Anda di halaman 1dari 12

DINDING

Dinding adalah salah satu elemen


bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang.
Dilihat dari segi struktur dan
konstruksi, dinding ada yang berupa
dinding partisi/ pengisi (tidak
menahan beban) dan ada yang
berupa dinding struktural (bearing
wall).
Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya
non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan
kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata).
Dilihat dari macamnya, dinding dapat digolongkan menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Dinding Interior. Dinding Interior adalah dinding yang dipakai
di dalam ruangan. Ada pemilik rumah yang menginginkan
rumahnya memiliki dinding permanen atau dinding massive,
ada juga pemilik yang menggunakan dinding bangunan yang
mudah seperti menggunakan partisi. Dinding partisi ini
merupakan sekat pembatas yang dapat diangkat atau
dipindahkan.
2. Dinding Exterior. Adalah dinding yang letaknya di luar
ruangan. Karena terletak di luar ruangan maka dinding exterior
harus kuat, indah, dan tahan cuaca, terutama disesuaikan
dengan cuaca daerah sekitar. Disebut harus kuat karena
dinding exterior tersebut mengalami kontak langsung dengan
kondisi lingkungan seperti perubahan cuaca. Di daerah yang
sering terjadi gempa, sering hujan, dan tingkat cuaca panasnya
tinggi, pemilihan jenis materialnya untuk dinding sangat
berpengaruh terhadap kekuatan dinding tersebut. Sementara

itu, disebut indah karena penampakan dari luar akan menjadi


nilai tambah pada sebuah rumah atau bangunan bila
penampilannya indah.
3. Dinding Fungsi Khusus. Bila dinding mempunyai fungsi
khusus, tentu jenisnya disesuaikan dengan fungsi yang harus
diembannya. Misalnya dinding kedap suara, tentu dinding
tersebut harus terbuat dari bahan akustik yang disesuaikan
dengan tingkat ambang kebisingan yang dapat ditoleran.
Dilihat dari nilai kenyamanan, nilai kesehatan, dan nilai
keamanan, maka fungsi dari dinding antara lain:
1. Sebagai pemisah antar ruangan
2. Sebagai pemisah ruang yang bersifat probadi, dan bersifat
umum
3. Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir, dan lain-lain
yang bersumber dari alam.
4. Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi
tertentu seperti dinding lift, resovoar, dan lain-lain)
5. Sebagai penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan
ambang kekedapan suara tertentu seperti studio rekaman atau
studio siaran.
6. Sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti
pada ruang radiologi, ruang operasi, laboratorium,dan lain-lain.
7. Sebagai fungsi artistik tertentu dan penyimpan surat-surat
berharga seperti brankas di bank dan lain-lain.

Menurut jenisnya, dinding di bagi menjadi 3 macam :

a. Dinding Struktural
Sebagai Struktur Bangunan (Bearing Wall). Dinding ini
berperan untuk menopang atap dan sama sekali tidak
menggunakan cor beton untuk kolom (besi beton). Bahan
Dinding Struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan
adalah Batu Bata (Pada Zaman Dahulu). Konstruksinya 100%
mengandalkan pasangan batu bata dan semen.
b. Dinding Non-Struktural
Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya
sebagai pembatas, apabila dinding dirobohkan maka bangunan
tetap berdiri. Beberapa material dinding non-struktural di
antaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu, kaca,
dll.
c. Dinding Partisi atau penyekat
Dinding penyekat adalah batas vertikal yang ada di dalam
ruangan (interior), Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding
partisi ini diantaranya seperti gypsum, papan kalsium, triplek,
kaca, dll,
Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material atau
bahan sesuai dengan kebutuhannya, contoh-contoh dinding
adalah :
1. Dinding beton (struktural dinding geser, pengisi clayding
wall/ beton pra cetak)
2. Dinding dari batu buatan : bata dan batako
3. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
4. Dinding batu alam/ batu kali
1. DINDING BETON
Penggunaan blok beton sudah dikenal sejak jaman
pembangunan piramid-piramid di Mesir, kuil-kuil tua Yunani dan
dinding-dinding bangunan Kerajaan Romawi. Dan seperti yang
kita ketahui, bangunan-bangunan tua yang didirikan dengan

