Anda di halaman 1dari 27

Berbagi Bersama...

Beranda

Artikel

Kuis

Sosiometri

Download

Pengkajian Airway, Breathing dan Circulation


Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari kecepatan
dan ketepatan dalam memberikan pertolongan. Semakin cepat pasien ditemukan maka
semakin cepat pula pasien tersebut mendapat pertolongan sehingga terhindar dari kecacatan
atau kematian.
Kondisi kekurangan oksigen merupakan penyebab kematian yang cepat. Kondisi ini dapat
diakibatkan karena masalah sistem pernafasan ataupun bersifat sekunder akibat dari
gangguan sistem tubuh yang lain. Pasien dengan kekurangan oksigen dapat jatuh dengan
cepat ke dalam kondisi gawat darurat sehingga memerlukan pertolongan segera. Apabila
terjadi kekurangan oksigen 6-8 menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih
dari 10 menit akan menyebabkan kematian. Oleh karena itu pengkajian pernafasan pada
penderita gawat darurat penting dilakukan secara efektif dan efisien.
Tahapan kegiatan dalam penanggulangan penderita gawat darurat telah mengantisipasi hal
tersebut. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam hidup
pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder. Tahapan kegiatan meliputi :
A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol
servikal.
B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi
adekwat.
C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan.
D: Disability, mengecek status neurologis
E: Exposure, enviromental control, buka baju penderita
tapi cegah hipotermia.

Survei primer bertujuan mengetahui dengan segera kondisi yang mengancam nyawa pasien.
Survei primer dilakukan secara sekuensial sesuai dengan prioritas. Tetapi dalam prakteknya
dilakukan secara bersamaan dalam tempo waktu yang singkat (kurang dari 10 detik). Apabila
teridentifikasi henti nafas dan henti jantung maka resusitasi harus segera dilakukan.
Apabila menemukan pasien dalam keadaan tidak sadar maka pertama kali amankan
lingkungan pasien atau bila memungkinkan pindahkan pasien ke tempat yang aman.
Selanjutnya posisikan pasien ke dalam posisi netral (terlentang) untuk memudahkan
pertolongan.

Penilaian airway dan breathing dapat dilakukan dengan satu gerakan dalam waktu yang
singkat dengan metode LLF (look, listen dan feel).

AIRWAY
Jalan nafas adalah yang pertama kali harus dinilai untuk mengkaji kelancaran nafas.
Keberhasilan jalan nafas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses ventilasi
(pertukaran gas antara atmosfer dengan paru-paru. Jalan nafas seringkali mengalami
obstruksi akibat benda asing, serpihan tulang akibat fraktur pada wajah, akumulasi sekret dan
jatuhnya lidah ke belakang.

Selama memeriksa jalan nafas harus melakukan kontrol servikal, barangkali terjadi trauma
pada leher. Oleh karena itu langkah awal untuk membebaskan jalan nafas adalah dengan
melakukan manuver head tilt dan chin lift seperti pada gambar di bawah ini :

Data yang berhubungan dengan status jalan nafas adalah :


- sianosis (mencerminkan hipoksemia)
- retraksi interkota (menandakan peningkatan upaya nafas)
- pernafasan cuping hidung
- bunyi nafas abnormal (menandakan ada sumbatan jalan nafas)
- tidak adanya hembusan udara (menandakan obstuksi total jalan nafas atau henti nafas)
BREATHING
Kebersihan jalan nafas tidak menjamin bahwa pasien dapat bernafas secara adekwat. Inspirasi
dan eksprasi penting untuk terjadinya pertukaran gas, terutama masuknya oksigen yang
diperlukan untuk metabolisme tubuh. Inspirasi dan ekspirasi merupakan tahap ventilasi pada
proses respirasi. Fungsi ventilasi mencerminkan fungsi paru, dinding dada dan diafragma.
Pengkajian pernafasan dilakukan dengan mengidentifikasi :
- pergerakan dada
- adanya bunyi nafas
- adanya hembusan/aliran udara
CIRCULATION
Sirkulasi yang adekwat menjamin distribusi oksigen ke jaringan dan pembuangan
karbondioksida sebagai sisa metabolisme. Sirkulasi tergantung dari fungsi sistem
kardiovaskuler.
Status hemodinamik dapat dilihat dari :
- tingkat kesadaran
- nadi
- warna kulit
Pemeriksaan nadi dilakukan pada arteri besar seperti pada arteri karotis dan arteri femoral.

