Anda di halaman 1dari 27

<

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


REPUBLIK tNDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 065 - 177 DUKCAPIL TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 065 - 20 DUKCAPIL TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI
BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TAHUN ANGGARAN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang

Mengingat

a.

bahwa sehubungan dengan telah ditetapkannya


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.02/2016
tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2016, maka
beberapa ketentuan dalam Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 065 - 20 Dukcapil Tahun 2016 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Dekonsentrasi Bidang Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Tahun Anggaran
2016,
perlu
dilakukan
penyesuaian;

b.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut


pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Dalam Negeri tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 065 - 20 Dukcapil Tahun 2016
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2016;

1.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang


Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4674), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5475);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2.

3.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia
Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 278);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun
2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 265, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5373);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 103 dan Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5178);
8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
4 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2015 Nomor5);
9. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Kementerian Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2015 Nomor 12);
10. Keputusan Presiden Nomor 90/M Tahun 2015 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Tinggi Madya
di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07 Tahun
2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi
dan Dana Tugas Pembantuan sebagaimana telah diubah
dengan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
248/PMK.07/2010;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 67 Tahun 2015;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2015
tentang
Pelimpahan
dan
Penugasan
Urusan
Pemerintahan Lingkup Kementerian Dalam Negeri Tahun
2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor2035);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

KESATU

: Merubah beberapa ketentuan daIam Keputusan Menteri Dalam


Negeri Nomor 065 - 20 DUKCAPIL Tahun 2016 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dekonsentrasi Bidang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2016,
diubah sebagai berikut:
a. Ketentuan Diktum KEDUA diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
KEDUA

; Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan, Revisi


Anggaran, Pertangungjawaban Keuangan dan
Pelaporan Keuangan Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2016
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU
huruf a, disusun untuk mengatur pelaksanaan
sub-sub kegiatan sebagai berikut:
a. penyusunan laporan pengelolaan kegiatan
penyelenggaraan administrasi kependudukan
provinsi;
b. pengadaan barang/jasa
c. koordinasi dan konsultasi ke Jakarta atau
daerah lainnya;
d. pengelolaan keuangan;
e. pengelolaan Barang Milik Negara;
f. pembinaan kebijakan kependudukan dan
pencatatan sipil bagi kabupaten/kota;
g bimbingan
teknis
pemeliharaan
dan
pemanfataan database kependudukan; dan
h. monitoring
dan
evaIuasi
bidang
kependudukan
dan
pencatatan
sipil
kabupaten / kota.

b. Ketentuan Diktum KETIGA diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut:
KETIGA

: Pedoman Teknis Pelaksanaan Program dan


Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2016
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU
huruf b, disusun untuk mengatur pelaksanaan
teknis sub-sub kegiatan sebagai berikut:
a. penyusunan laporan pengelolaan kegiatan
penyelenggaraan administrasi kependudukan
provinsi;
b. pengadaan barang/jasa;
c. koordinasi dan konsultasi ke Jakarta atau
daerah lainnya;
d. pengelolaan keuangan;
e. pengelolaan Barang Milik Negara;

f.

pembinaan kebijakan kependudukan dan


pencatatan sipil bagi kabupaten/kota;

g. bimbingan
teknis
pemeliharaan
dan
pemanfataan database kependudukan; dan
h. monitoring
dan
evaluasi
bidang
kependudukan
dan
pencatatan
sipil
kabupaten/kota.
c. Ketentuan dalam Lampiran diubah, sebagaimana tercantum
daIam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Menteri ini.
KEDUA

: Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 29 Pe*ruari 2916


An. MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
DIREKTUR JENDERAL
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL,

PROF. DR. ZUDAN ARIF FAKRULLOH, SH, MH

Tembusan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada Yth.:


1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (sebagai laporan);
2. Gubernur seluruh Indonesia;
3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
4. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
5. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri;
6. Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri;
7. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan;
8. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan;
9. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setempat;
10. Pengelola Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Program dan Kegiatan
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Bidang Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : *65-i77-DUKCAPIL
TAHUN 2016
TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA NO. 065 - 20 DUKCAPIL TAHUN 2016 TENTANG
PETUNJUKTEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
DEKONSENTRASI BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
TAHUN ANGGARAN 2016

PENGELOLAAN KEUANGAN, REVISI ANGGARAN, PERTANGUNGJAWABAN


KEUANGAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
DEKONSENTRASI BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
TAHUN ANGGARAN 2016
I.

PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, dinyatakan
bahwa Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan
unsur pelaksana Kementerian di bidang kependudukan dan pencatatan
sipil, yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan
dan standardisasi teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nornor
24 Tahun 2013 beserta peraturan pelaksanaan, yaitu: Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan
Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan
Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, Peraturan Presiden Nomor
112 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis
Nomor Induk kependudukan Secara Nasional serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2010 tentang Standar dan Spesifikasi
Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Blangko KTP Berbasis NIK Secara
Nasional dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011
tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk
Kependudukan Secara Nasional, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2014 dan menjadi dasar
kebijakan dan memuat pengaturan serta pembentukan sistem yang
mencerminkan adanya reformasi di bidang kependudukan dan pencatatan
sipil, dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat dan membawa
konsekuensi kepada semua pihak untuk mematuhi amanat yang
terkandung didalamnya.
Dengan berjalannya otonomi daerah seperti diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, telah
l

