Anda di halaman 1dari 54

KOMPILASI

RESUME BLOK V
SKENARIO 5
OLAHRAGA

KELOMPOK
CDE

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010

Skenario 5:
Sejumlah pelari tengah bersiap-siap pada posisi start masingmasing.Tampak massa otot pada tungkai dan lengan para atlet
tersebut.Saat Hitungan ke 3,pelari-pelari tersebut segera melesat menuju
garis finish.Tampak nafas terengah-engah namun beberapa menit
kemudian menjadi teratur.

FISIOLOGI
Jenis Olahraga

1. Aerobik adalah : Olahraga yang dilakukan secara terus-menerus


dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya :
Jogging, senam, renang, bersepeda.
2. Anaerobik adalah : Olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak
dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari
sprint 100 M, tenis lapangan, bulu tangkis.
Berdasarkan tipe dan intensitas performance latihan, olahraga
dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
1. Olahraga Dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan
pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis,
tetapi hanya terjadi sedikit perubahan pada kekuatan intramuskular.
2. Olahraga Static, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan
kekuatan intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi
sedikit perubahan panjang otot dan pergerakan sendi (Mitchell dkk,
1994).
Olahraga dinamik: melibatkan banyak otot yang menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga static hanya
menyebabkan sedikit peningkatan kebutuhan oksigen
Syarat suatu kegiatan disebut olahraga.
Olahraga Aerobik FITT
Frequency : banyaknya latihan (3-5 hari/minggu)

Intensity : berat beban yang dilakukan atau dilakukan dalam


latihan agar memberikan efek latihan tanpa membahayakan diri
kita (60% - 70% denyut nadi maksimum)
denyut nadi maksimum = 220 umur
= hasilnya di kalikan 0,6 dan 0,85
denyut nadi range = antara hasil di kalikan 0,6 sampai hasil di
kalikan 0,6
Time : lamanya latihan ( kurang lebih 20 menit dalam tiap sesi)
Type : aktivitas yang melibatkan kelompok otot-otot besar,
kontinu, ritmik, dan progresif
Ada beberapa olahraga yang bersifat aerobic, yaitu :
a. Primer :
berlari

- lompat tali

mendayung

- bersepeda

jogging

- berenang

berjalan

- naik tangga

berdansa
b. Sekunder :
racquetball

- handball

basketball

- tennis

Adapun Komponen Program Olahraga, sbb:

Flexibility : peregangan dengan intensitas rendah ( 5 10 menit )


sebelum dan sesudah olah raga.

Cardiovascular : melibatkan penggunaan otot dalam jumlah yang


besar dalam beberapa waktu dengan irama yang teratur.
Strength training : latihan beban dengan intensitas rendah

Sistem Metabolik
ATP dan Sistem Fosfagen
Adenosin trifosfsat (ATP) merupakan sumber energi dasar
untuk kontraksi otot. Sedangkan jumlah ATP pada otot, bahkan dalam
otot

seorang

atlet

yang

berlatih

baik

hanya

cukup

untuk

mempertahnkan daya otot yang maksimal selama kira-kira 3 detik.


Oleh karena itu, kecuali untuk beberapa detik, penting bahwa ATP
yang baru terus menerus harus dibentuk. Salah satu caranya adalah
dari pelepasan energi dari fosfokreatin.
Fosfokreatin mempunyai ikatan fosfat berenergi tinggi.

Ketika fosfokreatin dihancurkan menjadi kreatin dan ion fosfat


sekaligus menghasilkan energi dalam jumlah besar. Karena ikatan
fosfat berenergi tinggi dari fosfokreatin memiliki energi yang lebih
banyak

dari ATP maka fosfokreatin dapat dengan mudah

menyediakan energi yang cukup untuk membentuk kembali ikatan


fosfat berenergi tinggi dari ATP. Selain itu fosfokreatin juga dapat
langsung digunakan untuk kontrraksi otot, seperti energi yang
tesimpan dalam ATP. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem
energi fosfagen merupakan jumlah gabungan dari sel ATP dan sel
fosfokreatin. Keduanya bersama sama dapat menyediakan daya otot
maksimal selama 8 sampai 10 detik. Dan kecepatan sistem ini untuk
menyediakan energi adalah 4 kali lebih cepat dibandingkan dengan
sistem aerob. Jadi energi fosfagen digunakan intuk ledakan singkat
tenaga otot yang maksimal.

Sistem Glikogen- Asam Laktat

Glikogen yang disimpan di dalam otot dapat di pecah menjadi


glukosa dan glukosa, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan
energi. Tahap awal dari proses tersebut adalah glikolisis,

yang

terjadi tanpa menggunakan oksigen dan terjadi di mitokondria


(sehingga disebut metabolisme anaerob). Selama glikolisis terjadi,
setiap molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asam
piruvat dan melepaskan energi dalam bentuk empat molekul ATP
untuk setiap molekul glukosa asal. Biasanya asam piruvat kemudian
masuk ke mitokondria sel otot dan bereaksi dengan oksigen untuk
membentuk lebih banyak molekul ATP. Akan tetapi , bila terdapat
oksigen yang cukup untuk melangsungkan tahap kedua (tahap
oksidatif) metabolisme glukosa ini, sebagian besar dari asam piruvat
akan diubah menjadi asam laktat, yang kemudian berdifusi dari sel
otot masuk ke dalam cairan interstisial dan darah.
Karakteristik lain dari system glikogen-asam laktat ini
adalah bahwa system ini dapat membentuk molekul ATP dengan
kecepatan 2,5 kali lebih cepat daripada metabolisme oksidatif

mitokondria. Oleh karena itu, bila dibutuhkan sejumlah besar ATP


dalam waktu yang singkat maka mekanisme glikogen-asam laktat ini
dapat digunakan sebagai suatu sumber energi yang cepat.
Di bawah kondisi optimal, system glikogen-asam laktat
dapat menyediakan aktivitas otot yang maksimal selama 1,3 sampai
1,6 menit sebagai tambahan terhadap waktu 8 10 detik yang
disediakan oleh fosfagen, walaupun pada beberapa kesempatan
mengurangi tenaga otot. Jadi, dapat disimpulkan bahwa system
glikogen-asam laktat dengan metabolisme oksidatif atau aerob tidak
dapat dipisahkan atau saling berhubungan, jika dibutuhkan ATP
dalam waktu singkat maka system glikogen-asam laktat yang
bekerja.
Sistem Aerobik
Sistem aerobic berarti oksidasi dari bahan makanan di dalam
mitokondria untuk menghasilkan energy. Bahan makanan tersebut
adalah

glukosa, asam lemak, asam amino dari makanan-setelah

melalui beberapa proses perantara- bergabung dengan oksigen untuk


melepaskan sejumlah energy yang sangat besar yang digunakan
untuk mengubah AMP dan ADP menjadi ATP. Reaksi:
Glukosa
Asam lemak + O2
CO2 + H2O +Ureum AMPADPATP
ENERGI U/ KOTRAKSI OTOT
Asam amino Membandingkan suplai energy dari mekanisme aerobic
dengan suplai energy yang dihasilkan dari system glikogen-asam
laktat dan system fosfagen, kecepatan pembentukan daya maksimum
yang relative dalam hal pembentukan ATP permenit adalah sebagai
berikut:
M ATP/menit
Sistem fosfagen

System glikogen-asam laktat

2,5

System aerobic

Sebaliknya, bila membandingkan terhadap system terhadap


ketahanan, nilai rellatif adalah sebagai berikut:
Waktu
Sistem fosfagen

8 sampai 10 detik

Sistem glikogen-asam laktat

1,3 sampai 1,6 menit

System aerobik

waktu

yang

terbatas (selama zat

tidak
nutrisi

tersedia)
Jadi, seseorang dapat dengan mudah melihat bahwa system
fosfagen adalah system yang digunakan oleh otot untuk ledakan daya
selama beberapa detik, dan system aerobic diperlukan untuk aktivitas
atletis yang lama. Diantaranya adalah system glikogen-asam laktat,
yang terutama penting untuk memberikan tambahan selama
perlombaan menengah seperti 200-800 meter.
Mekanisme kontraksi otot saat Olahraga
1.

Kekuatan otot
Kekuatan otot ditentukan oleh:
a. Ukuran, dengan daya kontraktilitas otot (3-4 kg/cm2). Jadi, dengan
testoteron normal pembesaran otot dapat sesuai, sehingga
semakin besar ukuran, kekuatan otot semakin besar.
Contoh: Otot Quadriseps memiliki ukuran 150cm ; kekuatan 525kg
dan semua gaya ini dikumpulkan di tendon patella mudah
ruptur/terpuntir dari insersinya ke tibia.
Bila gaya ini terjadi pada tendon yang mengangkat sedi, gaya yang
diberikan oleh permukaan sendi atau ligamentum
- dislokasi kartilago
- ruptur ligamen
- fraktur kompresi
b. Kekuatan untuk mempertahankan otot 40% > dari kekuatan
kontraktilitas.
Kekuatan 735Kgrobekan pada bagian otot.
NB: daya kontraksi berbeda dengan kekuatan kontraksi.

2.

Daya
Daya merupakan suatu pengukuran dari jumlah total kerja yang
dilakukan otot dalam satuan waktu. Daya (Kg.m/menit) ditentukan
oleh:
a. Kekuatan (Kg)
b. Jarak (m)
c. Jumlah otot/menit (menit)
d. Banyaknya ion Ca2+.
Daya mengalami lonjakan maksimum pada periode awal misalnya
pada pelari cepat 100 m. Sedangkan pada perlombaan ketahanan
jangka panjang, maka dayanya

3.

