Anda di halaman 1dari 64

RESUME

SKENARIO 1
MASALAH KESEHATAN
Oleh : Kelompok C
Nyoman Ananta Mahendra

102010101029

Senoadji Pratama

102010101030

Bintoro Adi Saputro

102010101031

Asihanti Rosita Febriana

102010101032

Putri Arum Permatasari

102010101033

Nila Mahardika T.N.

102010101034

Fitriyah Hardiyanti Astutik

102010101035

Amalia Rizkia Afdalina

102010101036

Roza Kurnia Wahyuigrum

102010101037

Devita Tuty Anggraeni

102010101038

Alfa Rika Rizkiyana

102010101039

Shera Nadhila Setyobisono

102010101040

Sayyidah Auliany Aminy

102010101041

Maria Denta

102010101042

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010

SKENARIO 1
MASALAH KESEHATAN
I.

SKENARIO
Dokter Shinta Jojo, dokter penemu parasit terbaru, pagi itu tengah
membolak balik buletin kesehatan langganannya. Pada edisi terbaryu itu
didapatinya judul tentang masalah kesehatan Menuju Indonesia Sehat
2015 bersama MDGs, begitu judul yang tertera. Disana juga di jelaskan
tentang beban ganda pemerintah berkenan dengan transisi kesehatan di
Indonesia sebagai negara berkembang. Sehingga dengan alasan itulah
pemetintah mengubah pencapaian misi Indonesia sehat 2010 menjadi
Indonesia sehat 2015.
Beliau jadi teringat pada saat mengikuti rapat besama jajaran
Dinkes beberapa hari lalu yang membahas perubahan UU kesehatan,
dalam rapat itu dibahas tentang derajat kesehatan seseorang, indikator
kesehatan masyarakat, sampai penetapan masalah kesehatan dalam
populasi tertentu. Angka kelahiran, angka kematian, jumlah kematian ibu
melahirkan, dan case fatality rate. Data data tersebut dapat digunakan
untuk menentukan masalah kesehatan yang sedang berkembang diwilayah
kerjanya, menentukan prioritas, menentukan faktor resiko, hubungan
sebab akibat dan yang terkait dengan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Termasuk tentang pengawasan, distribusi, dan penyuluhan obat.

II.

Klarifikasi Istilah
1.

Masalah kesehatan

: informasi tentang masalah dan keadaan

kesehatan yang diperoleh dari guntingan berita media massa dan


sumber lainnya yang terbit dalam 3 bulan terakhir di Indonesia
2.

Faktor resiko

: klainan yang dimiliki dan di pengaruhi

faktor menurut faktor fisik , teknik dan lingkungan


kesehatan,biologis ,social yang menandakan meningkatnya
seseorang menjadi sakit atau lebih parah.
3.

Transisi

: perahilan dr keadaan tempat,tndakan yang

lain,padanya umumnya keadaannya belum stabil dan di tandai


dengan adanya transisi dari segi.epidemiologi , gizi dan prilaku.
4.

Parasit

:suatu organisme yang hidup pada organism lain

untuk mempertahankan hidupnya dengan cara mengambil makanan


dan berlindung pada organism lain itu.
5.

Prioritas

:sesuatu yang di dahulukan dan diutamakan dari

pada yang lainnya seperti melakukan sesuatu yang penting ketidak


penting dengan melihat prioritas apa yang penting,aspek dampak
dan aspek waktu.
6.

MDGS

:tujuan pembangunan melenium ( internasional)

yang di tanda tangani oleh PBB yang memmpunyai 8 tujaun dan 8


target konkret yang membantu menyuarakan harapan aspirasi dari
rakyat miskin.
7.

CFR

:perbandingan jumlah kesehatan yang terjadi karena

penyakit tertentu yang terjadi pada satun tahun terakhir,dan juga


angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut untuk
menentukan derajat keganasannya.

8.

Drajat kesehatan

:tingkat kesehatan yang dimiliki oleh

masyarakat dengan indicator tertntu dengan morbilitas,mortalitas.


9.

Angka kelahiran

: Jumlah kelahiran pada suatu area

tertentu, waktu tertentu dalam suatu populasi.


10. Indikator kesehatan

: ukuran yang menunjukkan struktur

kesehatan dalam kelompok tertentu ,sesuatu yang jadi petunjuk


atau keterangan untuk status kesehatan fariabel bahan-perubahan
tertentu.
11. Populasi

:jumlah organisme untuk dijadikan sampel yang

mempumysai cirri-ciri yang sama.


12. Negara berkembang : indek perkembangan manusia kurang dari
Negara global,angkaa beban pemerintah tinggi,kemiskinan
tinggi,infrastuktur rendah.
13. Angka kematian : Jumlah kematian yang dicatat dalam satu tahun
per 1000 penduduk ada pertengahan tahun yang sama.
14. Distribusi

: Penyaluran pembagian pengiriman pada berbagai

tempat suatu barang atau jasa dari produsen ke konsumen .


15. Pengawasan

:melihat,memperhatikan dan mengawasi

,menyelidiki menjaga dari suatu ancaman .


16. Misi

:langkah untuk tercapainya visi ,tugas yang dirasakan orang

sebagai suatu keajaiban untuk melakukannya demi agama,ideology


,dan patritisme.
17. Penyuluhan

:proses, cara member pendidikan pada masyarakat

yang pada umumnya mengajak untuk melakukan suatu hal


perubahan menjadi lebih baik.

18. Sehat :suatu keadaan yang jauh dari penyakit baik fisik (organ
tubuh yang berfungsi secara normal)maupun ekologi .serta keadaan
jiwa.
19. Jumlah kematian
ibu melahirkan

: Jumlah kematian ibu akibat komplikasi


kehamilan, persalinan, dan

masa nifas

yang dicatat dalam satu tahun yang sama.

III.

RUMUSAN MASALAH
1.

Masalah kesehatan
1.1 Faktor yang mempengaruhi
1.2 Penanganan dan strategi mengurangi masalah kesehatan
1.3 Penyebaran
1.4 Frekuensi
1.5 Kriteria
1.6 Perbedaan

masalah

berkembang.
1.7 Penentuan prioritas
1.8 Triple Burden Disease
2.

Epidemiologi
2.1 Definisi
2.2 Macam
2.3 Tujuan
2.4 Peran
2.5 Fungsi
2.6 Ruang lingkup
2.7 Batasan
2.8 Manfaat
2.9 Sejarah

kesehatan

Negara

maju

dan

Negara

3.

2.10

Penerapan

2.11

Jangkauan

2.12

Segitiga epidemiologi

Analisis Data Kesehatan


3.1 sumber pengumpulan data
3.2 metode
3.3 teknik

4.

Konsep Sehat Sakit


4.1 Sehat
4.1.1

Konsep sehat

4.1.2 Pembagian

4.2 Sakit

5.

4.2.1

Konsep sakit

4.2.2

Faktor resiko

4.2.3

Cara pemeriksaan

4.2.4

Dampak

4.2.5

Kriteria keadaan sakit

Pengelolaan obat
5.1 definisi
5.2 langkah
5.3 masalah

5.4 metode
5.5 teknik
6.

Visi Misi Indonesia Sehat 2015 Bersama MDGs


6.1 Pencapaian Visi Misi Indonesia Sehat 2010
6.2 Hambatan Visi Misi Indonesia Sehat 2010
6.3 Indikator MDGs
6.4 Strategi dan Program Indonesia dalam MDGs
6.5 Hambatan Indonesia dalam MDGs
6.6 Hubungan Indonesia dengan MDGs

7.

UU Kesehatan No.36 Tahun 2009


7.1 Definisi dan Isi UU Kesehatan No.36 Tahun 2009
7.2 Manfaat

IV.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1.

Mengetahui masalah kesehatan.

2.

Mengetahui Epidemiologi.

3.

Mengetahui secara mendalam rumus-rumus pengukuran dan


menganalisi data yang didapat untuk menentukan prioritas-prioritas
yang akan dilakukan kedepannya.

V.

4.

Mengetahui konsep sehat dan sakit.

5.

Mengetahui MDGs dan Triple Burden Disease.

6.

Mengetahui Visi Misi Program Indonesia sehat 2010.

7.

Mengetahui pengelolaan obat.

