Nama Pelatihan :
Forum Nasional Apoteker 2016 Product and Diseases Update 2016
Tujuan Pelatihan :
1. Mengetahui perkembangan produk dan penyakit di tahun 2016 (tentang nyeri,
keamanan NSAID terhadap saluran cerna, antispasmodic, disfungsi ereksi,
antiepilepsi)
2. Memahami tentang komunikasi efektif di Rumah Sakit dan di komunitas
pelayanan kesehatan
3. Memahami tentang gangguan psikiatri dalam kehamilan beserta pengobatannya
4. Memahami asuhan kefarmasian pada pasien depresi
5. Memahami patofisiologi batuk dan asma
6. Memahami asuhan kefarmasian pada pasien asma
Waktu & Tempat Pelatihan :
13 14 Februari 2016, jam 08.00 17.00
Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta
Rangkuman Hasil Pelatihan :
A. Nyeri dan Penanganannya
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana
berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan
Klasifikasi nyeri:
1. Durasi >> akut (<3-6 bulan) dan kronis (>3-6 bulan)
2. Lokasi >> kepala, pinggang, dll.
3. Keparahan >> ringan, sedang, berat
4. Patofisiologi >> nociceptive, neuropatik, central sensitization/ dysfunctional
Tujuan penatalaksana nyeri :
1. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
2. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis
yang persisten
3. Mengurangi penderiataan dan ketidakmampuan akibat nyeri
4. Meminimalkan reaksi tidak diinginkan atau toleransi terhadap terapi nyeri
5. Meningkatkan kualitsas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien
untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Strategi terapi
1. Terapi non farmakologi
Intervensi psikologis : relaksasi, hipnosis, dll.
Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) untuk nyeri bedah, traumatik
dan oral facial
2. Terapi farmakologi
Analgesik : non opiat dan opiat
Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan sampai ke yang
paling kuat
Tahapannya
Tahap I analgesik non opiat : AINS
141 pasien artritis yang menggunakan NSAIDs meninggal atau menjalani operasi
akibat perforasi atau perdarahan ulkus
Pembuluh Darah
Saraf
Hormonal
Psikologis
Ereksi terjadi setelah stimulasi langsung pada genital, stimulasi auditorik atau
visual kontribusi influx darah ke penis
Penyebab disfungsi ereksi
1. Pembuluh darah
Kurang lebih 40% kasus DE pada pria >50 tahun
Kelainan pembuluh darah mengurangi aliran darah ke penis
Contoh : DM, CVD, merokok, dan trauma yang mempengaruhi sirkulasi
darah
2. Saraf
Gangguan transmisi saraf
Contoh : DM, neuropati alkoholikm stroke, trauma atau prosedur bedah pada
tulang belakang dan penis
3. Hormone
DE karena hormonal berhubungan dengan rendahnya kadar testosteron,
hiperprolaktinemia, hipotiroid, insufisiensi adrenal
4. Psikogenik
Dapat terjadi karena anxietas, depresi, psikosis, rendah, perasaan rendah diri
Pasien dengan DE psikogenik masih dapat mengalami ereksi nokturnal
EAU Guidelines untuk terapi DE(2013)
First line
PDE-5 inhibitor (sildenafil, tadalafil, vardenafil), Vacum erection devices
PDE5i merupakan kelas vasodilator yang bekerja pada mekanisme nitrogen oksidacGMP untuk memelihara fungsi ereksi alami bilamana terdapat stimulasi seksual
Efikasi ditentukan berdasarkan kecukupan kekakuan untuk penetrasi vagina
Sildenafil sitrat merupakan pengobatan oral untuk DE yang pertama berlisensi,
memperoleh otorisasi pasar pada tahun 1998
Vardenafil dan tadalafil mendapatkan otorisasi pasar pada tahun 2003
Second line intravenous injection
cavernosa
Efikasi 70%
Umumnya pada pria muda yang mengalami DE akibat trauma pada penis atau
area sekitarnya (fraktur pelvis, trauma perineal)
HBB (Hyoscine N-Buthyl Bromide) hanya bekerja dimana kram dan nyeri terjadi
- di organ abdomen.
Analgesik bertindak dengan cara mengurangi rasa sakit dengan menghalangi
sinyal rasa sakit (masking ). Analgesik diserap di seluruh tubuh, memasuki aliran
darah dan dengan demikian memberikan potensi lebih besar untuk efek samping
yang tidak tidak dikehendaki.
Dibandingkan dengan analgesik, HBB (Buscopan) hanya bekerja di mana rasa
sakit terjadi dan mengurangi rasa sakit. Karena tidak masuk ke aliran darah,
otomatis tidak ada efek samping
E. Tatalaksana Epilepsi
Tatalaksana epilepsy
1. Medication / Obat anti epilepsi ( OAE )
Beberapa obat anti epilepsy
Asam valproat
Carbamazepin
Phenytoin
Phenobarbital
Ethosuximide
Benzodiazepine
Lamotrigine
Clobazam
Topiramate
60 -70% pasien epilepsi dapat sembuh dengan OAE, 30% tidak dapat diatasi
dengan OAE refractory epilepsy, separuh dari refractory epilepsy merupakan
kandidat untuk epilepsy surgery
2. Ketogenic diet
3. Terapi stimulasi N. Vagus
4. Operasi / Epilepsy surgery
a. Temporal lobe resection
b. Extra temporal resection
c. Functional hemispherectomy
Penggunaan OAE adalah jangka panjang, minimal 2 tahun bebas kejang
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan:
Jenis OAE sesuai dengan tipe bangkitan atau sindroma epilepsy
Kepatuhan pasien minum obat
Ketersediaan obat
Masalah penggantian OAE original ke generik
Preparasi dan bentuk OAE generik berbeda dengan original
Frekuensi kejang dapat semakin meningkat
Kejang dapat muncul kembali
Risiko terjadi toksisitas
Jika akan mengubah OAE original ke generik, diskusikan dahulu ke pasien
mengenai risk-benefit.
Ada kelompok pasien yang lebih berisiko jika dilakukan pengubahan OAE:
wanita hamil, riwayat status epileptikus, lansia, pasien yang sudah bebas kejang
Edukasi pasien jika mendapatkan OAE yang tampilannya berbeda, segera
tanyakan ke dokter
F. Komunikasi efektif
Keterampilan berkomunikasi dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan:
1. Pasien :
Konseling : untuk obat-obat bebas
untuk obat-obat yang diresepkan
2. Profesi kesehatan lain
Pemberian informasi obat dan hal lain yang terkait
3. Administrator
4. Teman seprofesi
5. Masyarakat luas
Syarat penyampaian pesan yang baik
Pesan dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik
perhatian komunikan
Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh
komunikator dan komunikan
Pesan harus membangkitkan kebutuhan komunikan dan menyarankan cara utk
memperoleh kebutuhan tersebut
Hal-hal yang diperhatikan pada saat menyampaikan pesan
Siapkan diri dan pesan, cara penyampaiannya, waktu dan media yang menjadi alat
untuk menyampaikan pesan tersebut.
Jangan memandang pesan sebagai sesuatu hal yang mudah .
Yakin bahwa pesan itu bermanfaat.
Kepercayaan diri dari sender .
Konseling pasien adalah pemberian informasi pengobatan secara lisan atau tertulis
kepada pasien atau keluarga yang berkaitan dengan penggunaan obat
seperti:
Cara penggunaan obat yang sesuai
Nasihat tentang efek samping
Cara penyimpanan
Perubahan pola hidup
Pada konseling ada interaksi antara apoteker dengan
pasien atau keluarga
Pasien yang harus diberikan konseling
1. Pasien yang dirujuk oleh dokter
2. Pasien dengan penyakit tertentu
Misalnya : - penyakit jantung
- penyakit darah tinggi
- penyakit kencing manis
- penyakit epilepsi
- penyakit-penyakit kronik lainnya
3. Pasien yang menerima obat-obat tertentu
misalnya : - obat dengan pengawasan tertentu
contoh : warfarin
- obat berindeks terapetik sempit
contoh : digoxin
- obat yang memerlukan teknik administrasi tertentu
contoh : Inhaler, insulin
4. Pasien geriatrik, pediatrik, selesai dirawat dengan regimen terapetik yang rumit
dan mengelirukan
Tahapan-tahapan prose konseling
1. PENGENALAN
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan konseling
2. PENILAIAN
Tujuan: menilai kepahaman pasien tentang obat yang diberikan (jika perlu
hubungannya dengan penyakit yang diderita)
3. PELAKSANAAN
Tujuan: untuk merangsang, mengubah sikap dari pasien agar mengerti dan
mengikuti regimen terapetik
4. PENGUJIAN (VERIFIKASI)
Tujuan: untuk memastikan pasien memahami, mengerti apa yang sudah kita
terangkan fill in the gaps, betulkan atau tambahan jika ada yang terlupa,
jawablah jika ada pertanyaan dari pasien
2. KESIMPULAN
Tawarkan bantuan jika ada masalah
G. Gangguan psikiatri selama kehamilan
Gangguan mental
Dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
Hormon, syaraf endokrin, biokimia, genetik
Psikologi, kepribadian
Sosial dan budaya
5 tipe gangguan mental
1. Gannguan kecemasan:
Phobia
Generalized anxiety disorder
Social anxiety disorder
Panic disorder
Agoraphobia
Obsessive compulsive disorder
Post-traumatic stress disorder
2. Gannguan suasana hati dan Bipolar:
Major depressive disorders
Dysthymia
Bipolar disorders
3. Gangguan kepribadian.
4. Gangguan psikotik:
Schizophrenia
Delusional disorder
Schizoaffective disorder
Schizotypy
5. Gannguan nafsu makan:
Anorexia nervosa
Bulimia nervosa
Resiko paparan pengobatan
Semua obat mudah berdifusi ke dalam plasentaAll medication diffuse readily
across the placenta
Tidak ada obat psikotropikan yang sudah disetujui FDA untuk penggunaan selama
kehamilan
Resiko yang mungkin terjadi terkait paparan sebelum kelahiran
Teratogenesis
Neonatal toxicity
Antipsikotik
Clozapine sebaiknya tidak diresepkan secara rutin untuk wanita yang sedang
hamil secara teoritis agranulositosis janin pada bayi
Olanzapine - faktor risiko untuk diabetes gestasional harus diperhitungkan Depot antipsikotik dan obat-obatan antikolinergik sebaiknya tidak secara rutin
diresepkan untuk wanita hamil karena dapat menunjukkan efek samping
ekstrapiramidal beberapa bulan setelah pemberian .
Carbamazepine and Lamotrigene
Karbamazepin meninkatkan risiko neural tube defects (6 sampai 20 per 1000),
juga risiko masalah saluran pencernaan dan kelainan jantung
Lamotrigene membawa risiko sumbing lisan (9 per 1000 janin terkena) . Hentikan
jika mungkin
Lithium
Meningkatkan risiko kelainan jantung janin ( 8 per 1000 meningkat menjadi 60
per 1000)
Hindari di trimester pertama dan selama menyusui
Berhenti jika tidak berisiko tinggi kambuh-penarikan bertahap selama 4 minggu
Pertimbangkan mengkonversi ke antipsikotik
Pertimbangkan berhenti untuk pertama kemudian restart di trimester kedua jika
tidak berencana untuk menyusui
Jika dilanjutkan cek terus setiap 4 minggu, kemudian mingguan dari 36 minggu
dan dalam waktu 24 jam dari melahirkan. Sesuaikan dosis untuk menjaga kisaran
terapeutik
Monitor keseimbangan cairan dalam persalinan - risiko dehidrasi dan toksisitas
lithium - mungkin diperlukan untuk memeriksa tingkat lithium
Electroconvulsive therapy (ECT)
Tidak ada bukti yang tersedia pada risiko bahaya bagi janin .
1.___________
2. Melisa Resmiati
2.___________