1
dari lonjakan awal.
4

Ketahanan
Ketahanan bergantung pada dukungan nutrisi terhadap otot
kandungan glikogen yang tersimpan.
Diet tinggi karbohidrat menyimpan lebih banyak glikogen daripada
campuran maupun lemak (40)
-

Diet karbohidrat

: 40 gr/kg otot =

Diet campuran : 20 gr/kg otot = 120 menit

Diet lemak

: 6 gr/kg otot =

240 menit
80 menit

Kontraksi otot
1. Ada rangsangan masuk ke saraf motorik sehingga timbul potensial
aksi yang berjalan di sepanjang serabut saraf.
2. Pada ujung-ujung saraf mensekresikan neurotransmitter asetilkolin.
3. Asetilkolin ini membuka kanal Na dan na masuk sampai ke bagian
terminal saraf (menimbulkan pot ensial aksi di membrane otot)
4. Potensial aksi berjalan di sepanjang membrane otot
5. Potensial aksi menimbulkan depolarisasi dan menyebabkan
reticulum sarkoplasma melepaskan ion ca yang kemudian diikat
pada TnC dari troponin, yang menyingkap tempat melekat myosin
pada aktin.

6. Kepala myosin melekat pada aktin dan ATP pecah menjadi ADP,
menghasilkan energy, yang menimbulkan gerakan dari kepala
myosin.
7. Sebagai akibat perubahan ini dalm myosin, filament tipis yang
terikat bergeser di samping filament tebal sehingga otot mengalami
pemendekan(kontraksi)
8. Ion Ca kembali dipompa kembali ke reticulum sarkoplasma
(repolarisasi), kemudian ATP akan berikatan pada kompleks aktinmiosin sehingga ikatan antar aktin-miosin terlaepas(relaksasi).

Mekanisme Hormon
Hormone Aldosteron
Hormon aldosteron merupakan mineralokortikoid utama yang
disekresi oleh adrenal.
Efek Aldosteron pada ginjal dan sirkulasi yaitu aldosteron
meningkatkan reabsorbsi ion Natrium dan sekresi kalium di tubulus
ginjal (terutama sel principal di sel tubulus kolektivus, sedikit di
tubulus distal dan duktus koligentes) sebelum dikeluarkan di
permukaan
Hasil akhir efek aldosteron adalah:
- Meningkatkan jumlah total ion natrium dalam cairan ekstrasel
- Menurunkan jumlah kalium
- Mengurangi jumlah natrium yang hilang dalam urin
Aldosteron yang berlebihan meningkatkan volume cairan
ekstrasel dan tekanan arteri, tetapi hanya sedikit memengaruhi
konsentrasi ion Natrium dalam plasma.
Akibatnya:
- Meningkatkan ekskresi garam ( natriuresis )
- Meningkatkan ekskresi air ( dieresis tekanan )

Aldosteron yang berlebihan akan menyebabkan hipokalemia.


Defisiensi aldosteron akan menyebabkan konsentrasi ion
kalium dalam cairan ekstrasel meningkat, bila mencapai 60-100%
diatas normal maka akan terjadi:
1. Keracunan jantung yang berat
2. Kelemahan kontraksi jantung
3. Aritmia jantung yang kelamaan akan menyebabkan gagal jantung

Aldosteron

berlebihan

akan

meningkatkan

sekresi

ion

hydrogen tubulus sehingga dapatmenyebabkan alkalosis


ringan.

Efek aldosteron terhadap kelenjar keringat penting untuk


menyimpan garam tubuh dalam lingkungan yang panas dan
efeknya terhadap kelenjar liur adalah menyimpan garam
sewaktu liur hilang secara berlebihan.

Empat factor yang memainkan peranan penting dalam


pengaturan aldosteron:
1. Peningkatan konsentrasi ion kalium dalam ECF akan
meningkatkan sekresi aldosterone
2. Peningkatan

aktivitas

system

rennin-angiotensin

meningkatkan sekresi aldosteron.


3. Peningkatan ion natrium dalam ECF sangat sedikit
menurunkan sekresi aldosteron.
4. ACTH dari hipofisis anterior.
Hormon Glukokortikoid
Sekresi kortisol atau hidrokortison
Efek kortison terhadap metabolisme karbohidrat:
- Perangsangan Glukoneogenesis
1. Meningkatkan enzim-enzim yang dibutuhkan untuk mengubah
asam amino menjadi glukosa dalam sel-sel hati.

2. Menyebabkan pengangkutan asam-asam amino dari jaringan


ekstrahepatik menuju otot.
ACTH merangsang sekresi kortisol.
Atlit olahraga dipengaruhi hormone:
Testosteron: mmlk efek anabolic yg kuat thd penimpanan
protein yg sangat besar disimpan di berbagai tempat(otot)
Pria yg sdkt melakukan aktivitas OR memiliki ukuran tubuh

40% > daripada wanita. & agresivitas


Esterogen: mempengaruhi meningkatkan penimbunan lemak
pada wanita (pada payudara, paha, jaringan subkutan)
Wanita memiliki kadar lemak 27% > daripada pria yang bukan

atlet. & watak yang lebih tenang.


Androgen (hormone seks pria) untuk meningkatkan
kekuatan & kinerja otot pd atlet efeknya: penyakit
kardiovaskuler (krn obatnya dapat menyebabkan hipertensi,
penurunan HDL, peningkatan LDL), penurunan fungsi testikel
(penurunan

pembentukan

sperma,

penurunan

sekresi

testosteron)
Insulin
Insulin mempunyai peranan sentral dalam mengatur konsentrasi
glukosa darah.
Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel B pada pulau-pulau
Langerhans pankreas sebagai reaksi langsung terhadap keadaan
hiperglikemia. Zat-zat lain yang mrnyebabkan pelepasan isulin adalah
asam amino, asam lemak,badan keton, glukaton dan sekretin.
Sedangkan epinefrin dan norepinefrin menyekat pelepasan insulin.
Hormon yang berperan / mempengaruhi glukosa darah :
1. Insulin
Insulin mempunyai peranan sentral dalam mengatur konsentrasi
glukosa darah. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel B pada pulaupulau Langerhans pancreas sebagai reaksi langsung terhadap
keadaan hiperglikemia.
Zat-zat lain yang menyebabkan pelepasan insulin adalah asam
amino, asam lemak bebas, badan keton, glucagon, sekretin.

Epinefrin dan norepinefrin menyekat pelepasan insulin.


2. Hormon hipofisis anterior (ACTH dan GH)
Hormon pertumbuhan menurunkan (uptake)glukosa di jaringan
tertentu, missal otot. Secara tidak langsung, GH memobilisasi
asam lemak bebas dari jaringan adiposa dan asam lemak bebas
itu sendiri menghambat penggunaan glukosa. Pemberian
hormone pertumbuhan untuk jangka waktu lama akan
menimbulkan keadaan diabetes.
3. Glukokortikoid
Disekresikan oleh korteks adrenal dan sangat penting di dalam
metabolisme karbohidrat.
Dapat menyebabkan peningkatan glukoneogenesis.
Glukokortikoid bekerja secara antagonistic terhadap insulin.
4. Epinefrin
Disekresikan oleh medulla adrenal sebagai akibat dari
rangsangan yang menimbulkan stress (ketakutan, kegembiraan,
perdarahan, hipoksia, hipoglikemia)
Di dalam otot

sebagai akibat tidak adanya enzim glukosa 6-

fosfatase sehingga menghasilkan glukosa 6 pospat.


Sistem respirasi
Konsumsi oksigen normal pria dewasa saat istirahat sekitar 250
mL/menit, pada keadaan maksimal keadaan ini dapat ditingkatkan

20x dari keadaan normal


Kapasitas pernafasan maksimal 150-170 L/menit, sedangkan
ventilasi paru pada latihan maksimum 100-110 L/menit. Jadi
kapasitas pernafasan maksimal sekitar 50% lebih besar dari

ventilasi paru yang sebenarnya


Ventilasi tambahan untuk atlet digunakan pada kondisi :
1. Latihan pada tempat yang sangat tinggi
2. Latihan pada kondisi yang sangat panas

Sistem kardiovaskular
Pada saat olahraga oksigen dalam tubuh kita akan menurun,
karbondioksida akan meningkat, dan PH akan menurun. Maka
kemoreseptor akan membawa sinyal ke sistem saraf pusat, dan

mengakibatkan frekuensi pernafasan cepat dan dangkal. Frekuensi


cepat ini diakibatkan karena kita harus mengambil oksigen
sebanyak-banyaknya, dan dangkal karena karbon dioksida harus
dikeluarkan secepatnya. Setelah itu terjadilah vasodilatasi yang
mengakibatkan tekanan darah menurun. Maka baroreseptor akan
membawa sinyal ke SSP yang mengakibatkan curah jantung
meningkat. Jika seseorang itu tidak berlatih atau jarang
berolahraga, maka kenaikan frekuensi jantung akan meningkat
secara drastis, namun jika terlatih akan tetap meningkat namun
tidak terlalu signifikan.
Aliran Darah Otot
Aliran darah otot dapat meningkat maksimum kira-kira 2x lipat
selama latihan berat. Hampir separuh dari kenaikan aliran ini
merupakan akibat dari vasodilatasi intramuscular yang disebabkan
oleh pengaruh langsung kenaikan metabolisme otot pada saat
berolahraga. Sedangkan separuh penyebab kenaikan lainnya
disebabkan oleh banyak factor, diantaranya yang paling penting
adalah kenaikan arteri. Kenaikan tekanan bukan saja memaksa lebih
banyak darah melaui pembuluh darah, tetapi juga meregangkan
dinding arteriol dan lebih lanjut menurunkan tahanan vascular. Oleh
karena itu, kenaikan tekanan darah sebanyak 30% sering dapat
meningkatkan aliran darah.
Selain itu orang normal yang tidak terlatih dapat mengalami
kenaikan curah jantung sekitar 4x lipat pada saat berolahraga,
sedangkan pada atlit yang terlatih curah jantung dapt meningkat
hingga 6x lipat dari curah jantung dalam keadaan istirahat/ normal.
Telah ditemukan fakta bahwa pelari marathon dapt mencapai curah
jantung maksimum sekitar 40% lebih besar daripada yang dicapai
oleh orang yang tidak terlatih. Hal ini terutama disebakan oleh fakta
bahwa ruang jantung pelari marathon membesar kira-kira 40%, masa
jantungnya pun meningkat 40% atau lebih. Bukan hanya otot rangka
saja yang mengalami hipertrofi selama latihan atletik, tetapi juga