blok beton ini banyak yang masih bertahan dengan kokoh


hingga saat ini. Ini menunjukkan salah
satu kelebihan blok beton
dibandingkan dengan material
bangunan lainnya.
Dahulu blok beton dapat digunakan
untuk membuat dinding pengganti
bata merah, namun karena bobot dari
blok beton ini lebih berat dari bata
merah maka akan berpengaruh pada besarnya struktur. Seiring
dengan majunya teknologi bahan bangunan, diciptakan bata
ringan yang mempunyai kualitas lebih baik di bandingkan blok
beton. Mempertimbangkan untuk menggunakan bata ringan
untuk membangun dinding rumah Anda juga? Bagaimana jika
Anda cermati terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan bata
ringan di bawah ini.
Kelebihan blok beton:
Bata ringan memiliki sifat yang tahan api. Tidak hanya api,
bata ringan juga bersifat tahan terhadap cuaca ekstrim. Entah
itu badai, panas menyengat, angin kencang, hingga cuaca di
bawah nol derajat.
Untuk penggunaan rumah, dinding bata ringan juga bebas
lumut, jamur, ngengat, dan tentunya bebas pengeroposan.
Dinding yang terbuat dari bata ringan juga kedap suara,
sehingga cocok untuk Anda yang memiliki rumah di daerah
perkotaan yang cenderung lebih bising.
Dinding beton terbilang berukuran besar, namun membuat
bangunan lebih cepat selesai didirikan. Tanpa terasa bangunan
Anda pun sudah setengah jadi.
Namun, bata ringan juga memiliki kekurangan yang juga perlu
Anda catat sebagai bahan pertimbangan. Proses pembuatan
bata ringan ini dilakukan secara pabrikasi sehingga
permukaannya lebih halus di bandingkan permukaan pada bata
merah biasa. Karena itu, pada saat aplikasi plester kadang kala

adukan tidak dapat menempel sempurna kadangkala


dibutuhkan trik khusus agar aplikasi plester lebih mudah.
Permukaan bata ringan jauh lebih halus dibandingkan bata
merah, sehingga untuk pekerjaan pasangan dan plesteran pada
permukaan bata ringan diperlukan produk yang berkualitas.
2. DINDING BATU BUATAN:
A. DINDING BATA
Dinding bata merah terbuat dari tanah
liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang
aman maka pengolahannya harus
memenuhi standar peraturan bahan
bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10
(peraturan bata merah). Dinding dari
pasangan bata dapat dibuat dengan
ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan
min. 1 batu (struktural).
Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat
dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi
untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan
beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai
pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata
dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada,
baik dari campuran plesterannya maupun teknik
pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)
(+) Kelebihan Batu bata
Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi
rembesan pada tembok.
Keretakan relatif jarang terjadi.
Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap
cuaca panas, cuaca dingan dan udara lembab.
Penolak panas yang baik. Batu bata mampu membuat di
dalam rumah terasa dingin walau diluar rumah cuaca
panas.

Warna yang unik. Pemilik rumah ada kalanya sengaja tidak


menutup batu bata dengan semen dan cat, sebaliknya
batu bata dibiarkan terekspos sehingga memberikan
kesan alami pada rumah.
Harganya Murah. Tanah liat yang merupakan bahan utama
batu bata mudah didapat dan persediaannya cukup
banyak.
(-) Kekurangan
Waktu pemasangannya lebih lama dibandingkan material
dinding bangunan yang lain.
Jika proses pembakarannya kurang matang, bata mudah
retak dan pecah
Biaya lebih tinggi dari dinding batako
Kriteria Bata Berkualitas Baik
1. Batu bata bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan
benjolan apapun.
2. Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut
tajam dan tepi yang rata.
3. Permukaan harus benar dalam bentuk persegi panjang
satu sama lain untuk menjamin kerapian pekerjaan.
4. Mempunyai ukuran yang standart yaitu
a. Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 cm
b. Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 cm
5. Mempunyai kekuatan yang baik akan memberikan suara
dering jika diketok.
Jenis Pemasangan Dinding Batu Bata
Ada 3 Jenis Pemasangan Batu Bata Merah, yaitu :
1. Pasangan batu:
Pemasangan bata secara memanjang dengan lebar bata
merah sebagai tebal dinding.
2. Pasangan 1 batu:
Pasangan bata secara melintang dengan panjang bata
sebagai tebal dinding.
3. Pasangan roolag:
Pasangan bata secara miring melintang yang berfungsi

sebagai pasangan resapan air dibagian paling bawah


pasangan bata.
B. DINDING BATAKO
Batako merupakan material untuk
dinding yang terbuat dari batu buatan/
cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari
campuran tras, kapur (5 : 1), kadang
kadang ditambah PC. Karena dimensinya
lebih besar dari bata merah,
penggunaan batako pada bangunan bisa
menghemat plesteran 75%, berat
tembok 50% beban pondasi berkurang.
Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik,
dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk
finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan
dinding dari pasangan bata,antara lain:
Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung
dari hujan.
Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih
dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.
Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu
dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut
pertemuan dan berakhir di tengah tengah.
Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku
terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam
lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut,
pertemuan dan persilangan.
(+) Kelebihan:
1. Tiap
meter
persegi
pasangan
tembok,
membutuhkan
lebih
sedikit
batako
jika
dibandingkan dengan menggunakan batu bata,

berarti
secara
pengurangan.

kuantitatif

terdapat

suatu

2. Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat


sama.
3. Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos
pemasangan juga lebih hemat.
4. Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi
sebagai isolasi udara.
5. Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.
6. Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu
yang membutuhkan potongan.
7. Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.
8. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan
terjadinya rembesan air.
9. Pemasangan lebih cepat.
10. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih
luas, antara 912 .
(-) Kekurangan :
1. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
2. Mudah dilubangi dan mudah pecah karena terdapat lubang
pada bagian sisi dalamnya.
3. Kurang baik untuk isolasi panas dan suara.

