Anda di halaman 1dari 30

1.

Hakikat pentingnya pkn di perguruan tinggi


Secara yuridis, keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi cukup kuat, dan
sebagai mata kuliah yang wajib diikutioleh seluruh mahasiswa. Hal itu tampak jelas dalam
pasal 37 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sesuai
dengan tuntutan dan perubahan masyarakat di era reformasi, mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, telah dilakukan perubahan paradigma menuju kepada
paradigma humanistik yang mendasarkan pada asumsi bahwa mahasiswa adalah manusia
yang mempunyai potensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Indikasi ke arah itu tampak
dari substansi kajian, strategi, dan evaluasi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang
ditawarkan kepada mahasiswa. Sementara itu,dalam mengantisipasi tuntutan global,
pembelajaran diorientasikan agar paramenangkal dampak negatif globalisasi. Globalisasi dan
ekspansi pasar perlu diimbangi kebebasan politik Pancasila sehingga mahasiswa sadar dan
mampu memperjuangkan hak-hak politiknya secara benar, rasional dan bertanggung jawab.
Upaya ke arah itu dapat dilakukan dengan mengisi dan memantapkan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) di perguruan tinggi dengan memberi kemampuan kritis kepada
mahasiswa, sehingga mahasiswa secara sadar dan jujur melakukan kritik dan evaluasi tentang
manfaat globalisasi
2. .Pelaksanaan norma etik yang berdasarkan pancasila yang
sesuai dengan profesi nantinya
Dalam arus globalisasi ada begitu banyak tantangan yang di hadapi oleh
berbagai negara, maka ada begitu banyak pula tuntutan untuk
menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. Termasuk juga tantangan
dalam mempertahankan jati diri bangsa. Untuk menghadapi hal ini perlu
adanya strategi untuk mempertahankan identitas nasional yang
merupakan jati diri bangsa, diantaranya dengan mengembangkan
nasionalisme, pendidikan, budaya dan Bela Negara.
a. Mengembangkan Nasionalisme
Nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembali dari budaya
yang telah memberi identitas sebagai anggota dari suatu masyarakat
bangsa-bangsa . Secara umum, nasionalisme dipahami sebagai kecintaan
terhadap tanah air, termasuk segala aspek yang terdapat didalamnya.
Dari pengertian tersebut ada beberapa sikap yang bisa mencerminkan
sikap nasionalisme, yaitu :
1. Menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri, karena bisa
menambah rasa cinta dan bangga akan hal yang di buat oleh tangantangan kreatif penduduknya.
2. Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa
ini, bisa dilakukan dengan beberapa perbuatan misalkan membaca,
menonton, mengunjungi hal-hal yang berkaitan tentang sejarah bangsa

ini lahir. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme yang
sudah ada dari masing-masing individu.
3. Berprestasi dalam semua bidang misalkan dari bidang olah raga,
akademik, teknologi dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk menambahkan
rasa bangga dan sikap rela berkorban demi bangsa.
Ada tiga aspek penting yang tidak dapat dilepaskan dalam konteks
nasionalisme yaitu :
1. Politik. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghilangkan dominasi
politik bangsa asing dan menggantikannya dengan sistem pemerintahan
yang berkedaulatan rakyat.
2. Sosial ekonomi. Nasionalisme Indonesia muncul untuk menghentyikan
eksploitasi ekonomi asing dan membangun masyarakat baru yang bebas
dari kemeralatan dan kesengsaraan.
3. Budaya. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghidupkan kembali
kepribadian bangsa yang harus diselaraskan dengan perubahan zaman.
Dengan demikian, mengembangkan sikap nasionalisme (cinta tanah air),
akan dengan sendirinya telah mempertahankan dan melestarikan keaslian
dari bangsanya, termasuk budaya atau kebiasaan, karakter, sifat-sifat,
produk dalam negeri dan adat istiadat masing-masing suku. Dengan
demikian, hal ini merupakan sikap yang menjadi salah satu faktor penentu
dalam mempertahankan identitas nasional.
b. Pendidikan
Pembinaan jati diri bangsa indonesia dapat dilaksanakan melalui jalur
formal maupun informal . Melalui jalur formal jati diri bangsa Indonesia
dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan nasional mempunyai
peran yang sangat besar didalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia.
Salah satu kenyataan bangsa Indonesia ialah memiliki kekayaan budaya
yang beraneka ragam den Pancasila bukan sebatas tentang perekat atau pemersatu
bangsa. Pancasila mengandung makna yang mengarahkan dan menyadarkan rakyatnya
tentang pentingnya merendahkan diri dihadapan Sang Penciptanya, kejujuran demi
kebenaran, serta memahami bahwa penguasaan diri, solidaritas dan keadilan yang utuh akan
menjadi tiket eksekutif dalam mewujudkan visi akhirat yang jelas. Ini tentu sejalan dengan
tugas seorang akuntan mengungkapkan bahwa tugas akuntan bukan hanya sekedar
memahami laporan keuangan perusahaan sebagai accounting numbers saja, atau bahkan
melakukan window dressing (manipulasi data), tetapi tugas akuntan publik dengan
menelusuri Vestigia Dei lewat kacamata intuitif dan pengalaman batin serta praktek yang
memiliki value kebenaran, kerendahan hati, kritis dan kejujuran, maka akuntan publik dapat
memberikan saran cerdasnya terhadap situasi dan proses manajemen perusahaan dalam