Selengkapnya pengkajian airway, breathing dan circulation dapat dilihat pada film di bawah
ini :
Labels: Gawat Darurat

Komentar (10)
-1

nenda 147 minggu yang lalu


pada proses breathing kita kan memberikan pernapasan buatan, itu lebih baik mulut ke mulut
atau dengan pelantara (alat bantu)?
Jawab
1 Jawab Aktif 146 minggu yang lalu
0

lilis tingk4RegKamp1 146 minggu yang lalu


kalau menurut saya lebih cepat dan efektif dilakukan dari mulut ke mulut, karena kita
menolong pasien tersebut berdasarkan prinsif cepat dan tepat. jika dengan bantuan alat, kita
juga harus memperhatikan/memeriksa keadaan alat bantu tersebut terlebih dahulu jangan
sampai kita menggunakan alat bantu yang rusak/bocor misalnya, sehingga kita tidak dapat
menolong pasien dengan segera atau mungkin malah menimbulkan masalah/kematian.
Jawab
-1

Ibnu Roseno Aji 146 minggu yang lalu

menurut saya selagi ada alat bantu sebaiknya menggunakan alat bantu, lebih efisien dan
efektif. tetapi harus diperiksa keadaan alat bantu tersebut, apakah ada kebocoran atau tidak.
harus lebih teliti dalam menggunakan alat bantu breathing.
Jawab
0

Ibnu Roseno Aji 146 minggu yang lalu


izin bertanya, bagaimana solusinya apabila setelah dilakukan brething tetapi pola nafas tetap
tidak beraturan???
Jawab
1 Jawab Aktif 146 minggu yang lalu
0

Sanatun 146 minggu yang lalu


saya coba menjawab pertanyaan dr ibnu ..
breathing ( ventilasi )yaitu pertukaran oksigen dan karbondioksida dari paru2 .
Adapun faktor yang dapat menghambat ventilasi seperti patahnya sternum, kontusio paru ,
dll.
namun dimateri disebutkan untuk pengkajian pernafasan dapat diidentifikasi dengan
pergerakan dada, adanya bunyi nafas, dan hembusan napas.
jadi berhasil tidaknya breathing, tidak melihat pada pola nafas , jika terjadi tachipnea atau
bradipnea itu tidak menjadi masalah yang serius, yang penting korban sudah ada hembusan
napas.
Jawab
0

lilis Tingk4RegKamp1 146 minggu yang lalu


izin bertanya pak, pada materi management ABC saat pengelolaan sirkulasi dapat
dilakukannya RJP. nah yang ingin saya tanyakan kita sudah melakukan RJP pada korban
yang henti jantung, dan kita sudah merasa lelah, apakah kita boleh menghenikan tindakan
RJP tersebut?
terimakasih... :)
Jawab
4 Jawab Aktif 143 minggu yang lalu
0

arif 145 minggu yang lalu


betul, apabila penolong sudah kelelahan yang teramat sangat maka RJP boleh dihentikan.
Jawab

ana tk4regkamp1 145 minggu yang lalu


kalau RJP di hentikan lantas bagaimana pak dengan pasien nya?
Jawab
0

santi TK4REGKAMP1 144 minggu yang lalu


loh pak kan sudah dijelaskan di atas bahwa Keberhasilan pertolongan terhadap penderita
gawat darurat sangat tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam memberikan
pertolongan. Semakin cepat pasien ditemukan maka semakin cepat pula pasien tersebut
mendapat pertolongan sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian. jadi kalau dihentikan
pertolongannya pasien bagaimana kondisinya pak apakah masih akan terhindar dari
kecacatan bahkan sampai kematian?
Jawab
0

arif wr 143 minggu yang lalu


ada beberapa hal yg dapat menghentikan rjp yaitu tidak respon terhadap rjp, nadi dan
respirasi positif, digantikan oleh orang lain atau ada penolong yang ahli dan penolong
kelelahan...coba baca pedoman aha.
Jawab

Tulis komentar baru


Masukkan teks disini!

Komentar sebagai Tamu atau masuk log:

Masuk log ke IntenseDebate

Login to WordPress.com

Masuk log Twitter

Nama
Email
Alamat situs (opsional)

Ditampilkan disebelah komentar kamu

Tidak ditampilkan pada publik

Kalau kamu punya situs web, tautkan disini.


Kirim Komentar
Berlangganan
Comments by IntenseDebate
Newer Post Older Post Home

Kategori
Anatomi android aplikasi berita ebook edukasi endokrin epidemiologi Evaluasi Fisiologi
gadget Gawat Darurat informatika kesehatan kasus keperawatan komunitas keperawatan
medikal bedah klip video musik Nostalgia patofisiologi prototipe protoyping puisi Rehat
rekam medik elektronik religi rsud gunung jati cirebon simpus simrs sistem informasi sistem
integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal sistem pencernaan sistem
reproduksi Sistem Respirasi sistem saraf software Teknologi

Arsip

2013 (3)

2012 (37)

2011 (2)

2010 (14)

2009 (60)

o December (1)
o November (9)
o October (31)

Fisiologi Sistem Kardiovaskuler

Fisiologi Sistem Respirasi

Anatomi Sistem Muskuloskeletal

Anatomi Sistem Kardiovaskuler

Hmmm.. ini teh lagunya Kenan Nasution, enakeun.....

Google Health, Rekam Medik Berbasis Web

e-Paper, Kertas Elektronik

Invitation to GCOS and FOSS For Health Workshop

Revolusi Membaca

Kupu-Kupu Tanpa Sayap

eBook Gratis.... MAU???..

Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Nokia N900 , Satu Lagi Smartphone Berbasis Linux

Menghentikan Perdarahan

Sistem Pakar, Kecerdasan Buatan Dalam Rekam Medis...

Manajemen Airway, Breathing dan Circulation

Ponsel Android

Internet Desa, Harapan Baru Untuk SIMPUS

Media Interaktif Fisiologi dan Patofisiologi Keper...

Mekanisme Demam

Reaksi Inflamasi

Tugas Patofisiologi

Otot Kerangka

Data Envelopment Analysis

Analisis Dampak TB Paru Terhadap KDM

Analisis Dampak Asma Bronkhial Terhadap KDM

Kematian Sel

Adaptasi Sel Terhadap Cedera

Konsep Dasar Patofisiologi Keperawatan

Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Bencana

Pengkajian Airway, Breathing dan Circulation

o September (5)
o July (3)
o April (5)
o February (3)
o January (3)

2008 (10)

Watermark template. Powered by Blogger.

Wendy Y.M. Prabawanti's Notes

Hiasilah hari-harimu dengan senyum dan keikhlasan untuk menerima semua ketentuan
Allah...^_^
Label
Medical Doctor Story Muslimah Zone's Resep Masakan Welcome to my blog...
Kamis, 28 Maret 2013
GAWAT DARURAT
Setiap kali saya jaga IGD.. saya merasa masih bingung dan heboh
sendiri, orang jawa bilang "gupoh"... teman2 sayapun juga sering protes karena
kehebohan saya...hehehe... maaf ya teman-teman... sifat ini memang sudah
bawaan saya dari lahir..hihi... tapi insyaAllah saya akan selalu berusaha untuk
meminimalkan sifat tersebut dan berusaha untuk tenang,.... tapi sifat ini susah
sekali saya kendalikan setiap saya jaga IGD... apalagi yang dihadapi adalah
pasien yang bermacam-macam dengan jumlah yang tidak terduga, kadangkadang langsung datang pasien beruntun atau "grudukan", keadaan ini
membuat saya semakin stress...hahaha.. dan ternyata...hal ini saya masih sedikit
dan kurang belajar mengenai tindakan kegawatdaruratan, seperti triase,
sistematika pertolongan pada kegawatdaruratan.... bismillahirrahmanirrahim....
disini saya akan belajar menganai PPGD...

Latar

Belakang
B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan
Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama
yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan
pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak
diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun
sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia.

Prinsip
Utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi
gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah Time Saving is Life
Saving, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi
gawat darurat haruslah benar- benar efektif dan efisien, karena pada kondisi
tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja (henti nafas
selama
2-3
menit
dapat
mengakibatkan
kematian).
Kasus
kegawatdaruratan
- TENGGELAM
OBSTRUKSI

yang

mungkin

terjadi

BENDA

sehari-hari:
STROKE
ASING

INHALASI
REAKSI
OVERDOSE
SENGATAN

COMA

INFARK
SAMBARAN
KARENA

BERBAGAI

ASAP
ANAFILAKSIS
OBAT
LISTRIK
SUFFOKASI
TRAUMA
MYOCARD
PETIR
SEBAB

Langkah-langkah
Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway Breathing Circulation Disability). Keempat poin tersebut adalah poin-poin
yang harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi
gawat
darurat.
Algortima Dasar PPGD

TRIASE
Cara pemilahan penderita berdasarkan :
Terapi
A
B
C
D
E : Exposure

LABELISASI

Sumber

Kebutuhan
daya

didasarkan

pada
:
:
:
:

yang
kebutuhan

terapi
tersedia
:
Airway
Breathing
Circulation
Disability

Biru : gawat darurat sangat berat


Merah
Kuning
:
Hijau
:
Hitam : meninggal

:
tidak
tidak

gawat
gawat,
tetapi
gawat

darurat
darurat
darurat

PRIMERY SURVEY & RESUSITASI


Deteksi secara cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
live suport --- A-B-C-D
A
=
airway,
bebaskan
B = breathing, beri nafas, tambah oksigen
C
=
circulation,
hentikan
D = disability / SSP, cegah TIK naik

jalan

perdarahan,

beri

nafas
infus

Quick Diagnosis -- Quick Treatment


Istilah:
Cardio Pulmonary Cerebral Resuscitation = CPCR = CPR = RJPO = BLS + ALS

Basic Life Support = B L S


=
jalan
nafas
+
nafas
buatan
Advanced
Life
Support
= Drug (+fluid) + E K G + Defibrilasi

+
=

pijat
A

jantung
L

(A-B-C)
S

Urutan BLS

1. Pastikan pasien sadar atau tidak, bila pasien tidak sadar langsung bebaskan
jalan nafas

oh iyaa...

Pada korban yang tak sadar, jangan diberi bantal di kepala dan jangan diberi
ganjal di bahu
2. Urutan pemeriksaan:
A: Airway
Periksan apakah ada hambatan pada saluran nafas?? usahakan jalan nafas tetap
terbuka secara optimal.
Look:Gerak dada & perut, Tanda distres nafas, Warna mukosa, kulit.
Pada pernafasan yang normal maka antara dada dan perut bergerak bersamaan,
artinya saat dada mengembang maka perut juga mengembang. Hati-hati jika
terjadi sebaliknya atau gerakan dada dan perut yang berkebalikan arah, maka
tanda ini merupakan tanda sebagai obstruksi total dari jalan nafas (see saw).
Listen:Gerak
udara
nafas
dengan
telinga
Feel: gerak udara nafas dengan pipi.
Jika pasien sadar, ajak bicara, jika bicara jelas = tak ada sumbatan
Berikan
oksigen
(jika
ada),
masker
6
Jaga tulang leher, baring datar, wajah ke depan, leher posisi
Nilai apakah jalan nafas bebas adakah suara crowing, gargling, snoring.

lpm
netral

Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :


a.Snoring :suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan
jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka
lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka
mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang
digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk
menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang
menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda
tersebut
b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan
yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di
atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang
sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan).
c.Crowing: suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena
pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan
maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja Jika suara napas tidak
terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan:
a.Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak
tangan
daerah
diantara
tulang
scapula
di
punggung
b.Heimlich
Maneuver,
c.Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara
memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.

Gangguan jalan nafas bagian atas:


- Sumbatan pangkal lidah
-

Sumbatan
benda
asing
padat
:
makanan.
muntahan
cair
:
muntah
cairan
lambung,
darah
Edema
jalan
nafas:
alergi,
angioneurotic
edema,
luka
bakar
- Radang (terutama anak): laryngitis, tonsilitis, diptheria
Treatment of Air way obstruction (manual method)
Sumbatan pangkal lidah
Jaw
chin
lift
+
Jalan
nafas
Jalan
nafas
Intubasi
trachea
Cairan
di
hypopharynx;
penghisap
Sumbatan di plica vocalis; cricothyroidotomy

head

/
/

thrust
tilt
oropharynx
nasopharynx
LMA
suction

B:
Penyebab
Sentral
SSP/pusat

Breathing
breathing:

gangguan
nafas

Perifer
-

Jalan

nafas
Paru
Rongga
pleura
Dinding
dada
Otot
nafas
Syaraf
Jantung
Menilai
pernapasan:
- Inspeksi (LIHAT): Frekuensi, pola nafas, simetris atau tidak, penggunaan otot
bantu pernapasan, Bendungan vena leher, sianosis. Pada traum aperiksa adanya
luka
tusuk,
fleil
chest,
luka
pada
dada.
- Palpasi (RABA): nyeri tekan, krepitasi, emfisema subkutis, pergeseran letak
trakea
Perkusi:
Sonor,
redup,
hipersonor.
- Auskultasi (DENGAR): keluhan penderita, suara nafas, adakah suara tambahan
nafas (rhonki?, whezing?), dengarkan adanya suara usus di dada, suara jantung.
Tanda-tanda
distress
Gelisah
(karena
Tachypnea,
nafas
cepat,
>
Gerak
otot
nafas
Gerak
cuping
Tracheal
Retraksi
sela
Gerak
dada
&
perut
Sianosis
(tanda
Terapi oksigen:

nafas:
hipoksia)
30
pm
tambahan
hidung
tug
iga
paradoksal
lambat)

C:

Circulasi

- Periksa
Tanda-tanda

Nadi:

Irama,
Perfusi

frekuensi,

kuat

angkat
Tensi
perifer
shock:

GANGGUAN
PERFUSI
PERIFER
Raba
telapak
tangan
Hangat,
Kering,
Merah
:
NORMAL
Dingin,
Basah,
Pucat
:
SHOCK
Tekan
lepas
ujung
kuku
/
telapak
tangan
Merah
kembali
<
2
detik
:
NORMAL
Merah
kembali
>
2
detik
:
SHOCK
Bandingkan
dengan
tangan
pemeriksa
Perfusi : pucat - dingin basah; cap. Refill time lambat ( kuku, telapak )
Nadi
>100
x/mnt
Tekanan
darah
<100/90
mmhg

Nadi masih teraba di: Tek darah masih


art.
art.
art.

radialis
femoralis
carotis

>

80
>
>

Estimasi
jumlah
Fraktur
femur
tertutup:
Fraktur
tibia
tertutup:
Fraktur
pelvis
Hemothoraks:
2
Fr.
Costae
(tiap
satu):
Luka
sekepal
tangan
:
Bekuan
darah
sekepal:

mmHg
70
60

mmHg
mmHg
perdarahan:
liter
liter
3
liter
liter
150
ml
500
ml
500
ml
1,5-2
0,5

Pasang
jalur
infus
IV
besar
x
2
Untuk
mengatasi
shock
Untuk
memasukkan
obat
Kalau
sudah
ada
satu
infus,
pasang
infus
satu
lagi
- Ambil sampel darah untuk cari donor segera pasang stiker nama pasien, pilih
vena besar, cairan harus dapat diguyur

ADVANCED LIFE SUPPORT memerlukan ketersediaan obat-emergensi segera

Disability
Periksa Pupil (besar, simetri, refleks cahaya)
Periksa
kesadaran
,
GCS
A
=
Awake
(sadar
penuh)
V = responds to Verbal command (ada reaksi terhadap perintah)
P
=
responds
to
Pain
(ada
reaksi
terhadap
nyeri)
U = Unresponsive (tak ada reaksi)

Dasar-dasar penanganan pada keadaan gawat darurat juga dapat menggunakan


sistem B1-B6
B1 = Breath = Masalah pernafasan dapat menyebabkankematian dalam 3 menit
B2 = Bleed = Masalah hemodinamik juga dapat menyebabkan kematian dalam
beberapa
menit
B3
=
Brain
=
Masalah
kesadaran
dan
susunan
syaraf
B4
=
Bladder
=
Masalah
urogenital
B5
=
Bowel
=
Masalah
tractus
digestivus
B6 = Bone = Masalah tulang dan kerangka.

A = Airway = B1
B
C
D
E = Exposure

=
=
=

Breathing
Circulation
Disability

=
=
=

B1
B2
B3

B4 = Bladder = masalah urologi


Menilai fungsi ginjal perlu diperiksa Urine
Volume
Normal
:
Anuria
Oliguria
:25
Poliuria
:
Kwalitas
Berat
Sedimen dan lain-lain

1
:
ml/jam
>

2
20

atau
2500

mI/kg
400

ml/24
ml/24

BB
ml/24jam
jam
jam
jenis

Penyebab oligouria/anuria:
Prerenal
Hipovolemia
Hipotensi/syok
Renal
Prerenal
Myoglobinuria
Post

yang

tak
karena

segera
diatasi
Reaksitransfusi
crush
syndrome
Radang
renal

Batu,

debris

B5 = BOWEL= Masalah tractus digestivus


Perut yang kembung atau distensi (menyangkut mastah B 1)
Ascites
:
perlu
dilakukan
punksi
Perdarahan
intra
abdominal
:
segera
laparatomy
Ileus
paralitik
:
Pasang
pipa
lambung
Pasang
pipa
rektum
Pasang
infus
Dipertimbangkan obat - obatseperti prostigmin, alinamin dan lain lain
Ileus
obstruktip
Dipersiapkan
untuk
laparatomy
Pasang
pipa
lambung
Pasang infus lakukan rehidrasi dengan monitoring tensi, nadi, CVP (biIa
dipasang)
dan
produksi
urine

Muntah dan diarrhe (menyangkut masalah B2)


Gejala
klinis
akibat
berkurangnya
cairan
Turgor
kulit
Mata
Mukosa
Ubun

ubun
Gejala
akibat
berkurang
Takhikardia
Hipotensi
sampai
Oliguria

interstisiel
menurun
cowong
kering
cekung
plasma
syok

B6 = Bone = masalah pada tulang


Patah tulang leher
Gangguan

nafas
Hipovolemia

Patah

tulang
Gangguan

Hipovolemia (B2)

Bersambung.... insyaAllah...^_^

Diposkan oleh Wendy. di 23.41

nafas

(B1)
(B2)
panjang
(B1)

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan


ke Pinterest
Label: Medical Doctor, Traumatologi
2 komentar:

1.
Kino-Chan29 Oktober 2014 04.53

terimakasih ^^
Balas

2.
Tj.awan17 Oktober 2015 02.33

Thank...sangat membantu
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Assalamu'alaykum....
Welcome to my blog... :-)
About Me

Wendy.
Lihat profil lengkapku
Blog Archive

2014 (17)

2013 (36)

Agustus 2013 (3)

Juni 2013 (6)

Mei 2013 (7)

April 2013 (2)

Maret 2013 (10)

Februari 2013 (6)

Januari 2013 (2)

2012 (4)

Label

Anestesi

Bedah Saraf

Gastrointestinal

Karya Tulis Ilmiah

Medical Doctor

Muslimah Zone's

Nefrourologi

Neurologi

ORTOPEDI

Pediatric

Public Health

Resep Masakan

Story

THT

Traumatologi

Welcome to my blog...

Anda mungkin juga menyukai