menempatkan Kabupaten/kota sebagai pusat-pusat pembangunan yang


mempunyai kewenangan untuk mengatur dan menentukan arah
pembangunannya. Namun demikian pembangunan yang dilaksanakan
tetap harus mengacu pada kerangka Pembangunan Nasional, yaitu
pembangunan yang berwawasan kependudukan yang berkelanjutan. Untuk
itu Pemerintah telah mengimplementasikan program Penerapan KTP-el dan
NIK secara Nasional dimulai sejak Tahun 2011 yang merupakan program
nasionaI bidang kependudukan dan pencatatan sipil untuk mewujudkan
data kependudukan yang akurat guna memenuhi berbagai kepentingan
pelayanan publik, perencanaan pembangunan, alokasi anggaran,
pembangunan demokrasi dan penegakan hukum dan pencegahan kriminal
dan memberikan pelayanan dokumen kependudukan secara efektif dan
gratis kepada masyarakat.
Mulai Tahun 2014 sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013, personalisasi KTP berbasis NIK Nasional dilaksanakan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/kota efektif dimulai sejak
APBN-PTahun2014.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2015 - 2019, salah satu agenda pembangunan yang menjadi prioritas
pemerintah adalah Peningkatan Kepemilikan Akta Kelahiran sebagai
perwujudan Nawa Cita Pertama Pemerintah saat ini untuk menghadirkan
Negara yang bekerja, memberikan rasa aman dan melindungi melalui
pelayan pencatatan sipil. Target Nasional Indikator Kepemilikan Akta
Kelahiran di kalangan Anak (usia 0 sampai dengan kurang dari 18 tahun)
pada tahun 2016 adalah sebesar 77,5%. Untuk itu Satuan Kerja Perangkat
Daerah Provinsi mendorong SKPD kabupaten/kota
mempercepat
penerbitan akta kelahiran di kalangan anak.
Dalam rangka mengimplementasikan amanat Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dimaksud, maka
Pemerintah Pusat melalui APBN Tahun 2016, mengalokasikan anggaran
Dekonsentrasi untuk
Provinsi dan Tugas Pembantuan
untuk
kabupaten/kota.
Agar penyelenggaraan administrasi kependudukan di Provinsi
berjalan dengan baik, maka pengelolaannya harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Unit kerja yang menangani bidang kependudukan dan pencatatan sipil
di Tingkat Provinsi, perlu menjalin koordinasi yang baik dan
berkesinambungan dengan instansi terkait.
2. Pemerintah Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat perlu memahami
regulasi dan kebijakan nasional khususnya yang berkaitan dengan
kependudukan dan pencatatan sipil.

3. Manajemen pelaksanaan dan tertib Administrasi Keuangan serta


Barang Milik Negara perlu ditingkatkan dengan mendalami peraturan
perundangan yang berlaku, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan
sesuai rencana, tepat waktu dan tepat sasaran.
II. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan sasaran kegiatan penyelenggaraan administrasi kependudukan


di provinsi adalah:

a. Tujuan
1. Memfasilitasi pemerintah Kabupaten/kota dalam melakukan
pelayanan penerbitan KTP-el, Kartu Keluarga dan Akta Pencatatan
Sipil (Akta Kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan
anak, pengesahan anak).
2. Mempersiapkan rencana pelayanan pemanfaatan NIK, Database
kependudukan dan KTP-el kepada lembaga pengguna di Provinsi,
yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi.
3. Meningkatkan peran, fungsi, kesadaran dan tanggungjawab serta
kemampuan teknis aparat pemerintah provinsi dalam membina
aparat kabupaten/kota dalam bidang kependudukan dan
pencatatan sipil.
4. Meningkatkan peran pemerintah provinsi dalam pengelolaan
keuangan, aset (aset tetap dan aset lancar) yang didanai dari APBN.
b. Sasaran
1. Terlaksananya fasilitasi oleh pemerintah Provinsi kepada pemerintah
Kabupaten/kota dalam melakukan pelayanan penerbitan KTP-el,
Kartu Keluarga dan Akta Pencatatan Sipil (Akta Kelahiran,
kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan
anak).
2. Terlaksananya
pelayanan
pemanfaatan
NIK, Database
kependudukan dan KTP-el kepada lembaga pengguna di Provinsi,
yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi.
3. Meningkatnya peran, fungsi, kesadaran dan tanggungjawab serta
kemampuan teknis aparat pemerintah provinsi dalam membina
aparat kabupaten/kota
dalam bidang kependudukan dan
pencatatan sipil.
4. Meningkatnya peran pemerintah provinsi dalam pengelolaan
keuangan, aset (aset tetap dan aset lancar) yang didanai dari APBN.
III.

RUANG LINGKUP KEGLATAN.

Dalam rangka mendorong tercapainya kinerja Direktorat Jenderal


Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana tercermin dalam
Rencana Kerja Tahunan Kementerian Dalam Negeri, maka Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Program Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil yang pembiayaannya melalui dana dekonsentrasi


memuat Kegiatan, Komponen Input dengan uraian sebagai berikut :
1. Kegiatan :
> Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) Terpadu
2. Komponen Input:
> Penyelenggaraan administrasi kependudukan di 34 provinsi
IV.

PENGGUNAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA


Pelaksanaan dekonsentrasi program administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil merupakan belanja barang dan belanja modal.
1. BelanjaBarang
Belanja Barang adalah pengeluaran yang menampung pembelian
barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan
jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan dan belanja
perjaIanan, meliputi:
a. Belanja Bahan (Akun 521211) menampung pengeluaran yang
digunakan untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan
(yang habis pakai) seperti alat tulis kantor, toner, konsumsi,
penggandaan
bahan,
dokumentasi,
spanduk,
dokumen
pelelangan, biaya foto copy, perlengkapan/peralatan peserta.
b. Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (Akun
521811) menampung pengeluaran yang digunakan untuk
pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan (yang habis pakai)
seperti alat tulis kantor, toner, ribbon, film printer, pembersih
printer
c. Belanja Honor output kegiatan (Akun 521213) menampung biaya
untuk substansi antara lain;
1) Honor tim pelaksana kegiatan (orang/bulan);
2) Honor pelaksanaan lapangan/tim sekretariat (orang/kegiatan);
3) Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;
4) Honor Panitia Penerima Hasil Pengadaan Barang/Jasa.
d. Belanja Barang Non Operasional
Lainnya (Akun 521219),
menampung
Data Kependudukan per Semester, pencetakan
brosur/pamflet/ booklet
e. Belanja Jasa Profesi (Akun 522151), menampung biaya untuk
pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan
kepada Pegawai PNS dan Non PNS sebagai Instruktur,
Narasumber, moderator, pembicara, praktisi dan pakar.
Khusus narasumber tidak dapat diberikan kepada narasumber
yang berasal dari Satuan Kerja yang bersangkutan untuk

kegiatan yang berlangsung didalam dan diikuti oleh peserta


satker/unit eselon I yang bersangkutan.
f.

Belanja Perjalanan bagi pejabat negara, PNS dan pegawai tidak


tetap, menampung biaya antara lain :
1) Belanja Perjalanan Dinas Biasa (524111), dalam rangka
melaksanakan dinasjabatan yang melewati batas kota.
2) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dalam rangka
melaksanakan dinas jabatan yang berada didalam kota dan
biaya koordinasi.
3) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114),
menampung biaya antara lain : Pengeluaran untuk perjalanan
dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya
yang dilaksanakan di dalam kota satker penyelenggara dan
dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta yang
dilaksanakan di dalam kota satker peserta dengan biaya
perjalanan dinas yang ditanggung oleh satker, meliputi :
a) Biaya Transportasi Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau
Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun
dari luar kota.
b) Biaya Paket Meeting

(Halfday/Fullday/Fullboard}

c) Uang Saku Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau


Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun
dari luar kota.
d) Uang Harian dan/atau biaya penginapan peserta,
panitia/moderator, dan/atau narasumber yang mengalami
kesulitan transportasi.
4) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119),
menampung biaya antara lain : Pengeluaran untuk perjalanan
dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya
yang dilaksanakan di luar kota satker penyelenggara dan
dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta yang
dilaksanakan di luar kota satker peserta dengan biaya perjalanan dinas yang ditanggung oleh satker peserta, meliputi :
a) Biaya Transportasi Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau
Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun
dari luar kota.
b) Biaya Paket Meeting (Fullboard)
c) Uang Saku
Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau
Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun
dari luar kota.

d) Uang Harian dan/atau biaya penginapan peserta,


panitia/moderator, dan/atau narasumber yang mengalami
kesulitan transportasi.
Besaran nilai biaya paket meeting dalam kota maupun luar
kota, uang transport, uang saku dan uang harian mengikuti
ketentuan yang mengatur mengenai standar biaya masukan
tahun 2016.
g. Belanja Honor Operasional Satuan Kerja (Akun 521115)
menampung biaya untuk honor Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Tagihan dan
Penandatangan SPM (PPSPM), Bendahara Pengeluaran (BP), Staf
Pengelola, Pengelola SAI dan Pengurus/Penyimpanan BMN.
h. Belanja Sewa (akun 522141) digunakan untuk pembayaran sewa
kendaraan.
V. PELAKSANAAN ANGGARAN DEKONSENTRASI
A. Tugas dan Kewenangan

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri. Pengelola Dana Dekonsentrasi Program
Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai
Tugas, Kewenangan dan Tanggungjawab sebagai berikut:
1. Kepala Biro/Dinas selaku Kepala SKPD
a. Menetapkan bendahara Pengeluaran;
b. Mengawasi pelaksanaan anggaran;
c. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan;
d. Mengawasi, menyimpan dan memelihara dokumen;
e. Menetapkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/ Kuasa Pengguna Barang (KPB)
a. Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen;

b. Menetapkan Pejabat Penandatangan Surat PerintahMembayar;


c. Menetapkan Pejabat pengadaan barang/jasa;
d. Panitia dan/atau pejabat pengadaan barang/jasa;
e. Menetapkan Panitia dan/atau pejabat yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
f.

Menyusuan Rencana pelaksanaan


penarikan dana;

kegiatan

dan

rencana

g, Melakukan tindakan yang mengakibatkan


beban anggaran negara;

pengeluaran

atas

h. Melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas


beban anggaran negara;
i.

Memberikan
supervisi,
konsultasi
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;

j.

Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi


berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran;

k. Menyusun laporan keuangan dan


peraturan perundang-undangan;
1.

dan

kinerja

pengendalian

sesuai

yang
dengan

Menetapkan Unit Akuntansi;

m, Bertanggungjawab secara formal dan materiil kepada Pengguna


Anggaran (PA) atas pelaksanaan kegiatan yang berada dalam
penguasaannya;
n. Wajib melakukan Pemeriksaan Kas Bendahara Pengeluaran
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan dengan meneliti
kesesuaian antara saldo buku dan saldo kas dan disertai Berita
Acara Pemeriksaan Kas yang tembusannya disampaikan kepada
Kementerian Dalam Negeri u.p, Ditjen Kependudukan dan
Pencatatan Sipil;
o. Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik negara
yang berada dalam penguasaannya;
p. Menyusun dan menyampaikan laporan barang semesteran dan
tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada pengguna
barang melalui Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
a. Menetapkan PPTK sesuai kebutuhan;
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan
dana;
c. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
d. Membuat, menandatangani dan
dengan penyedia barang/jasa;

melaksanakan

perjanjian

e. Melaksanakan kegiatan swakelola;


f.