bentuk atestasi.
Akuntan adalah salah satu produk amanat rakyat. Apa yang penting adalah, mengutip istilah
Bung Karno, mengambil apinya Pancasila, bukan abunya. Kalau Pancasila menjadi dasar
negara, maka akuntan harus menjadi jiwa dan pedoman dari semua kebijakan yang berakar
dari nilai Pancasila dalam menjalankan profesinya. Oleh karenanya, tidak dibenarkan bila
akuntan mengabaikan tugas dan fungsi utamanya yang mengemban amanat transparansi dan
akuntabilitas dalam ranah good governance sebagai salah satu pilar utama dalam
mewujudkan nilai pancasila yaitu menciptakan bangsa yang madani. Dan lebih penting
lagi, akuntan juga harus menunjukkan teladan sebagai akuntan yang pancasilais di hadapan
rakyat. Tidak dibenarkan seorang akuntan mengumpulkan harta atau memperkaya diri
sendiri, apalagi jika diperoleh dengan jalan yang tidak layak. Seorang akuntan pancasilais
harus mendengar, menyerap, dan menjalankan apa yang dikehendaki rakyat, bukan
mengabaikannya.
Nilai dasar Pancasila adalah sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Pancasila berfungsi
sebagai bimbingan moral dan etika Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila adalah perwujudan
nilai etika (moral).
Tanpa aturan ini maka kehidupan akan bisa seperti neraka, atau seperti di rimba yang kuat
akan menang yang lemah akan tertindas. Keadaan ini memang tidak diinginkan semua pihak.
Jika profesi akuntan ingin survive maka dia harus meningkatkan aspek etikanya dan
penegakan kode etik profesi baik dalam kurikulum mapupun dalam menjalankan profesinya.
Dan bagi negara Indonesia, kerangka etika profesi telah dikodifikasikan ke dalam kode etik
IAI.
Di Indonesia, seorang akuntan dalam menjalankan tugasnya, tidak hanya bekerja sebatas
ketundukan mereka terhadap Undang-Undang serta kode etik akuntan yang ada, tetapi juga
memiliki tanggung jawab atas idiologi bangsa dalam mewujudkan lima prinsip dalam
Pancasila yang merupakan cita-cita dari para founding father bangsa Indonesia, karena di
dalam lima prinsip tersebut terdapat lima perasaan yang mengalir dalam kalbu bangsa
Indonesia. Ini berarti, jika Pancasila menjadi dasar negara, maka akuntan harus menjadi jiwa
dan pedoman dari semua kebijakan yang berakar dari nilai Pancasila dalam menjalankan
profesinya. Ketika profesi akuntan mampu mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam tugas
profesinya, sehingga akuntan-akuntan ini akan disebut sebagai akuntan pancasilais yaitu
akuntan yang memiliki jiwa yang tangguh (kokoh) selayaknya batu karang yang teguh
dalam mempertahankan dan menjaga sikap independen, integritas dan objektivitas, serta
tanggungjawab etika yang bersandar pada nilai spiritualitas bangsa. Akuntan yang pancasilais
adalah akuntan yang mengemban lima perasaan dari bangsa Indonesia yaitu lima perasaan
yang menuntun para akuntan-akuntan kita untuk menjadi akuntan yang berketuhanan,
akuntan yang berperikemanusiaan dan beradab, akuntan berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat dan kebijaksanaan serta akuntan yang berkeadilan di dalam ranah persatuan bangsa
Indonesia.
gan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan budayanya masing-masing

merupakan kekayaan yang sangat berharga didalam pembentukan


bangsa Indonesia yang multikultural. Didalam upaya pembentukan dan
mempertahankan jati diri bangsa, peran pendidikan sangat efektif untuk
menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk mengembangkan
kekayaan nasional dari masing-masing budaya lokal .
Hal ini sejalan dengan penuturan Syamhalim dalam tulisannya yang
ditampilkan di blog-nya bahwa salah satu upaya untuk mengembalikan
dan mengembangkan identitas nasional adalah melalui bidang
pendidikan. Socrates menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses
pengembangan manusia kearah kearifan (wisdom), pengetahuan
(knowledge), dan etika (conduct), (Zaim. 2007). Ada dua fenomena
mengapa pendidikan adalah yang pertama dan utama .
Pertama, ketika Uni Sovyet meluncurkan pesawat luar angkasanya yang
pertama Sputnic pada 4 Oktober 1957, Amerika Serikat meradang.
Amerika adalah negara besar dengan kemampuan teknologi yang paling
maju merasa didahului oleh Uni Sovyet. Presiden AS ketika itu
memerintahkan untuk membentuk special unit. Tim ini tidak berkeinginan
untuk menandingi Uni Sovyet, tetapi tugasnya adalah meninjau kembali
kurikulum pendidikan AS mulai dari jenjang Pendidikan Dasar sampai
tingkat Perguruan Tinggi. Dengan bekerja keras dalam waktu yang singkat
tim tersebut berhasil mengeluarkan statement yang menyatakan bahwa
kurikulum pendidikan AS dari semua jenjang pendidikan sudah tidak layak
lagi dan harus direvisi.
Amerika pun mulai melakukan pembaharuan pendidikan dalam segala
segi dan dimensinya. Mulai dari kurikulum, mata pelajaran, tenaga
pengajar, sarana pendidikan sampai pada sistem evaluasi pendidikan.
Usaha mereka dengan sangat cepat membuahkan hasil yang sangat luar
biasa. Pada tanggal 14 Juli 1969 mereka berhasil meletakkan manusia
pertama di permukaan bulan. Hanya dalam kurun waktu 12 tahun mereka
berhasil mengungguli teknologi Uni Sovyet. Waktu yang relatif singkat,
kurang dari masa pendidikan seorang anak dari tingkat dasar sampai
jenjang perguruan tinggi. (C. Winfield dan Scoot dalam Zaim. 2007).
Kedua, kejadian yang hampir serupa ketika Jepang telah kalah dalam
perang dunia II dengan dijatuhi bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki
pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Jepang praktis lumpuh dalam segala
sendi kehidupan. Bahkan Kaisar Jepang waktu itu menyatakan bahwa
mereka sudah tidak punya apa-apa lagi kecuali tanah dan air. Namun sang
Kaisar langsung memanggil pucuk pimpinan dan bertanya: berapa orang
guru yang masih hidup?. Sebuah pertanyaan sederhana tapi mengandung
makna bahwa pendidikan adalah awal segalanya.