jantung. Akan tetapi, pembesaran jantung dan kenaikan kapasitas


pompa hanya terjadi pada atletik jenis daya tahan, bukan pada jenis
lari cepat dalam latihan atletik.
Walaupun jantung pelari marathon lebih besar daripada orang
normal, curah jantung selama istirahat pelari marathon hampir sama
dengan orang normal. Akan tetapi, curah jantung yang normal ini
dicapai dengan volume sekuncup yang besar pada denyut yang
menurun.
Volume

Frekuensi

sekuncup

jantung

75

75

105

50

110

195

162

185

Istirahat
Bukan atlet
Pelari marathon
Maksimum
Bukan atlet
Pelari marathon

Jadi, efektivitas pompa jantung dari tiap denyut jantung adalah 40


sampai 50% lebih besar pada atlet yang terlatih daripada orang yang
tidak terlatih.
Kondisi pada Atlit Terlatih:
Kondisi jantung

Isi sekuncup besar

Frekwensi denyut jantung rendah

Ukuranya jantung besar

Kondisi otot

Jumlah mitokondria meningkat

Enzim oksidasi meningkat

Jumlah kapiler semakin banyak

Distribusi darah ke serat otot menjadi membaik

Ekstraksi lebih sempurna pada jaringan

Curah Kerja Otot, Konsumsi Oksigen, Curah Jantung selama


Olahraga
Apabila curah kerja otot meningkat maka konsumsi oksigen juga
meningkat, dan konsumsi oksigen akan melebarkan pembuluh darah
otot, sehingga nantinya akan meningkatkan aliran darah balik vena
dan curah jantung
Peran Isi Sekuncup dan Frekuensi Denyut Jantung dalam
meningkatkan Curah Jantung
Kenaikan curah jantung akan meningkatkan kenaikan frekuensi
denyut jantung yang lebih besar daripada isi sekuncup
Biasanya isi sekuncup akan maksimal pada saat curah jantung baru
meningkat setengah dari keadaan maksimal
Hubungan kinerja kardovaskular dengan VO2 maks
System kardiovaskuler dapat lebih mempengaruhi/membatasi
VO2 maks daripada sistem pernafasan cos pemakaian oksigen oleh
tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan system kardiovaskular
menghantarkn oksigen ke jaringan.
Pengaruh penyakit jantung dan usia lanjut pada kinerja atlet
Penurunan pencapaian daya otot tubuh, berkurangnya massa
otot daapt menurunkan curah jantung maksimum.
Peningkatan curah jantung
Curah jantung merupakan merupakan volume darah yang
dipompa oleh jantung dalam jangka waktu 1 menit. Rumus curah
jantung:
Curah jantung = isi sekuncup x frekuensi denyut jantung
Selama latihan maksimum, baik isi sekuncup maupun
frekuensi denyut jantung meningkat. Karena sebanding dengan curah
jantung, maka curah jantung pun akan meningkat sampai dengan 90%
dari keadaan maksimum yang dapat dicapai seseorang.

Serat denyut cepat dan lambat


Otot ada yg serabut cepat lebih banyak, ada yg serabut kedut lambat.
Ex: otot gastroknemius memiliki jumlah serabut kedut cepat lebih
banyak, sehingga konstraksi yang sangat kuat dan cepat, misalnya
saat melompat. Sebaliknya otot soleus, sehingga digunakan untuk
aktivitas otot tungkai bawah lebih lama.
Perbedaan dasar:
1.

Kedut cepat memiliki diameter dua kali lebih besar

2.

Enzim yg meningkatkan pelepasan energi secara cepat dari


sistem energi fosfatagen dan glikogen-asam laktat pada serabut
kedut cepat adalah dua sampai tiga kali lebih aktif daripada
serabut kedut lambat, sehingga daya maksimal yg dicapai dalam
waktu singkat oleh kedut cepat dua kali lebih besar daripada
kedut lambat

3.

Kedut

lambat

dibentuk

utk

ketahanan,

khususnya

utk

pembentukan energi aerobit.Mitokondrianya lebih banyak


daripada kedut cepat. Kedut lambat jg mengandung lebih
banyak mioglobin untuk meningkatkan kecepatan difusi
oksigen. Terdapat juga enzim sistem metabolisme aerob yang
lebih aktif daripada kedut cepat.
4.

Jumlah kapiler kedut lambat lebih banyak daripada kedut cepat.


Jadi serat kedutan cepat dpt memeberikan tenaga yang besar
selama waktu yang cukup singkat, sebaliknya serat kedutan
lambat

menyediakan

daya

tahan,

memberikan

kekuatan

kontraksi yg lbh lama.


Dapat menentukan seberapa jauh kemampuan atletik dari individu
(berbeda satu sama lain) genetic dapat membantu menentukan
jenis olah raga apa yang sesuai untuk masing2 org:
KEDUTAN

KEDUTAN

CEPAT

LAMBAT

Pelari marathon

18

82

Perenang

26

74

Pria rata2

55

45

Angkat berat

55

45

Pelari cepat

63

37

Pelompat

63

73

Pengaruh Suhu pada saat berolahraga


Di banyak tempat di kulit mendapat vaskularisasi dari cabangcabang arteri otot,sehingga sebagian darah yang dihangatkan di dalam
otot mengaliir langsung ke kullit,yang sebagian panasnya diradiasikan
ke lingkungan .Terjadi peningkatan ventilasi yang mencolok dan
sebagian panasnya hilang di udara yang dihembuskan .
Suhu tubuh meningkat dan pusat-pusat hipotalamus yang
mengontrol mekanisme pengeluaran panas menjadi aktif. Peningkatan
suhu dapat diakibatkan oleh ketidakmampuan mekanisme pengeuaran
panas mengatasi pembentukan panas yang besar ,tetapi pada saat
olahraga terjadi keseimbangan thermostat yaitu peningkatan suhu
dengan mekanisme pengeluaran panas diaktifkan .Sekresi keringat
meningkat dan penguapan keringat merupakan cara utama untuk
mengeluarkan panas.

Dampak olahraga
Suhu
Hampir semua energy yang dilepaskan

oleh metabolisme

nutrisi tubuh akan diubah menjadi panas tubuh. Ini bahakn berlaku
pada energy yang menyebabkan kontraksi otot, karena alasan berikut :
1.

Efisiensi maksimum untuk pengubahan energy nutrisi menjadi


kerja otot, bahkan dalam kondisi terbaik sekalipun, hanya
20%-25%;

2.

sisa

nutrisi

diubah

menjadi

panas

selama

berlangsungnya reaksi kimia intra sel.


Hampir semua energy yang digunakan untuk menciptakan
kerja otot tetap menjadi panas tubuh karena hnya sebagin kecil
energy ini yang digunakn untuk :

a. Mengatasi tahanan cairan terhadap gerakan otot dan sendi


b. Mengatasi gesekan darah yang mengalir melalui pembuluh
darah
c. Pengaruh-pengaruh

sejenis

lainnya

yang

semuanya

mengubah energy kontraksi otot menjadi panas.


Heatstroke
Panas tubuh yang sangat meningkat dimana tubuh tidak
mampu lagi mentolerirnya dapat mengakibatkan heatstroke pada atlet.
Suhu tubuh dapat meningkat dari 370C menjadi 400C. pada tingkat
yang tinggi, kenaikan suhu dapat bersifat destruktif terhadap sel-sel
jaringan, terutama sel otak. Bisa menimbulkan gejala meliputi
kelemahan yang ekstrem, kelelahan, nyeri kepala, pusing, mual,
banyak berkeringat, kebingungan, gaya berjalan sempoyongan,
kolaps, dan tidak sadar.
Suhu tubuh ini sendiri tidak dapat turun dengan mudah. Salah
satu alasannya adalah pada suhu yang tinggi sering kali terjadi
kegagalan mekanisme pengaturan suhu tubuh itu sendiri. Alasan
kedua bahwa suhu tubuh yang tinggi cenderung menggandakan
kecepatan semua reaksi kimia intrasel, jadi tetap membebaskan panas
lebih banyak.
Pengobatan heatstroke adalah dengan menurunkan suhu tubuh
secepat mungkin. Cara yang praktis adalah membuka semua pakaian,
member semprotan air sejuk pada seluruh permukaan tubuh atau
kompres secara kontinyu dan menghembuskan angin dsengan kipas
angin. Yang paling cepat menurunkan suhu tubuh dengan merendam
seluruh tubuh ke dalam air es yang mengandung potongan es.
Pemulihan setelah olahraga
Energi dari ketiga system tadi harus dibentuk kembali menjadi ATP.
Pembentukan kembali system asam laktat dilakukan dengan cara
pemindahan kelebihan asam laktat yang telah terkumpul di semua
cairan jaringan tubuh. Hal ini sangat penting karena asam laktat yang
berlebihan akan menyebabkan kelelahan yang sangat hebat.

