Anda di halaman 1dari 5

Nama kelompok:

Sarah
Tirto Firmandi
Fatma Fatih

(11140820000013)

A. SIFAT SIKLUS PENDAPATAN: Siklus pendapatan (revenue cycle)


perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan
pendapatan dalam bentuk kas. Untuk perusahaan barang dagang,
kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan adalah
(1) penjualan kredit (penjualan yang dilakukan dengan hutang), (2)
penerimaan kas (penagian piutang dan penjualan tunai), dan (3)
penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan
pengurangan harga, serta piutang tak tertagih [(penyisihan dan
penghapusan]).

TUJUAN AUDIT: Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan


dengan perolehan bukti kompeten yang mencukupi tantang setiap
asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan
transaksi siklus pendapatan.

Materialitas: Kelompok transaksi dan saldo akun yang menyertai


siklus pendapatan biasaya mempunyai pengaruh yang material
terhadap laporan keuangan. Untuk meningkatkan keefektifan dan
keefisienan auditor dalam memenuhi tujuan audit spesifik pada
siklus ini

Risiko Inheren: Dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus


pendapatan, auditor harus mempertimbangkan faktor pervasif
(pervasive) yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa
siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor-faktor yang hanya
berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan.

Risiko Prosedur Analitis: Prosedur analitis merupakan cara yang


efektif dari segi biaya dan mengandalkan pada pengetahuan auditor
tentang bisnis dan industri klien. Prosedur ini tidak hanya efektif
dalam mengidentifikasi salah saji yag potensial atas laporan
keuangan, tetapi juga efektif dalam mengidentifikasi masalah yang

timbul ketikamemberikan jasa menilai tambah (value-added


services) di samping laporan audit.

MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL


a. Lingkungan Pengendalian: Lingkungan pengendalian teridir
dari beberapa faktor yang dapat mengurangi bebrapa risiko
inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan dan faktorfaktor ini juga dapat meningkatkan atau mengurangi
keefektifan komponen pengendalian internal lainnya.
b. Penilaian Risiko: Upaya yang cermat oleh sebagian
manajemen untuk megidentifikasi jenis-jenis risiko yang
berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan,
bersama dengan komitmen untuk mengawali aktivitas
pengendalian atas risiko tersebut, harus mengurangi risiko
salah saji.
c. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi): Pemahaman
atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan
tentang bagaimana (1) penuualan diawali, (2) barang dan jasa
diberikan, (3) piutang dicatat, (4) kas diterima, dan (5)
penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode
pemrosesan data serta dokumen penting dan catatan yang
digunakan.
d. Pemantauan (Monitoring): Auditor harus memperoleh
pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen
telah mengawali setiap tindakan korektif berdasarkan
informasi yang diterima dari aktivitas pemantauan
e. Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit
Pendahuluan: Pada saat auditor memproleh bukti tenyang
keefektifan operasi pengendalian internal yang berkaitan
dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman, auditor
dapat mengevaluasi risiko pengendalian berdasarkan bukti
tersebut.
B. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT

Transaksi penjualan ini biasanya dicatat dengan menggunakan


system komputer yang dapat memproses transaksi secara
berurutan atau metode pemrosesan batch. Sesungguhnya setiap
perusahaan yang memerlukan audit mempunyai system akuntasi
yang terkomputerisasi (computerized accounting system). Akhirnya,
pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan oleh
auditor untuk (1) memperoleh dan mendokumentasikan
pemahaman atas pengendalian internal dan (2) melakukan
pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian
akhir atas risiko pengendalian untuk transaksi pembelian.
C. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi : Pemberian potongan tunai,
Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga , Penentuan piutang tak
tertagih

D. PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

PROSEDUR AWAL: Prosedur awal yang penting untuk memperivikasi


piutang usaha dan akun penyelisihan terkait adalah menelusuri
saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam
kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakukan). Selanjutnya,
aktivitas periode berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan
akun penyisihan terkait harus direview untuk setiap ayat jurnal yang
signifikasi

PROSEDUR ANALITIS: Tujuan auditor dalam melakukan prosedur


analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo piutang
usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dalam marjin
kotor perusahaan.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI: Memvouching Catatan Piutang ke


Transaksi Pendukung, Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk
Penjualan dan Retur Penjualan, Melakukan Pengujian Pisah Batas
atas Penerimaan Kas

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Konfirmasi Piutang:Konfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi


tertulis secara langsung antara pelanggan dan auditor.
Prosedur Audit Yang Berlaku Umum: Konfimasi piutang adalah
prosedur sudit yang berlaku umum. AU 330, Proses Konfimasi (SAS
67), menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta
konfirmasi piutang selama melakukan audit, kecuali: Piutang usaha
bersifat tidak material terhadap laporan keuangan, Penggunaan
konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit.

JASA BERNILAI TAMBAH: Dalam proses pelaksanaan audit, auditor


dapat menetapkan tolak ukur(benchmark) atas kinerja purusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri itu. Sebagai
contoh, auditor dapat membicarakan apakah: Perusahaan telah
secara efektif memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan ,
Piutang telah tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penjualan,
sehingga menghabiskan arus kas,Perusahaan telah secara tepat
menetapkan risiko yang berkaitan dengan perubahan atau
kedewasaan pasar, Perusahaan telah sukses membuat inovasi
produk baru di pasaran, Setelah auditor menyelesaikan audit atas
siklu penjualan, dia harus mengikhtisarkan masalah penting yang
dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambah kepada klien.

PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN: risiko


pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko
inheren, risiko prosedur analitis, faktor faktor risiko pengendalian
yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut. Auditor
menggunakan metodologi menggabungkan penilaian risiko
pengendalian yang tepat atas asersi kelompok transaksi guna
mencapai penilaian risiko pengendalian untuk asersi asersi saldo
akun utang usaha.
PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF: Tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima untuk setiap asersi laporan laporan keuangan yang
signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian
substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis,
dan pengujian rincian. Perancangan ini terdiri dari: Prosedur
Awal,Prosedur Analitis,Pengujian Rincian Transaksi, Pengujian
Rincian SaldoPembandingan Penyajian Laporan dengan GAAP

Anda mungkin juga menyukai