehingga sebisa mungkin harus
dihindari. Iklim & cuaca juga sangat mempengaruhi kualitas
kaca. Kondisi udara yang terlalu lembab bisa membuat kaca
menjadi cepat kusam.