Anda di halaman 1dari 3

TATA GUNA LAHAN (LAND USE)

Setiap perancangan kota harus memperhatikan elemen-elemen perancangan


yang ada sehingga nantinya kota tersebut akan mempunyai karakteristik yang jelas.
Menurut Hamid Shirvani dalam bukunya Urban Design Process, terdapat delapan
macam elemen yang membentuk sebuah kota (terutama pusat kota), yakni Tata Guna
Lahan (Land Use), Bentuk dan Kelompok Bangunan (Building and Mass Building),
Ruang Terbuka (Open Space), Parkir dan Sirkulasi (Parking and Circulation), Tandatanda (Signages), Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways), Pendukung Kegiatan (Activity
Support), dan Preservasi (Preservation). Pada materi ini akan dibahas tentang Tata
Guna Lahan (Land Use).
Tata Guna Lahan merupakan rancangan dua dimensi berupa denah peruntukan
lahan sebuah kota. Ruang-ruang tiga dimensi (bangunan) akan dibangun di tempattempat sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. Sebagai contoh, di dalam sebuah
kawasan industri akan terdapat berbagai macam bangunan industri atau di dalam
kawasan perekonomian akan terdapat berbagai macam pertokoan atau pula di dalam
kawasan pemerintahan akan memiliki bangunan perkantoran pemerintah.
Kebijaksanaan tata guna lahan juga membentuk hubungan antara sirkulasi/parkir dan
kepadatan aktivitas/penggunaan individual.
Terdapat perbedaan kapasitas (besaran) dan pengaturan dalam penataan ruang
kota, termasuk di dalamnya adalah aspek pencapaian, parkir, sistem transportasi yang
ada, dan kebutuhan untuk penggunaan lahan secara individual. Pada prinsipnya,
pengertian land use (tata guna lahan) adalah pengaturan penggunaan lahan untuk
menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga dapat
memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah pada suatu kawasan
tersebut seharusnya berfungsi.
Tata guna lahan berupa:
Kawasan permukiman
Kawasan permukiman ini ditandai dengan adanya perumahan yang disertai prasana
dan sarana serta infrastrukutur yang memadai. Kawasan permukiman ini secara sosial
mempunyai norma dalam bermasyarakat. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan
0-15% (datar hingga landai).
Kawasan perumahan
Kawasan perumahan hanya didominasi oleh bangunan-bangunan perumahan dalam
suatu wilayah tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Kawasan ini
sesuai pada tingkat kelerengan 0-15% (datar hingga landai).
Kawasan perkebunan
Perkebunan ini ditandai dengan dibudidayakannya jenis tanaman yang bisa

menghasilkan materi dalam bentuk uang. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan
8-15% (landai).
Kawasan pertanian
Kawasan pertanian ditandai oleh adanya jenis budidaya satu tanaman saja. Kawasan
ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (landai).
Kawasan ruang terbuka hijau
Kawasan terbuka hijau ini dapat berupa taman yang hanya ditanami oleh tumbuhan
yang rendah dan jenisnya sedikit. Namun dapat juga berupa hutan yang didominasi
oleh berbagai jenis macam tumbuhan. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 1525% ( agak curam ).
Kawasan perdagangan
Kawasan perdagangan ini biasanya ditandai dengan adanya bangunan pertokoan yang
menjual berbagai macam barang. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 0-8%
( datar )
Kawasan industri
Kawasan industri ditandai dengan adanya proses produksi baik dalam jumlah kecil
maupun dalam jumlah besar. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15%
( hingga landai ).
Kawasan perairan
Kawasan perairan ini ditandai oleh adanya aktifitas perairan, seperti budidaya ikan,
pertambakan, irigasi, dan sumber air bagi wilayah dan sekitarnya.

Contoh Tata Guna Lahan yang ada di Kota Palu :

Pengadaaan Gedung Kantor Gubernur Kota Palu berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah yang ada,sehingga dapat mendukung pemnanfaatan suatu daerah.
Penempatan dari bangunan perkantoran juga perlu menyesuaikan dan memperhatikan
potensi lingkungan sekitar.

Tata guna lahan Kecamatan Palu Timur - Kota Palu

Anda mungkin juga menyukai