ANALISIS MASALAH

1. Masalah Kesehatan
1.1

Faktor yang mempengaruhi


1.keturunan
2.lingkungan
3.perilaku
4.pelayanan kesehatan

1.2

Penanganan

Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

Meningkatkan akses masyrakat terhadap pelayanan kesehatan yang


berkualitas

Meningkatkan system surveillance, monitoring, dan informasi


kesehatan

1.3

Meningkatkan pembiayaan kesehatan.


Penyebaran
1.

Penyebaran Menurut Waktu


Pembagian macam penyebaran masalah kesehatan menurut
waktu tergantung dari tujuan yang dimilki. Secara umum
pembagian tersebut adalah:
a) Penyebaran satu saat
Penyebaran masalah kesehatan diukur pada saat tertentu.
Point-source epidemic atau common source epidemic
ialah suatu keadaan wabah yang ditandai oleh
timbulnya
1) gejala penyakit yang cepat,
2) masa inkubasi yang pendek,
3) episode penyakit merupakan peristiwa tunggal,
4) muncul pada waktu tertentu saja, serta
5) lenyapnya penyakit dalam waktu yang cepat.

Contagious

diseasese

epidemic

atau

propagated

epidemic ialah suatu keadaan wabah yang ditandai oleh


1) timbulnya penyakit yang pelan,
2) masa inkubasi yang panjang,
3) episode penyakit bersifat majemuk,
4) waktu munculnya penyakit tidak jelas, serta
5) lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama.
b) Penyebaran satu kurun waktu
Penyebaran masalah kesehatan menurut satu kurun waktu
tertentu.
c) Penyebaran siklis
Penyebaran masalah kesehatan yang frekwensinya naik
atau turun menurut suatau siklus tertentu.
d) Penyebaran sekular
Penyebaran masalah kesehatan yang mengalami perubahan
2.

yang cukup lama. Misalnya lebih dari 10 tahun.


Penyebaran Menurut Tempat
Seringkali ditemukan suatu masalah kesehatan tertentu
terjadi di suatu daerah tertentu saja, tetapi amat sedikit
ditemukan di daerah lain. Penyebaran yang seperti ini disebut
penyebaran menurut tempat terjadinya masalah kesehatan
tesebut.
Dengan diketahuinya penyebaran menurut tempat ini,
berbagai kajian lebih lanjut dapat dilakukan, misalnya kajian
terhadap penyebab mengapa masalah kesehatan tersebut
banyak ditemukan di suatu daerah, tidak di daerah lainnya.
Dengan membanding-bandingkan ciri khas dari masingmasing daerah, akan dapat diketahui penyebab tersebut, yang
peranannya amat besar dalam membantu mencari jalan keluar
penanggulangan masalah kesehatan yang dimaksud. Secara
umum pembagiannya adalah :
a. Penyebaran satu wilayah
Masalah kesehatan hanya ditemukan di satu wilayah saja.
b. Penyebaran beberapa wilayah
Masalah kesehatan tergantung dari system pemerintahan
yang dianut.

c. Penyebaran satu negara (nasional)


Masalah kesehatan ditemukan di semua wilayah yang ada
di negara tersebut.
d. Penyebaran beberapa negara (regional)
Masalah kesehatan menyebar ke beberapa negara, baik
dipengaruhi oleh keadaan geografis, hubungan komunikasi
yang dimiliki, maupun peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3.

Penyebaran Menurut Ciri-ciri manusia


Penyebaran menurut ciri-ciri manusia dapat digunakan
untuk mengetahui besarnya masalah kesehatn yang dihadapi
dan di lain pihak keterangan yang diperoleh akan dapat
dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang
dimaksud.
Dalam

epidemiologi,

maempengaruhi

penyebaran

ciri-ciri
masalah

manusia

yang

kesehatan

dapat

dibedakan atas beberapa macam, yakni :


a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Golongan etnik
d. Status Perkawinan
e. Pekerjaan
f. Pendidikan
g. Status Sosial Ekonomi
1.4

Frekuensi
1)

Batasan
Frekwensi masalah kesehatan adalah keterangan tentang

banyaknya suatu masalah kesehatan yang ditemukan dalam


sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka mutlak, rate,
atau ratio.(Azwar, 1999:70)
Menurut Azwar (1999:70), batasan frekwensi masalah
kesehatan adalah :

1. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur hanya


masalah kesehatan yang dimaksud saja
2. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur

dapat

masuk dalam pengukuran


3. Mengupayakan agar penyajian hasil pengukuran adalah dalam
bentuk yang memberikan keterangan yang optimal, yaitu :
angka mutlak, rate, dan ratio.
2)

Formula
1. Angka mutlak
Contoh : dari hasil pengukuran penyakit TBC di suatu daerah,
ditemukan jumlah penderita penyakit TBC sebanyak 500
orang.
2. Rate
Adalah perbandingan jumlah suatu peristiwa dengan jumlah
penduduk yang mugkin terkena peristiwa tersebut dalam waktu
yang sama yang dinyatakan dalam persen/permil.

Contoh : dari hasil pengukuran penyakit TBC di suatu daerah


ditemukan penderita sebanyak 18.
3. Ratio
Adalah perbandingan suatu peristiwa dengan peristiwa lain
yang tidak berhubungan.

Contoh: dari hasil pengukuran penyakit TBC di suatu daerah


ditemukan perbandingan ratop penderita pria & wanita adalah 0,33
3)

Deskripsi Insidensi dan Prevalensi


a. Insidensi

Insidensi

merupakan

salah

satu

ukuran

untuk

menetapkan KLB. Insidensi menjelaskan sampai sejauh mana


seseorang di dalam populasi yang tidak menderita penyakitterserang penyakit selama periode waktu tertentu (Timmreck,
2007:5)
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit,
sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu data tentang
jumlah penderita baru dan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit baru ( Population at Risk ).
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu :
i. Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Dirumuskan :

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun :


Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31
Desember pada tahun yang sama, maka penghitungan jumlah
penduduk pertengahan tahunnya adalah :

Bila diperoleh Jumlah Penduduk pada 1 Maret dan 31


Desember, maka Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun :

Manfaat Incidence Rate adalah :

Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi


Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang

dihadapi
Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh
suatu fasilitas pelayanan kesehatan.

ii. Attack Rate


Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.
Dirumuskan :

Manfaat Attack Rate adalah :


Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu
penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula
kemampuan Penularan Penyakit tersebut.
iii. Secondary Attack Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang
terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah
penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit
pada serangan pertama. Biasa digunakan menghitung suatu

panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya


dalam Satu Keluarga ). Dirumuskan :

b. Prevalensi
Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang
mengalami penyakit, gangguan, atau kondisi tertentu pada satu
titik waktu. (Timmreck, 2007:5 )
Prevalensi merupakan gambaran tentang frekwensi
penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada
perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh
penduduk baik orang/penduduk yang Kebal atau Penduduk
dengan Resiko (Population at Risk).
Timmreck (2007:5) mengemukakan

bahwa

prevalensi

berpegang teguh pada dua faktor :


1) Berapa banyak orang yang mendapatkan penyakit itu
sebelumnya(berdasarkan insidensi terdahulu).
2) Durasi atau lamanya kejadian penyakit itu dalam populasi.
Prevalensi bertujuan untuk memberitahukan tentang derajat
penyakit yang sedang berlangsung dalam populasi pada satu titik
waktu.
i.

Period Prevalence Rate


Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk


penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada
penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
Dirumuskan :

ii.

Point Prevalence Rate


Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada
suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
Dirumuskan :

c. Hubungan prevalence dan incidence


Sesuai dengan keterangan di atas tampak bahwa insiden
merupakan ukuran yang tidak mudah untuk didapat, sedangkan
prevalensi relatif lebih mudah. Pada kondisi yang tetap, dimana baik
pelayanan kesehatan maupun kekuatan penularan penyakit tidak
berubah, maka rumus untuk hubungan prevalensi dan insiden adalah :
P= I xD
Keterangan :
P = Prevalen
I = Insiden
D = Lama sakit (duration of illness)

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya


berlaku jika dipenuhi 2 syarat, yaitu :

Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan :

Tidak menunjukkan perubahan yang mencolok.


Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak
menunjukkan perubahan yang terlalu mencolok.

