Anda di halaman 1dari 11

Potensi Kulit Pisang (Musa paradisiaca) sebagai

Baterai Kering Ramah Lingkungan


(biodegradable)
KARYA TULIS ILMIAH
DigunakanUntukMemenuhiTugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
PoliteknikNegeri Malang

DisusunOleh :
Danno Dimas Prabowo

NIM 1541150015

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, serta berkat rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


Karya Tulis Ilmiah berjudul Potensi Kulit Pisang (Musa
paradisiaca) sebagai Baterai Kering Ramah Lingkungan (biodegradable) ini
diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia, Program Studi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik
Elektro,Politeknik Negeri Malang.
Atas penyelesian penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
penulis menghaturkan puji syukur kehadirat Tuhan YME, serta tak
lupa teima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir. Tundung Subali Patma, MT, Direktur Politeknik Negeri
Malang.
2. Bapak Supriatna Adhisuwignjo, ST, MT,, Ketua jurusan Teknik
Eletro Politeknik Negeri Malang.
3. Bapak Achmad Hermawan, ST, MT, Ketua Program Studi Sistem
Kelistrikan Politeknik Negeri Malang.
4. Bapak M.Fahmi Hakim, SE, Selaku

5. Ibu Nurdjizah, DRA, MPD, Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia


Politeknik Negeri Malang.
6. Ibu, Bapak, Adik serta seluruh keluarga yang telah memberi
dorongan kepada penulis hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah
ini dengan baik.
7. Teman-teman, rekan, keluarga dan semua pihak yang tidak
dapat penulis sebut satu-persatu disini, yang telah membantu
penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan dan hidayahNya atas segala amal yang di berikan amin.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah
ini bermanfaat bagi diri penulis sendiri dan semua pihak yang
memerlukan

Malang,Januari

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
Kata
Pengantar............................................................................................
..........
Daftar
Isi........................................................................................................
.......
BAB I.
PENDAHULUAN...................................................................................
1.1 Latar
Belakang .....................................................................................

1.2 Identifikasi
Masalah..............................................................................
1.3 Tujuan
Penelitian...................................................................................
1.4
Manfaat...............................................................................................
..
BAB II. HASIL DAN
PEMBAHASAN..............................................................
2.1 Perfoma Kulit Pisang Sebagai
Baterai...................................................
BAB III.
PENUTUP..............................................................................................
3.1
Kesimpulan..........................................................................................
..
3.2
Saran...................................................................................................
...
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam semesta menyediakan berbagai kebutuhan manusia.
Kebutuhan tersebut, dibutuhkan manusia untuk melangsungkan
dan memenuhi segala tuntutan hidup. Manusia pun mulai berfikir
untuk memanfaatkan kekayaan alam guna memenuhi kebutuhan
mereka. Seringnya manusia menggunakan otaknya untuk berfikir,
maka semakain cerdaslah pikiran manusia untuk mengolah dan
memanfaatkan alam semesta ini. Namun kecerdasan itu membuat
manusia terlupa akan kebutuhan yang diberikan alam terbatas,
sedangkan manusia menggunakannya tanpa batas.
Kebanyakan manusia jarang yang berfikir untuk mendaur
ulang ( recycle) kebutuhan-kebutuhan yang sudah mereka
konsumsi. Melainkan mereka hanya membuang limbahnya begitu
saja tanpa berfikir untuk memanfaatkannya. Ibarat sebuah pepatah
habis manis sepah dibuang. Ibarat tersebut tak jauh berbeda ketika
kita mengkonsumsi buah pisang kemudian membung limbah kulit
pisangnya di sembarang tempat. Jarang sekali orang yang berfikir
untuk memanfaatkan kembali limbah kulit pisang tersebut, padahal
tanpa kita tahu sebenarnya kulit pisang berpotensi menjadi baterai
kering ramah lingkungan.
Kata baterai mungkin sudah tidak asing didengar. Namun,
baterai dari kulit pisang mungkin baru sekali didengar. Baterai
adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan tenaga
listrik. Baterai sebagai sumber energi alat-alat elektronik seperti
jam dinding, laptop, radio, senter dan alat alat elektronik lainnya.
Begitu banyaknya peranan baterai bagi kehidupan manusia. Namun
tak dipungkiri juga, bahwa baterai yang kita gunakan sehari-hari
sangat berbahaya baik untuk kita maupun alam sekitar.
Baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti
merkuri, mangan, timbal, nikel, lithium dan kadmium. Jika baterai ini
dibuang sembarangan maka logam berat yang terkandung di
dalamnya akan mencemari air dan tanah penduduk juga