Cara pemindahan Asam Laktat:


1. Satu bagian kecil dari asam laktat diubah kembali menjadi asam
piruvat yang kemudian akan di metabolismekan masuk ke dalam
siklus krebs untuk menghasilkan energy.
2. Sisa asam laktat diubah kembali menjadi glukosa terutama di
dalam hati, glukosa selanjutnya digunakan untuk melengkapi
penyimpanan glukosa dalam otot.
Pemulihan Sistem Aerobik setelah kerja fisik
Kemampuan energy aerobic seseorang akan berkurang; hal ini
disebabkan oleh karena:
1. Hutang O2
2. Pengurangan cadangan glikogen otot
Hutang O2
Tubuh biasanya mengandung 2 liter cadangan oksigen yang dapat
digunakan untuk melakukan metabolisme aerobik bahkan tanpa
menghirup oksIgen baru. Cadangan O2 tersebut terdiri dari:
1. 0,5 liter udara dalam paru-paru
2. 0,25 liter larut dalam cairan tubuh
3. 1 liter bergabung dalam hemoglobin darah
4. 0,3 liter disimpan dalam serabut otot sendiri
Pada kerja fisik yang berat, hampir semua dari cadangan oksigen ini
akan digunakan untuk metabolisme aerobik. Kemudian, setelah kerja
fisik selesai, cadangan oksigen ini harus digantikan dengan menghirup
tambahan oksigen melebihi diatas kebutuhan oksigen normal. Sebagai
tambhan, kira-kira lebih dari 9 liter oksigen harus dikonsumsi untuk
menghasilkan pembentukan kembali sistm fosfagen dan sistem asam
laktat. Semua tambahan oksigen ini yang harus dibayar kambali
kira-kira sebanyak 11,5 liter, diseut sebagai hutang oksigen.
Setelah keja fisik selesai, pengambilan oksigen masih tetap diatas
normal, pada awalya sangat tinggi sementara tubuh membentuk
kembali sistem fosfagen dan membayar kembali cadangan oksigen

dari hutang oksigen, dan kemudian untuk satu jam berikutnya dengan
kecepatan yag lebih rendah selama tubuh memindahkan asam laktat.
Bagian pertama dari hutang oksigen disebut hutang oksigen alaktasid
dan jumlahnya kira-kira 3,5 liter. Bagian yang selanjutnya disebut
hutang oksigen asam laktat yang jumlahnya kira-kira sampai 8 liter.

Proses Pemulihan Kekurangan Glikogen Otot.


Pemulihan pengurangan glikogen otot akibat kelelahan bukan
merupakan hal yang sederhana. Pemulihan ini sering memakan waktu
berhari-hari, bukan beberapa detik, menit maupun jam yag dibutuhkan
untuk memulihkan sistem metabolisme fosfagen atau asam laktat.
Proses pemulihan ini dapat terjadi dalam tiga keadaan:
1. Pada orang yang menjalani diet rendah karbohidrat
2. Pada orang yang menjalani diet tinggi lemak/protein
3. Pada orang yang tidak makan
Pada

orang yang menjalani diet tinggi karbohidrat, pemulihan

sempurna kira-kira terjadi dalam 2 hari. Sebaliknya, orang yang


menjalani diet tinggi lemak/protein atau tidak makan, pemulihan
terjadi bahkan setelah 5 hari.
Fungsi olahraga bagi tubuh
1. Melancarkan aliran darah keseluruh tubuh
2. Memperbaiki oksigenasi jaringan dan menyediakan energi yang
dibutuhkan untuk aktivitas
3. Mengurangi stress

4. Membantu melepas ketegangan, relax, dan tidur


5. Menurunkan berat badan dan mengontrol berat badan
6. Mencegah penyakit jantug, DM, obesitas dan osteoporosis
7. Menurunkan tekanan darah
8. Menurunkan kolesterol total, LDL, dan TG
9. Meningkatkan HDL
10. aliran darah di seluruh tubuh.
11. kemampuan utk menggunakan O2 dan memberikan energi yg
di butuhkan utk gaya hidup aktif.
12. antusias dan optimisme.
13. HDL kolesterol
14. tekanan darah
15. LDL kolesterol dan triglyserid
16. BB pd orang yg BBnya berlebih yang disertai diet rendah
kalori.
17. Mencegah terserang penyakit jantung, DM, Obesitas dan
Osteoporosis.
18. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru, pembuluh darah
ditandai dg :
a. Denyut nadi istirahat menurun.
b. Isi sekuncup bertambah.
c. Kapasitas bertambah.
d. Penumpukan asam laktat berkurang.

e. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.


f. Meningkatkan HDL Kolesterol.
g. Mengurangi aterosklerosis.
19.

Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang

ditandai dengan :
a. Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.
b. Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang,
20. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pd tubuh sehingga
mengurangi cedera.
21. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan
dan mempertahankan berat badan ideal.
22. Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti:
tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan diastolik
Mekanisme Pembentukan massa otot
Ukuran otot seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga faktor.
Hereditas, sekresi hormon testosteron pada laki-laki dan latihan.
Sekresi testosteron oleh testis mempunyai efek anabolik terhadap
penyimpanan protein di otot. Hal inilah yang menyebabkan otot
pada pria tampak lebih besar daripada wanita. Latihan fisik juga
dapat meningkatkan massa otot sebanyak 30 %- 60%. Apabila
latihan dilakukan secara teratur maka otot dapat mengalami
hipertrofi atau pembesaran masssa otot. Terdapat 5 perubahan yang
terjadi selama hipertofi :
1. Peningkatan jumlah miofibril
2. Peningkatan enzim-enzim mitokondria
3. Peningkatan komponen sistem metabolisme fosfagen
4. Peningkatan cadangan glikogen
5. Peningkatan cadangan trigliserida

Nutrisi
1. Karbohidrat
a. Kecuali untuk laktosa dalam susu dan glikogen (zat tepung
hewani) dalam daging, semua karbohidrat berasal dari
tumbuhan.
b. Monosakarida

(glukosa,

fluktosa)

ditemukan

dalam

sayuran, buah-buahan, madu, dan sirup. Disakarida, seperti


sukrosa (gula meja), merupakan derivat gula tebu dan gula
bit.
c. Polisakarida (karbohidrat kompleks) meliputi zat tepung,
glikogen,dan selulosa. Zat tepung ditemukan dalam
sayuran,

buah-buahan,

padi-padian;

selulosa

(serat)

merupakan komponen dinding sel tumbuhan.


2. Makanan sumber lemak
a. Lemak jenuh ditemukan dalam daging, susu, kuning telur,
kacangan-kacangan, dan beberapa jenis lemak sanyur,
seperti mentega dari coklat, minyak kelapa, dan minyak
sawit.
b. Lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat) ditemukan
dalam minyak zaitun dan kacang tanah.lemak tak jenuh
ganda

(polysaturated

fat)

ditemukan

didalam

ikan,

safflower, bunga matahari, minyak lobak, dan minyak


jagung.
3. Makanan sumber protein
a. Protein lengkap yang mengandung semua jenis asam amino
esensial, ditemukan dalam daging, ikan, unggas, keju, dan
telur.
b. Protein tidak lengkap ditemukan dalam sayuran, padipadian, dan polong-polongan.
4. Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan dalam jumlah
kecil untuk proses metabolik normal.
5. Mineral yang diperlukan dalam makanan sebanyak 100mg sehari
atau lebih, antara lain kalsium, fosfor, natrium, kalium,
magnesium, dan sulfur.

Perbedaan Atlit Pria dan Wanita


Pada umumnya sebagian nilai kuantitatif untuk wanita
seperti kekuatan otot, ventilasi paru dan curah jantung yang
semuanya berkaitan dengan masa otot, bervariasi antara dua pertiga
dan tiga perempat dari nilai yang didapatkan pada pria.
Selain itu terdapat perbedaan endokrinologi antara atlet pria
dan wanita. Atlet pria mempunyai hormone testosterone yang
disekresi oleh testis yang memiliki efek anabolic yang kuat
terhadap penyimpanan protein yang sangat besar di setiap tempat
dalam tubuh, terutama dalam otot. Bahkan pria yang sangat sedikit
melakukan aktifitas olahraga tetapi memiliki testosterone yang
banyak, akan memiliki otot yang akan tumbuh sekitar 40 persen
daripada otot pasangan wanitanya yang tanpa testosterone.
Hormone kelamin wanita estrogen mungkin juga berperan
pada beberapa perbedaan penampilan antara pria dan wanita, walau
pun tidak begitu banyak seperti testosterone. Estrogen diketahui
meningkatkan penimbunan lemak pada wanita, terutama pada
payudara, paha dan jaringan subkutan.

BIOKIMIA
Metabolisme Glikogen
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat utama dalam
tubuh. Unsur ini terutama terdapat di hati yaitu sebanyak 6% dan di otot
yaitu kurang dari 1%. Namun, karena massanya yang jauh lebih besar,
jumlah simpanan glikogen di dalam otot bisa mencapai 3-4 kali jumlahnya
di hati.
a.

Glikogen otot
Berfungsi sebagai heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses
glikolisis di dalam otot.

b.