Bila usaha pencegahan berhasil insiden akan menurun,


sebaliknya bila pencegahan tidak berhasil, insiden tetap atau bahkan
bertambah.
Lama sakit ditentukan oleh keberhasilan pengobatan. Bila
pengobatan menyembuhkan penderita, prevalen turun walaupun
insiden tetap. Prevalen pun akan turun bila penyakit mematikan dalam
waktu singkat (misalnya rabies). Walaupun insiden tinggi prevalen
akan tetap rendah. Sebaliknya pengobatan yang tidak menyembuhkan
penderita

tetapi

dapat

memperpanjang

hidupnya,justru

akan

meningkatkan prevalen penyakit tersebut. Jadi, angka prevalensi


dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit/ durasi
penyakit.

1.5

Kriteria Masalah Kesehatan


Ada empat kriteria masalah kesehatan menurut buku
Pengantar Epidemiologi.
1. Community concern
sejauh mana pentingnya suatu masalah pada masyarakat
2. Prevalence
jumlah orang yang berkaitan dengan masalah tersebut

3. Seriousness
seberapa serius masalah tersebut untuk dipecahkan
4. Manageability
sejauh mana masalah tersebut dapat diselesaikan
1.6

Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan


Negara Maju
Perbedaan Masalah Kesehatan di Negara Maju dan Negara
Berkembang

No.
1

Negara Berkembang

Negara Maju

Meningkatnya kemampuan

Masyarakat sudah dapat hidup sehat.

masyarakat untuk hidup sehat.


2

Mengatasi masalah kesehatan

Mengatasi masalah kesehatan dengan

dengan preventif, kuratif, dan

program primary, sekunder, dan

rehabilitatif.

tersier.

Meningkatnya upaya kesehatan

Ada medical care service yang

lingkungan.

available dan accessible.

Meningkatnya status gizi

Status gizi tidak menjadi masalah.

masyarakat.
5

1.7

Menurunnya angka kesakitan dan

Degeneratif meningkat akibat

kematian.

lifestyle(gaya hidup).

Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan


Hal-hal yang diperlukan dalam penentuan prioritas :
a.

Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu


tersedia data yang cukup. Untuk itu perlulah dilakukan
pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang
berkaitan dengan lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan
kesehatan, termasuk keadaan geografis, keadan pemerintahan,
kependudukan, pendidikan, pekerjaan, mata pencaharian, sosial
budaya, dan keadaan kesehatan.
b.

Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data

tersebut harus diolah, maksudnya adalah menyusun data yang


tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki
oleh masing-masing data tersebut. Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam, secara manual, elektrikal dan mekanik.
c.

Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam

penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular,


tabular dan grafikal.
d.

Pemilihan Prioritas
Masalah Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai

masalah. Tidak semua masalah dapat diselesaikan. Karena itu


diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang
paling penting untuk diselesaikan.
Cara Pemilihan Prioritas Masalah
a.

Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan

score (nilai) untuk pelbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan.


Parameter yang dimaksud adalah :

1.

Besarnya masalah

2.

Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3.

Kenaikan prevalensi masalah

4.

Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5.

Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut


terselesaikan.

6.

Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7.

Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk


mengatasi masalah.

8.

Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter,


dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara
menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah :
1. Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui
kesepakatan sekelompok orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas
masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama
keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok,
masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang
dicari.
2. Delbech Technique
Penetapan

prioritas

masalah

dilakukan

melalui

kesepakatan

sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan


penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman

peserta tanpa mempengaruhi peserta. Lalu diminta untuk mengemukakan


beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan adalah prioritas.
1.8

Triple Burden Disease


I.

Penyakit infeksi dan kekurangan gizi


1. Penyakit Infeksi
Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai
timbulnya respon imunologik dengan gejala klinik atau
tanpa gejala klinik
Cara penularan infeksi :
- Kontak (langsung, tidak langsung, droplet)
- Udara (debu, kulit lepas)
- Alat (darah, makanan, cairan intra vena)
- Vektor / serangga (nyamuk, lalat)
Tindakan pencegahan penyakit infeksi:
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung
4. Menggunakan tehnik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta

pembuangan sampah secara benar


2. Kekurangan Gizi
Penyebab :
- Akses terhadap pangan rendah.
- Makanan ibu hamil kurang kalori dan protein, atau
terserang penyakit.
- Bayi baru lahir tidak diberi kolostrum.
- Bayi sudah diberi makanan pendamping ASI (MPASI) sebelum usia 4/6 bulan.
- Pemberian makanan padat pada bayi terlalu lambat.
- Anak dibawah 2 tahun diberi makanan kurang atau
densitas energinya kurang.
- Makanan yang diberikan tidak mempunyai kadar zat
gizi yang cukup.
- Penanganan diare tidak benar.
- Makanan kotor/terkontaminasi

Upaya mengatasi kekurangan gizi :

- Fokus pada keluarga miskin


- Meningkatkan upaya kesehatan

ibu

untuk

mengurangi bayi dengan berat lahir rendah.


- Meningkatkan program perbaikan zat gizi mikro.
- Meningkatkan program zat gizi berbasis
masyarakat.
- Memperbaiki sektor lain yang terkait erat dengan
gizi (pertanian,air dan sanitasi)
- Memperkuat upaya jangka pendek dengan tetap
melakukan upaya jangka panjang
II.

Penyakit-penyakit degeneratif

Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular adalah


istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang
muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh
yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk.
Penyakit yang masuk dalam kelompok ini antara lain
diabetes

melitus,

stroke,

jantung

koroner,

kardiovaskular, obesitas, dislipidemia dan sebagainya.


Tiga cara pencegahan penyakit yang masuk kelompok
degeneratif ini adalah melakukan pola makan yang baik
yaitu tidak makan makanan berlemak seperti junk food
serta

makanan

berkolesterol

lainnya,

melakukan

olahraga teratur, serta tidak merokok. Untuk kelompok


dengan risiko tinggi yaitu orang dengan usia di atas 45
tahun, memiliki orang tua yang mengidap penyakit
diabetes, serta memiliki berat badan berlebih, ketiga
cara di atas harus ditambah dengan pemeriksaan

kesehatan secara teratur.


Penyakit degeneratif dapat dicegah dengan cara
meminimalkan
Faktor-faktor

faktor-faktor
risiko

utama

risiko

penyebabnya.

penyebab

penyakit

degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat,


kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi rokok.

III.

HIV-AIDS

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus


yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel
darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak
sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak
dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang

sangat ringan sekalipun.


AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency
Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari
perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup.
Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan
sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.
Penyakit

AIDS

disebabkan

oleh

melemah

atau

menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya


dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak

dirusak oleh Virus HIV.


Metode / Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV

AIDS:
- Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang
terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum
suntik, dsb
- Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau
pengaman lainnya, oral seks, dsb.
- Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjammeminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
- Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum
susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.

2. Epidemiologi

2.1

Definisi
Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk.
Berasal dari bahasa Yunani yaitu epi (pada/tentang), demos

(penduduk) dan logos (ilmu). (Azwar, 1999:10)


Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok

manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Azwar, 1999:10)


Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan
determinan (faktor penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat
digunakan untuk development (perencanaan) dan pengambilan
keputusan

dalam

menanggulangi

masalah

kesehatan

dan

menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai penduduk

(epidemi). (Bustan, 2006:2)


Menurut dr. W.H. Welch (dalam Dainur, 1995:57 ), Epidemiologi
adalah Ilmu yang mempelajari tentang timbulnya, perjalanan, dan

pencegahan penyakit.
Budiarto dan Anggraeni (2002:7) meninjau pengertian epidemiologi
dari beberapa aspek :
1. Akademik
Analisis data kesehatan, sosial, ekonomi, dan kecenderungan
yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi
perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi di
masyarakat.
2. Praktis
Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan
penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok, dan
masyarakat umum.
3. Klinis
Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau
prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal
kejadian luar biasa atau timbulnya penyakit baru.
4. Administratif

Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu


wilayah agar dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif
dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Studi tentang penyebaran penyebab frekuensi penyakit pada manusia

dan mengapa distribusi semacam itu terjadi. (Brian Mac Mahoon)


Ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit,
dan perubahan pada penduduk, begitu juga deteminannya serta akibat-

akibat yang terjadi pada kelompok penduduk. (Abdel R. Omran)


Pengetahuan tentang missal penyakit infeksi atau sebagai riwayat

alamiah penyakit menular. (Wade Hampton Frost)


Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan
determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta
penerapannya untuk pengendalian masalah kesehatan. (CDC)

2.2

Macam
Menurut sejarah perkembangan
1. Epidemiologi klasik
Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya
penyakit menurut konsep epidemiologi klasik.
2. Epidemiologi modern
Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik, dapat
digunakan pada penyakit menular wabah, penyakit menular
bukan wabah, penyakit tidak menular, serta masalah kesehatan
lainnya. (lapangan, komunitas, klinik).
Menurut metodenya
1. Epidemiologi Deskriptif
a. Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran
suatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu
mencarikan jawaban terhadap faktor-faktor penyebab.
b. Menjawab pertanyaan who, where dan when dari

timbulnya suatu masalah kesehatan.