Memberitahukan kepada Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN)


atas perjanjian yang dilakukannya;

g. Mengendalikan pelaksanaan perikatan;


h. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih
kepada Negara;
i.

Membuat dan menandatangani SPP atau dukumen lain yang


dipersamakan dengan SPP;

j.

Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;

k, Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA


dengan Berita Acara Penyerahan;

1.

Menyimpan dan
menjaga
pelaksanaan kegiatan;

keutuhan

seluruh

dokumen

m. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan


dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja Negara;
n. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
o. Bertanggungjawab atas kebenaran materiil, keabsahan dan
akibat yang timbul dari penggunaan bukti mengenai hak tagih
kepada negara.
4. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
a. Menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan
dengan SPP beserta dokumen pendukung;
b. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan;
c. Membebankan
disediakan;

tagihan

pada

mata

anggaran

yang

telah

d. Menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan


SPM;
e. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;
f.

Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran


kepada KPA;

g. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan


dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran;
h. Bertanggungjawab
terhadap
kebenaran
administrasi,
kelengkapan administrasi dan keabsahan administrasi yang
menjadi dasar penerbitan SPM, serta ketepatan jangka waktu
penerbitan dan penyampaian SPM kepada KPPN;
i.

Menyampaikan laporan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


sekurang-kurangnya :
1) Jumlah SPP yang diterima;
2) Jumlah SPM yang diterbitkan;
3) Jumlah SPM yang tidak dapat diterbitkan/ditolak.

5. Bendahara Pengeluaran (BP)


a. Menerima, menyimpan, menatausahakan dan membukukan
uang/surat berharga dalam pengelolaannya;

b. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah


PPK;
c. Menolak perintah pembayaran
persyaratan untuk dibayarkan;

apabila

tidak

d. Melakukan pemotongan/pungutan penerimaan


pembayaran yang dilakukannya;

memenuhi

negara

dari

e. Menyetorkan pemotongan/pungutan kewajiban kepada negara


ke kas negara;
f.

Mengelola rekening tempat penyimpanan uang persediaan (UP);

g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) kepada KPPN


selaku Kuasa BUN;
h. Membukukan, menutup dan menandatangani Buku Kas Umum
diketahui KPA;

i.

Bertanggungjawab secara pribadi atas uang/surat berharga yang


berada dalam pengelolaannya;

j.

Bertanggungjawab
secara
fungsional
atas
pengelolaan
uang/surat berharga yang menjadi tanggung jawabnya kepada
KuasaBUN.

Dalam rangka kelancaran pelaksanaan anggaran, Kuasa Pengguna


Anggaran dapat menunjuk Staf Pengelola Keuangan/Administrasi untuk
membantu Bendahara Pengeluaran yang mempunyai tugas :
1. Melakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen administrasi
pendukung Surat Permintaan Pembayaran sebelum diterbitkan SPM;
2. Melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan anggaran.

atas pertanggungjawaban

B. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan


Dalam rangka penyelenggaraan program dan kegiatan yang di danai dari
APBN melalui Dekonsentrasi bidang kependudukan dan pencatatan sipil
dengan kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan
(SAK) Terpadu dengan komponen input Penyelenggaraan administrasi
kependudukan di 34 provinsi dengan sub komponen :
1. Penyusunan Laporan
Adminduk Provinsi

Pengelolaan

Kegiatan

Penyelenggaraan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai rapat-rapat, koordinasi


dan konsultasi ke pusat, penyusunan laporan, honor terkait
pengelolaan keuangan DIPA dan teknis pelaksanaan anggaran untuk
kegiatan penyelenggaraan Administrasi kependudukan.
2. Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai honor pejabat terkait
Pengadaan Barang dan Jasa.

1. Koordinasi dan Konsultasi ke Provinsi DKI Jakarta/Provinsi Lainnya


Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai kegiatan aparatur
propinsi dalam rangka konsultasi dan koordinasi ke DKI
Jakarta/Provinsi Lainnya terkait kebijakan dan Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan.
l. Pengelolaan Keuangan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk pemberian honor tim pengelolaan


keuangan dalam rangka menyusun laporan keuangan sesuai Sistem
Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) yang dibayarkan setiap
bulan sesuai dengan SK Penetapan dari Pejabat yang berwenang dan
perjalanan dinas ke DKI Jakarta/Provinsi Lainnya dalam rangka
koordinasi pengelolaan keuangan.
5. Pengelolaan Barang Milik Negara
Kegiatan ini dimaksudkan untuk pemberian honor tim pengelolaan
barang milik Negara dan perjalanan dinas ke DKI Jakarta/Provinsi
Lainnya dalam rangka koordinasi pengelolaan BMN.
6. Pembinaan Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kegiatan ini untuk pemberian honor tim dalam rangka pembinaan
kependudukan dan pencatatan sipil tingkat provinsi
7. Bimbingan
Teknis
Kependudukan

Pemeliharaan

Pemanfaatan

Database

Kegiatan ini untuk memfasilitasi aparat Provinsi dan Kab/Kota


berupa Bimbingan Teknis terkait Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Database Kependudukan dan Pencetakan KTP-el, dengan cara
swakelola dengan Narasumber berasal dari aparat Pemerintah Pusat.
8. Monitoring dan Evaluasi Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil
di Kabupaten Kota.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai pelaksanaan tugas
aparat provinsi dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan administrasi kependudukan di Kabupaten/kota.
9. Penyajian Informasi Administrasi Kependudukan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai menyusun data
kependudukan per semester dan pencetakan brosur/pamflet/booklet.
10. Fasilitasi Pelaksanaan Penerbitan KTP-el di Kab/Kota
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai pengadaan ribbon, film
printer, pembersih printer untuk diserahkan kepada kab/kota dalam
rangka memfasilitasi pelaksanaan penerbitan ktp-el di kab/kota.