Dua fenomena diatas merupakan gambaran nyata dari urgensi pendidikan


yang telah dipahami dan diaplikasikan dengan baik oleh AS dan Jepang.
Langkah yang mereka ambil telah membuktikan kepada dunia bahwa
kemajuan pendidikan berarti kemajuan sebuah bangsa. Dan bangsa
manapun di dunia ini yang mengabaikan pendidikan maka akan
mengalami kehancuran dari bangsanya.
Di Indonesia, jauh sebelum Bung Karno menggagas konsep kemerdekaan
Indonesia, elemen bangsa yang berbasis pendidikan seperti R.A. Kartini,
HOS Cokroaminoto, Dr. Soetomo, Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar
Dewantara, sudah memikirkan bangsa ini lewat pendidikan. Tidak lama
berselang giliran KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi sosial dan
kependidikan dengan nama Muhammadiyah. Lewat satu Dekade
berikutnya KH. Hasyim Asyari ikut mencerdaskan bangsa dengan NUnya.
Semua bermuara pada pendidikan. Hasilnya, semua orang terdidik mulai
memikirkan bangsa dan berusaha lepas dari penjajahan .
Dari uraian di atas nampak adanya keterkaitan antara pendidikan dengan
kemajuan suatu bangsa. Warna pendidikan adalah warna suatu bangsa.
Identitas nasional yang dikembangkan melalui pendidikan diharapkan
akan memberi harapan positif bagi kemajuan bangsa ini untuk
mempertahankan karakteristiknya sebagai sebuah bangsa yang beradab,
bangsa yang santun, bangsa yang toleran, bangsa yang menghargai
perbedaan dan bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Pemantapan identitas nasional melalui dunia pendidikan hendaknya tidak
dilakukan setengah hati dan parsial. Transformasi nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia yang memacu tumbuhnya identitas dan jatiri bangsa perlu
sinergi dari pihak-pihak yang berkompeten di dunia pendidikan terutama
guru yang bersentuhan langsung dengan siswa, dan yang perlu
diperhatikan adalah bahwa tugas ini tidak hanya menjadi tugas guru mata
pelajaran tertentu saja misalnya Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi juga
semua guru mata pelajaran dengan pendekatan sesuai karakteristik mata
pelajaran yang diampuh. Melalui dunia pendidikan dapat ditanamkan
identitas nasional kepada generasi muda yang merupakan miniatur
masyarakat masa depan
c. Pelestarian Budaya
Seseorang yang di sebut berbudaya adalah seorang yang menguasai dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan
moral yang hidup di dalam kebudayaan tersebut . Budaya merupakan
salah faktor penentu jati diri bangsa. Pada pengertiannya, budaya adalah
hasil karya cipta manusia yang dihasilkan dan telah dipakai sebagai
bagian dari tata kehidupan sehari-hari . Suatu budaya yang dipakai dan

diterapkan dalam kehidupan dalam waktu yang lama, akan


mempengaruhi pembentukan pola kehidupan masyarakat, seperti
kebiasaan rajin bekerja. Kebiasaan ini berpengaruh secara jangka
panjang, sehingga sudah melekat dan terpatri dalam diri masyarakat.
Namun pada kenyataannya budaya indonesia sekarang ini mulai
menghilang karena pengaruh budaya asing yang masuk ke indonesia,
untuk itulah perlu adanya pembangunan kembali jati diri dan budaya
bangsa dan Negara, ada dua hal utama yang harus dilakukan :
1. Merevitalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar berada
pada jalur yang benar sesuai dengan hakikat bangsa yang merdeka
sehingga bangsa kita mampu mandiri dan bermartabat.
2. Mendorong political will penyelenggaraan Negara, baik eksekutif
maupun legislatif untuk membangun dan menjabarkan kembali nilai-nilai
dan semangat kebangsaan di setiap hati nurani rakyat.
Selain pembangunan diatas, pembangunan dalam bangunan-bangunan
budaya seperti rumah adat, dan lain sebagainya juga perlu diperhatikan
untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia. Dengan
demikian, jelaslah bahwa dengan melestarikan budaya bangsa, dapat
memperkokoh identitas nasional itu sendiri karena dalam setiap
pelaksanaan nilai-nilai budaya, masyarakat akan lebih cenderung melekat
dan menyatu dengan budaya yang dianutnya, selain itu juga dengan
adanya keeratan dari buday ayang ada dapat membawa nama bangsa
indonesia menjadi harum, dalam arti membawa budaya indonesia ke
mancanegara atau memperkenalkan budaya yang ada ke negara luar.
d. Bela Negara
Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi : setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dari bunyi pasal tersebut
menunjukkan bahwa bela negara merupakan hak dan sekaligus kewajiban
bagi setiap warga negara, ini membuktikan bahwa bela negara juga
menjadi suatu aturan agar setiap warga negara harus melakukan tindakan
bela negara demi ketahanan dan eksistensi sebuah negara
1. Peran negara dan sistem konstitusi Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
Peranan Negara yang bersifat aktif, pasif, positif, dan negatif,
pada dasarnya merupakan manifestasi dari prinsip-prinsip dari
demokrasi politik, maupun demokrasi sekunder yang lain
(demokrasi ekonomi, demokrasi sosial). Pemahaman setiap warga
Negara terhadap nilai-nilai demokrasi dan perkembangannya, akan
dapat memperkuat optimisme dan komitmennya terhadap

peranannya. Peran warga negara dalam bidang kehidupan


bernegara:
1. Peran warga negara di bidang hukum
Masalah persamaan hukum telah diatur dalam konstitusi di Indonesia
yaitu pasal 28D. Warga negara yang otonom harus melakukan tiga hal
untuk mewujudkan demokrasi konstitusional, yaitu menciptakan kultur
taat hukum yang sehat dan aktif (culture of law), ikut mendorong proses
pembuatan hukum yang aspiratif (process of law making), mendukung
pembuatan materi-materi hukum yang responsif (content of law), ikut
menciptakan aparat penegak hukum yang jujur dan bertanggung jawab
(structure of law).
Selain itu negara harus mengakui adanya proteksi konstitusional, adanya
kekuasaan peradilan yang bebas dan tidak memihak, adanya pemilihan
umum yang bebas, adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat dan
berserikat, adanya tugas-tugas oposisi, adanya pendidikan civils. Dan
warga negara yang baik akan senantiasa mengerti tentang peranan warga
Negara yang bersifat aktif, pasif, positif, dan negatif, yang pada dasarnya
merupakan manifestasi dari prinsip-prinsip dari demokrasi politik.
2. Peran warga negara di bidang politik
Peran dalam bidang politik ini mayoritas tentang masalah partisipasi
dalam politik. Demokratisasi dalam bidang politik memberi peluang agar
warga negara berpartisipasi dalam bidang poltik diantaranya adalah
peartisipasi lewat partai politik dengan cara menjadi anggota parpol
ataupun beberapa organisasi kecil di masyarakat, selalu mengkontrol dan
mengkritisi kinerja pemerintah dalam hal kebijakan politik, membangun
suatu sarana sosialisasi politik agar membantu upaya peningkatan
identitas nasional dan integrasi nasional, selalu ingin berperan dalam
pengambilan keputusan politik lewat aksi demo maupun ikut serta dalam
pemilu.
3. Peran warga negara di bidang sosial budaya
Persamaan ini mengacu pada tidak adanya perbedaan-perbedaan status
dan kelas yang telah dan masih dikenal diseluruh masyarakat sehingga
masyarakat mempunyai kedudukan martabat yang sama. Dalam hal ini
persamaan mencakup aspek-aspek persamaaan kesempatan. Jadi peran
warga negara dalam bidang sosial adalah menghapuskan segala macam
bentuk diskriminasai terhadap ras, warna kulit serta agama, ikut dalam
pelaksanaan tiap kegiatan menyangkut sosial dan menghormati adanya
keanekaragaman, ikut dalam pembangunan daerah, memajukan daerah
dan menjaga keamanan agar tidak rentan terhadap konflik sosial
masyarakat, melestarikan warisan budaya masyarakat dari adanya isu
globalisasi.