Glikogen Hati

Sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar


untuk pertahanan kadar glukosa darah, khususnya pada saat-saat
diantara waktu makan.
Pada keadaan seperti di atas maka kandungan glikogen yang lebih
cepat terkuras habis untuk mengimbangi glukosa darah yang turun adalah
yang terdapat di hati. Hal ini terjadi kerena pada hati terdapat enzim
glukosa-6-fosfatase yang mampu mengubah glikogen menjadi glukosa
untuk menuju ke darah.
Sedangkan kandungan glikogen otot lebih sedikit terkuras karena
dalam otot tidak terdapat enzim glukosa-6-fosfatase, sehingga tidak
mampu mengubah glikogen menjadi glukosa untuk dibawa ke darah.
Glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang
melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berat.

1.

GLIKOGENESIS

Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa.


Tempat terjadinya adalah di otot dan hati.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut:

Glikogenenesis dimulai dengan fosforilasi glukosa dengan


ATP menjadi glukosa 6-fosfat dengan bantuan enzim
heksokinase (otot) atau glukokinase (hati) seperti pada

glikolisis.
Glukosa 6-fosfat selanjutnya diubah menjadi glukosa 1fosfat di dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh

fosfoglukomutase.
Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan Uridin Trifosfat (UTP)
menghasilkan Uridin Difosfat Glukosa (UDPGlc) dan Ppi.
Dikatalisis oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + glukosa 1-fosfat

UDPGlc + PPi

Dengan bantuan enzim glikogen sintase (sintetase), atom C1


-1-4

yang diaktifkan UDPGlc membentuk ikatan

glikosidik dengan C4 pada residu glukosa terminal glikogen

sehingga membebaskan UDP.


Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (glikogen
primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen
primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein
yang dikenal sebagai glikogenin.

UDPGlc + (C6)n

Pembentukan

UDP + (C6)n+1
ikatan

glikosil

1-4

tersebut

terjadi

berulang-ulang sehingga glikogen makin panjang.

Ketika panjangnya mencapai minimal 11 residu glukosa


maka dengan bantuan enzim pembentuk cabang (amilo
[14] [16]-transglukosidase) = branching enzyme
akan terjadi pemindahan bagian dari rantai 14 (minimal 6
residu glukosa ) pada rantai yang berdekatan untuk
membentuk

rangkaian

-1-6,

sehingga

terbentuk

percabangan pada molekul tersebut. Kemudian percabangan

tersebut bertambah panjang dengan membentuk ikatan -14 glikosidik.

Untuk menyimpan satu molekul glukosa diperlukan dua


ATP

2. GLIKOGENOLISIS

Residu glukosil yang paling luar molekul glikogen dibuang


secara berurutan oleh enzim glikogen fosforilase
melepaskan glukosa 1-fosfat sampai ada 4 buah residu
glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.
(C6) n

+ Pi

(C6) n-1 + glukosa 1-fosfat

Enzim tersebut spesifik untuk rangkaian 14 glikogen.


3 dari 4 unit glukosil yang tersisa dipindahkan ke rantai
yang

lain

oleh

enzim

(-[14]-[14]

glukan

transferase) dan selanjutnya akan dipecah lagi oleh enzim

glikogen fosforilase.
Satu unit glukosa yang terakhir yang merupakan ikatan
[16] dipecah juga menggunakan enzim pemutus cabang

(debranching enzyme) (amilo[16] glukosidase).


Gabungan kerja enzim fosforilase dan enzim-enzim lainnya
menghasilkan pemecahan lengkap glikogen.

Enzim fosfoglukomutase merubah glukosa 1-fosfat menjadi

glukosa 6-fosfat.
Glukosa 6-fosfat dapat memasuki jalur glikolisis.
Di hati dan ginjal terdapat enzim glukosa 6 fosfatase yang
spesifik yang dapat memecah ikatan ester pada glukosa 6fosfat dan melepaskan glukosa ke peredaran darah.
Sedangkan di otot tidak didapatkan enzim tersebut.

Enzim Glikogen Sintase

Enzim glikogen sintase merupakan salah satu enzim kunci dalam


metabolisme glikogen karena mengkatalis reaksi perubahan
UDPGlc menjadi rantai glikogen yang bersifat ireversibel atau satu

arah.
Ada 2 bentuk enzim glikogen sintase:
1. Glikogen Sintase A

: bersifat aktif

2. Glikogen Sintase B

: bersifat tidak aktif

Glikogen sintase A dapat dirubah menjadi glikogen sintase B

melalui reaksi fosfolirasi oleh protein kinase (diinaktifkan).


Glikogen sintase B juga dapat dibah menjadi glikogen sintase A

(diaktifkan) dengan bantuan proein fosfatase.


Pada saat kebutuhan glukosa meningkat, enzim protein kinase aktif,
sehingga

menginaktifkan

glikogen

sintase

dan

akhirnya

glikogenesis terhambat.
Inhibitor Glikogen Sintase
Epinefrin, norepinefrin, dan glukagon dapat mengaktifkan enzim
adenilat siklase.
Adenilat siklase dibutuhkan untuk mengkatalis pembentukan
cAMP dari ATP.
cAMP mengaktifkan protein kinase.
Protein kinase aktif selanjutnya akan mengubah glikogen sintase A
menjadi glikogen sintase B (menginaktifkannya), sehingga
glikogenesis terhambat.

Aktivator Glikogen Sintase

Kerja cAMP dapat dihambat oleh insulin dengan menghasilkan


hormon fosfodiesterase. Fosfodiesterase ini akan mengubah cAMP

menjadi tidak aktif dalam bentuk 5AMP.


Pada saat setelah makan, kadar glukosa darah akan meningkat dan
menyebabkan meningkatnya sekresi insulin untuk membawa
glukosa ke jaringan tubuh.

Insulin yang meningkat akan meningkatkan aktivitas fosfodiesterase


sehingga cAMP menurun. Akibatnya protein kinase juga menurun
sehingga glikogen sintase A yang diubah menjadi glikogen sintase B
menurun sehingga glikogenesis lebih aktif.
Metabolisme kolesterol
Kolesterol adalah produk khas hewani yang dapat berasal dari sintesis di
dalam tubuh (endogen) atau berasal dari makanan yang kita konsumsi.
Kolesterol mempunyai 3 fungsi utama :
1. Penyusun membran sel
2. Penyusun lipoprotein
3. Prazat hormon steroid dan asam empedu
1. Sintesis
adalah proses perubahan dari Asetil koA menjadi kolesterol. Sintesis
ini berlangsung di sitosol sel di seluruh tubuh tetapi organ utama
Asetil-KoA
Aseto
Asetil-KoA
penyintesis
antara lain+hati, usus,Asetil-KoA
kulit dan organ penghasil
hormon
+

steroid.

Asetil-KoA

k
Feedbac
if
negat

Kolesterol

HMG-KoA
Reduktase
Mevalonat

Lanasterol

Squalen

HMG-KoA

Isopentenil Pirofosfat

Farnesil Pirofosfat

Geranil Pirofosfat

2. Transpor
adalah proses pengangkutan kolesterol dari usus ke hati lalu diedarkan ke
seluruh tubuh. Karena

kolesterol tidak dapat larut dalam darah

pengangkutannya harus dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein


pertama yang dibentuk di usus disebut kilomikron Langkah-langkah
transpornya sebagai berikut :

kilomikron mengikuti sistem sirkulasi dari usus ke hati

di hati, kilomikron dibongkar dan tersisa kilomkron remnan.

Kilomikron remnan diangkut kembali melalui peredaran darah ke


jaringan perifer dalam bentuk VLDL (Very Low Density
Lipoprotein)

di jaringan perifer VLDL bertemu dengan LPL (Lipoprotein


Lipase) yang berfungsi menghidrolisis tg (trigliserida).

VLDL dihidrolisis dan berubah menjadi IDL (Intermediate Density


Lipoprotein) dan kembali beredar di sirkulasi

IDL sampai di jaringan perifer kembali dan bertemu LPL.

IDL dirombak menjadi LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL ini menyuplai kebutuhan kolesterol di sesl-sel tubuh. Tetapi


karena sel dapat menswasembada kebutuhan kolesterolnya sendiri
maka terdapat LDL sisa di sirkulasi

LDL sisa di sirkulasi ini diangkut kembali ke hati oleh HDL (High
Density Lipoprotein)

3. Konversi dan Ekskresi


adalah pengubahan kolesterol menjadi asam empedu yang akhirnya
dibuang melalui feses. Terdapat sejumlah inti steroid dan kolesterol
yang tidak dapat dikonversi menjadi asam empedu sehingga
pembuangannya tetap dalam bentuk kolesterol. Mekanismenya
sebagai berikut :

kolesterol kehilangan ikatan rangkapnya

terjadi pemendekan rantai (3 atom C)

penambahan 2 gugus OH yang membutuhkan vitamin C

pada tahap ini dihasilkan asam empedu primer

asam empedu primer dikonjugasi oleh glisin dan taurin sehingga


bersifat sangat polar

asam empedu primer keluar ke duodenum

dalam duodenum asam empedu direabsorpsi kembali dan sebagian


diubah oleh bakteri usus menjadi asam empedu sekunder yang
dikeluarkan bersama feses.

Keseimbangan Cairan Tubuh dan Elektrolit.


Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat
dibutuhkan di dalam tubuh karena merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel- partikel bermuatan listrik yang disebut ion
jika berada didalam larutan. Cairan. Elektolit masuk kedalam tubuh
melalui makanan, minuman dan cairan intravena dan didistribusikan
keseluruh bagian tubuh.Cairan di dalam tubuh di bagi menjadi 2
yaitu:

Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel


tubuh.
Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
tubuh dan terdiri dari 3 kelompok yaitu:
o Cairan intravaskuler (plasma)
o Cairan yang berada didalam sistem vaskuler
o

Cairan interstitial adalah cairan yang terletak


diantara sel, sedangkan cairan transeluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, sekresi
saluran cerna.