membahayakan kesehatan. Jika air yang tercemar logam berat ini


digunakan oleh masyarakat, bisa menyebabkan penyakit kronis
yang nantinya menimbulkan gangguan di sistem saraf pusat, ginjal,
sistem reproduksi bahkan kanker . (dr.Budi Haryanto selaku
Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI). Jadi,"Efek yang muncul
adalah jangka panjang. Dan biasanya masyarakat baru akan lebih
peduli jika efek yang muncul itu dalam jangka waktu dekat," ungkap
dosen FKM yang lahir di Malang .
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data data yang penulis paparkan di atas dapat
dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain :
1. Limbah pisang sering dijumpai masyarakat, apakah memiliki
potensi menjadi baterai ramah lingkungan ?
2. Apakah limbah pisang mempunyai kandungan zat zat alami
yang dapat dijadikan sebagai baterai ramah lingkungan ?
3). Apakah limbah pisang berpotensi menggantikan peranan baterai
yang biasa digunakan masyarakat ?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Mendapatkan kandungan bahan baterai yang tersimpan dalam
limbah kulit pisang.
2) Membuktikan potensi limbah kulit pisang yang digunakan untuk
baterai.
3) Menemukan fakta fakta yang menunjukan bahwa kulit pisang
berpotensi menjadi baterai ramah lingkungan, sekaligus
mengenalkan masyarakat pengolahan limbah limbah tersebut.
1.4 Manfaat
1) Memberikan rujukan pada instansi terkait untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai potensi yang terdapat di dalam
kulit pisang sebagai baterai kering ramah lingkungan.

2) Memberikan masukan kepada pemerintah untuk menjadikan


limbah kulit pisang sebagai pengganti pasta yang ramah
lingkungan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Performa Kulit Pisang Sebagai Baterai


Dari hasil percobaan untuk mengetahui apakah kulit pisang
berpotensi sebagai baterai ternyata benar, bahwa memang kulit
pisang berpotensi menjadi baterai kering ramah lingkungan.
Percobaan yang penulis lakukan dapat membuktikan kalau baterai
kulit pisang yang dibuat penulis dapat menghasilkan listrik selama 3
jam lebih 15 menit.
Baterai kulit pisang hasil percobaan penulis dalam
menghantarkan listrik tidak sesempurna seperti baterai pada
umumnya. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang kurang
mendukung penelitian yang dilakukan penulis. Faktor tersebut
antara lain kurangnya sarana dan prasarana yang kurang
mendukung, kurangnya bimbingan dari orang yang berpengalaman
dalam bidang ini, dan terbatasnya informasi yang diperoleh penulis.
Adapun data hasil percobaan yang telah diukur tegangannya
beserta kandungan zat kulit pisang oleh seorang peneliti. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan
oleh baterai kering dengan elektrolit kulit pisang adalah 1,24 volt.
Kemudian ketahanan dalam jam dinding rata-rata selama 5 hari 6
jam (135 jam). Kontruksi baterai kering kulit pisang sama dengan
baterai biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit pisang
mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai
elektrolit. Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau
kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang
mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara

potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium


klorida atau KCl.
Menurut Drs. Asep Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit kuat
yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang
juga mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat
bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah
Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang
juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif.
jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %.
Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan
listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam
sodium
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil study pustaka dan penelitian yang sederhana tentang
potensi kulit pisang dijadikan sebagai baterai ramah lingkungan,
maka kesimpulan penulis sebagai berikut :
1. Baterai yang menggunakan kulit pisang , rata-rata kulit pisang
yang digunakan sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit
pisang utuh rata-rata 27 gram per satu buah. Sehingga satu buah
kulit pisang mampu dijadikan kurang lebih 8 baterai. Hal ini
merupakan keunggulan lain baterai kering dari kulit pisang.
2. Dapat mengurangi limbah baterai sekaligus limbah kulit pisang.
Limbah baterai yang biasanya hanya dibuang atau tidak
dimanfaatkan lagi. Hal ini tentu saja tidak hemat dari segi energi
maupun biaya.
3. Baterai bekas yang dibuang ke tanah akan menghasilkan limbah
yang sulit terurai secara alami. Ditambah lagi dari dampak yang
ditimbulkan oleh pasta baterai yang telah mencemari tanah, hal ini

tentu akan mengurangi kesuburan tanah. Tetapi lain halnya dengan


limbah kulit pisang yang dapat terurai oleh alam serta ramah
lingkungan.
4. Prospek kulit pisang kedepannya lebih menjanjikan dan cukup
potensial untuk dijadikan baterai primer ramah lingkungan di masa
mendatang agar kelak, anak cucu kita dapat menikmati hal yang
sama. Prospek kedepannya juga ditunjang dengan banyak jumlah
pohon pisang di wilayah Indonesia.
3.2 Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk dapat lebih
meningkatkan potensi kulit pisang ( Musa paradisiaca ) sebagai
baterai ramah lingkungan.
2. Perlu diterapkan penggunaan baterai dari kulit pisang sejak
sekarang untuk mengurangi pencemaran akibat bahan kimia yang
berbahaya dari baterai primer yang biasa kita gunakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://smpn1baturaden.wordpress.com/2009/05/15/kirpemanfaatan-kulit-pisang-sebagai-bahan-baku-baterai-kering/
http://wacana24.blogspot.com/2008/05/baterai-dari-kulitpisang.html
http://www.google.co.id/se
http://abycthong.blogspot.com/
http://cohesive98.wordpress.com/2011/11/23/arus-searah/
http://enokusuma.wordpress.com/ipa-3/63-2/
http://berbagisehatalami.blogspot.com/2011_03_01_archive.html
http://www.google.com

http://chaacin.wordpress.com/kandungan-manfaat-pisang/
http://adeerlin.blogspot.com/2011/06/bahaya-batu-bateraibekas.html
http://carabudidaya.com/cara-budidaya-pisang
http://asilkrose.blogspot.com/2011/03/manfaat-kulit-pisang.html
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/11/28/si-kulitpisang-yang-bermanfaat
http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang_Cavendish

Anda mungkin juga menyukai