4. Peran warga negara di bidang ekonomi


Peran dalam bidangg ekonomi adalah menyangkut permasalahan
persamaan ekonomi dalam suatu masyarakat. Jadi peran warga negara
adalah mengusahakan persamaan dalam hal pendapatan yang sama,
jaminan minimum di bidang keamanan ekonomi, mewujudkan
pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis kekeluargaan sehingga
menguntungkan banyak orang, menyantuni fakir miskin, membuat
lapangan pekerjaan, tidak melakukan tindak pidana korupsi, dan
mengontrol kinerja pemerintah dalam urusan kebijakan ekonomi serta
membangun suatu perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efifisien
berkeadilan, berkelanjutan, berwawawsan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses


kekuasaan. Oleh karena itu Setiap konstitusi mempunyai beberapa
peranan yaitu :

1.untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan


politik
2.untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,dan
menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka,
sehingga tidak terdapat kekuasaan yang semena mena.
3.
untuk membatasi kesewenang-wenangan tindakan pemerintah
untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat.
4.
Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan
pemerintahan. Sehingga dimana ada organisasi negara dan kebutuhan
menyusun suatu pemerintahan negara, maka akan diperlukan konstitusi.
5.
Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan
ketatanegaraan
suatu
negara
karena
konstitusi
menjadi
barometer(ukuran) bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, juga
merupakan ide-ide dasar yang digariskan penguasa negara untuk
mengemudikan suatu negara.
6.
Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang
ada diantara lembaga-lembaga negara.Konstitusi menjelaskan kekuasaan
dan kewajiban pemerintah sekaligus membatasi kekuasaan pemerintah
agar tidak sewenang-wenang dalam bertindak.
7.
Dari berbagai penjelasan tentang tujuan konstitusi diatas, dapat
dikatakan bahwa tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur
jalannya kekuasaan dengan jalan membatasinya melalui aturan untuk
menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap
rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan
tujuan Negara.Jadi, pada hakikatnya konstitusi Indonesia bertujuan
sebagai alat untuk mencapai tujuan negara dengan berdasarkan kepada
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

2. Implementasi sistem demokrasi dalam demokrasi dalam


seluruh aspek kehidupan
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat
dan selalu mengikut sertakan rakyat dalam pemerintahan Negara.
Untuk mewujudkan Demokrasi Pancasila kita terlebih dahulu harus
memahawi nilai-nilai demokrasi. Nilai-nilai demokrasi yang perlu
dikembangankan dalam suatu masyarakat yang demokratis :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
Dalam setiap masyarakat terdapat perselisihan pendapat serta
kepentingan, yang dalam alam demokrasi dianggap wajar untuk
diperjuangkan. Perselisihan harus dapat diselesaikan melalui perundingan
dan dialog terbuka untuk mencapai kompromi, konsensus, atau mufakat.
Apabila kompromi tidak tercapai, maka ada bahaya, karena keadaan ini
dimungkinkan akan mengundang kekuatan-kekuatan dari luar untuk
campur tangan dan memaksakan dengan kekerasan tercapainya
kompromi.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah. Perubahan sosial terjadi karena
beberapa faktor, seperti kemajuan teknologi, kepadatan penduduk, dan
pola perdagangan. Pemerintah harus dapat menyesuaikan
kebijaksanaannya kepada perubahan-perubahan ini dan dapat
mengendalikannya. Sebab kalau perubahan tidak dijamin oleh
pemerintah, maka sistem demokratis tidak dapat berjalandan akan
muncul sistem diktatur.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpman secara teratur. Dalam
masyarakat demokratis, pergantian pimpinan atas dasar keturunan,
mengangkat diri sendiri, coup d etat dianggap tidak wajar.
4.. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Golongan
minoritas yang biasanya akan terkena paksaan akan lebih menerimanya
apabila diberi kesempatan untuk turut serta dalam merumuskan
kebijaksanaan.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
Keanekaragaman ini tercermin dalam keanekaragaman pendapat,
kepentingan, dan tingkah laku.
Untuk hal ini perlu terselenggaranya masyarakat yang terbuka dan
kebebasan politik yang memungkinkan timbulnya fleksibelitas dan
tersedianya berbagai altematif dalam tindakan politik. Namun demikian
keanekaragaman tetap berada dalam kerangka persatuan bangsa dan
negara.
6. Menjamin tegaknya keadilan. Dalam masyarakat demokratis keadilan
merupakan cita-cita bersama, walaupun sebagian kecil masyarakat ada
yang merasa diperlakukan tidak adil. Keadilan masyarakat yang dibangun