Keseimbangan Cairan.
1. Komposisi tubuh pada manusi dewasa:
-

zat padat: 40% BB

zat cair: 60% BB

zat cair bayi: 75% BB


Distibusi air dalam tubuh terdiri dari:

cairan intrasel: 40% BB

cairan ekstrasel 20% BB


Cairan ekstrasel terbagi dalam:

Cairan intravaskuler: 5% BB
Cairan intravaskuler yang 5% adalah plasma volume sel darah
merah 3% BB dan volume darah 8% BB

Cairan interstitial: 15% BB

Keseimbangan Elektrolit.
Zat terlarut didalam cairan di tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit. Nonelektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai
dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti protein, urea,
glukosa, dan oksigen, karbondioksida dan asam-asam organik.
Sedangkan

elektrolit

tubuh

mencangkup

natrium,

kalsium,

magnesium, klorida, bikarbonat, fosfat, dan sulfat.

Keseimbangan tercapai bila yang masuk dan keluar


jumlahnya sama untuk setiap elektrolit.

Penting karena:
Mempengaruhi secara langsung keseimbangan cairan
dalam tubuh
Mempengaruhi terhadap aktifitas/ fungsi sel.

Keseimbangan natrium dan kalium


Natirum:

Kation dominan di CES

NaCl dan NaHCO3

Normal Na CES: 136-142 mEq/I,


mEg/I

Kalium:

Kation dominan di CIS: 160 mEq/I


CES: 3,8-5 mEg/I

CIS: 10

Untuk

dapat

menjalankan

fungsinya

dengan

baik

sangat

dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis


untuk mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis
ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan
antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua
parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan
ektrasel.

Ginjal

mengontrol

volume

cairan

ekstrasel

dengan

mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan


ekstrasel

dengan

mempertahankan

keseimbangan

cairan.

Ginjal

mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan


urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan
asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam
urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam
keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion
hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimi dalam cairan tubuh.
Komposisi Cairan Tubuh
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3
bagian dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan 1/3
bagian berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan
intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari
total berat badan; dan cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5%
dari total berat badan. Selain kedua kompatmen tersebut, ada kompartmen
lain yang ditempati oleh cairan tubuh, yaitu cairan transel. Namun
volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan
perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada

cairan ektrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak


tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit
dibandingkan dengan intrasel dan plasma.
Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi
karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan
cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan dinding kapiler
memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan normal,
terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan antar kompartmen. Bila
terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen,
maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartemen
sehingga terjadi keseimbangan kembali.
Perpindahan Substansi Antar Kompartmen
Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang
membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus
barier atau membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui
membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika
tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeabel untuk
substansi tersebut. Membran disebut semipermeable (permeabel selektif)
bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat
menembusnya.
Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif.
Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak
membutuhkan energi.
Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu
bergerak dan cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi
ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel
tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa

faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum


Fick (Ficks law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
2. Peningkatan permeabilitas.
3. Peningkatan luas permukaan difusi.
4. Berat molekul substansi.
5. Jarak yang ditempuh untuk difusi.
Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan
tersebut lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni
dengan volume yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah
ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang
terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan menurun.Bila suatu larutan
dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang
volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat terlarut, maka terjadi
perpindahan air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.
Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang
yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar
sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan
permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut
tekanan hidrostatik.
Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang
telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke
daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini

membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi.


Contoh: Pompa Na-K.
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua
parameter penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan
ekstrasel.

Ginjal

mengontrol

volume

cairan

ekstrasel

dengan

mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan


ekstrasel

dengan

mempertahankan

keseimbangan

cairan.

Ginjal

mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan


air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
1. Pengaturan volume cairan ekstrasel.
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan
tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma. Sebaliknya,
peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan
tekanan

darah

arteri

dengan

memperbanyak

volume

plasma.

Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan


darah jangka panjang.

Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan


output) air. Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang
lebih tetap, maka harus ada keseimbangan antara air yang ke luar
dan yang masuk ke dalam tubuh. hal ini terjadi karena adanya
pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dengan
lingkungan luarnya. Water turnover dibagi dalam: 1. eksternal fluid
exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar; dan 2.
Internal fluid exchange,

pertukaran cairan antar pelbagai

kompartmen, seperti proses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal.

Memeperhatikan

keseimbangan

garam.

Seperti

halnya

keseimbangan air, keseimbangan garam juga perlu dipertahankan

sehingga

asupan

Permasalahannya

garam
adalah

sama

seseorang

dengan
hampir

keluarannya.
tidak

pernah

memeprthatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga sesuai


dengan kebutuhannya. Tetapi, seseorang mengkonsumsi garam
sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih dari kebutuhan.
Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urine
untuk mempertahankan keseimbangan garam.
Ginjal mengontrol jumlah garam yang dieksresi dengan cara:
1. mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan
pengaturan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration
Rate (GFR).
2. mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal
Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang
berperan mengontrol tekanan darah. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal dan collecting.
Retensi Na+ meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan volume
plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.Selain sistem
Renin-Angiotensin-Aldosteron, Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau
hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Hormon ini
disekresi leh sel atrium jantung jika mengalami distensi peningkatan
volume plasma. Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal
meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume darah
kembali normal.
2. Pengaturan Osmolaritas cairan ekstrasel.
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat
terlarut) dalam suatu larutan. semakin tinggi osmolaritas, semakin
tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah konsentrasi solutnya
lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi
solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah).

Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang


tidak dapat menmbus membran plasma di intrasel dan ekstrasel. Ion
natrium menrupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel,
dan ion utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas
osmotik cairan ekstrasel. sedangkan di dalam cairan intrasel, ion kalium
bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel.
Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini
menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam
menetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini.
Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan dilakukan
melalui:

Perubahan osmolaritas di nefron


Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi
perubahan osmolaritas yang pada akhirnya akan membentuk urine
yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secara keseluruhan di
dukstus koligen. Glomerulus menghasilkan cairan yang isosmotik
di tubulus proksimal (300 mOsm). Dinding tubulus ansa Henle pars
decending sangat permeable terhadap air, sehingga di bagian ini
terjadi reabsorbsi cairan ke kapiler peritubular atau vasa recta. Hal
ini menyebabkan cairan di dalam lumen tubulus menjadi
hiperosmotik.
Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap
air dan secara aktif memindahkan NaCl keluar tubulus. Hal ini
menyebabkan reabsobsi garam tanpa osmosis air. Sehingga cairan
yang sampai ke tubulus distal dan duktus koligen menjadi
hipoosmotik. Permeabilitas dinding tubulus distal dan duktus
koligen bervariasi bergantung pada ada tidaknya vasopresin
(ADH). Sehingga urine yang dibentuk di duktus koligen dan
akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung
pada ada tidaknya vasopresis (ADH).

Mekanisme

haus

dan

peranan

Vasopresin

(antidiuretic

hormone/ADH)
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm) akan
merangsang osmoreseptor di hypotalamus. Rangsangan ini akan
dihantarkan ke neuron hypotalamus yang mensintesis vasopresin.
Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah
dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. ikatan
vasopresin dengan reseptornya di duktus koligen memicu
terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membrane bagian apeks
duktus koligen. Pembentukkan aquaporin ini memungkinkan
terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan
urine yang terbentuk di duktus koligen menjadi sedikit dan
hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap
dipertahankan.
Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypotalamus
akibat peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan
dihantarkan ke pusat haus di hypotalamus sehingga terbentuk
perilaku untuk membatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali
normal.
Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan keseimbangan
cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin.
Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan
dan elektrolit melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotikus,
osmoreseptor di hypotalamus, dan volume reseptor atau reseptor regang di
atrium. Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan
saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II,
Aldosteron, dan Vasopresin/ADH dengan meningkatkan reabsorbsi
natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh,

maka hormone atriopeptin (ANP) akan meningkatkan eksresi volume


natrium dan air.
perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa
keadaan.Faktor lain yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit di antaranya ialah umur, suhu lingkungan, diet, stres, dan
penyakit.
Cairan Tubuh
a. Jumlah dan distribusi
1. Air tubuh total (total body water(TBWI) bergantung pada
usia, berat badan, jenis kelamin, dan derajat obesitas.
Pada bayi, sekitar 80% berat badannya dalah air
Pada orang dewasa, total body water mencapai 60%
berat tubuh (sekitar 40L) laki-laki muda dan50%

berat badan (sekitar30L) perempuan muda


Pada orang berusia diatas 65 tahun total body water
mungkin hanya mencapai 40% sampai 50% berat

badan
2. Total body water tersebar 50% dalam otot, 20% dalam
kulit,20% dalam organ lain, dan 10% dalam darah.
b. Kompartemen cairan tubuh
Kompertemen cairan intraseluler(CIS) mengacu pada
cairan dalam
Kompertemen cairan ekstraseluler(CES) yang terdiri dari
seluruh cairan tubuh di luar sel
Cairan interstisial adalah cairan di sekitar sel tubuh

dan limfe adalah cairan dalam pembuluh limfatik.


Plasma darah adalah bagian cairan darah dan

mencapai seperempat CES.


