Anda di halaman 1dari 12

RESUME

BLOK 2 SKENARIO 5
DAMPAK BENCANA MASSAL TERHADAP KESEHATAN
Oleh:
1. Siti Sabrina A M

(06-30)

2. Nurlaili Tria Kusuma

(09-64)

3. Rizky Widyawan

(09-65)

4. Alfina Hadid F

(09-66)

5. Dwita Riadini

(09-67)

6. Elisa Maristin

(09-68)

7. Zahirah Rajab

(09-69)

8. Afrian Danny S

(09-70)

9. Dody Arief P

(09-71)

10. Muti Arizka RPM

(09-72)

11. CRR Bunga Lestari

(09-73)

12. Wahyu Dwi Rima

(09-74)

13. Stevie Pramudita W

(09-75)

14. Andjasti Restu N

(09-76)

15. Kristia Yudha Bayu

(09-77)

16. Reza Kurniawan

(09-78)

Fakultas Kedokteran
Universitas Jember
2009

SKENARIO 2 :
DAMPAK BENCANA MASSAL TERHADAP KESEHATAN

Dokter Nunung terhenyak meyaksikan berita di TV sore itu, setengah tidak percaya
beliau mencari remote control untuk memperbesar volume Tvnya. Menurut laporan reporter,
kodisi Padang Pariaman dan sekitarnya hancur lebur hampir rata dengan tanah. Bahkan ada 3
dusun yang bersebelahan telah menjadi pemakaman massal karena tertimbun tanah
sedalam 6 meter. Belum lagi jerit tangis korban yang masih hidup meminta pertolongan,
seperti zombie-zombie yang menyayat hat karena tubuh mereka terhimpit di antara bagunan
beton-beton bertingkat.
Menurut analisisnya sebagai dokter, beliau segera menelaah faktor-faktor resiko apa
saja yang menjadikan daerah Padang menjadi rapuh karena bencana (vulnerability). Serta
dampak dari bencana itu sendiri terhadap perumahan, sanitasi, persediaan pangan, dll. Yang
tidak kalah pentingnya adalah persediaan air bersih, karena dengan berkurangnya jumlah air
bersih untuk dikonsumsi maka akan dapat berakibat fatal sehingga menimbulkan bencana
baru. Belum lagi proses recovery dan pengembangan masyarakat sehingga suatu daerah
benar-benar sustainable pasca bencana. Sampai rehabilitasi pasca trauma yang harus
dilakukan oleh suatu tim yang benar-benar tangguh, tim yang bekerja sama lintas sektoral
degan pihak-pihak terkait.

I.

MENGKLARIFIKASI ISTILAH
Vulnerability

Suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang


menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi
ancaman bahaya.
Usaha untuk membina dam menciptakan suatu keadaan

Sanitasi

Fatal
Recovery
Sustainable

yang baik.
: Mematikan; Tidak dapat diubah atau diperbaiki lagi.
: Pemulihan
: Keadaan yang kuat, tidak mudah terserang penyakit,

Trauma

Pasca
Tangguh
Resiko
Bencana

:
:

keadaan kuat luar dalam.


Cedera yang terjadi pada badan dan tubuh akibat suatu

peristiwa tertentu
Setelah
Sukar dikalahkan
: Akibat yang harus ditanggung atau suatu perbuatan
: Suatu peristiwa mendadak atau berlanjut yang
menimbukan dampak terhadap pola kehidupan yang
normal atau kerusakan ekosistem dan infrastruktur.

II.

MENETAPKAN MASALAH
1. Bencana
Macam
Faktor penyebab
Dampak bencana
a. Pada masyarakat
b. Pada lingkungan
Tindakan
2. Masyarakat tanggap bencana
Sustainable
a. Ciri masyarakat yang sustainable
b. Factor yang mempengaruhi sustainability

3.
III.

Vulnerable
a. Faktor yang mempengaruhi vulnerability
b. Tingkatan vulnerability
Tindakan pemerintah dalam penanggulangan bencana

TUJUAN BELAJAR
a. Mengetahui tentang konsep umum bencana
b. Mengetahui tentang sustainability dan vulnerability masyarakat
c. Mengetahui tentang tindakan nyata pemerintah untuk menanggulangi bencana

IV.

MENGANALISIS PERMASALAHAN
1. Bencana
Macam
a. Berdasarkan penyebab
Bencana alam.
Bencana yang disebabkan oleh alam. Misalnya tsunami, gunung
meletus, gempa bumi, dll.
Bencana non alam
Bencana yang disebabkan karena kesalahan manusia. Misalnya
polusi udara, ledakan nuklir, kerusuhan, dll.
Bencana kombinasi
Disebabkan oleh ulah manusia dan alam. Misalnya penebangan
hutan oleh manusia yang menyebabkan banjir dan tanah longsor.
b. Berdasarkan wilayah
Bencana lokal
Bencana regional
c. Berdasarkan kecepatan terjadinya
Sangat cepat atau tiba-tiba.
Misalnya gempa bumi, tsunami, letusan gunung, dll.
Lambat.
Misalnya kekeringan, deforestasi, wabah penyakit, dll.
Faktor penyebab
bencana dapat disebabkan beberapa faktor baik oleh alam yang masih dibagi
lagi menjadi dua faktor penyebab, yakni hazard of exogenic origin ( bencana
asal luar ) dan hazard endogenic origin ( bencana asal dalam )
1. Bencana alam dibagi 2 :
a) bencana asal luar
- banjir
- erosi
- gerakan tanah
- kekeringan
b) bencana asal dalam
- gempa bumi
- gelombang pasang ( tsunami )
- letusan gunung merapi ( hujan abu, aliran lahar )
2. Bencana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia ( hazard of antropogenic
origin ) adalah :
- degradasi lingkungan
- pengundulan hutan yang berakibat pada bencana

- kekeringan
- penurunan tanah atau lahan ( ambelesan / tanah terban ), longsor dan
sebagainya, akibat ulah manusia dalam rangka pengembangan
wilayah yang tidak berwawasan lingkungan.
Dampak bencana
a. Pada masyarakat
Kesehatan jiwa.
Misalnya terjadi trauma, timbulnya perasaan tidak aman, stress
karena kehilangan harta benda dan saudara, dll.
Kesehatan fisik.
i. Sanitasi yang buruk menimbulkan penyakit thypoid, cacingan,
scabies, dll.
ii. Kebersihan yang kurang menimbulkan penyakit hepatitis,
scabies, malaria, dll.
iii. Area yang kurang memadai menimbulkan penyakit ISPA.
Bencana juga mempunyai dampak positif bagi masyarakat,diantaranya:
1) Meningkatkan solidaritas masyarakat yang masif
2) Meningkatkan kreatifitas masyarakat
3) Membangkitakan semangat masyarakat untuk bangkit.
4) Bencana dapat memupuk kebersamaan antar pihak walau sesaat
Penyakit dan Vektor Penyakit yang terjadi di lokasi bencana
a. lewat air
- amebiasis
- shigellosis
- gastroenteritis virus
- kolera
b. Lewat udara secara droplet
- TB
-difteri
- pertusis
-campak
c. lewat serangga
-malaria
-DB
d. lewat tikus
- plague
-hanta virus

Pengendalian vektor
Berdasarkan pertimbangan kebiasaan hidup dan habitat vektor
a. bila vektor menggigit dalam rumah dan hinggap di dinding
penyemprotan dinding
b. bila vektor menggitit dalam rumah saat orang tidur pakai
kelambu
c. sedangkan pengasapan saat vektor sedang aktif

Kendala pengendalian vektor ( menurut WHO untuk Indonesia )


a. kurang koordinator antara semua lini ( kegiatan monitoring dan
evaluasi )
b. masalah pengadaan ( kelambu, alat penyemprot )
c. perubahan prosedur pengajuan proposal

b.

Pada lingkungan
Sanitasi
i. Perbedaan sanitasi dan hygiene
Hygiene
Usaha kesehatan masyarakat

Sanitasi
Usaha kesehatan masyarakat yang

yang mempelajari pengaruh

menitikberatkan pada pengawasan

kondisi lingkungan terhadap

terhadap berbagai faktor

kesehatan manusia .

lingkungan yang mempengaruhi

Lebih mengarahkan pada

derajat kesehatan manusia.


Menitikberatkan pada faktor-faktor

aktivitas manusia
Contoh : minum air yang direbus

lingkungan hidup manusia


Contoh : membuatkan sumur yang
memenuhi syarat kesehatan

Perumahan
Harga sewa rumah naik yang tentunya menyusahkan warga,
membuat mereka lebih memilih tinggal di pengungsian.
Sehingga mereka yang tinggal di pengungsian rentan menderita
ISPA, diare dsb.
Pengadaan pangan
Jumlah pangan yang terbatas menyebabkan risiko timbulnya
penyakit seperti gizi buruk, busung lapar dan penyakit pada
lambung lainnya.

Tersedianya air
Bencana dapat merusak sumber-sumber air, sehingga persediaan air
terbatas dan banyak warga menderita diare.
Hubungan dengan nutrisi
Pengadaan pangan yang terbatas pasti akan mempengaruhi status
gizi dan nutrisi warga masyarakat.
Perubahan ekologi
Bahwa bencana mempengaruhi lingkungan ekosistem seperti
hewan-hewan dan cuaca.

Tindakan
Prinsip-prinsip penanggulangan bencana:
a) Prabencana
Dalam situasi tidak terjadi bencana
i. Perencanaan penanggulangan bencana
ii. Pengurangan resiko bencana
iii. Pencegahan
Mengukur dan memperkirakan bencana apa saja yang akan
terjadi.
Contoh : pembuatan bangunan yang secara konstruktif kuat
menahan goncangan, membangun rumah jauh dari laut atau
setidaknya memperhatikan syarat-syarat standar pembangunan,
pengeboran, dan sebagainya.
iv. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan
v. Persyaratan analisis risiko bencana
vi. Pendidikan dan pelatihan, dll.
Dalam situasi terdapat potensi bencana
i. Kesiapsiagaan
- Warning (peringatan)
Ketika di suatu daerah mengalami tanda-tanda alam maka
tanda peringatan harus difungsikan semaksimalkan mungkin.
Contoh : kentongan, pengeras suara di masjid, breaking news
-

di TV atau radio.
Threat (ancaman)
Ketika gejala dan peringatan sudah dapat dikenali sebagai
bencana berpotensi bahaya, maka penduduk diminta untuk

siap-siap mengungsi.
Precaution (tindakan pencegahan)
Tindakan nyata yang dilakukan setelah kejelasan berita
bencana, antara lain: menutup perkantoran, sekolah dan
tempat umum, serta mengarahkan ketempat pengungsian yang

telah dipersiapkan keamanannya.


ii. Mitigasi bencana.

Mitigasi bencana adalah upaya untuk meminimalkan dampak


yang ditimbulkan oleh bencana.
Contohnya : membudayakan pelatihan menghadapi bencana,
selalu memperbarui standar-standar penanganan bencana.
b) Saat bencana
Tindakan saat bencana memiliki beberapa tahapan, yaitu:
1. Evakuasi
Ketika terjadi bencana, kita harus menjauhkan masyarakat ke
tempat-tempat yang lebih aman agar masyarakat dapat terhindar dari
dampak-dampak yang tidak diinginkan.
2. Pencarian
Saat bencana, kita dituntut untuk bertindak cepat, tanggap serta
cermat. Untuk menangani korban kita juga perlu melakukan initial
asessment atau triase, yaitu penanganan korban berdasarkan tingkat
kegawatdaruratannya. Metode ini dilakukan dengan pemberian
warna( tag warna ) pada pasien.
Tag warna tersebut adalah :
- Merah : berarti korban dalam keadaan kritis dan membutuhkan
pertolongan ( ABC negatif )
- Kuning : berarti korban mengalami luka / cedera berat dan
membutuhkan pertolongan ( ABC positif, bleeding )
- Hijau : berarti korban hanya mengalami luka ringan ( korban hanya
mengalami cedera ringan, masih bisa menolong dirinya sendiri )
- Hitam :berarti korban meninggal.
3. Penyediaan kebutuhan dasar, seperti air, makanan, pakaian siap

c)

pakai, obat obatan, dll


4. Pemulihan segera fasilitas dasar, seperti alat telekomunikasi, wc.
Pascabencana
Rehabilitasi
Pemulihan pembangunan kawasan bencana dengan membangun
infrastruktur.
Penanganan korban meninggal
Dengan inisial assessment dan caranya yaitu triase, yaitu
melihat/menilai kondisi korban dari warna/kondisi
kegawatdaruratannya.
Ada 4 warna yang digunakan untuk triase:
a. Merah : kondisi gawat darurat dan butuh penanganan segera
b. Kuning : kondisi gawat tetapi masih bisa ditunda penanganannya
c. Hijau : kondisi aman
d. Hitam : kondisi meninggal

Untuk korban meninggal harus segera di evakuasi dan segera


dimakamkan.
Resiko KLB dan pengendalian penyakit
Risiko KLB pascabencana:
1. Kepadatan penduduk
Kontak yang dekat antar manusia (misalnya pada kamp-kamp
pengungsian) berpotensi menyebarkan penyakit bawaan udara
(air borne disease), misalnya ISPA.
2. Perpindahan penduduk
Menyebabkan masuknya penyakit menular baik pada penduduk
migran maupun pada penduduk asli yang rentan.
3. Kerusakan dan pencemaran layanan sanitasi
Penyediaan air sangat rentan terhadap kontaminasi yang
disebabkan oleh kebocoran saluran air kotor dan adanya
bangkai binatang di sumber air.
4. Terganggunya program kesehatan masyarakat
Tidak dijalankannya program pengendalian vektor atau program
vaksinasi.
5. Perubahan ekologi yang mendukung perkembangbiakan vektor.
Bertambahnya tempat perkembangbiakan nyamuk atau
masuknya hewan pengerat di daerah banjir
6. Perpindahan hewan peliharaan dan hewan liar
Dapat menyebabkan penyakit zoonotic.
7. Persediaan makanan, air dan penampungan darurat dalam
situasi bencana.
Untuk persediaan tersebut harus dipastikan bahwa sumbernya
harus aman
Recovery
Proses perbaikan diuatamakan kepada kebutuhan dasar
masyarakat korban gempa seperti tempat tinggal, sanitasi dan MCK
kemudian dilanjutkan dengan perbaikan infrastruktur yang
mendukung percepatan pemulihan sectore konomi daerah gempa.
Perbaikan dan pemulihan ini dilakukan oleh masyarakat dengan
pendampingan dari pemerintah dan lembaga yang berkompeten.
Dibutuhkan rencana jangka panjang untuk perbaikan dan pemulihan
ini, proses ini bisa bervariasi antara 5-10 tahun, atau bahkan
lebih.Bagian ini termasuk aspek aspek lain seperti restorasi dan
rekonstruksi infrastruktur termaksud pendampingan untuk perbaikan

mental korban gempa agar seminim mungkin tidak terjadi gejala


putus harapan
2.

Masyarakat tanggap bencana


Sustainable
Ciri masyarakat yang sustainability adalah:
1) Tahan terhadap kehilangan
2) Tidak mudah putus harapan
3) Tidak mudah terpengaruh isu bencana
4) Mempunyai kemampuan untuk pulih kembali dari keadaan buruk
5) Memunyai semangat untuk bertahan hidup
Sustainability dapat dicapai apabila:
1. Kerjasama dari berbagai pihak mulaidari pemerintah, swasta maupun
masyarakat yang kuat baik secara fisik, mental
POLEKSOSBUDHANKAM.
2. Pemberdayaan masyarakat untuk bisa mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi baik yang terprediksi atau yang tidak terprediksi (misalnya
bencana masal).
Vulnerable
Faktor yang mempengaruhi vulnerability adalah
1) Kepadatan penduduk
2) Kemiskinan
3) Sosial budaya
4) Menurunnya nilai-nilai kearifan lokal
Tingkat Kerentanan:
- Kerentanan fisik
Menggambarkan suatu kondisi infrastuktur yang rawan terhadap faktor
bahaya tertentu. Kondisi ini dapat dilihat dari berbagai indikator, yaitu:
persentase bangunan konstruksi darurat, jaringan listrik, rasio panjang
jalan, jaringan telekomunikasi dan jalan KA.
- Kerentanan sosial
Menggambarkan kondisi kerapuhan sosial dalam menghadapi suatu
bahaya. Beberapa indikator kerentanan sosial antara lain: kepadatan
penduduk, laju pertumbuhan penduduk, persentase penduduk usia tuabalita dan penduduk wanita.
- Kerentanan ekonomi
Menggambarkan suatu kondisi kerapuhan ekonomi dalam menghadapi
bahaya. Beberapa indikator pada kerentanan ekonomi diantaranya adalah:
rumah tangga yang bekerja disektor rentan, dan persentase rumah tangga
yang miskin

Beberapa indikator kerentana fisik, ekonomi dan sosial tersebut diatas,


menunjukkan bahwa wilayah indonesia memiliki tingkat kerentanan yang
tinggi, sehingga hal ini mempengaruhi tingginya resiko terjadinya
bencana.
Ancaman bahaya

Resiko
Ketidakmampuan

Kerentanan

Dalam Kaitan ini bahaya menunjukkan kemungkinan terjadinya kejadian


alam maupun buatan disuatu tempat. Kerentanan menunjukkan kerawanan
yang dihadapi suatu masyarakat dalam menghadapi ancaman tersebut.
Ketidakmampuan merupakan kelangkaan upaya atau kegiatan yang dapat
mengurangi korban jiwa atau kerusakan.
Dengan demikian maka semakin tinggi bahaya, kerentanan dan
ketidakmampuan, maka semakin besar pula resiko bencana yang dihadapi.
3.

V.

Tindakan pemerintah dalam penanggulangan bencana


a. Mengadakan bantuan logistik dan obat-obatan serta tenaga medis
b. Mengadakan formulasi dan simulasi siaga bencana

KESIMPULAN

Bencana memang mengganggu lingkungan dan meningkatkan wabah penyakit. Pengetahuan


untuk pengelolaan bencana sangat penting untuk mengantisipasi penyakit menular saat dan
pasca bencana. Bila usaha tidak dilakukan, maka akan terjadi hal yang lebih buruk. Yang
paling penting adalah melindungi pengadaan air bersih, suplai makanan, menyediakan
sanitasi yang baik serta memonitor kondisi masyarakat secara cepat dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara:
Jakarta.
Soekidjo, N. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 2. Rineka Cipta: Jakarta.
Entjan, Indan. 2004. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Anonimus. 2009. Depkes RI. http://www.depkes.go.id.

________. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.go.id

Anda mungkin juga menyukai