hendaklah keadilan dalam jangka panjang dan melingkupi seluruh


anggota masyarakat yang bersangkutan.
Perwujudan Demokrasi Pancasila dapat dilihat antara lain dalam bidang
politik, ekonomi, dan sosial.
-Dalam Bidang Politik
Pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan politik amat sangatlah penting
karena dengan demokrasi keadilan utuk rakyat akan mudah tercapai.
Dewasa ini demokrasi dalam bidang politik sudah berjalan di Indonesia hal
itu terlihat pada saat kita melakukan pemilihan umum untuk memilih
pejabat negara seperti presiden dan wakil presiden , DPR, DPD.
-Dalam Bidang Ekonomi
Praktek demokrasi dalam kehidupan ekonomi dapat kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh warga negara
melalui suatu wadah atau lembaga-lembaga perekonomian seperti PT,
Firma, FC dan lain lain.
Pancasila dan UUD 1945 menggariskan dua prinsip pokok demokrasi
ekonomi. Prinsip itu adalah sebagai berikut.
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama at as dasar semangat
kekeluargaan.
2) Segala hal yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai
oleh negara untuk dipergunakan bagi sebesar-besamya kemakmuran
rakyat
Dua prinsip pokok ini menunjukkan bahwa kemakmuran seluruh rakyat
harus menjadi tujuan utama pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam
bidang ekonomi Oleh karena itu, tidak diperbolehkan seorang pun
menguasai bidang-bidang ekonomi yang menguasai hajat (kepentingan)
orang banyak. Perlulah digariskan pemerataan kesempatan-kesempatan
ekonornis dan kesejahteraan bagi setiap warga bangsa ini. Itu semua
hanya bisa dicapai apabila semua pihak menggunakan sanaan sebagai
pedoman dalam bersikap maupun berkiprah dalam pereekonomian
bangsa dan dan negara Inonesia.
c) Dalam Bidang Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, Demokrasi Pancasila menggariskan
penting hikmat kebijaksanaan sebagai penuntut hubungan antar
manusia Indonesia dengan bangsa lain.
Dengan demikian, bukan hanya wakil rakyat atau pejabat/aparat
pemerintah yang dituntut untuk selalu menggunakan hikmat
kebijaksanaan dalam mengusrus kepentingan bersama. Seluruh bangsa

Indonessia baik anak dan orang tua dalam keluarga, warga dan pengurus
RT dan RW, murid, guru, kepala sekolah dan warga sekolah lainnya di
sekolah, maupun kemasyarakatan, partai politik, instansi pemerintah,
perusahaan, Dewan Perwakilan Rakyat, untuk dituntut melakukannya..
Sedangkan Implementasian Demokrasi Pancasila dalam Kehidupan Seharihari hendaknya mengamalkan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Adapun bentukbentuk pengamalan yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut.
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, kita hendaknya
menyadari setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
2. Kita hendaknya tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Kita hendaknya mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama .
4. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah untuk mencapai
mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Kita hendaknya menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Kita hendaknya dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil musyawarah.
7. Kita hendaknya menyadari bahwa di dalam musyawarah diutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
8. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah dilakukan dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan se cara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
3. Contoh konkrit kesadaran terhadap negara hukum dan HAM
Kesadaran hukum merupakan cara pandang masyarakat terhadap hukum
itu, apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan terhadap hukum,
serta penghormatan terhadap hak-hak orang lain (tenggang rasa). Ini
berarti bahwa dalam kesadaran hukum mengandung sikap toleransi.
Dalam kehidupan di lingkungan keluarga, diantaranya:

mematuhi perintah orang tua;

ibadah tepat waktu;

menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak,


adik dan sebagainya;

melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.

Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, diantaranya:

menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya;

memakai pakaian seragam yang telah ditentukan;

tidak mencontek ketika sedang ulangan;

memperhatikan penjelasan guru;

mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.

Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat, diantaranya:

melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;

melaksanakan tugas ronda.

ikut serta dalam kegiatan kerja bakti;

menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah;

tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di


masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-mabukan dan sebagainya;

membayar iuran warga.

Dalam kehidupan di lingkungan bangsa dan negara, diantaranya:

bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya;

memiliki KTP;

memiliki SIM;

ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum;

membayar pajak;

membayar retribusi parkir.

Kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya hak asasi


manusia kian meningkat, namun dibanding dengan negara-negara maju
dalam mengembangkan kesadaran tentang hak-hak itu tentu masih jauh
ketinggalan. Tetapi sesungguhnya ketertinggalan itu tidaklah sedemikian
parahnya.
Sementara itu, dalam konstitusi kita UUD 1945, juga memuat jaminan
perlindungan atas Hak Asasi Manusia. Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie,
S.H. dalam tulisannya Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, dari konstitusi
kita, setidaknya dapat dirangkum materi perlindungan Hak Asasi Manusia
seperti berikut ini:
-Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya.
-Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
-Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi .
-Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.
-Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memimih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
-Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
-Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
-Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyim-pan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
-Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak
atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
-'Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain.
-Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
-Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
-Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

-Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
-Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
-Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.
-Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
-Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
-Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
-Negara, dalam keadaan apapun, tidak dapat mengurangi hak setiap
orang untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut.
-Negara menjamin penghormatan atas identitas budaya dan hak
masyarakat tradisional selaras dengan perkembangan zaman dan
tingkat peradaban bangsa.
-Negara menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral kemanusiaan yang
diajarkan oleh setiap agama, dan menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk dan menjalankan ajaran agamanya.
-Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
-Untuk memajukan, menegakkan dan melindungi hak asasi manusia
sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan
hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.
-Untuk menjamin pelaksanaan Pasal 4 ayat (5) tersebut di atas, dibentuk
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat independen menurut
ketentuan yang diatur dengan undang-un-dang.
-Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin peng-akuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
4. Implementasi geopolitik dan geon strategi Indonesia
Geopolitik adalah suatu sistem perpolitikan yang mengatur hubungan
antar negara-negara yang letaknya berdekatan di atas permukaan planet

bumi ini, yang mutlak dimiliki dan diterapkan oleh setiap negara dalam
melakukan interaksi dengan sesama negara di sekitarnya.
Implementasi Geopolitik Indonesia
Pengaruh letak bumi pada posisi silang terhadap ketatanegaraan bagi
bagsa Indonesia mula pertama terasa penting dan mendesak dengan
menyatukan nusa dan bangsanya dalam rangka usaha mengembangkan
konsepsi ketahanan nasional atau geostrategic Indonesia, mengingat
bangsa Indonesia yang terdiri atas beberapa suku bangsa dan beraneka
budaya serta bermacam-macam agama, maka konsep geopolitik di
Indonesia perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan bangsa dan negara.
Konsep geopolitik Indonesia mengingat uraian mengenai perkembangan
wilayah Indonesia dan unsur dasar geopolitik Indonesia, dapat diberi
batasan yang sedikit berbeda dengan semula, namun intinya sama,
sebagai berikut :
Pengetahuan tentang segala sesuatu dengan memanfaatkan letak
geografis negara kepulauan untuk kepentingan-kepentingan
penyelenggaraan pemerintahan nasional yang mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang menghormati kebhineka-an kehidupan nasional untuk mencapai tujuan negara.
Batasan tersebut merupakan suatu ajaran tentang geopolitik
Indonesia, maka perlu pelaksanaan dan penerapannya. Adapun
pelaksanaan geopolitik Indonesia sejak wawasan nusantara diresmikan
oleh MPR dengan TAP MPR nomor IV tahun 1973, yaitu meliputi empat
aspek, perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi,
perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya,
perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan
keamanan. Di samping bangsa Indonesia melaksanakan empat aspek juga
menerapkan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.
Penerapan Geopolitik atau Wawasan Nusantara dalam hukum kewilayahan
Indonesia yaitu :
1. Pembangunan wilayah perbatasan Indonesia agar tidak menjadi
wilayah yang terisolasi sehingga lebih mempertegas garis
perbatasan wilayah NKRI
2. Mengembangkan sector ekonomi daerah yang bisa menghasilkan
keuntungan yang lebih bagi APBD
3. Mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan di setiap
wilayah Indonesia yang masih terisolasi
4. Menyusun dan membuat tata ruang/kota wilayah yang sesuai
dengan kultur setempat

5. Mengembangkan Sumber Daya Alam ynag dimiliki daerah untuk


menyejahterakan masyarakat
Pengertian Geostrategi Indonesia
Merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara
Indonesia untukmenetukan kebijakan,tujuan dan sarana-sarana untuk
mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia
memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan
guna mewujudkan masadepan yang lebih baik, aman dan sejahtera.
- Ketahanan Nasional Pada Aspek Ekonomi
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan
perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan yang datang dari Iuar maupun dari dalam negeri
baik yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin
kelangsungan hidup pereokonomian bangsa dan negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pencapaian tingkat
ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal
yaitu antara lain :
1. sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan
kemaknmuran dan kesejahtaeraan yang adil dan merata di seluruh
wilayah Indonesia.
2. ekonomi kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism,
etatisme dan monopolistis.
3. struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling
menguntungkan dalam keterpaduan antar sektor pertanian, industri serta
jasa.
4. pembangunan ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta
masyarakat secara aktif.
5. pemerataan pembangunan dan pemanfaataan hasil-hasilnya
senantiasa memperhatikan keseimbangan antar sektor dan antar wilayah.
- Ketahanan Nasional Pada Aspek Sosial Budaya
Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi
segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang
dari dalam maupun dari luar yang Iangsung maupun tidak Iangsung
membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan
negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya
bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial
budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat yang rukun bersatu, cinta
tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera. Masyarakat tersebut haruslah

mampu menangkal penetrasi terhadap budaya asing yang tidak sesuai


kebudayaan nasional. Esensi pengaturan dan penyelenggaraaan
kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia yang demikian adalah
pengembangan kondisi sosial budaya Indonesia dimana setiap warga
masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi
manusiawinya berdasarkan Pancasila
- Ketahanan Nasional Pada Aspek Pertahanan dan Keamananan
Ketahanan pertahanan dan keamanan yang diharapkan merupakan
kondisi daya tangkal yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh
rakyat dan mengandung kemampuan memelihara stabillitas pertahanan
dan keamanan negara. Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan
Nasional setiap warga negara Indonesia perlu :
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non
fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan
mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
tantangan.
2. Sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek
ipoleksosbudhankam sehingga setiap warga negara dapat mengeliminir
pengaruh buruk pada aspek-aspek tersebut.

1 Secara yuridis, keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi cukup kuat,


dan sebagai mata kuliah yang wajib diikutioleh seluruh mahasiswa. Hal itu tampak jelas
dalam pasal 37 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan tuntutan dan perubahan masyarakat di era reformasi, mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, telah dilakukan perubahan paradigma menuju kepada
paradigma humanistik yang mendasarkan pada asumsi bahwa mahasiswa adalah manusia
yang mempunyai potensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Indikasi ke arah itu tampak
dari substansi kajian, strategi, dan evaluasi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang
ditawarkan kepada mahasiswa. Sementara itu,dalam mengantisipasi tuntutan global,
pembelajaran diorientasikan agar paramenangkal dampak negatif globalisasi. Globalisasi dan
ekspansi pasar perlu diimbangi kebebasan politik Pancasila sehingga mahasiswa sadar dan
mampu memperjuangkan hak-hak politiknya secara benar, rasional dan bertanggung jawab.
Upaya ke arah itu dapat dilakukan dengan mengisi dan memantapkan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) di perguruan tinggi dengan memberi kemampuan kritis kepada
mahasiswa, sehingga mahasiswa secara sadar dan jujur melakukan kritik dan evaluasi tentang
manfaat globalisasi.
2 Pancasila bukan sebatas tentang perekat atau pemersatu bangsa. Pancasila mengandung
makna yang mengarahkan dan menyadarkan rakyatnya tentang pentingnya merendahkan diri
dihadapan Sang Penciptanya, kejujuran demi kebenaran, serta memahami bahwa
penguasaan diri, solidaritas dan keadilan yang utuh akan menjadi tiket eksekutif dalam
mewujudkan visi akhirat yang jelas. Ini tentu sejalan dengan tugas seorang akuntan
mengungkapkan bahwa tugas akuntan bukan hanya sekedar memahami laporan keuangan
perusahaan sebagai accounting numbers saja, atau bahkan melakukan window dressing
(manipulasi data), tetapi tugas akuntan publik dengan menelusuri Vestigia Dei lewat kacamata
intuitif dan pengalaman batin serta praktek yang memiliki value kebenaran, kerendahan hati,
kritis dan kejujuran, maka akuntan publik dapat memberikan saran cerdasnya terhadap situasi
dan proses manajemen perusahaan dalam bentuk atestasi.
Akuntan adalah salah satu produk amanat rakyat. Apa yang penting adalah, mengutip istilah
Bung Karno, mengambil apinya Pancasila, bukan abunya. Kalau Pancasila menjadi dasar
negara, maka akuntan harus menjadi jiwa dan pedoman dari semua kebijakan yang berakar
dari nilai Pancasila dalam menjalankan profesinya. Oleh karenanya, tidak dibenarkan bila
akuntan mengabaikan tugas dan fungsi utamanya yang mengemban amanat transparansi dan
akuntabilitas dalam ranah good governance sebagai salah satu pilar utama dalam mewujudkan
nilai pancasila yaitu menciptakan bangsa yang madani. Dan lebih penting lagi, akuntan juga
harus menunjukkan teladan sebagai akuntan yang pancasilais di hadapan rakyat. Tidak
dibenarkan seorang akuntan mengumpulkan harta atau memperkaya diri sendiri, apalagi jika