1()

C. Dasar Pelaksanaan Anggaran.


Dalam rangka pelaksanaan anggaran dekonsentrasi agar mengacu pada;
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun
2015.
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/ PMK.02/ 2015
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016;

tentang

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata


Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang
Perjalanan Dinas Bagi Pejabat Negara, Pegawi Negeri dan Pegawai
Tidak Tetap;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang
Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan Kerja
Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67
Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
D. Pertanggungjawaban Keuangan dan Veriflkasi Pelaksanaan Anggaran
Pertanggungjawaban Keuangan dan Verifikasi Pelaksanaan Anggaran
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
E. Pelaporan Pelaksanaan Dekonsentrasi
1. Kuasa Pengguna Anggaran berkewajiban membuat Laporan
Keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual
berdasarkan dokumen sumber (DIPA, SPM, SP2D, SSPB, SSBP,
Memo Penyesuaian), aset (aset lancar dan aset tetap) kepada Menteri
Dalam Negeri melalui Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
2. Pejabat Pembuat Komitmen berkewajiban membuat laporan
pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran sesuai dengan PP 39
Tahun 2006 secara periodik (Triwulan), sesuai dengan aplikasi eMonev
3. Pejabat Pembuat Komitmen berkewajiban membuat laporan
pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran dengan aplikasi eMonev Penganggaran
4. Bendahara
Pengeluaran
setiap
bulan
menyusun
laporan
pertanggungjawaban (LPJ) atas uang yang dikelolanya berdasar Buku
Kas Umum, Buku-buku Pembantu, Buku Pengawas Anggaran yang
telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh KPA selanjutnya disampaikan
kepada KPPN.

11

5. Pelaporan Dana Dekonsentrasi untuk Penyelenggaraan Program dan


Kegiatan Administrasi Kependudukan meliputi:
a. Laporan Keuangan bulanan dan triwulan terdiri dari Neraca,
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Arsip Data Komputer (ADK),
Berita Acara (BA)dan rekonsiliasi dengan KPPN.
b. Laporan Keuangan semesteran dan tahunan yang terdiri dari
Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional,
LaporanPerubahan Ekuitas, ADK, CaLK, CaLK BMN, Laporan
Barang Kuasa Pengguna, Laporan Kondisi Barang, hasil stock
opname persediaan dalam bentuk hardcopy dan softcopy dan
melampirkan fotocopy SSBP (Setoran Sisa UYHD), SSPB dan Berita
Acara (BA) Rekonsiliasi dengan KPPN dan KPKNL.
6. Pada akhir tahun anggaran, KPA wajib menyerahkan Laporan Akhir
Tahun serta hasil kegiatan (output) kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
7. Pengiriman Laporan:

1) Laporan angka 1 (satu) tersebut di atas dikirimkan paling lambat


tanggal 5 setiap bulan.
2) Laporan angka 2 (dua) tersebut di atas dikirimkan paling lambat
minggu pertama setelah triwulan berakhir (triwulan I, II, IlI dan
IV].
3) Laporan angka 3 (tiga) tersebut di atas dikirimkan melalui
aplikasi Monev Penganggaran secara on-line paling lambat tanggal
5 setiap bulan
4) Laporan angka 4 (empat) tersebut di atas dikirimkan paling
lambat tanggal 5 setiap bulan.
5) Laporan angka 5 (lima) tersebut di atas dikirimkan paling lambat
tanggal 5 setiap bulan.

Laporan dimaksud disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Menteri


Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil, tembusan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA).

VI. REVISI DOKUMEN ANGGARAN

A. Kewenangan Revisi Anggaran


Dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Anggaran Belanja
Pemerintah serta percepatan pencapaian kinerja dekonsentrasi program
Penataan Administrasi Kependudukan, maka terhadap kegiatankegiatan yang memerlukan revisi agar diproses dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.02/2016 tentang Tata
Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2016, sebagai berikut:

12

1. Ruang lingkup Revisi Anggaran terdiri dari:


a. Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau
pengurangan pagu anggaran termasuk pergeseran rincian
anggarannya;

b. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam pagu


anggaran tetap;
c. Ralat karena kesalahan administrasi.
2. Kewenangan Revisi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.02/2016
tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2016, bahwa
revisi anggaran diatur sebagai berikut:
a. Revisi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
1) Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan
atau pengurangan pagu anggaran belanja termasuk
pergeseran rincian anggarannya;
2) Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu
anggaran tetap;
3) Ralat karena kesalahan administrasi meliputi :
a) Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang
dalam peruntukan dan sasaran yang sama;
b) Ralat kode KPPN dalam satu wilayah kerja
Wilayah DirektoratJenderal Perbendaharaan;
c) Perubahan nomenklatur bagian anggaran
Satker sepanjang kode tetap;

Kantor

dan

atau

d) Ralat kode lokasi KPPN dalam satu wilayah kerja Kantor


Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
e)

Ralat kode lokasi dalam wilayah kerja Kantor Wilayah


Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda dan
lokasi KPPN dalam satu wilayah kerja Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

f)