Cairan transeluler sekitar 1% sampai 3% berat
badan,

meliputi

dipisahkan

dari

seluruh

cairan

tubuh

CES

oleh

lapisan

yang
sel

epitel.Subkompartemen ini meliputi keringat;cairan


cerebrospinal;

cairan

sinovial;

cairan

dalam

peritoneum, perikardiak, danrongga pleura; cairan

dalam ruang-ruang mata; dan cairan dalam sistem


pernapasan, pencernaan, dan urinaria.
3. Komposisi kompartememn cairan
CES.Plasma darah dan cairan interstisial memiliki
isi yang sama yaitu ion natrium dan klorida serta ion
karbonat dalam jumlah besar, tetapi sedikit ion
kalium, kalsium, magnesium, fosfat, sulfat, dan
asam

organik.Perbedaanya

adalah

dalam

hal

protein;plasma mengandung lebih banyak protein


dan cairan intertisial mengandung sangat sedikit

protein.
CIS.Akibat pompa natrium-kalium dependen ATP,
konsentrasi ion natrium dan kalium intraseluler
berlawanan dengan yang ada dalam CES. Ion
kalium intraseluler berkonsentrasi tinggi dan ion
natrium

intraseluler

berkonsentrasi

rendah.Konsentrasi protein dalam sel tinggi, yaitu


sekitar 4 kali konsentrasi dalam plasma.
4. Pergerakan cairan antarkompartemen
a. Antara sel dan CES
1) Distribusi air di dalam dan di luar sel bergantung
pada tekanan osmotik
2) Tekanan osmotik berkaitan dengan konsentrasi zat
terlarut total(osmolalitas) di dalam dan di luar
sel.Air akan bergerak dari regia berosmolalitas
rendah ke regia berosmolalitas tinggi.
3) Normalnya, osmolalitas di dalam dan di luar sel
adalah

sama

dan

tidak

ada panarikan

atau

pengeluaran air menuju dan keluar sel.


4) Jika zat terlarut atau air tidak bertambah maupun
hilang,

ekuilibrium

osmotik

sementara

akan

terganggu.Air kemudian akan bergerak masuk atau


keluar sel sampai ekuilibrium baru tercapai.
b. Antara plasma dan cairan interstisial

1) Pergerakan air menembus membran sel kapilar


diatur oleh tekanan hidrostatik dan osmotik.Cairan
dan protein berlebih akan dikeluarkan melalui
sistem limfatik.
2) Peningkatan tekanan
penurunan

tekanan

mengakibatkan
bergerak

hidrostatik
osmotik

semakin

dari

interstisial.Sebaliknya,
hidrostatik

kapilar

koloid

banyak

kapilar

kapilar

penurunan
atau

plasma

cairan

menuju
peningkatan

atau
yang
cairan

tekanan
tekanan

osmotik koloid plasma enyebabkan pergerakan


cairan interstisial ke dalam kapilar.
c. Pengaturan keseimbangan air
1. Asupan dan output air harian dengan aktivitas sedang dan suhu
tubuh adalah seimbang, yaitu sekitar 2.500 ml
a. Asupan air dalam 24 jam didapat terutama dari diet.
1) Makanan yang ditelan mengandung sekitar 700ml
air.Daging mengandung 50% sampai 75% air dan
beberapa jenis buah dan mengandung 95%air.
2) Air atau minuman lain yang dikonsumsi mencapai
sekitar 1.600ml
3) Air metabolik yang dihasilkan melalui katabolisme
mencapai sekitar 300ml. Katabolisme 1 g lemak
menghasilkan 1,07 ml air; 1 g karbohidat, 0,55 ml air;
dan 1 g protein, 0,41 ml air.
b. Keluaran air (kehilangan air)
1) Ginjal bertanggung jawab untuk kehilangan air terbesar
(sekitar 1.500ml)
2) Air juga hilang melalui kulit, yaitu saat berkeringat dan
melalui (sekitar 500ml), melalui evaporasi paru (300
ml), dan melalui saluran gastrointestinal (200 ml)
2. Haus atau keinginan secara sadar untuk mendapatkan air adalah
pengaturan utama asupan air.
a. Pengaturan haus.mekanisme haus dikendalikan oleh pusat
haus adalah hipotalamus.pusat ini mengandung saraf
spesifik yang disebut osmoreseptor yang letaknya dekat

dengan neuron yang mensekresi hormon antideuretik


(ADH).
b. Stimulus utama untuk pusat haus adalah peningkatan
osmolalitas plasma dan penurunan volume darah.
1) Peningkatan osmolalitas CES,seperti yang diakibatkan
oleh ingesti natrium klorida menyebabkan osmoreseptor
kehilangan air, mengecil dan depolarisasi. Implus
memberi sinyal korteks serebral untuk memulai sensasi
haus yang dapat dihilangkan dengan meminum air.
2) Penurunan volume darah (dan tekanan darah), seperti
yang

terjadi

akibat

hemoragi,

dirasakan

oleh

baroreseptor kardiovaskuler, dan implus ditransmisi ke


osmoreseptor dalam hipotalamus untuk mengaktivasi
mekanisme haus. Juga pelepasan renin oleh ginjal
mengakibatkan produksi angiotensi yang langsung
bekerja pada otak untuk menstimulasi sensasi haus.
3) Mulut dan kerongkongan kering menybabkan senssasi
haus.
3. Pengaturan hormonal untuk keluaran air
a. ADH diproduksi untuk merespons stimulus osmotik dan
nonsmotik yang sama yang menyebabkan sensasi haus.
ADH mengakibatkan retensi air oleh ginjal dan penurunan
keluaran urine.
1) Peningkatan

osmolalitas

asmoreseptor

plasma

hipotalamus

dan

menstimulasi
menyebabkan

asmoreseptor hipotalamus dan menyebabkan reflek


sekresi ADH.peningkatan konsentrasi ion natrium
(hipernatremia) dan glukosa (hiperglikemia) plasma
merupakan stimulus utama untuk pelepasan ADH.
2) Penurunan volume darah sekitar 10% sampai 15%
dirasakan

oleh

osmoreseptor

hipotalamus

dan

mengakibatkan peningkatan produksi ADH.


b. Mekanisme renin-angiotensin-aldosteron
Mengendalikan reabsorpsi ginjal terhadap ion natrium dan
ekskresi ion kalium.agiotensin menstimulasi aldosteron yang
disekresi oleh korteks adrenal untuk bekerja pada tubulus

kontortus distal agar reabsorpsi natrium meningkat. Karena


air secara osmotik mengikuti natrium, maka terjadi
retensinair. Peningkatan volume CES akibat retensi air akan
menghambat produksi renin.
gangguan keseimbangan air
1. dehidrasi adalah kekurangan air dalam satu periode
waktu yang tidak dapat diganti melalui mekanisme
regulator normal
2. overhidrasi (intoksikasi air) adalah suatu keadaan
kliniks akibat kelebihan cairan ekstraselular secara
keseluruhan

atau

kelebihan

cairan

baik

dalam

kompartemen plasma maupun kompartemen cairan


interstisial.
a. asupan air ekstra yang cepat (misal pemasukan air 1
liter sekaligus) mengakibatkan penghambatan ADH
dan diuresis air, yaitu ekskresi urine encer dalam
volume besar.peningakatan ekskresi urine dimulai
segera setelah ingesti, dan kelebihan air akan
diekskresi dalam
beberapa jam.
b.

penyakit

ginjal

atau
kardiovaskular
berkaitan dengan
overhidrasi
ditandai

dan
dengan

edema (akumulasi
cairan interstisial
yang berlebihan)
Keringat

Keterangan Gambar :
1. kelenjar keringat akan disarafi oleh
saraf

simpatis

kolinergik

yang

menyekresikan asetilkolin
2. kelenjar akan menyekresikan sekret
primer/sekret

prekursor,

setelah

dikeluarkan
3. lalu konsentrasi zat-zat dalam cairan
itu mengalir melalui ductus
Mekanisme Keringat
Penurunan badan
kehilangan keringat > 510 % dengan cepat
berakibat serius kram
otot, mual, dsb oleh krn

4. larutan

ini

modifikasi

akan

mengalami

melalui

reabsorbsi

sebagian besar ion Na dan Cl,


reabsorbsi

ini

bergantung

pada

kecepatan berkeringat.
-

apabila
hanya

i2 penting untuk segera

kelenjar
sedikit

keringat

dirangsang,

maka cairan sekret prekursor

menggantikan cairan yang

yang

hilang.

mengalir

melalui

duktus akan lambat. Dan


Keringat

mengandung sejumlah besr


garam atlet dianjurkn
menelan tablet garam
(NaCl) pada saat blatih di
hari yang panas n lembab

sebaliknya.
-

Sekret prekursor adalah hasil


sekresi

aktif

dari

sel-sel

epitel yang melapisi bagian


yang bergelung dari kelenjar
keringat

tetapi apabila atlet sudah


beraklimatisasi terhadap panas melalui peningkatan pemaparan atletik
secara progrosef dlm jangka waktu yang cukup lama kelenjar
keringat akan mengalami aklimatisasi jumlah kehilangan garam
hanya sedikit disebabkan hormone aldosteron.

FARMAKOLOGI
Jenis Obat untuk atlet
Doping yang dipakai pada saat dan sebelum kompetisi
Terdiri dari :
o

Anabolic Androgenic Steroids (AAS). Mekanisme :


meningkatkan efek anabolik seperti meningkatkan kekuatan
dan massa otot. Doping jenis ini digunakan atlet untuk
meningkatkan massa otot dalam waktu singkat.
Contoh : steroid (drostanolone, metenolone, nandralone
dan oxandrolone); steroid endogen
(dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone); steroid
lain (clenbuterol, tibolone [Livial], zeranol, zilpaterol).