3. DINDING KAYU

A. DINDING KAYU LOG/ BATANG


TERSUSUN
Kontruksi dinding seperti ini
umumnya ditemui pada rumahrumah tradisional di eropa timur.
Terdiri dari susunan batang kayu
bulat atau balok. Sistem konstruksi
seperti ini tidak memerlukan
rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding
struktural.
B. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi
rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun
interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.
Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal
dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di
pasaran 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/
25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan
sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air
hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat
kayu yang bisa mengalami muai dan susut.
C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang
paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain
itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim,
tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi
dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1) pada
papan atau reng, dengan 2 4 lapis tergantung kualitas sirap.
(panjang sirap 55 60 cm).
(+) Kelebihan dinding kayu :
lebih mudah dikerjakan karena banyak tukang kayu yang
mengerti karakteristik pengerjaan dinding kayu
lebih mudah mendapatkan bahan dasar kayu

mudah dibentuk
bobot yang relatif lebih ringan
Dan sangat cocok untuk diaplikasikan pada rumah dengan
konsep alami atau natural.
(-) Kekurangan dinding kayu:
tidak tahan terhadap api sehingga mudah terbakar jika
terkena api
mudah diserang rayap yang membuat dinding lebih cepat
rapuh
jenis kayu tertentu tidak tahan dengan air yang bisa
menyebabkan kayu memuai atau rusak
Pengerjaan dinding kayu juga harus dikerjakan secara detail,
karena kayu memiliki sifat yang mudah susut sehingga
pengerjaan yang tidak hati hati akan menyebabkan
renggangan pada sambungan kayu.
Untuk menjaga keindahan kayu, kayu perlu dipoles dengan
varnish sangat warna kayu mulai pudar.
4. DINDING BATU ALAM :
Dinding batu alam biasanya
terbuat dari batu kali utuh atau
pecahan batu cadas. Prinsip
pemasangannya hampir sama
dengan batu bata, dimana siar
vertikal harus dipasang selangseling. Untuk menyatukan batu
diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding
dibawah permukaan tanah, dan PC : 1 kapur : 6 pasir untuk
bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu
alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah
cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
5. KACA

Karakteristik
kaca yaitu transparan, licin, dan halus.
Berfungsi sebagai dinding interior dan eksterior. Jenis-jenis kaca
ada 3 macam, yaitu:
1. Kaca Es
Cahaya tetap dapat masuk ke dalam
bangunan namun tidak tembus pandang dari
luar bangunan. Harga kaca S dengan tebal 3
mm Rp 91.000/m
2. Kaca bening.
Tebal 3mm-2cm. Untuk tebal 3mm harga
Rp 54.000/m , tebal 5 mm Rp 70.000/m

3. Kaca riben.
Berwarna hitam, berfungsi untuk
mereduksi cahaya masuk. Tebal 3 mm Rp
61.000/m tebal 5 mm Rp 86.000/m

(+) KELEBIHAN :
1. Meniadakan batas
ruang dan
menghadirkan
pemandangan luar ke
dalam ruangan,
2. Cahaya luar banyak
masuk sehingga hemat
listrik,
3. Nilai estetis.
(-) KEKURANGAN :
1. Harga mahal
2. Rawan pecah

PERAWATAN DINDING
Untuk dinding batu bata dan batako, perawatannya dengan
cara-cara perawatan dinding berikut :
1.
Bersihkan jamur dan lumut yang ada pada dinding dengan
cara disikat. Setelah itu bilas dengan air bersih.
2.
Oleskan larutan kaporit atau pemutih pakaian dengan air
kemudian biarkan sekitar 1 jam.
3.
Bilas dengan air bersih.
Untuk partisi papan kalsium, perawatanya hindari kontak
langsung dengan air secara terus menerus.
Untuk dinding kaca, perawatanya dilap secara rutin Namun jika
kondisinya sudah sangat kotor menggunakan pembersih kaca
yang umum dijual di pasaran. Namun kaca cukup sensitif
terhadap larutan asam basa sehingga sebisa mungkin harus
dihindari. Iklim & cuaca juga sangat mempengaruhi kualitas
kaca. Kondisi udara yang terlalu lembab bisa membuat kaca
menjadi cepat kusam.

Anda mungkin juga menyukai