Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

ANANLISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS


1) Diabetes Militus tipe 1
-

Gejala klinik

Gejala dari penyakit ini adalah keadaan yang ditimbulkan akibat kadar glukosa darah yang
tinggi yang biasa dijuluki dengan hiperglikemik. Orang yang mengalami hiperglikemik akan
merasa lapar dan haus terus menerus. Karena minum banyak, otomatis kencing juga banyak.
Akan terjadi penurunan berat badan meskipun makannya banyak. Merasa selalu lelah dan lemas
tak berenersi. Gejala yang lain, mata kabur dan nyeri hebat di daerah lambung.
Gejala permulaan ini kadangkala sukar ditemui pada penderita, terutama jika mereka masih
dalam usia muda (anak-anak). Karena penderitanya biasanya anak-anak dan remaja, mereka
terdiagnosa diabetes mellitus tipe 1 ini karena dibawa ke dokter akibat menderita dehidrasi berat,
ketoasidosis diabetik (adanya keton, suatu zat racun yang membuat darah menjadi asam) atau
karena koma diabetikum.
-

Pemeriksaan fisik

Diabetes Melitus Tipe 1


Inspeksi :

pada DM tipe 1 didapatkan klien mengeluh kehausan, klien tampak

banyak makan, klien tampak kurus dengan berat badan menurun, terdapat penutunan lapang
pandang, klien tampak lemah dan mengalam penurunan tonus otot
Palpasi

denyut nadi meningkat, tekanan darah meningkat yang menandakan

terjadi hipertensi.
Auskultasi :
-

adanya peningkatan tekanan darah

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang yang dlakukan pada DM tipe 1 dan 2 umumnya tidak jauh berbeda.
a)

Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL

b)

Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok

c)

Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

d)

Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l

e)

Elektrolit :

Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun

Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun.

Fosfor : lebih sering menurun

f)
Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup SDM) dan
karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan control tidak adekuat versus
DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis, ISK baru)
g)
Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 ( asidosis
metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
h)
Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis : hemokonsentrasi
;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
i)

Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan fungsi ginjal)

j)
Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitis akut
sebagai penyebab dari DKA.
k)
Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1) atau normal
sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam
penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap
pembentukan antibody . ( autoantibody)
l)
Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan
glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
m)

Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.

n)
Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernafasan dan infeksi pada luka.

2) Diabetes Militus tipe 2


-

Gejala klinis

Gejala klasik diabetes antara lain poliuria (sering berkemih), polidipsia (sering haus),polifagia
(sering lapar), dan berat badan turun. Gejala lain yang biasanya ditemukan pada saat diagnosis
antara lain: adanya riwayat penglihatan kabur, gatal-gatal, neuropati perifer, infeksi vagina
berulang, dan kelelahan. Meskipun demikian, banyak orang tidak mengalami gejala apapun pada
beberapa tahun pertama dan baru terdiagnosis pada pemeriksaan rutin.Pasien dengan diabetes
melitus tipe 2 jarang datang dalam keadaan koma hiperosmolar nonketotik (yaitu kondisi kadar
glukosa darah sangat tinggi yang berhubungan dengan menurunnya kesadaran dan tekanan darah
rendah).
- Pemeriksaan Fisik
1. pengukuran tinggi dan berat badan
2. pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri
untukmencari kemungkinan adanya hipotensi ortostatik
3. pemeriksaan funduskopi
4. pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
5. pemeriksaan jantung
6. evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan stetoskop
7. pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari
8. pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin) dan
pemeriksaan neurologis
9.
tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan diabetes melitus tipe-lain
- Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial


A1C
profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida)
kreatinin serum
albuminuria
keton, sedimen dan protein dalam urin
elektrokardiogram
foto sinar-x dada

3) Diabetes Insipidus
-

Gejala Klinis

1. Poliuria dan polidipsiaKeluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria
dan polidipsia.J u m l a h c a i r a n ya n g d i m i n u m m a u p u n p r o d u k s i u r i n p e r 2 4
j a m s a n g a t banyak, dapat mencapai 510 liter sehari. Berat jenis urin biasanya
sangatrendah, berkisar antara 1,001 1,005 atau 50 200 mOsmol/kg berat badan.10

Poliuria yang terjadi ialah primer dan untuk mengimbanginya penderita akanminum
banyak (polidipsia). Pada bayi kecil yang diberikan minum biasaakan tampak
gelisah yang terus-menerus, kemudian timbul dehidrasi, panas tinggi dan kadangkadang dapat timbul syok. Untuk menghindari syok, harusdiberikan cairan dalam jumlah
besar, sebaiknya air putih. Gejala lain yaitu lekas marah, letih, dan keadaan gizi
kurang. Enuresis bisa merupakan gejalad i n i p e n ya k i t i n i . K u l i t b i a s a n y a k e r i n g ,
k a r e n a a n a k t i d a k b e r k e r i n g a t . Sering terdapat anoreksia. Kadang-kadang
terdapat gejala tambahan seperti o b e s i t a s , k a k e k s i a , g a n g g u a n p e r t u m b u h a n ,
pubertas
prekoks,
gangguane m o s i o n i l ,
dan
sebagainya,
b e r g a n t u n g p a d a l e t a k l e s i d i o t a k . J i k a merupakan penyakit
keturunan, maka gejala poliuria dan polidipsia biasanyamulai timbul segera setelah lahir.
Bayi sangat sering menangis dan tidak puasdengan susu tambahan tetapi senang bila
mendapat air. Pada anak haus yang berlebih akan mengganggu aktivitas tidur, bermain, dan
belajar.
2. DehidrasiBila tidak mendapat cairan yang adekuat akan terjadi dehidrasi.
Komplikasid a r i d e h i d r a s i , b a y i b i s a m e n g a l a m i d e m a m t i n g g i ya n g d i s e r t a i
d e n g a n muntah dan kejang-kejang. Jika tidak segera terdiagnosis dan diobati,
bisaterjadi
kerusakan
otak,
sehingga
bayi
mengalami
keterbelakangan
mental.Dehidrasi yang sering berulang juga akan menghambat perkembangan fisik.
3. Hipertermia
4 . N y e r i k e p a l a , l e m a h d a n l e s u , n ye r i o t o t , h i p o t e r m i a d a n t a k i k a r d i a .
5.Berat badan turun dengan cepat
6.Enuresis, pada anak yang telah dapat mengendalikan kandung kencing
7.Tidak berkeringat atau keringat sedikit, sehingga kulit kering dan pucat
8.Anoreksia, lebih menyukai karbohidrat
9 . G e j a l a d a n t a n d a l a i n Tergantung pada lesi primer, misalnya penderita
dengan
tumor
daerahh i p o t a l a m u s
akan
mengalami
gangguan
pertumbuhan,
obesitas,
a t a u kakheksia
prgresif,
hiperpireksia,
g a n g g u a n t i d u r, s e k s u a l p r e k o k s , a t a u g a n g g u a n e m o s i o n a l .

- Pemeriksaan Fisik
1)
Inspeksi
Klien tampak banyak minum, banyak buang air kecil, kulit kering dan pucat, bayi sering
menangis, tampak kurus karena penurunan berat badan yang cepat, muntah, kegagalan
pertumbuhan, membran mukosa dan kulit kering.
2)
Palpasi
Turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa dan kulit kering, takikardia, takipnea.
3)
Auskultasi
Tekanan darah turun (hipotensi).
-

Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium : darah, urinalisis fisis dan kimia.Jumlah urin biasanya didapatkan


lebih dari 4-10 liter dan berat jenis bervariasi dari 1,001-1,005 dengan urin
yang encer. Pada keadaan normal,osmolalitas plasma kurang dari 290
mOsml/l dan osmolalitas urin 300-450m O s m o l / l . P a d a k e a d a a n d e h i d r a s i ,
berat jenis urin bisa mencapai 1,010,osmolalitas plasma lebih dari
2 9 5 m O s m o l l d a n o s m o l a l i t a s u r i n 5 0 - 1 5 0 mOsmol/l. Urin pucat atau
jernih. Kadar natrium urin rendah. Pemeriksaanlaboratorium menunjukkan
kadar natrium yang tinggi dalam darah. Fungsi ginjal lainnya tampak normal.
2. Test deprivasi air diperlukan untuk pasien dengan diabetes insipidus dengan
defisiensi ADH parsial dan juga untk membedakan diabetes insipidusdengan polidipsia
primer pada anak. Pemeriksaan harus dilakukan pagi hari.Hitung berat badan anak
dan periksa kadar osmolalitas plasma maupun urin tiap 2 jam. Pada individu
normal, osmolalitas akan naik (<300) namun outputurin akan berkurang dengan berat
jenisyang naik (800-1200).
3. R a d i o i m u n o a s s a y u n t u k v a s o p r e s i n k a d a r p l a s m a ya n g s e l a l u
kurang
dari
0,5
pg/mL
menunukkan
diabetes i n s i p i d u s
n e u r o g e n i k b e r a t . K a d a r A V P y a n g s u b n o r m a l p a d a hip
erosmolalitas yang menyertai menunjukkan diabetes insipidus neurogenik parsial.
Pemeriksaan ini berguna dalam membedakan diabetes insipidus parsial dengan
polidipsia primer.
4.
R o n t g e n c r a n i u m Rontgen cranium dapat menunjukkan
a d a n ya b u k t i t u m o r i n t r a k r a n i u m s e p e r t i k a l s i f i k a s i , p e m b e s a r a n s e l l a
t u r s i k a , e r o s i p r o s e s u s k l i n o i d , a t a u makin melebarnya sutura
5.
M R I 13
MRI diindikasikan pada pasien yang dicurigai menderita diabetes
insipidus.Gambaran MRI dengan T1 dapat membedakan kelenjar pituitaria anterior
dan posterior dengan isyarat hiperintense atau yang disebut titik

terang/isyaratterang. Titik terang muncul pada MRI kebanyakan penderita normal,


namuntidak tambap pada penderita dengan lesi jaras hipotalamikneurohipofise.Penderita dengan dabetes insipidus autosom dominan, titik
terang biasanyamuncul, mungkin disebabkan oleh akumulasi mutan kompleks
AVP-NP II.M e n e b a l n ya t a n g k a i k e l e n j a r p i t u i t a r i a d a p a t t e r l i h a t
d e n g a n M R I p a d a penderita dengan diabetes insipidus dan histiositosis sel
langerhans (LCH)atau infiltrasi limfosit. Pada beberapa penderita
abnormalitas MRI dapatdideteksi bahkan sebelum bukti klinis LCH lain ada.

http://lanugojaya.blogspot.com/2012/09/diabetes-mellitus-tipe-2.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_melitus#Diabetes_melitus_tipe_1

Anda mungkin juga menyukai