Hormon. Mekanisme : Hormon digunakan untuk stimulasi


fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, kelakuan, sensitivitas
terhadap rasa sakit. Hormon digunakan atlet untuk
meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan otot serta
menigkatkan produksi sel darah merah untuk meningkatkan
suply oksigen
Contoh : erythropoietin (EPO), human growth hormones,
insulin, corticotrophins, luteinizing hormone(LH), human
chorionic gonadotrophin (hCG), ACTH.

Agonis Beta 2. Mekanisme : Beta 2 biasa digunakan untuk


obat asma dengan merelaksasi otot bronkus sehingga udara
yang masuk meningkat. Keuntungan Beta 2 adalah sebagai
stimulan dan bila dimasukkan ke peredaran darah memiliki
efek seperti steroid anabolik. Beta 2 digunakan atlet untuk
meningkatkan ukuran otot dan mengurangi lemak
Contoh : salmeterol, salbutamol, terbutaline, formoterol,
bambuterol, reproterol.

Agen dengan aktivitas anti-estrogen. Mekanisme obat


yang menghambat efek estrogen akan memberikan negative
feed back bagi hipotalamus untuk melepaskan GnRh.

Doping ini digunakan untuk mengurangi efek anabolik


steroid seperti gynaecomastia dan meningkatkan produksi
testosteron
Contoh : clomiphene, cyclofenil, finasteride [Proscar].
raloxoifine [Evista], tamoxifen
o

Diuretik. Mekanisme : meningkatkan produksi urin


sehingga mengurangi berat badan dan menutupi
penggunaan doping karena dikeluarkan melalui urin
Contoh : epitestosterone, dextran, diuretics, probenecid

Suplemen nutrisi. Mekanisme : menyediakan ATP


(energi) bagi otot. Digunakan atlet untuk meningkatkan
daya tahan dan kekuatan
Contoh : asam amino, L-karnitrin, kreatin, gliserol, piruvat

Doping yang digunakan hanya pada saat kompetisi


o

Stimulan. Mekanisme : Stimulan merupakan obat yang


meningkatkankewaspaan dan aktivitas fisik melalui
peningkatan detak jantung dan pernafasan serta fungsi otak
(mempengaruhi sistem saraf sehingga menstimulasi mental
dan fisik tubuh). Stimulan digunakan atlet untuk mengurasi
rasa lelah, meningkatkan kewaspadaan mental, konsentrasi,
kecepatan, tenaga, daya tahan, konsentrasi
Contoh : kafein, adrafinil, kokain, modafinil, pemoline,
selegiline, adrenalin, methylphenidate [Ritalin].

Analgesik golongan narkotik. Mekanisme : Analgesik


narkotik digunakan biasa digunakan untuk mengurangi rasa
sakit menekan pusat rasa sakit di otak. Obat ini digunakan
atlet untuk mengurasi rasa sakit bila terjadi cedera,
mengurangi rasa gelisah, juga digunakan agar atlet dapat
berlatih lebih keras dan lama
Contoh : buprenorphine, dextromoramide, heroin,
morphine, pethidine

Kanabinoid. Mekanisme : kanabinoid berasal dari


tanaman ganja yang menimbulkan rasa relaks. Kanabinoid
digunakan atlet untuk meningkatkan pemulihan setelah olah
raga
Contoh : hashish, hashish oil, marijuana

Betablocker. Mekanisme : untuk meningkatkan ketenangan


agar tangan tidak gemetar, denyut jantung teratur, dan
mudah berkonsentrasi. Biasanya digunakan untuk atlet
pemanah dan penembak

Glukokortikosteroid. Mekanisme : Glukokortikoid secara


umum digunakan sebagai obat antiinflamasi dan
mengurangi rasa sakit, biasa digunakan sebagai obat asma,
demam, inflamasi jaringan, reumatoid artritis.
Glukokortikoid digunakan atlet untuk menghasilkan
perasaan euphoria dan mengurangi rasa sakit saat cedera
Contoh : dexamethasone, fluticasone,
prednisone,triamcinolone acetonide.

Penggunaan doping telah dilarang karena dapat menyebabkan efek


samping yang membahayakan tubuh menjdi cacat, gangguan ginjal dan
jantung, menyebabkan kematian. Pengunaan doping juga merupakan salah
satu bentuk kecurangan dalam kompetisi.

PATOFISIOLOGI
PENYAKIT KELEBIHAN OLAHRAGA
OSTEOATHRRITIS
Penyakit kelebihan olahraga yang paling sering terjadi pada
atlet adalah osteoathritis, yaitu perdangan pada sendi-sendi besar,
misalnya pada kaki dan tangan karena digunakan sebagai tumpuan
untuk sebagian besar aktivitas fisik saat olahraga.
KRAM OTOT

Kram otot adalah suatu kontraksi tiba-tiba, singkat yang sakit


sekali pada otot atau kelenjar otot. Kram otot merupakan kontraksi
otot yang memendek atau kontraksi sekumpulan otot yang terjadi
secara mendadak dan singkat yang biasanya menimbulkan nyeri.
Kram otot biasa terjadi akibat beberapa hal, antara lain karena beberapa
hal, yaitu:
1. Kurangnya aliran darah ke otot
Hal ini terjadi akibat penumpukan asam laktat pada aliran
darah yang disebabkan karena kurang lancarnya metabolisme
tubuh.
2. Sirkulasi yang kurang baik karena tingginya kolesterol
Hal ini biasanya terjadi pada penderita diabetes mellitus
yang mengakibatkan peningkatan gula darah yang berlangsung
lambat dan juga menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.
3. Udara dingin
Udara dingin juga dapat menimbulkan kram otot karena
udara dingin dapat mempengaruhi mekanisme pemanasan tubuh
terganggu yang juga menimbulkan gangguan aliran darah.
4. Tidak seimbangnya nutrisi
Dapat disebabkan karena kurangnya asupan vitamin B1, B5
penthotenic acid, dan B6.
Etiologi Kram Otot :
1. Kekurangan ATP.
Tidak adanyan ATP menyebabkan tidak ada yang melepaskan
ikatan antara aktin dan myosin sehingga terjadi kotraksi terus
menerus dan kram
2. Hipokalemia
Kadar kalium di darah menurun sedangkan kadar kalium di sel
meningkat. Misalnya di sel otot, peningkatan di sel otot ini
menybabkan terhambatnya masa repolarisasi sehingga terjadi
kotraksi yang berlebihan
3. Hipokalsemia
Kadar kalsium di peredaran darah menurun sedangkan kadar
kalsium di sel otot meningkat. Fungsi dari ion kalsium dalam
kotraksi otot adalah membuka sisi aktif aktin. Jika ion kalsium
dalam sel berlebih maka sisi aktif aktin akan terus membuka

yang menyebabkan semakin lamanya pengikatan aktin myosin


sehingga mengakibatkan terjadinya kotraksi secara terusmenerus.
4. Hiponatremia
Kadar natrium di peredaran darah menurun sedangkan di sel otot
meningkat. Ini menyebabkan pemanjangan masa depolarisasi
sehingga kotraksi juga terjadi secara terus-menerus.

OVERUSE INJURY
Otot digunakan berulang (repetitif) dalam waktu lama,
digunakan dalam posisi yang salah dalam waktu lama, akibat getaran
atau akibat penggunaan dengan kekuatan yang besar, misalnya
mengangkat benda yang berat. Akibat adanya aktivitas yang tidak
tepat tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan otot yang secara
mikroskopik tampak berupa robekan jaringan disertai adanya proses
peradangan, dan karena penggunaan yang terus menerus maka tidak
ada waktu bagi otot tersebut untuk memperbaiki diri (recovery).
DEHIDRASI
Jika seseorang berolahraga dalam waktu yang lama, apalagi
pada saat siang hari di bawah terik matahari, tentunya akan
megeluarkan keringat dalam jumlah yang besar. Kehilangan keringat
yang sangat banyak akan menurunkan berat badan sebesar 5 sampai
10 pon. Hal ini dapat mengurangi kinerja seseorang secara bermakna,
dan dapat mengakibatkan kram otot, mual, lemas, dan efek lainnya.
Keringat

mengandung

natrium

klorida.

Jika

banyak

berkeringat, tentu kadar natrium klorida dalam tubuh jadi menurun.


Karena itu sejak lama dinyatakan bahwa atlet yang berlatih di siang
hari yang panas dan lembeb harus menelan tablet garam (natrium
klorida). Namun jika atlet tersebut sudah mengalami aklimatisasi
terhadap panas karena latihan progresif selama 1-2 minggu, kelenjar
keringatnya juga mengalami aklimatisasi sehingga kehilangan natrium
klorida melalui kehilangan keringat dapat dikurangi.

PENGARUH TERHADAP MENSTRUASI


Sebuah penelitian epidemiologi yang mengambil sample atlet
wanita dengan wanita bukan atlet, memperlihatkan bahwa mantan
atlet memiliki angka kejadian untuk kanker sistem reproduksi dan
kanker payudara dari pada non atlet. Karena kanker-kanker tersebut
sangat peka terhadap hormon. Penundaan menarche (haid pertama)
dan rendahnya esterogen pada atlet wanita berperan penting pada para
atlet wanita dalam penurunan resiko kanker sistem reproduksi dan
payudara.

2.2 KELELAHAN OTOT


Pada proses glikolisis, asam piruvat berubah menjadi asam
laktat akibat tidak dioksidasi. Akibatnya asam laktat hasil dari asam
piruvat menghambat kerja dari enzim kunci pada glikolisis sehingga
tidak dapat menghasilkan energy. Oleh karena itu, tubuh berhenti
beraktivitas diakibatkan tidak ada energy yang dihasilkan dari
glikolisis dan tidak dapat diteruskan untuk di fosforilasi oksidasi dan
seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai