Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PELATIHAN

Nama Pelatihan :
Forum Nasional Apoteker 2016 Product and Diseases Update 2016
Tujuan Pelatihan :
1. Mengetahui perkembangan produk dan penyakit di tahun 2016 (tentang nyeri,
keamanan NSAID terhadap saluran cerna, antispasmodic, disfungsi ereksi,
antiepilepsi)
2. Memahami tentang komunikasi efektif di Rumah Sakit dan di komunitas
pelayanan kesehatan
3. Memahami tentang gangguan psikiatri dalam kehamilan beserta pengobatannya
4. Memahami asuhan kefarmasian pada pasien depresi
5. Memahami patofisiologi batuk dan asma
6. Memahami asuhan kefarmasian pada pasien asma
Waktu & Tempat Pelatihan :
13 14 Februari 2016, jam 08.00 17.00
Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta
Rangkuman Hasil Pelatihan :
A. Nyeri dan Penanganannya
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana
berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan
Klasifikasi nyeri:
1. Durasi >> akut (<3-6 bulan) dan kronis (>3-6 bulan)
2. Lokasi >> kepala, pinggang, dll.
3. Keparahan >> ringan, sedang, berat
4. Patofisiologi >> nociceptive, neuropatik, central sensitization/ dysfunctional
Tujuan penatalaksana nyeri :
1. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
2. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis
yang persisten
3. Mengurangi penderiataan dan ketidakmampuan akibat nyeri
4. Meminimalkan reaksi tidak diinginkan atau toleransi terhadap terapi nyeri
5. Meningkatkan kualitsas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien
untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Strategi terapi
1. Terapi non farmakologi
Intervensi psikologis : relaksasi, hipnosis, dll.
Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) untuk nyeri bedah, traumatik
dan oral facial
2. Terapi farmakologi
Analgesik : non opiat dan opiat
Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan sampai ke yang
paling kuat
Tahapannya
Tahap I analgesik non opiat : AINS

Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)


Tahap III analgesik opiat lemah + AINS +ajuvan
Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
Contoh ajuvan : antidepresan, antikonvulsan, agonis -2, dll.
Untuk nyeri neuropatik karena hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak
berespon terhadap AINS dan analgesik opioid maka terapi utamanya : antidepresan
trisiklik ( TCA ), anti konvulsan dan anestetik lokal.
Jenis-jenis obat AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) :
Contohnya :
Salicylates Aspirin (acetylsalicylic acid)
Propionic acid derivatives Ibuprofen, Naproxen, Ketoprofen,Dexketoprofen
Acetic acid derivatives Indomethacin,Ketorolac,Diclofenac
Enolic acid (Oxicam) derivatives Piroxicam,Meloxicam
Fenamic acid derivatives (Fenamates ) Mefenamic acid
Selective COX-2 inhibitors (Coxibs) Celecoxib, Parecoxib
B. Keamanan Saluran Cerna dalam Penatalaksaan Nyeri dengan Menggunakan
NSAID
Acetylsalicylic acid disintesis dan dipasarkan sebagai obat anti-inflamasi pada 1897.
Pada 1971, John Vane menemukan bahwa efek analgesik, antipiretik dan anti
inflamasi aspirin adalah dengan menghambat enzim cyclooxygenase, Sehingga
mencegah pembentukan dan pelepasan prostaglandin.
NSAIDs merupakan landasan penanganan nyeri dan inflamasi pada artritis tapi
terdapat risiko GI yang perlu menjadi pertimbangan, seperti :
1. Kerusakan GI bagian atas
2. Kerusakan GI bagian bawah
3. Kehilangan darah & anemia
Kebanyakan pasien dengan komplikasi GI* akibat NSAID tidak memiliki gejala
sampai terjadi kondisi serius

141 pasien artritis yang menggunakan NSAIDs meninggal atau menjalani operasi
akibat perforasi atau perdarahan ulkus

42 pasien RA yang menggunakan NSAIDs dirawat karena komplikasi serius pada


GI
Mortalitas pada pasien yang mengalami perforasi atau perdarahan GI bagian atas
tetap menjadi perhatian khusus pada mereka yang terpapar NSAIDs . Banyak pasien
dengan OA yang membutuhkan NSAIDs untuk mengontrol nyeri tapi memiliki risiko
GI yang tinggi. Bukti menunjukkan bahwa co-therapy dengan PPI tidak mencegah
kerusakan GI bagian bawah akibat NSAID
.
Kebanyakan obat NSAID bekerja non selective, maka untuk keamanan GI
dibutuhkan obat NSAID yang bekerja selective menghambat COX-2
Penelitian efikasi klinis Celecoxib jelas menunjukkan celecoxib memiliki efikasi
yang sebanding dengan NSAIDs yang lain dan superior terhadap placebo
Tujuan selective COX-2 inhibitor adalah untuk mencegah efek samping
gastrointestinal yang dapat disebabkan obat yang menghambat COX-1
C. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan
ereksi penis untuk melakukan senggama yang memuaskan

Diagnosa disfungsi ereksi


Riwayat Pasien
Pemeriksaan Fisik
Tes Laboratorium
Pemeriksaan Lain
Pemeriksaan Psikososial
Instrumen untuk menentukan disfungsi ereksi :
International Index of Erectile Function (IIEF)
Sexual Health Inventory for Men (SHIM)
Erection Hardness Scale (EHS)
Self-Esteem and Relationship (SEAR)
Psychological and Interpersonal Relationship Scale (PAIRS)
Erectile Dysfunction Inventory for Treatment and Satisfaction (EDITS)
Sexual Quality of Life-Male (SQOL-M)
Structured Interview on Erectile Dysfunction (SIEDY)
Mekanisme ereksi
Ereksi normal merupakan koordinasi:

Pembuluh Darah

Saraf

Hormonal

Psikologis
Ereksi terjadi setelah stimulasi langsung pada genital, stimulasi auditorik atau
visual kontribusi influx darah ke penis
Penyebab disfungsi ereksi
1. Pembuluh darah
Kurang lebih 40% kasus DE pada pria >50 tahun
Kelainan pembuluh darah mengurangi aliran darah ke penis
Contoh : DM, CVD, merokok, dan trauma yang mempengaruhi sirkulasi
darah
2. Saraf
Gangguan transmisi saraf
Contoh : DM, neuropati alkoholikm stroke, trauma atau prosedur bedah pada
tulang belakang dan penis
3. Hormone
DE karena hormonal berhubungan dengan rendahnya kadar testosteron,
hiperprolaktinemia, hipotiroid, insufisiensi adrenal
4. Psikogenik
Dapat terjadi karena anxietas, depresi, psikosis, rendah, perasaan rendah diri
Pasien dengan DE psikogenik masih dapat mengalami ereksi nokturnal
EAU Guidelines untuk terapi DE(2013)
First line
PDE-5 inhibitor (sildenafil, tadalafil, vardenafil), Vacum erection devices
PDE5i merupakan kelas vasodilator yang bekerja pada mekanisme nitrogen oksidacGMP untuk memelihara fungsi ereksi alami bilamana terdapat stimulasi seksual
Efikasi ditentukan berdasarkan kecukupan kekakuan untuk penetrasi vagina
Sildenafil sitrat merupakan pengobatan oral untuk DE yang pertama berlisensi,
memperoleh otorisasi pasar pada tahun 1998
Vardenafil dan tadalafil mendapatkan otorisasi pasar pada tahun 2003
Second line intravenous injection

Untuk pasien yang tidak memberikan respon pada terapi oral

Injeksi agen yang dapat merelaksasi otot polos pada corpora

cavernosa

Ereksi akan terjadi (walau tanpa stimulasi seksual) setelah 5


15 menit

Saat ini yang disetujui :


Prostaglandin E1 (alprostadil)

Efikasi 70%

Angka Drop-out 41 68%

Komplikasi paling sering : nyeri pada penis, priapism dan fibrosis

Third line penile protheses

Umumnya pada pria muda yang mengalami DE akibat trauma pada penis atau
area sekitarnya (fraktur pelvis, trauma perineal)

Pembedahan rekonstruksi vaskular

Arteri Epigastrika Inferior ke Arteri Dorsalis Penis

Ligasi crural penis untuk mengatasi kebocoran vena crural


D. Antispasmodik
Urutan nyeri perut:
1. Abdominal Cramp = spasme (kontraksi) otot perut (otot polos) yang
menyebabkan nyeri
2. Abdominal Pain = nyeri kram ringan hingga sedang
3. Abdominal Discomfort = nyeri kram ringan atau yang mengganggu

HBB (Hyoscine N-Buthyl Bromide) hanya bekerja dimana kram dan nyeri terjadi
- di organ abdomen.
Analgesik bertindak dengan cara mengurangi rasa sakit dengan menghalangi
sinyal rasa sakit (masking ). Analgesik diserap di seluruh tubuh, memasuki aliran
darah dan dengan demikian memberikan potensi lebih besar untuk efek samping
yang tidak tidak dikehendaki.
Dibandingkan dengan analgesik, HBB (Buscopan) hanya bekerja di mana rasa
sakit terjadi dan mengurangi rasa sakit. Karena tidak masuk ke aliran darah,
otomatis tidak ada efek samping

E. Tatalaksana Epilepsi

Seizure / bangkitan: lepasnya muatan listrik secara paroksismal, berlebihan dan


hipersinkron dari neuron di otak yang mengakibatkan bermacam-macam
manifestasi klinik
Seizure : 1 bangkitan
Epilepsi : > 1 bangkitan / seizure
Sindrom epilepsi : Sekumpulan sign & symptoms yang biasanya muncul
bersamaan.
Sign & symptoms sindrom epilepsi :
Tipe bangkitan, rekurensi,
Kelainan neurologis, prognosis

Tatalaksana epilepsy
1. Medication / Obat anti epilepsi ( OAE )
Beberapa obat anti epilepsy
Asam valproat
Carbamazepin
Phenytoin
Phenobarbital

Ethosuximide
Benzodiazepine
Lamotrigine
Clobazam
Topiramate

60 -70% pasien epilepsi dapat sembuh dengan OAE, 30% tidak dapat diatasi
dengan OAE refractory epilepsy, separuh dari refractory epilepsy merupakan
kandidat untuk epilepsy surgery
2. Ketogenic diet
3. Terapi stimulasi N. Vagus
4. Operasi / Epilepsy surgery
a. Temporal lobe resection
b. Extra temporal resection
c. Functional hemispherectomy
Penggunaan OAE adalah jangka panjang, minimal 2 tahun bebas kejang
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan:
Jenis OAE sesuai dengan tipe bangkitan atau sindroma epilepsy
Kepatuhan pasien minum obat
Ketersediaan obat
Masalah penggantian OAE original ke generik
Preparasi dan bentuk OAE generik berbeda dengan original
Frekuensi kejang dapat semakin meningkat
Kejang dapat muncul kembali
Risiko terjadi toksisitas
Jika akan mengubah OAE original ke generik, diskusikan dahulu ke pasien
mengenai risk-benefit.
Ada kelompok pasien yang lebih berisiko jika dilakukan pengubahan OAE:
wanita hamil, riwayat status epileptikus, lansia, pasien yang sudah bebas kejang
Edukasi pasien jika mendapatkan OAE yang tampilannya berbeda, segera
tanyakan ke dokter
F. Komunikasi efektif
Keterampilan berkomunikasi dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan:
1. Pasien :
Konseling : untuk obat-obat bebas
untuk obat-obat yang diresepkan
2. Profesi kesehatan lain
Pemberian informasi obat dan hal lain yang terkait
3. Administrator
4. Teman seprofesi
5. Masyarakat luas
Syarat penyampaian pesan yang baik
Pesan dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik
perhatian komunikan
Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh
komunikator dan komunikan
Pesan harus membangkitkan kebutuhan komunikan dan menyarankan cara utk
memperoleh kebutuhan tersebut
Hal-hal yang diperhatikan pada saat menyampaikan pesan
Siapkan diri dan pesan, cara penyampaiannya, waktu dan media yang menjadi alat
untuk menyampaikan pesan tersebut.
Jangan memandang pesan sebagai sesuatu hal yang mudah .
Yakin bahwa pesan itu bermanfaat.
Kepercayaan diri dari sender .

Ramah dalam berkomunikasi.


Bahasa yang sederhana.

Konseling pasien adalah pemberian informasi pengobatan secara lisan atau tertulis
kepada pasien atau keluarga yang berkaitan dengan penggunaan obat
seperti:
Cara penggunaan obat yang sesuai
Nasihat tentang efek samping
Cara penyimpanan
Perubahan pola hidup
Pada konseling ada interaksi antara apoteker dengan
pasien atau keluarga
Pasien yang harus diberikan konseling
1. Pasien yang dirujuk oleh dokter
2. Pasien dengan penyakit tertentu
Misalnya : - penyakit jantung
- penyakit darah tinggi
- penyakit kencing manis
- penyakit epilepsi
- penyakit-penyakit kronik lainnya
3. Pasien yang menerima obat-obat tertentu
misalnya : - obat dengan pengawasan tertentu
contoh : warfarin
- obat berindeks terapetik sempit
contoh : digoxin
- obat yang memerlukan teknik administrasi tertentu
contoh : Inhaler, insulin
4. Pasien geriatrik, pediatrik, selesai dirawat dengan regimen terapetik yang rumit
dan mengelirukan
Tahapan-tahapan prose konseling
1. PENGENALAN
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan konseling
2. PENILAIAN
Tujuan: menilai kepahaman pasien tentang obat yang diberikan (jika perlu
hubungannya dengan penyakit yang diderita)
3. PELAKSANAAN
Tujuan: untuk merangsang, mengubah sikap dari pasien agar mengerti dan
mengikuti regimen terapetik
4. PENGUJIAN (VERIFIKASI)
Tujuan: untuk memastikan pasien memahami, mengerti apa yang sudah kita
terangkan fill in the gaps, betulkan atau tambahan jika ada yang terlupa,
jawablah jika ada pertanyaan dari pasien
2. KESIMPULAN
Tawarkan bantuan jika ada masalah
G. Gangguan psikiatri selama kehamilan
Gangguan mental
Dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
Hormon, syaraf endokrin, biokimia, genetik
Psikologi, kepribadian
Sosial dan budaya
5 tipe gangguan mental

1. Gannguan kecemasan:
Phobia
Generalized anxiety disorder
Social anxiety disorder
Panic disorder
Agoraphobia
Obsessive compulsive disorder
Post-traumatic stress disorder
2. Gannguan suasana hati dan Bipolar:
Major depressive disorders
Dysthymia
Bipolar disorders
3. Gangguan kepribadian.
4. Gangguan psikotik:
Schizophrenia
Delusional disorder
Schizoaffective disorder
Schizotypy
5. Gannguan nafsu makan:
Anorexia nervosa
Bulimia nervosa
Resiko paparan pengobatan
Semua obat mudah berdifusi ke dalam plasentaAll medication diffuse readily
across the placenta
Tidak ada obat psikotropikan yang sudah disetujui FDA untuk penggunaan selama
kehamilan
Resiko yang mungkin terjadi terkait paparan sebelum kelahiran

Teratogenesis

Neonatal toxicity

Long-term neurobehavioral sequelae


Jika obat benar-benar dibutuhkan
Menjaga regimen obat sesederhana mungkin dan dengan dosis efektif terendah
Gunakan monoterapi yang tepat
Jika memungkinkan, jangan merubah obat selama kehamilan
Pengobatan farmakologi
Antidepresan
Golongan trisiklik dan SSRI
Kebanyakan trisiklik memiliki indeks toksisitas yang fatal lebih tinggi dari
selective serotonin reuptake inhibitor ( SSRI )
Fluoxetine adalah SSRI yang dikenal dengan risiko terendah selama kehamilan
Imipramine , nortriptyline dan sertraline terdapat dalam ASI pada tingkat yang
relatif rendah . ( Tidak seperti fluoxetine )
Benzodiazepine
Seharusnya tidak diresepkan secara rutin untuk wanita hamil , kecuali untuk
pengobatan jangka pendek kecemasan yang ekstrim dan agitasi Risiko untuk janin
sumbing
Risiko untuk neonatus - sindrom bayi floppy
Valproat
Risiko cacat tabung saraf
Jika memungkin rubah ke obat lain ( mis untuk gangguan bipolar dikonversi ke
antipsikotik )
Jika tidak ada pilihan alternatif untuk max 1gram per hari dalam dosis terbagi
dalam format slow release . ( Berikan 5mg per hari asam folat )

Antipsikotik
Clozapine sebaiknya tidak diresepkan secara rutin untuk wanita yang sedang
hamil secara teoritis agranulositosis janin pada bayi
Olanzapine - faktor risiko untuk diabetes gestasional harus diperhitungkan Depot antipsikotik dan obat-obatan antikolinergik sebaiknya tidak secara rutin
diresepkan untuk wanita hamil karena dapat menunjukkan efek samping
ekstrapiramidal beberapa bulan setelah pemberian .
Carbamazepine and Lamotrigene
Karbamazepin meninkatkan risiko neural tube defects (6 sampai 20 per 1000),
juga risiko masalah saluran pencernaan dan kelainan jantung
Lamotrigene membawa risiko sumbing lisan (9 per 1000 janin terkena) . Hentikan
jika mungkin
Lithium
Meningkatkan risiko kelainan jantung janin ( 8 per 1000 meningkat menjadi 60
per 1000)
Hindari di trimester pertama dan selama menyusui
Berhenti jika tidak berisiko tinggi kambuh-penarikan bertahap selama 4 minggu
Pertimbangkan mengkonversi ke antipsikotik
Pertimbangkan berhenti untuk pertama kemudian restart di trimester kedua jika
tidak berencana untuk menyusui
Jika dilanjutkan cek terus setiap 4 minggu, kemudian mingguan dari 36 minggu
dan dalam waktu 24 jam dari melahirkan. Sesuaikan dosis untuk menjaga kisaran
terapeutik
Monitor keseimbangan cairan dalam persalinan - risiko dehidrasi dan toksisitas
lithium - mungkin diperlukan untuk memeriksa tingkat lithium
Electroconvulsive therapy (ECT)
Tidak ada bukti yang tersedia pada risiko bahaya bagi janin .

H. Pharmaceutical care pasien dengan gangguan depresi


Rencana monitoring terapi obat
1. Monitoring efektivitas terapi.
Monitoring terapi obat pada gangguan depresif dilakukan dengan memantau tanda
dan gejala klinis. Apoteker perlu memperhatikan kepatuhan penderita dalam
menggunakan obat dan mengetahui alasan ketidakpatuhan penderita. Penderita
dirujuk ke dokter (psikiater) apabila menunjukkan gejala-gejala psikosis atau
pikiran bunuh diri; penderita tidak berespon terhadap satu atau dua pengobatan
yang adekuat; atau gejala memburuk.
2. Monitoring Reaksi Obat Tidak Dikehendaki (ROTD)
Meliputi efek samping obat, alergi dan interaksi obat. Pelaksanaan monitoring
terapi obat bagi penderita rawat jalan memiliki keterbatasan bila dibandingkan
dengan penderita rawat inap, antara lain kesulitan untuk mengikuti perkembangan
penderita. Metode yang digunakan antara lain adalah monitoring melalui telepon
baik apoteker yang menghubungi maupun sebaliknya, penderita melaporkan
melalui telepon tentang kejadian yang tidak diharapkan kepada apoteker
3. Monitoring ketaatan
Untuk memastikan kalau penderita tidak responsif terhadap terapi, harus
dipastikan dahulu apakah penderita :
Taat
Mendapatkan dosis yang cukup untuk periode yang cukup
Bila minum antidepresan trisiklik, sebaiknya diperiksa kadar obat dalam
serum, terutama pada lanjut usia, dan penderita yang minum obat lain yang
dapat merubah farmakokinetik TCA
Rencana konseling
Tujuan pemberian konseling kepada penderita adalah untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan dan kemampuan penderita dalam menjalani pengobatannya serta untuk


memantau perkembangan terapi yang dijalani penderita. Ada tiga pertanyaan utama
(Three Prime Questions) yang dapat digunakan oleh Apoteker dalam membuka sesi
konseling yang disampaikan kepada penderita atau keluarganya. Pertanyaan tersebut
adalah sebagai berikut:
Apa yang telah diinformasikan oleh dokter tentang obat anda?
Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat anda?
Apa yang dokter jelaskan tentang harapan setelah minum obat anda?
Edukasi pada penderita
Gangguan depresif bukan cacat kepribadian atau kelemahan karakter
Gangguan depresif dikaitkan dengan suatu ketidakseimbangan kimiawi dalam
sistem saraf yang dengan mudah diobati dengan antidepresan dan pemberian
konseling. Penderita dan keluarga perlu diberi edukasi untuk mengenali tandatanda dini gangguan depresif.
Semua antidepresan efektivitasnya sama
Kurang lebih 65% penderita menerima terapi antidepresan memberikan respon
yang bermanfaat. Efek perbaikan akan tampak biasanya 2-3 minggu.Target
pengobatan adalah menjadi sehat kembali (100%) dan mempertahankan tetap
sehat. Angka kekambuhan sangat tinggi 50% dari orang yang mengalami satu
episode depresif.
Sebagian besar penderita yang menerima antidepresan akan mengalami efek
samping pada permulaan terapi
Umumnya efek samping yang timbul itu tidak berbahaya dan biasanya akan
menghilang dalam waktu 7-10 hari.
Antidepresan sebaiknya diminum pada waktu yang sama setiap hari
Hal ini mempermudah untuk mengingat kapan harus minum obat dan juga
meminimalkan efek samping.
I. Pharmaceutical care pasien dengan gangguan depresi
Asma adalah suatu kondisi :
Gangguan inflamasi kronis saluran napas.
Episode wheezing/mengi (napas berbunyi) yang berulang,sesak napas, rasa
dada tertekan dan batuk khususnya pada malam atau dini hari.
Gejala ini berhubungan dengan penyempitan jalan napas yang luas dan bervariasi,
Berpotensi membahayakan hidup
Terjadi pada semua usia
Bukan penyakit menular
Tidak bisa diobati, tetapi dapat dikendalikan
Faktor kegagalan pengobatan asma
Farmakologi
-Kesulitan menggunakan inhaler
-Regimen obat kompleks
-Ketakutan akan efek samping obat
Non Farmakologi
-Kurangnya informasi tentang asma
-Keparahan penyakit diluar perkiraan
-Sikap menghadapi penyakitnya
-Faktor kultur budaya
-Komunikasi tidak baik
-Biaya
-Jauh dari apotik/RS
Prinsip utama pengobatan asma
Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera

Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma


Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai penyakit
asma, baik cara pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakit, sehingga
penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan
Strategi pengobatan asma
Terapi non farmakologi
Dengan melakukan olahraga secara teratur untuk meningkatkan kemampuan
otot napas, kebugaran jasmani dan menambah rasa percaya diri.
Olah raga hendaknya dilakukan secara bertahap dan dengan melihat kondisi
pasien.
Selain itu kepada pasien diberi penjelasan agar menghindari faktor-faktor yang
diketahui dapat menyebabkan timbulnya asma
Terapi farmakologi
Pengobatan yang digunakan untuk merelaksasi otot-otot di saluran pernapasan,
memudahkan pasien untuk bernapas, dan digunakan saat terjadi serangan asma
Pengobatan yang digunakan untuk mengobati inflamasi pada saluran
pernapasan, mengurangi udem dan mukus berlebih,untuk pengontrol asma
jangka waktu lama dan untuk membantu mencegah timbulnya serangan asma
Pemberian obat asma dapat dilakukan dengan cara parenteral, oral dan
inhalasi. Pemberian obat secara parenteral atau oral sering menimbulkan efek
samping seperti gangguan gastrointestinal
Edukasi pasien dan keluarganya
Pendidikan penderita asma
- Mengetahui seluk beluk penyakit
- Mengenali sifat penyakit
- Mengenali perubahan penyakit, membaik atau memburuk
- Mengerti kerja obat-obatan
- Mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter
Menghindari faktor pencetus
Pengobatan yang optimal
10 langkah pertolongan diri:
1. Belajar mengenali kapan asma akan kambuh dengan memantau ritme nafas anda
2. Temui dokter jika penggunaan inhaler lebih sering, atau jika asma membangunkan
anda pada tengah malam
3. Hindari pemicu alergi
4. Minimalkan kontak dengan debu
5. Jangan merokok dan hindari ruangan berasap
6. Tetaplah berolah raga tetapi hindari kegiatan yang tiba-tiba
7. Tutupi leher dengan selendang ketika pergi ketempat berudara dingin atau ketika
keadaan udara buruk
8. Minimalkan kontak dengan penderita infeksi pernapasan
9. Hindari stres, pelajari latihan pernapasan dalam untuk membantu anda lebih
santai
10. Jangan mengkonsumsi aspirin kecuali atas nasihat dokter
Rencana Tindak Lanjut :
1. Mensosialisasikan perkembangan produk dan penyakit di tahun 2016 (tentang
nyeri, keamanan NSAID terhadap saluran cerna, antispasmodic, disfungsi ereksi,
antiepilepsi) kepada Apoteker di Instalasi Farmasi RSAB Harapan Kita
Demikian laporan pelatihan disampaikan, terima kasih.
Jakarta, 23 Februari 2016
Peserta Pelatihan :

1. Neta Serian Hadiati

1.___________

2. Melisa Resmiati

2.___________

Anda mungkin juga menyukai