Ralat rencana penarikan dana atau rencana penerimaan


dalam halaman III DIPA;

g) Perubahan Pejabat Perbendaharaan.


b. Revisi Kuasa Pengguna Anggaran
1) Revisi yang dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
merupakan revisi anggaran dalam pagu anggaran, meliputi :
a) Pergeseran dalam 1 (satu) keluaran, 1 (satu) kegiatan dan
1 (satu) satker;
b) Pergeseran antar keluaran, 1 (satu) kegiatan dan 1 (satu)
satker.
13

2) Revisi anggaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai


berikut:
a) Revisi anggaran mengakibatkan perubahan DIPA petikan,
Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan usulan revisi
anggaran kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
b) Dalam hal tidak mengakibatkan perubahan petikan,
Kuasa Pengguna Anggaran mengubah ADK RKA-Satker
berkenaan melalui aplikasi RKA-KL DIPA, mencetak
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan Kuasa
Pengguna Anggaran menetapkan perubahan POK.
B. Mekanisme Revisi
1. Revisi DIPA Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Kuasa pengguna Anggaran (KPA) menyampaikan usulan revisi
anggaran kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan
dilengkapi dokumen pendukung, berupa :
a) Surat usulan revisi anggaran
perubahan(semula-menjadi);

yang

dilampiri

matriks

b) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang


ditandatangani Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
c) Arsip Data Komputer (ADK) RKA-KL revisi;
d) Copy DIPA petikan terakhir;
e) Dokumen pendukung terkait.
2. Revisi Lampiran Petunjuk Operasional Kegiatan (POK):
a) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mengajukan permintaan revisi
kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan melampirkan
matriks
perubahan semula menjadi dan dilengkapi data
pendukung.
b) Setelah Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) meneliti usulan
dimaksud, dan tidak menyimpang dari tujuan, sasaran program
kerja tahunan Satuan Kerja dan tidak mengubah isi DIPA maka
KPA menetapkan Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
dimaksud.
3. Satker Daerah tidak diperkenankan melakukan revisi :
a. Belanja barang ke belanja modal atau sebaliknya,
b. Jenis belanja yang ada dalam RKA-KL/POK ke Belanja peralatan
dan mesin untuk diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda
(akun 526112) serta belanja uang lembur (akun 512211).

I4

VII.

PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dekonsentrasi Bidang


Kependudukan dan Pencatatan Sipil disusun untuk menjadi acuan
dalam pelaksanaan Program Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil di Provinsi Tahun Anggaran 2016,
Jakarta, 29 Pe*ruari 2@16

a.n. MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLlK INDONESIA,
DIREKTUR JENDERAL
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Prof, Dr. ZUDAN ARIF FAKRULLOH, SH, MH

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


N O M O R : 965-177-DtfKGANL
TAHUN2016
TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NO. 065-20 DUKCAPILTAHUN 2016 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI
BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
TAHUN ANGGARAN 2016
PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI
BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
TAHUN ANGGARAN 2016

A. PENYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN


KEPENDUDUKAN PROVINSI

KEGIATAN

ADMINISTRASI

1. Tujuan dan Sasaran


a. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendukung kelancaran
operasional kegiatan Dekonsentrasi bidang administrasi kependudukan.
b. Sasaran dari kegiatan ini adaIah terwujudnya tertib administrasi
kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan Dekonsentrasi bidang
administrasi kependudukan.
2. Lingkup Kegiatan
Penyusunan dan Pengiriman laporan pengelolaan kegiatan penyusunan
penyelenggaraan adminduk meliputi :
a. Laporan Pertanggung-jawaban (LPJ) Bendahara pengeluaran Bulanan.
b. Berita Acara Rekonsiliasi Anggaran dengan KPPN Bulanan.
c. Berita Acara Rekonsiliasi Anggaran dengan KPPNL Semesteran dan
Tahunan.
d. Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) dan Surat Setoran Bukan
Pajak (SSBP)
B. PENGADAAN BARANG DAN JASA

Tujuan dan Sasaran


a. Tujuan
dari kegiatan ini adalah untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan kegatan pengadaan barang dan melalui pejabat pengadaan
barang/jasa.
b. Sasaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya kegiatan barang dan jasa
melalui pejabat pengadaan barang/jasa.
C. KOORDINASI DAN KONSULTASI KE PROVINSI DKI JAKARTA/PROVINSI
LAINNYA

1. Tujuan dan Sasaran


a. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendukung kegiatan aparatur
provinsi daIam rangka koordinasi dan konsultasi terkait kebijakan dan
penyelenggaraan administrasi kependudukan dengan Direktorat
Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

b. Sasaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya koordinasi dan konsultasi


terkait kebijakan dan penyelenggaraan administrasi kependudukan
dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
2. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan koordinasi dan konsultasi ke Provinsi DKI Jakarta/
Provinsi Lainnya dipergunakan oleh pejabat dan staf untuk menghadiri
rakernas, berbagai bimbingan teknis, serta kegiatan rapat yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kementerian Dalam Negeri.
D. PENGELOLAAN KEUANGAN

1. TujuandanSasaran
a. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendukung kelancaran
penyelenggaraan akuntansi pada Satker dekonsentrasi bidang
adminduk.
b. Sasaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya penyusunan laporan
keuangan
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)
dekonsentrasi bidang adminduk.
2. Lingkup Kegiatan
*

Penyusunan laporan pengelolaan keuangan disusun dengan


menggunakan aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual
meliputi laporan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) yang dibuat secara manual
khusus untuk laporan keuangan semesteran dan tahunan, dan
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 177/PMK.05/
2011 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/ Lembaga.
Laporan Keuangan tersebut khususnya laporan semesteran dan
tahunan serta bukti setor pengembalian UP/TUP/LS disampaikan ke
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian
Dalam Negeri paling lambat tanggal 15 Juli 2016, dan 15 Januari
2017.

E. PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN)


1. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendukung kelancaran
penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) pada Satker
pengelola dekonsentrasi bidang adminduk.
b. Sasaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya laporan pengelolaan
Barang Milik Negara (BMN) pada Satker pengelola dekonsentrasi bidang
adminduk.

2. Lingkup Kegiatan
Penyusunan laporan persediaan dan Sistem Informasi Menejemen
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) disusun dengan
menggunakan aplikasi persediaan dan aplikasi SIMAK BMN meliputi
iaporan semesteran dan tahunan. Laporan persediaan dan Sistem
Informasi Menejemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN)
tersebut disampaikan ke Direktorat Jenderal Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri paling lambat tanggal 15 Juli
2016, dan 15 Januari 2017.
F. PEMBINAAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL BAGI
KAB/KOTA

1. Tujuan dan Sasaran


a. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan pembinaan kebijakan kependudukan dan pencatatan sipil
oleh aparat provinsi kepada aparat Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.
b. Sasaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya pelaksanaan pembinaan
- kebijakan kependudukan dan pencatatan sipil oleh aparat provinsi
kepada
aparat Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil
Kabupaten / Kota.
2. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan pembinaan kebijakan kependudukan dan pencatatan
sipil bagi kabupaten/kota meliputi honor output kegiatan yang dibayarkan
sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015 tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016, maka honor output
kegiatan dirincikan sebagai berikut :
a. Kepala Satuan Kerja untuk eselon II yang mempunyai Tunjangan
Kinerja di bawah 25 juta rupiah dapat menerima 3 honor output
kegiatan.
b. Untuk eselon III dapat menerima sampai 4 honor output kegiatan.
c. Untuk eselon IV dapat menerima sampai 6 honor output kegiatan.
G. BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN
DATABASE KEPENDUDUKAN

1. TujuandanSasaran
a. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas pengelola database kependudukan provinsi dan
kabupaten/kota dalam melakukan pemeliharaan dan pemanfaatan
database kependudukan.
b. Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya SDM pengelola database
yang mampu dan terampil dalam melakukan pemeliharaan dan
pemanfaatan database kependudukan.
3

2. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan bimbingan teknis pemeliharaan dan pemanfaatan
database kependudukan meliputi :
a. Peserta
Peserta terdiri dari peserta provinsi dan kabupaten/kota, jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah yang tercantum dalam RKA-KL. Komposisi
peserta
adalah pejabat struktural yang membidangi pengelolaan
database kependudukan dan administrator database kependudukan.
b. Materi dan Metodologi
1) Materi bimbingan teknis terdiri dari ;
a) Kebijakan administrasi kependudukan terutama yang terkait
dengan pengelolaan, pemeliharaan dan pemanfaatan database
kependudukan;
b) Teknis pengelolaan, pemeliharaan
kependudukan.

dan pemanfaatan

database

2) Metodologi dalam kelas yang diterapkan adalah ceramah, diskusi,


studi kasus dan praktek.
c. Narasumber dan Moderator Bimbingan Teknis
Narasumber berasal dari Aparat Ditjen Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kementerian DaIam Negeri atau dari Aparat Provinsi, sedangkan
moderator berasal dari aparat kabupaten/kota.
d. Honor Output Kegiatan
Honor output kegiatan yang dibayarkan sesuai Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2016, maka honor output kegiatan dirincikan sebagai
berikut :
1) Kepala Satuan Kerja untuk eselon II yang mempunyai Tunjangan
Kinerja di bawah 25 juta rupiah dapat menerima 3 honor output
kegiatan.
2) Untuk eselon III dapat menerima sampai 4 honor output kegiatan.
3) Untuk eselon IV, pelaksana (termasuk operator dan administrator
database) dan pejabat fungsionaI dapat menerima sampai 6 honor
output kegiatan.
e. Akomodasi, Konsumsi, dan Transportasi
1) Akomodasi untuk peserta
selama 2 (dua) hari.

kabupaten/kota dan panitia pelaksana

2) Konsumsi untuk peserta provinsi, kabupaten/kota dan panitia


pelaksana setiap hari terdiri dari snack 2 (dua) kali, dan makan 2
(dua) kali.

3) Transportasi berupa :
a) Sewa kendaraan dari penginapan ke tempat acara untuk peserta
kabupaten/kota dan panitia pelaksana.
b) Transport dari tempat kedudukan ke provinsi untuk peserta
kabupaten/kota.
c) Transport dari tempat kedudukan ke penginapan untuk panitia.
f. Penyusunan laporan, dan dokumentasi.

3. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan bimbingan teknis pemeliharaan dan
pemanfaatan database kependudukan sebagai berikut :
a. Penetapan
waktu pelaksanaan
berkoordinasi dengan Ditjen
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri;
b. Pembentukan Panitia Pelaksana
c. Pernbuatanjadwal acara
d. Penyiapan daftar hadir peserta
e. Penyiapan surat permintaan narasumber dan moderator
f. Pengadaan akomodasi dan konsumsi.
g. Penyiapan ruang kelas, disiapkan LCD dan layar, sound sistem, meja
dan tempat duduk untuk peserta yang masing-masing meja dilengkapi
catu daya listrik.
h.Pemanggilan peserta, masing masing peserta teknis membawa laptop
dan eksternal hardisk yang berisi copi database kependudukan
kabupaten/kota.
i. Penyiapan perlengkapan peserta dan materi,

j. Pelaksanaan acara bimbingan teknis dan pendokumentasian selama


acara berlangsung.
k. Penyusunan laporan pelaksanaan bimbingan teknis.
H. MONITORING DAN EVALUASI BIDANG
CATATAN SIPIL DI KABUPATEN/KOTA

KEPENDUDUKAN

DAN

PEN-

1. Tujuan dan Sasaran


a.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui perkembangan,
identifikasi permasalahan dan solusi penyelenggaraan kependudukan
dan pencatatan sipil di kabupaten/kota.
b.Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya data dan informasi sebagai
bahan masukan dalam mengambil keputusan dan tindakan yang
diperlukan terkait permasalahan penyelenggaraan kependuduk-an dan
pencatatan sipil di kabupaten/kota.

2. Cakupan Monitoring dan Evaluasi


Cakupan monitoring dan evaluasi bidang kependudukan dan pencatatan
sipil ke Kabupaten/Kota meliputi:
a. Ketersediaan formulir dan blangko dokumen kependudukan;
b. Kondisi perangkat SIAK dan KTP-el;
c. Kondisijaringan komunikasi data;
d. Pencetakan KTP-el dan pendistribusian KTP-el;
e. Pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil;
f. Cakupan kepemilikan Akta Pencatatan Sipil utamanya Akta Kelahiran
dan Akta Kematian;
g. Kondisi tempat pelayanan;
h. Pemanfaatan dan pendayagunaan data kependudukan;
i. Realisasi serapan anggaran di kabupaten/kota.
3. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Langkah-Langkah Pelaksanaan
monitoring dan
evaluasi bidang
kependudukan dan pencatatan sipil ke Kabupaten/Kota sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Pembentukan tim monitoring dan evaluasi;


Penetapan jadwal monitoring dan evaluasi;
Penyiapan instrumen monitoring dan evaluasi (kuisioner);
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi bidang kependudukan
pencatatan sipil ke Kabupaten/Kota.

dan

4 Membuat laporan hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi bidang


kependudukan dan pencatatan sipil ke Kabupaten/Kota
I.

PENYAJLAN INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN


Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyediakan informasi
kependudukan dan pencatatan sipil guna kebutuhan pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain.
2. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya penyajian data
kependudukan semester II Tahun 2015 dan semester I Tahun 2016 tingkat
provinsi yang
bersumber
dari
data
hasil
konsolidasi
serta
brosur/pamflet/booklet tentang kebijakan kependudukan dan pencatatan
sipil.

J.

FASILITASI PELAKSANAAN PENERBITAN KTP-el DI KABUPATEN/KOTA


1. Tujuan Dan Sasaran

a. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendukung
pelaksanaan penerbitan KTP-el di kabupaten/kota

kelancaran

b. Sasaran
Sasaran

dari

kegiatan

ini adalah

tersedianya

sarana

pendukung

kelancaran penerbitan KTP-el di kabupaten/kota.

2. Lingkup Kegiatan
Pengadaan Tinta (Ribbcn), Film Printer, dan Pembersih (Cleaning Kit),
dengan Spesifikasi:
a. Tinta/Ribbon

YMCKH : Full-color ribbon with resin black and Heat Seal panel-500
images with High Security RFID For National, kompatibel dengan printer
yang sudah tersedia.
b. Film Printer.
HDP Film - Approximately 1,500 images with High Security RFID For
National ID, kompatibel dengan printer yang sudah tersedia.
c. Pembersih Printer (Cleaning Kit).
Include 4 Printhead Cleaning Swabs, 10 Cleaning Cards, 10 Cleaning
Pads and 3 Alcohol Cleaning Cards, kompatibel dengan printer yang
sudah tersedia.
K. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan dekonsentrasi bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun


Anggaran 2016 untuk kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi
Kependudukan (SAK) terpadu dimulai sejak diterima DIPA APBN Tahun
2016 sampai dengan Desember 2016. Sedangkan jadual pelaksanaan
kegiatan disusun oleh Satker Pengelola DIPA masing-masing Provinsi.
Pelaksanaan DIPA Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016 agar
dikoordinasikan dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil selaku Komponen Pembina, dengan alamat J1. Pasar Minggu Jakarta
Selatan 12750.
L.

HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan administrasi kependudukan di


Provinsi adalah:
a. Terlaksananya Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil kepada
kabupaten/kota sesuai dengan target yang diharapkan;
b. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan aparatur;

c. Terlaksananya pengelolaan dan penyajian data kependudukan skala


provinsi;
d. Terlaksananya penerbitan
kabupaten / kota;

KTP-el

dan

akta

pencatatan

sipil

di

e. Terwujudnya tertib pengelolaan keuangan dan pengelolaan barang milik


Negara di provinsi;
f.

Terwujudnya dukungan administrasi kependudukan dan pencatatan


sipil secara optimal sesuai targetyang diharapkan;

g. Tersedianya laporan kinerja, laporan keuangan dan laporan barang


milik Negara Tahun Anggaran 2016.
M.

PENUTUP
Demikian petunjuk teknis pelaksanaan ini disusun kiranya dapat digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Bidang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2016

Jakarta, 29 Pe*runri 2016

a!n. MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA,
DIREKTUR JENDERAL
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Prof. Dr. ZUDAN ARIF FAKRULLOH, SH, MH

Anda mungkin juga menyukai