2. Epidemiologi Analitik
a. Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab
terjadinya frekwensi, penyebaran dan munculnya suatu
masalah kesehatan.
b. Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu
masalah kesehatan. Selanjutnya dianalisa hubungannya
dengan akibat yang ditimbulkan.
c. Penyebab

menunjuk

pada

faktor-faktor

yang

mempengaruhi
d. Akibat : menunjuk pada frekwensi, penyebaran serta
timbulnya suatu masalah kesehatan.
Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik :

Epidemiologi Deskriptif

Hanya menjelaskan keadaan

Epidemiologi Analitik
Juga

menjelaskan

mengapa

suatu masalah kesehatan

suatu

masalah

kesehatan

( Who, Where, When)

timbul di masyarakat (Why)

Pengumpulan,

pengolahan,

pengolahan,

penyaji-an dan interpretasi

penyajian dan intepretasi data

data

dilakukan pada dua kelompok

hanya

pada

satu

masyarakat

kelompok masyarakat saja

Pengumpulan,

Tidak

bermaksud

membuktikan suatu hipotesa

Bermaksud membuktikan suatu


hipotesa

3. Epidemiologi Eksperimental
a.

Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan


percobaan dan intervensi pada suatu masalah kesehatan

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu


dengan lainnya, saling berkaitan dan mempunyai peranan masingmasing sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi yang
dihadapi. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengungkapan
dan

pemecahan

masalah

epidemiologi

dimulai

dengan

epidemiologi deskriptif, lalu diperdalam dan dianalisa dengan


epidemiologi analitik, selanjutnya disusul dengan melakukan
epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya.
2.3

Tujuan
Dainur

(1995:57)

mengemukakan

bahwa

tujuan

epidemiologi adalah untuk menelusuri berbagai aspek / segi suatu


penyakit untuk mengetahui lebih jauh identifikasi penyakit
tersebut.
Menurut Budiarto dan Anggraeni (2002:9), tujuan dari
epidemiologi adalah memperoleh data frekwensi distribusi dan
determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat.
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck, 2007:3), ada
3 tujuan epidemiologi :
1. Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu
penyakit atau sekelompok penyakit, gangguan, kondisi, efek,
ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis terhadap
data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen
informasi

sekaligus

informasi

yang

berasal

dari

setiap

bidang/disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku.


2. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang
konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu
pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis terbaru.

3. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah


pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi
yang beresiko; dan untuk pengembangan langkah-langkah dan
kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan; yg kesemuanya
itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkahlangkah, kegiatan dan program intervensi.
2.4 Penerapan
Sebagai metode investigasi, epidemiologi merupakan
landasan

bidang

kesehatan

masyarakat

dan

pencegahan.

Epidemiologi digunakan untuk menentukan kebutuhan akan


program-program pengendalian penyakit, untuk mengembangkan
program pencegahan, dan kegiatan pecegahan layanan, serta untuk
menetapkan pola penyakit endemik, epidemik, pandemik, atau
sporadik.

2.5 Fungsi dan Manfaat


Thomas C Timreck, epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6:
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh
terhadap kelompok maupun populasi
Pengkajian, evaluasi, dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola
sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar, Pengantar epidemiologi (1999:18)


Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan, mencangkup 4 keadaan :
a. Epidemi : keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu
meningkat dalam waktu singkat
b. Pandemi : keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi
dalam waktu singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c. Endemi : keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap
dalam waktu yang lama
d. Sporadik : keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu
berubah-ubah menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain:
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang
penentu kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami
penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik
situasi local atau umum
2.4

Ruang Lingkup
Menurut Azwar (1999:15), ruang lingkup epidemiologi adalah :

1. Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan


2. Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan
yang ditemukan pada sekelompok manusia.
3. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan
dimanfaatkan data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran
masalah kesehatan tersebut.

Bustan

(2006:13)

mengemukakan

bahwa

ruang

lingkup

epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.5

Etiologi
Efikasi
Efektivitas
Efisiensi
Evaluasi
Edukasi
Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006


1. Mencakup semua penyakit
infeksi,noninfeksi, malnutrisi, kecelakaan lalin, kecelakaan kerja, sakit
jiwa bahkan pelayanan kesehatan
2. Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu,
maka epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi
masyarakat / kelompok.
3. Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada
keseluruhan lingkungan manusia ,baik fisik, biologis maupun social.
Batasan Epidemiologi

1. Frekuensi Masalah Kesehatan


-

Menunujuk pada besarnya masalah kesehatan

Diketahui dengan melakukan penemuan masalah kesehatan dan


dilanjutkan pengukuran masalah kesehatan

Insiden : frekuensi penderita baru yang ditemukan pada suatu jangka


waktu di kelompok masyarakat tertentu.
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya
harus diketahui terlebih dahulu data tentang jumlah penderita baru dan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru ( Population at
Risk ).
a. Insiden Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Jumlah penderita baru
xK
Jumlah penduduk yang beresiko penyakit pada pertengahan tahun
Manfaat Incidence Rate adalah :

Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi


Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang

dihadapi
Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh
suatu fasilitas pelayanan kesehatan.

b. Attack Rate

yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan


pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.
Dirumuskan :
Jumlah penderita baru pada satu saat
xK
Jumlah penduduk yang beresiko penyakit pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah :
Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu
penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula
kemampuan Penularan Penyakit tersebut.
c. Secondary Attack Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan
pertama.
Jumlah penderita baru pada serangan kedua
xK
Jumlah penduduk-penduduk yang terkena serangan pertama
-

Prevalen : frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada


suatu waktu di kelompok masyarakat tertentu.
Timmreck

(2007:5)

mengemukakan

bahwa

prevalensi

berpegang teguh pada dua faktor :


3) Berapa banyak orang yang mendapatkan penyakit itu
sebelumnya(berdasarkan insidensi terdahulu).

4) Durasi atau lamanya kejadian penyakit itu dalam populasi.


Prevalensi bertujuan untuk memberitahukan tentang derajat
penyakit yang sedang berlangsung dalam populasi pada satu titik
waktu.
a. Period prevalen rate
Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Jumlah penderita lama dan baru

xK

Jumlah penduduk pertengahan


b. Point prevalen Rate
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu
saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.

Jumlah penderita lama dan baru saat itu x K


Jumlah penduduk saat itu
**Hubungan prevalence dan incidence
Sesuai dengan keterangan di atas tampak bahwa insiden
merupakan ukuran yang tidak mudah untuk didapat, sedangkan
prevalensi relatif lebih mudah. Pada kondisi yang tetap, dimana baik
pelayanan kesehatan maupun kekuatan penularan penyakit tidak
berubah, maka rumus untuk hubungan prevalensi dan insiden adalah :
P= I xD

Keterangan :
P = Prevalen
I = Insiden
D = Lama sakit (duration of illness)
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya
berlaku jika dipenuhi 2 syarat, yaitu :

Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan :

Tidak menunjukkan perubahan yang mencolok.


Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak
menunjukkan perubahan yang terlalu mencolok.

Kematian
a. Angka kematian bayi
jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang
dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama.
Jumlah kematian bayi 0-1 tahun per tahun

xK

Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama


b. Angka kematian ibu
jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan,
persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama.
Jumlah kematian ibu hamil,
persalinan dan nifas dalam 1 tahun
Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama

xK

c. Case fatality rate


perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu
penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita
penyakit tersebut pada tahun yang sama.
Jumlah kematian karena penyakit tertentu x K
Jumlah seluruh penderita penyakit tersebut
d. Cause disease specific death rate
Jumlah kematian (karena jenis penyakit tertentu)
di satu daerah dalam waktu satu tahun

xK

Jumlah penduduk rata-rata pertengahan tahun pada daerah dan


tahun yang sama
e. crude death rate
jumlah kematian di kalangan penduduk
di suatu daerah dalam satu tahun

xK

jumlah penduduk rata-rata pertengahan tahun di daerah dan tahun


yang sama
2. Penyebaran Masalah Kesehatan
a. Menunjuk pada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu
keadaan tertentu.
b. Keadaan tertentu dalam epidemiologi dibedakan atas 3 macam,
yaitu menurut ciri-ciri manusia (Man), menurut tempat (Place) dan
menurut waktu (Time)
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi :

a. Menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan


baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan ataupun yang
menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.
b. Penjamu (host)
Makhluk yang

menjadi tempat

terjadinya

proses alamiah

perkembangan penyakit.
Hal-hal penting yang mempengaruhinya antara lain: genetic, umur,
gender, suku, fisiologi tubuh, imunologis, tingkah laku, dan status
gizi
c. Bibit penyakit (agent)
Suatu substansi tertentu yang kehadiran atau elemen tertentu yang
kehadiran atau ketidak-hadirannya dapat menimbulkan atau
mempengaruhi

perjalanan

suatu

penyakit.

Hal-hal

yang

mempengaruhi antara lain : factor nutrisi, penyebab kimiawi,


penyebab fisik, dan penyebab biologi
d. Lingkungan (environment)
seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan suatu organisme.

Lingkungan

terbagi menjadi :
a. Fisik : geologi, iklim, geografis
b. Biologi : kepadatan penduduk, flora dan fauna
c. Social : migrasi, lingkungan kerja, perumahan, kekacauan,
bencana alam, perang , banjir ,dsb.
2.6

Sejarah
Menurut Azwar (1999:22), secara sederhana sejarah
perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas 4 tahap yakni:

1. Tahap pengamatan
Kehendak untuk mengetahui frekwensi dan penyebaran
suatu

masalah

kesehatan

serta

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya. Tahap perkembangan awal epedimiologi


yang seperti ini dikenal pula dengan nama tahap penyakit dan
lingkungan.
2. Tahap perhitungan
Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekwensi dan
penyebaran suatu masalah kesehatan, dilakukan dengan
bantuan ilmu hitung. Tahap kedua perkembangan epidemiologi
yang seperti ini dikenal pula dengan nama tahap menghitung
dan mengukur.
3. Tahap pengkajian
Teknik ini pertama kali diperkenalkan pleh William Farr
pada tahun 1839 yang melakukan pengkajian terhadap data
yang ada dan dari pengkajian ini berhasil di buktikan adanya
hubungan statisik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan
kesehatan masyarakat. Karena pengkajian data ilmiah inilah,
maka tahap perkembangan epidemiologi pada waktu itu
dikenal dengan nama tahap eksperimen alamiah.
4. Tahap uji coba
Penggunannya dalam epidemiologi memeng baru
menyusul kemudian, yakni setelah dilakukan penyampurnaan
terhadap metode yang dipegunakan berupa menerapkan prinsip
double blind controlled trial serta pengembangan aspek etis
dari penelitian dengan objek manusia seperti yang tercantum
dalam kode etik kedokteran, deklarasi helzinki. Pada saat ini

tahap uji coba banyak dilakukan di klinik (clinical trial) dan di


lapangan (intervention study). Tahap perkembangan
2.7

Penerapan Dalam Bidang Kedokteran


1. Imunisasi , membawa penyakit campak dan polio dapat
tertanggulangi
2. Aplikasi epidemiologi untuk perhitungan dosis , doxit-dose /
lethal-dose .
3. Penerapan dalam klinik :
a. Menentukan abnormal / penyakit
b. Menetapkan akurasi diagnosis
c. Mengetahui riwayat penyakit , missal tentang prognosisnya
d. Mencari kebaikan / efektifitas obat / pengobatan yang
diberikan terhadap suatu penyakit
e. Mencari bentuk upaya pencegahan dalam kegiatan klinik

2.8

Jangkauan
1. Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang
dapat menimbulkan wabah
2. Tahap berikutnya , epidemiologi mempelajari penyakit infeksi
non wabah
3. Tahap selanjutnya , ipedemiologi mempelajari penyakit non
infeksi contohnya , jantung hipertensi dan lain-lain
4. Akhirnya epidemiologi mempelajari hal-hal yang bukan
penyakit contohnya fertilasi ,menopause , kecelakaan.

2.9

Segitiga Epidemiologi

lingkungan

waktu

Pejamuu

Agens

Keterkaitan 4 faktor epidemiologi sering berkontribusi dalam


terjadinya KLB suatu penyakit. Keempat faktor tersebut meliputi (1) peran
pejamu, (2) agens atau organisme penyebab suatu penyakit, (3) keadaan
lingkungan yang dibutuhkan penyakit untuk berkembang pesat, bertahan,
dan menyebar, serta (4) permasalahan yang berkaitan dengan waktu.
Keterkaitan antara berbagai faktor yang berkontribusi dalam KLB
penyakit akan lebih dipahami jika disajikan dalam bentuk model. Model
ini berguna untuk memperlihatkan interaksi dan ketergantungan satu sama
lainnya antara lingkungan, agens, pejamu, dan waktu seperti yang
digunakan dalam investigasi penyakit dan epidemi. Segitiga epidemiologi
ini didasarkan pada model penyakit menular.
1.

Agens :
penyebab suatu penyakit
bakteri, virus, penyakit, jamur, atau kapang merupakan

2.

atau beberapa substansi lain


Pejamu:
tempat persinggahan penyakit
pejamu bisa terkena ataupun tidak terkena penyakit
faktor yang menentukan efek yang dapat ditimbulkan
-

3.

penyebab penyakit infeksikus


juga dapat berupa zat kimia, faktor fisik, defisiensi gizi,

organisme terhadap tubuh


tingkat imunitas
susunan genetik
tingkat pajanan
status kesehatan
kebugaran tubuh
kemampuan organisme (agens) menerima lingkungan baru

Lingkungan

4.

merupakan kondisi luar dari manusia atau hewan yang

menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit


faktor-faktor lingkungan mencakup: biologis, sosial

budaya, dan fisik lingkungan


lingkungan bagi agens adalah efek dari lingkungan

terhadap agens itu sendiri


dapat berada di luar atau di dalam pejamu

Waktu
mempengaruhi masa inkubasi, harapan hidup pejamu, atau

organisme, durasi perjalanan penyakit atau kondisi


berapa lama seseorang terinfeksi atau keparahan penyakit

3. Analisis Data Kesehatan


3.1

Sumber Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer dan data
sekunder. Dari sumber data kita dapat mengetahui data yang
dikumpulkan berupa primer atau sekunder :
1.

Data sekunder, sumber data dapat berupa :


a. Sarana pelayanan kesehatan,misalnya :

Rumah sakit

Puskesmas

Balai pengobatan

b. Istansi yang berhubungan dengan kesehatan,misalnya :

Departemen kesehatan

Dinas kesehatan

Biro Pusat Statistik

c. Absensi

Sekolah

Industri

Perusahaan

d. Secara internasional , data epidemiologi dapat diperoleh


dari WHO, seperti :

2.

Population and vital statistics report

Population bulletin

Epidemiological report

Data primer , sumber terletak di masyarakat yang dapat


dilakukan dengan cara :

3.2

Survei epidemiologi,

Pengamatan epidemiologi, dan

Penyaringan

Metode
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai metode
berikut :
1.

Mengumpulkan data dari catatan medic di sarana pelayanan


kesehatan atau instansi yang berhubungan dengan kesehatan
Cara ini mempunyai keuntungan, yaitu mudah
dilakukan,membutuhkan waktu dan biaya yang relatif kecil,

tetapi data yang dibutuhkan sering tidak ada atau tidak


lengkap.
2.

Pengumpulan data dapat juga dilakukan dengan survei :


Dengan cara ini, data yang diperoleh merupakn data primer
dan dapat disesuaikan dilakukan
Di samping pengumpulan data kuantitatif seperti yang telah
diuraikan di atas, dapat pula dilakukan pengumpulan dilakukan
pengumpulan data pengumpulan data kualitatif yang dilakukan
dengan metode:

3.3

Diskusi kelompok terarah dan

Wawancara mendalam

Teknik
Secara garis besar , pengumpulan data dapat dilakukan
dengan teknik :
1. Wawancara : wawancara merupakan proses interaksi atau
komunikasi secara langsung antara pewawancara dengan
respoden.
Data yang dikumpulkan dapat bersifat :

Fakta , misalnya umur , pendidikan, penyakit yang pernah


diderita

Sikap , misalnya sikap terhadap pembuatan jabatan


keluarga, penyuluhan kesehatan

Pendapat,misalnya pendapat tentang pelayanan kesehatan


yang dilakukan oleh bidan di desa.

Keinginan,misalnya pelayanan kesehatan yang diinginkan

Pengalaman,misalnya pengalaman waktu terjadi wabah


kolera yang melanda di daerah mereka.

2. Angket : pada angket, jawaban diisi oleh responden sesuai


dengan daftar pertanyaan yang diterima,sedangkan pada
wawancara, jawaban responden diisi oleh pewawancara.
3. Observasi : observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang menggunakan pertolongan indra mata
4. Pemeriksaan

: pengumpulan data dapat dilakukan dengan

teknik pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa :

Pemeriksaan laboratium

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan radiologis

4. Konsep Sehat dan Sakit


4.1

Sehat
4.1.1

Definisi dan Landasan Konsep


1. Menurut WHO : keadaan sempurna fisik, mental , social
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
2. Menurut White : keadaan seseorang jika di periksa tidak
ada penyakitnya dan keluhan.
3. Menurut UU kesehatan RI No. 23 tahun 1992 : merupakan
kondisi yang sempurna baik fisik maupun mental, dan
mampu melakukan aktifitas produktif.

Landasan landasan menurut konsep sehat ( Edeleman dan


Mendell 1994)

4.1.2

Memperhatikan individu sebagai system yang menyeluruh.


Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan .
Penghargaan terhadap pentingya peran individu dalam hidup.
Pembagian Konsep Sehat
Pembagian konsep sehat menurut Journal concepts of Health

and Ill Health :


1. Konsep sehat holistic : keyakinan bahwa menjadi sehat berarti
tanpa gangguan fisik / penyakit dan nyaman secara emosional.
2. Konsep sehat positif : keyakinan bahwa menjadi sehat hanya
akan tercapai dengan adanya usaha terus- menerus seperti
menjaga makn dan olah raga teratur.
3. Konsep sehat negative : keyakinan bahwa menjadi sehat adalah
tidak adanya penyakit berat.
4.2

Sakit
4.2.1

Konsep

Sakit berkaitan dengan keterpaparan yang dialami dan


kerentanan tuuh manusia dalam menghadapi keterpaparan
untuk menderita sakit, seseorang harus mengalami
keterpaparan dan kerentanan atau kepekaan terhadap
keterpaparan itu. Mencegah penyakit dilakukan dengan:
1. menghindari keterpaparan, contoh: pemberian
disinfektan
2. menentukan kerentanan, contoh: pengingkatan

daya tahan tubuh dengan imunisasi(Bustan, 1996)

Suatu kedaan yang tidak menyenangkan yang menimpa


seseorang sehingga mengalami gangguan aktivitas seharihari(Perknis)

Ketidakselarasan antara lingkungan dan idividu (R everely)

Keadaan yang ditandai dengan pembahasan gangguan nyata


(New Webster Dictionary)

4.2.2

Faktor Resiko
Menurut dapat tidaknya resiko itu diubah,
1) Unchangeable risk factor
Faktor resiko yang tidak dapat diubah, seperti umur, genetik,
jenis kelamin.
2) Changeable risk factor
Faktor resiko yang dapat diubah seperti kebiasaan merokok dan
olahraga
Menurut kestabilan peranan faktor resiko
1) Suspected risk factor
Faktor resiko yang dicurigai belum mendapat dukungan
sepenuhnya.
Contohnya, merokok dapat mengakibatkan kanker rahim
2) Established risk factor
Faktor resiko yang telah mendapat dukungan.
Contohnya, rokok dapat menyebabkan kanker paru.

4.2.3

Cara Pemeriksaan
Cara pemeriksaan orang sakit
o Anamnesis
Proses tanya jawab antara dokter dan pasien untuk mengetahui
identitas dan keluhan-keluhan pasien serta untuk membangun
hubungan dokter-pasien yang baik
o Inspeksi
Metode pemeriksaan dengan menggunakan penglihatan,
penciuman dan pendengaran untuk mngetahui kondisi normal
atau tidaknya bagian tubuh yang diperiksa.
o Palpasi

Pemeriksaan dengan cara meraba atau merasakan dengan


tangan.
Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui :
- Tekstur (kasar/halus)
- Suhu (hangat / panas / dingin)
- Kelembaban (kering, basah atau lembab)
- Gerakan (diam atau tremor otot)
- Konsistensi jaringan (padat atau berair)
o Perkusi
Cara pemeriksaan dengan mengetuk bagian tubuh yang
dicurigai mengalami gangguan untuk mengetahui nyeri atau
tidaknya bagian tersebut.
o Auskultasi
Pemeriksaan dengan cara mendengar berbagai suara napas,
jantung dan usus menggunakan stetoskop.
4.2.4

Dampak
Dampak sakit adalah :

Terhadap perilaku dan emosi klien : setiap orang memiliki

reaksi yang berbedaa beda tergantung asal penyakit .


Terhadap peran keluarga : setiap orang memiliki peran dalam
kehidupan si sakit , seperti ayah mencari nafkah untuk

membantu pengobatan anaknya yang sakit .


Terhadap citra tubuh : citra tubuh merupakan konsep subyektif

seseorang terhadap penampilan fisiknya .


Terhadap konsep diri : konsep diri adalah citra mental
seseorang terhadap dirinya sendiri , mencangkup bagaimana
mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh

aspek kepribadiannya .
Terhadap dinamika keluarga : dinamika keluarga merupakan
proses dimana keluarga melakukan fungsi, mengambil
keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya

4.2.5

Kriteria Keadaan Sakit


Kriteria keadaan sakit : menurut Bauman, 1965 ada 3 yaitu

Adanya gejala ( naiknya temperatur,nyeri )


Persepsi tentang keadaan yang di rasakan ( baik,buruk,sakit

)
Kemampuan dalam aktifitas sehari hari ( bekerja,sekolah

5. Pengelolaan Obat
5.1

Definisi
Pengelolaan obat adalah : Kemampuan merancang, membuat,
menyimpan, pengamanan, dan persediaan obat secara efektif dan
efisien .

5.2

Langkah
1. Perencanaan dan pemilihan.
Cara penentuan dan penggunaan obat :

Epidemologi (kebutuhan obat dihitung dengan melihat pola


penyakit)

Konsumsi (kebutuhan obat ditentukan dengan melihat pola


sebelumnya)

2. Pengadaan

(memonitoringdan

evaluasi

pemasok

yang

terpercaya serta memilih metode pengadaan yang paling


menguntungkan).
3. Penerimaan

yaitu

kegiatan

menerima

obat-obat

yang

diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit


pengelola di bawahnya.
4. Penyimpanan (kegiatan yang melakasanakan penanganan obat,
alat kesehatan, bahan gigi, nagensi dengan menempatkan di
tempat yang aman.