diperoleh dengan jalan yang tidak layak. Seorang akuntan pancasilais harus mendengar,
menyerap, dan menjalankan apa yang dikehendaki rakyat, bukan mengabaikannya.
Nilai dasar Pancasila adalah sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai
bimbingan moral dan etika Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila adalah perwujudan nilai etika
(moral).
Tanpa aturan ini maka kehidupan akan bisa seperti neraka, atau seperti di rimba yang kuat
akan menang yang lemah akan tertindas. Keadaan ini memang tidak diinginkan semua pihak.
Jika profesi akuntan ingin survive maka dia harus meningkatkan aspek etikanya dan
penegakan kode etik profesi baik dalam kurikulum mapupun dalam menjalankan profesinya.
Dan bagi negara Indonesia, kerangka etika profesi telah dikodifikasikan ke dalam kode etik
IAI.
Di Indonesia, seorang akuntan dalam menjalankan tugasnya, tidak hanya bekerja sebatas
ketundukan mereka terhadap Undang-Undang serta kode etik akuntan yang ada, tetapi juga
memiliki tanggung jawab atas idiologi bangsa dalam mewujudkan lima prinsip dalam
Pancasila yang merupakan cita-cita dari para founding father bangsa Indonesia, karena di
dalam lima prinsip tersebut terdapat lima perasaan yang mengalir dalam kalbu bangsa
Indonesia. Ini berarti, jika Pancasila menjadi dasar negara, maka akuntan harus menjadi jiwa
dan pedoman dari semua kebijakan yang berakar dari nilai Pancasila dalam menjalankan
profesinya. Ketika profesi akuntan mampu mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam tugas
profesinya, sehingga akuntan-akuntan ini akan disebut sebagai akuntan pancasilais yaitu
akuntan yang memiliki jiwa yang tangguh (kokoh) selayaknya batu karang yang teguh
dalam mempertahankan dan menjaga sikap independen, integritas dan objektivitas, serta
tanggungjawab etika yang bersandar pada nilai spiritualitas bangsa. Akuntan yang pancasilais
adalah akuntan yang mengemban lima perasaan dari bangsa Indonesia yaitu lima perasaan
yang menuntun para akuntan-akuntan kita untuk menjadi akuntan yang berketuhanan,
akuntan yang berperikemanusiaan dan beradab, akuntan berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat dan kebijaksanaan serta akuntan yang berkeadilan di dalam ranah persatuan bangsa
Indonesia.
3 Strategi Mempertahankan Identitas Nasional
Dalam arus globalisasi ada begitu banyak tantangan yang di hadapi oleh berbagai negara,
maka ada begitu banyak pula tuntutan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut.
Termasuk juga tantangan dalam mempertahankan jati diri bangsa. Untuk menghadapi hal ini
perlu adanya strategi untuk mempertahankan identitas nasional yang merupakan jati diri
bangsa, diantaranya dengan mengembangkan nasionalisme, pendidikan, budaya dan Bela
Negara.
Ada tiga aspek penting yang tidak dapat dilepaskan dalam konteks nasionalisme yaitu :
a. Politik. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghilangkan dominasi politik bangsa asing
dan menggantikannya dengan sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat.
b. Sosial ekonomi. Nasionalisme Indonesia muncul untuk menghentyikan eksploitasi
ekonomi asing dan membangun masyarakat baru yang bebas dari kemeralatan dan
kesengsaraan.

c. Budaya. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghidupkan kembali kepribadian bangsa


yang harus diselaraskan dengan perubahan zaman.
Beberapa implementasi untuk mempertahankan jati diri negara adalah sbb :
Mengembangkan Nasionalisme
Nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembali dari budaya yang telah memberi
identitas sebagai anggota dari suatu masyarakat bangsa-bangsa . Secara umum, nasionalisme
dipahami sebagai kecintaan terhadap tanah air, termasuk segala aspek yang terdapat
didalamnya. Dari pengertian tersebut ada beberapa sikap yang bisa mencerminkan sikap
nasionalisme, yaitu :
1. Menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri, karena bisa menambah rasa cinta dan
bangga akan hal yang di buat oleh tangan-tangan kreatif penduduknya.
2. Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini, bisa dilakukan
dengan beberapa perbuatan misalkan membaca, menonton, mengunjungi hal-hal yang
berkaitan tentang sejarah bangsa ini lahir. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan jiwa
nasionalisme yang sudah ada dari masing-masing individu.
3. Berprestasi dalam semua bidang misalkan dari bidang olah raga, akademik, teknologi dan
lain-lain. Hal ini bertujuan untuk menambahkan rasa bangga dan sikap rela berkorban demi
bangsa.
Dengan demikian, mengembangkan sikap nasionalisme (cinta tanah air), akan dengan
sendirinya telah mempertahankan dan melestarikan keaslian dari bangsanya, termasuk budaya
atau kebiasaan, karakter, sifat-sifat, produk dalam negeri dan adat istiadat masing-masing
suku. Dengan demikian, hal ini merupakan sikap yang menjadi salah satu faktor penentu
dalam mempertahankan identitas nasional.
Pendidikan
Pembinaan jati diri bangsa indonesia dapat dilaksanakan melalui jalur formal maupun
informal . Melalui jalur formal jati diri bangsa Indonesia dapat dikembangkan melalui
pendidikan. Pendidikan nasional mempunyai peran yang sangat besar didalam pembentukan
jati diri bangsa Indonesia. Salah satu kenyataan bangsa Indonesia ialah memiliki kekayaan
budaya yang beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan budayanya
masing-masing merupakan kekayaan yang sangat berharga didalam pembentukan bangsa
Indonesia yang multikultural. Didalam upaya pembentukan dan mempertahankan jati diri
bangsa, peran pendidikan sangat efektif untuk menimbulkan rasa memiliki dan keinginan
untuk mengembangkan kekayaan nasional dari masing-masing budaya lokal .
keterkaitan antara pendidikan dengan kemajuan suatu bangsa sangat berpengaruh. Warna
pendidikan adalah warna suatu bangsa. Identitas nasional yang dikembangkan melalui
pendidikan diharapkan akan memberi harapan positif bagi kemajuan bangsa ini untuk
mempertahankan karakteristiknya sebagai sebuah bangsa yang beradab, bangsa yang santun,
bangsa yang toleran, bangsa yang menghargai perbedaan dan bangsa yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan.
Pemantapan identitas nasional melalui dunia pendidikan hendaknya tidak dilakukan setengah