5. Distribusi (penyerahan obat, alat kesehatan,dll ke unit


pelayanan) dan penyimpanan obat (merancang fisik dan
peralatan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas obat).
6. Penggunaan dan pengawasan (pembinaan cara menggunakan
obat, daftar sinonim obat tertentu, daftar dan kadar obat yang
ada).
7. Pencatatan dan pelaporan (membuat catatan yang tertib
penatausahaan rutin, berkala, bulanan, dan tahunan)
5.3

Masalah Pengelolaan Obat


1. Perencanaan dan pemilihan obat

Jumlah obat terlalu banyak

Obat tidak pernah digunakan

Kehabisan obat

Obat yang dipesan tidak sesuai

Harga obat mahal

2. Pengadaan

Terbatasnya anggaran

Pemasok kurang berkualitas

Kualitas obat tidak sesuai syarat

Jadwal penerimaan tidak sesuai

3. Distribusi dan penyimpanan obat

Koordinasi gudang buruk

Kekeliruan pengelolaan stok

Obat lama menumpuk di gudang

Transportasi tidak melindungi mutu obat

4. Penggunaan dan pengawasan

5.4

Kemasan dan pemasangan label kurang jelas

Pengeluaran yang ceroboh

Pemberian obat kurang rasional

Munculnya obat palsu di pasaran

Metode
Metode pengelolaan obat :
1. Metode Morbiditas (didasarkan pada penyakit yang ada yang
sering muncul di masyarakat)
Tahapan :
a. Menentukan beban penyakit (perkiraan penyakit di future,
stratifikasi berdasarkan masing-masing jenis contoh untuk
anak, dewasa, penyakit ringan, sedang, berat)
b. Menetukan pedoman pengobatan (pengobatan masingmasing penyakit berupa dosis, nama obat, frekuensi lama
pengobatan, bentuk sediaan dan jumlah kebutuhan obat,
obat/episode untuk masing-masing kelompok penyakit)
c. Menentukan obat dan jumlahnya (hitung jumlah obat
masing-masing obat untuk penyakit, jumlah obat sejenis
menurut nama obat, dosis, bentuk sediaan, dll)

Kelemahan :
1.

Standar pengobatan belum tersedia

2.

Data morbiditas tidak akurat

2. Metode Konsumsi (perencanaan obat based kebutuhan riil obat


pada periode lalu dengan penyesuaian dan koreksi based on
pada penggunaan obat sebelumnya.
Langkah :
1.

Pastikan some condition :


Dapat diasumsikan pada pengobatan periode lalu
baik/rasional
Suplaiobat periode itu lancar/cukup
Data stok, distribusi, dan penggunaan obat lengkap dan
akurat
Banyak terjadi kecelakaan (obat rusak, tumpah,
kadaluarsa, kehilangan obat)
Jenis obat yang digunakan sama

2.

Lakukan estimasi jumlah kunjungan total untu periode


yang akan datang :
Hitung kunjungan pasien rawat inap dan jalan pada
periode lalu
Lakukan estimasi periode yang akan dating dengan
memperhatikan (perubahan populasi daerah, cakupan
pelayanan, perubahan cakupan layanan, pola morbiditas
insidensi, penambahan fasilitas pelayanan)

3.

Perhitungan :
Tentukan metode konsumsi
Hitung pemakaian tiap jenis obat dalam periode lalu
Koreksi hasil pemakaian tiapo bat dalam periode lalu
terhadap kecelakaan
Koreksi langkah sebelumnya
Ulangi langkah 1 dan 2
Hitung periode yang akan datang/obat

Kelemahan : kebiasaan pengobatan yang tidak rasional seolah-olah


ditolerir.
3. Metode Gabungan
merupakan metode gbungan dari metode morbiditas dan
metode konsumsi.
4. Metode Penyesuaian Konsumsi
Metode ini menggunakan data pada insiden penyakit,
konsumsi penggunaan obat.Sistem perencanaanpengadaan
didapat

dengan

mengekstrapolasi

nilai

konsumsi

dan

penggunaan untuk mencapai target system suplai berdasarkan


pada cakupan populasi/tingkat pelayanan yang disediakan.
6. Visi Misi Indonesia 2015 Bersama MDGs
6.1

Pencapaian Visi Misi Indonesia Sehat 2010

1. Program desentralisasi

System pemerintahan lebih banyak yang memberikan kekuasaan kepada


pemerintah daerah untuk menentukan program yang akan dibuat dalam
menunjang pembangunan Indonesia yang berwawasan Lingkungan.
2. Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Pembangunan Kesehatan Jangka Panjang : memerlukan leading sector

untuk:
Diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat
Mengubah perilaku masyarakat
Diselenggarakan dengan dasar-dasar perikemanusiaan, pemberdayaan dan

kemandirian, adil dan merata


Masyarakat sebagai penentu kesehatannya sendiri
Memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiolog, ekologi, kemajuan

iptek, serta globalisasi dan demokratisasi

Berurusan dengan pengaruh dari sektor lain


Dengan semangat kemitraan, dan kerjasama lintas sektor.
Harus bermitra
Pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yaitu setiap kebijakan
publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
Bagaimana mengarusutamakan kebijakaan ini di tingkat pusat dan

daerah?
Pembangunan gizi dilaksanakan secara lintas sektor yaitu produksi,
pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi

yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya


Kesehatan menjadi bagian dari sistem yang lebih luas
3. JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
Program ini memiliki tujuan untuk :
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar dapat secara efektif dan

efisien dan efisien meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,


Pengendalian biaya, agar pelayanan kesehatan dapat lebih terjangkau oleh

setiap orang.
Pemeratan upaya kesehatan dengan peranserta masyarakat, agar setiap

orang dapat menikmati hidup sehat.


4. Profesionalisme
Profesionalisme

diterapkan

untuk

melaksanakan

misi

pembangunan kesehatan dengan melakukan kewajiban sesuai


dengan tanggung jawab masing-masing pihak

6.2

Hambatan Visi Misi Indonesia Sehat 2010


1.

Kurang berkembangnya ilmu pengetahuan berbasis


bioteknologi sehingga kasus seperti flu burung yang

2.

berlarut-larut.
Kurang seriusnya lembaga-lembaga terkait dalam
menanggulangi berbagai penyakit sehingga berpengaruh

3.

terhdap penyakit degenerative.


Adanya eksploitasi alam yang berlebihan yang
berpengaruh terhadap rehabilitasi lingkungan sehingga
berakibat menurunnnya daya dukung lingkungan sehingga

4.

penyakit infeksi dan degenatif terus berkembang.


Kurangnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia.

6.3

Indikator MDGs
Dari 8 tujuan tersebut ditetapkan 48 indikator untuk
mengukur ketercapaian tujuan tersebut. Untuk skala kabupaten,
selain mengacu pada target pencapaian MDGs, pelaksanaan
pembangunan juga mengacu pada target :
1. Standar Pelayanan Minimum (SPM) setiap sektor baik yang
ditetapkan secara nasional maupun melalui Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD)
2. Rencana Strategis Daerah (Renstrada)
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

6.4

Strategi dan Program Indonesia dalam MDGs


6.4.1

STRATEGI

1)

Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan

2)

Profesionalisme

3)

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

4)

Desentralisasi

5)

Jaminan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih


secara universal pada tahun 2015 dalam rangka menurunkan
tingkat kematian ibu

6)

Jaminan bagi setidaknya 1,5 juta kelahiran ibu melahirkan dari


keluarga miskin pada tahun 2011

7)

Peningkatan anggaran kesehatan sebesar $556 uta pada tahun


2011

8)

Peningkatan area konservasi hutan dan laut, pemanfaatan


biodiversity, pembentukan manajemen kehutanan

6.4.2

Program
5.

Pokok-pokok program pembangunan kesehatan, adalah


Pokok Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan

Masyarakat
Program Peningkatan Perilaku Sehat
Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat
Program Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa
Program Pembinaan Kesehatan Jiwa Masyarakat
Program Kesehatan Olah Raga dan Kebugaran Jasmani
6. Pokok Program Lingkungan Sehat
a. Program Wilayah/Kawasan Sehat
b. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Program Higiene dan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
d. Program Pemukiman, Perumahan dan Bangunan Sehat
7.

e. Program Program Penyehatan Air


Pokok Program Upaya Kesehatan
a. Program Pemberantasan Penyakit Menular dan
Imunisasi:
b. Program Pencegahan Penyakit tidak Menular
c. Program Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan
Kesehatan
d. Program Pelayanan Kesehatan Penunjang
e. Program Pembinaan dan Pengembangan Pengobatan
Tradisional

f. Program Kesehatan Reproduksi


g. Program Perbaikan Gizi
h. Program Kesehatan Matra
i. Program Pengembangan Survailans Epidemilogi
j. Program Penanggulangan Bencana dan Bantuan
8.

Kemanusiaan
Pokok Program Sumber Daya Kesehatan
a. Program Perencanaan, Pendayagunaan serta Pendidikan
dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
b. Program Pengembangan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat
c. Program Pengembangan Sarana dan Perbekalan

9.

Kesehatan
Pokok Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
a. Program Pengamanan Bahaya Penyalahgunaan dan
Kesalahgunaan Obat, Narkotika, Psikotropika, Zat Aditif
lain dan Bahan Berbahaya lainnya.
b. Program Pengamanan dan Pengawasan Makanan dan
Bahan Tambahan Makanan(BTM)
c. Program Pengawasan Obat, Obat Tradisional,
Kosmetika dan Alat Kesehatan.
d. Program Penggunaan Obat Rasional
e. Program Obat Esensial
f. Program Pembinaan dan Pengembangan Obat Asli
Indonesia
g. Program Pembinaan dan Pengembangan Industri

10.

Farmasi
Pokok Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan
Kesehatan
a. Program Pengembangan Kebijakan Kesehatan Program
b. Program Pengembangan Manajemen Pembangunan
Kesehatan

c. Program Pengembangan Hukum Kesehatan


11.

d. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan


Pokok Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kesehatan
a. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan
Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat
b. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan
Lingkungan Sehat
c. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan
Upaya Kesehatan
d. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan
Sumber Daya Kesehatan
e. Program Penelitian dan pengembangan Kebijakan dan
Manajemen Pembangunan Kesehatan
f. Progam Penelitian dan pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar
dan Terapan Bidang Kesehatan

6.5

Hambatan Indonesia dalam MDGs


1.

Perubahan iklim global telah memengaruhi munculnya


mikrobiologi baru yang dapat membawa penyakit

2.

degeneratif.
Ketidakseriusan

3.

penyakit
Eksploitasi sumber daya alam telah memengaruhi

dalam

menanggulangi

berbagai

rehabilitasi lingkungan sehingga mengakibatkan daya


dukung lingkungan menurun
6.6

Hubungan Indonesia dengan MDGs


Millenium Development Goals/MDGs sebagai hasil kesepakatan

dari 198 negara pada tahun 2000, dengan menetapkan target kuantitatif
yang akan dicapai pada tahun 2015.

Konsep ini muncul dengan pemikiran bahwa ada beberapa hal


yang membuat masyarakat menjadi tetap rentan (vulnerable) dan tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga ditetapkan delapan
tujuan beserta targettarget indikator yang diharapkan mampu membantu
mereka keluar dari persoalanpersoalan yang sangat mendasar dalam
keterbelakangan tersebut.
MGDs mengusung tiga tema sentral yaitu
1. Human development
2. Human security
3. Human rights
Kerangka MDGs sebenarnya hanyalah salah satu upaya untuk
menyamakan visi global yang kemudian diterjemahkan kedalam aksi-aksi
lokal pembangunan. Konsep MDGs pada intinya bertujuan untuk membawa
pembangunan kearah yang lebih adil bagi semua pihak. Bagi manusia dan
lingkungan hidup, bagi laki-laki dan perempuan, bagi orang tua dan anakanak, serta bagi generasi sekarang dan generasi mendatang.
Indonesia sebagai salah satu Negara yang ikut mengadopsi
kesepakatan MDGs juga menetapkan target-target pencapaian tujuan MDGs di
tahun 2015 sebagai berikut :
1. Penghapusan kemiskinan;

Target 1 : Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di


bawah $1 perhari menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015

Target 2 : Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan


menjadi setengahnya antara tahun 19902015

2.

Pencapaian pendidikan dasar untuk semua;

Target 3 : Memastikan pada tahun 2015 semua anak dimanapun, laki-laki


maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar

3.Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;

Target 4 : Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar


dan lanjutan pada tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih
dari tahun 2015

4. Penurunan angka kematian anak:

Target 5 : Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya


antara th 19902015

5.Meningkatkan kesehatan ibu;

Target 6 : Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya


antara tahun 19902015

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya;

Target 7 : Mengendalikan penyebaran HIV/AIDs dan mulai menurunnya


jumlah kasus baru pada tahun 2015

Target 8 : Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah


malaria dan penyakit lainnya

7.Menjamin kelestarian lingkungan berkelanjutan;

Target 9 : Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan


kebijakan dan program nasional

Target 10: Penurunan sebesar separuh, proporsi penduduk tanpa akses


terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas
dasar pada 2015

Target 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk


miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020

8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan


7. UU No.36 Tahun 2009

7.1

Definisi dan Isi Undang-undang Kesehatan (UU RI No. 36


Tahun 2009)
UU Kesehatan adalah peraturan-peraturan hukum yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan merupakan unsur-unsur kesejahteraan umum yang
menjadi cita-cita bangsa.
Fungsi:
-

Meningkatkan penyelenggaraan kesehatan

Memberikan kepastian hukum

Ada 22 bab 205 pasal yang tercantum dalam UU Kesehatan


yaitu:
Bab 1

: Ketentuan Umum

Bab 2

: Asas dan Tujuan

Bab 3

: Hak dan Kewajiban

Bab 4

: Tanggung Jawab Pemerintah

Bab 5

: Sumber Daya di Bidang Kesehatan

Bab 6

: Upaya Kesehatan

Bab 7

: Kesehatan Ibu, Bayi, Anak, Remaja, Lanjut Usia,


Dan
Penyandang Cacat

Bab 8

: Gizi

Bab 9

: Kesehatan Jiwa

Bab 10 : Penyakit Menular dan Tidak Menular

Bab 11 : Kesehatan Lingkungan


Bab 12 : Kesehatan Kerja
Bab 13 : Pengelolaan Kesehatan
Bab 14 : Informasi Kesehatan
Bab 15 : Pembiayaan Kesehatan
Bab 16 : Peran Serta Masyarakat
Bab 17 : Badan Pertimbangan Kesehatan
Bab 18 : Pembinaan dan Pengawasan
Bab 19 : Penyidikan
Bab 20 : Ketentuan Pidana
Bab 21 : Ketentuan Peralihan
Bab 22 : Ketentuan Penutup
7.2

Manfaat UU Kesehatan No.36 Tahun 2009

1. Pembiayaan kesehatan dan ketentuan aborsi yang menyebut dengan jelas


istilah aborsi, bukan tindakan medis, seperti dalam UU Kesehatan
sebelumnya.
2.

UU ini juga memberi wewenang kepada pemerintah untuk mengendalikan


harga obat esensi dan obat generik agar harganya terjangkau oleh
masyarakat miskin.

3. Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Anggaran Pendapatan dan


Belanja Negara sebesar 5 persen serta Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah 10 persen. UU Kesehatan menegaskan, hak bayi untuk
memperoleh ASI eksklusif selama enam bulan.

4. Adanya pasal tentang upaya perlindungan terhadap pasien, menjadi


sorotan utama. Masalah ini sengaja ditekankan, untuk memperbaiki upaya
perlindungan pelayanan kesehatan konsumen, yang menjadi masalah
utama selama ini.
5. Pasal itu secara jelas menyebut, dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan baik milik pemerintah atau swasta dilarang menolak
pasien atau meminta uang muka.
6.

Pemberian sanksi kepada pengelola rumah sakit, jika mereka menolak


pasien dalam kondisi darurat. Di dalam aturan itu diungkapkan, sanksi itu
berupa kurungan maksimal antara 2 dan 10 tahun, serta denda sebesar 200
juta rupiah sampai 1 miliar rupiah.

VI.

KESIMPULAN
Dalam menghadapai berbagai masalah kesehatan yang ada di masyarakat
seorang dokter harus memahami dengan baik apa itu epidemiologi. Dasar
epidemiologi yang baik membuat seorang dokter akan lebih mudah dalam
proses

menangani

masalah kesehatan (penyakit) yang diderita oleh

pasiennya. Jika hal ini diabaikan maka akan timbul berbagai macam
masalah kesehatan baru yang dapat menurunkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut pastinya akan bertentangan dengan
visi dan misi Indonesia Sehat 2010 dan program MDGs 2015 yang masih
sedang dijalankan oleh Negara kita
kehidupan masyarakat.

untuk memperbaiki segala aspek

Anda mungkin juga menyukai