hati dan parsial. Transformasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang memacu tumbuhnya
identitas dan jatiri bangsa perlu sinergi dari pihak-pihak yang berkompeten di dunia
pendidikan terutama guru yang bersentuhan langsung dengan siswa, dan yang perlu
diperhatikan adalah bahwa tugas ini tidak hanya menjadi tugas guru mata pelajaran tertentu
saja misalnya Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi juga semua guru mata pelajaran dengan
pendekatan sesuai karakteristik mata pelajaran yang diampuh. Melalui dunia pendidikan
dapat ditanamkan identitas nasional kepada generasi muda yang merupakan miniatur
masyarakat masa depan.
Pelestarian Budaya
Seseorang yang di sebut berbudaya adalah seorang yang menguasai dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan moral yang hidup di dalam
kebudayaan tersebut . Budaya merupakan salah faktor penentu jati diri bangsa. Pada
pengertiannya, budaya adalah hasil karya cipta manusia yang dihasilkan dan telah dipakai
sebagai bagian dari tata kehidupan sehari-hari . Suatu budaya yang dipakai dan diterapkan
dalam kehidupan dalam waktu yang lama, akan mempengaruhi pembentukan pola kehidupan
masyarakat, seperti kebiasaan rajin bekerja. Kebiasaan ini berpengaruh secara jangka panjang,
sehingga sudah melekat dan terpatri dalam diri masyarakat. Namun pada kenyataannya
budaya indonesia sekarang ini mulai menghilang karena pengaruh budaya asing yang masuk
ke indonesia, untuk itulah perlu adanya pembangunan kembali jati diri dan budaya bangsa
dan Negara, ada dua hal utama yang harus dilakukan :
1. Merevitalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar berada pada jalur yang benar
sesuai dengan hakikat bangsa yang merdeka sehingga bangsa kita mampu mandiri dan
bermartabat.
2. Mendorong political will penyelenggaraan Negara, baik eksekutif maupun legislatif untuk
membangun dan menjabarkan kembali nilai-nilai dan semangat kebangsaan di setiap hati
nurani rakyat.
Selain pembangunan diatas, pembangunan dalam bangunan-bangunan budaya seperti rumah
adat, dan lain sebagainya juga perlu diperhatikan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya
yang ada di Indonesia. Dengan demikian, jelaslah bahwa dengan melestarikan budaya bangsa,
dapat memperkokoh identitas nasional itu sendiri karena dalam setiap pelaksanaan nilai-nilai
budaya, masyarakat akan lebih cenderung melekat dan menyatu dengan budaya yang
dianutnya, selain itu juga dengan adanya keeratan dari buday ayang ada dapat membawa
nama bangsa indonesia menjadi harum, dalam arti membawa budaya indonesia ke
mancanegara atau memperkenalkan budaya yang ada ke negara luar.
Bela Negara
Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. Dari bunyi pasal tersebut menunjukkan bahwa bela negara
merupakan hak dan sekaligus kewajiban bagi setiap warga negara, ini membuktikan bahwa
bela negara juga menjadi suatu aturan agar setiap warga negara harus melakukan tindakan
bela negara demi ketahanan dan eksistensi sebuah negara. Pada zaman penjajahan bela negara
diartikan dengan cara mengikuti wajib milter agar dapat membertahankan negara indonesia.
Namun, seiring berjalannya waktu ketika bangsa indonesia berhasil mengalahkan para
penjajah dan merdeka, konsep bela negara berbuah dalam arti tidak tertapaku lagi harus

mengikuti wajib iliter. Zaman sekarang ini, setiap orang dapat melakukan bela negara dengan
caranya masing-masing, menurut profesinya atau pekerjaannya. Dalam konsep bela negara
diinterpretasikan secara labih luas lagi sehingga meliputi segala bidang dalam kehidupan
bernegara. Dalam upaya pembelaan negara ini, dilakukan secara terpadu dan disadasarkan
atas kecintaan terhadap tanah air dan bangsa. Misalnya, dalam bidang kesehatan seorang
dokter menekuni preofesinya dengan sungguh sehingga dapat membuat ia menjadi dokter
yang handal bukkan hanya di Indonesia namun juga di luar negeri. Adapun contoh yang lain
dala dunia pendidikan siswa belajar dengan rajin dan kemudian mengikuti lomba di tingkat
internasional dan dapat meraih juara. Dari berbagai sikap yang dilakukan oleh warga negara
sebagai rasa cinta terhadap negara dan pembelaan negara ini dapat mengharumkan nama
bangsa indonesia. Dengan sendirinya juga setiap warga negara sudah memberikan sumbangsi
terhadap ketahanan nasional dan eksistensi dari pada identitas nasional.
4 Eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan sesuatu hal
yang sangat krusial,karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah
negara.Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini, hampir tidak ada negara yang tidak
ada negara yang tidak memiliki konstitusi.Hal ini menunjukkan betapa urgenya konstitusi
sebagai suatu perangkat negara.Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang yang satu
sama lain tidak terpisahkan. Jadi antara negara dan konstitusi saling bekerjasama atau
berkaitan erat.
Konstitusi menjadi sesuatu yang urgen dalam tatanan kehidupan ketatanegaraan,karena
konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang mengatur organisasi negara,serta hubungan
antara negara dan warga negara sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerjasama.
Konstitusi sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga dugunakan sebagai alat untuk
menjamin hak hak warga negara.Hak hak tersebut mencakup hak-hak asasi,seperti hak
untuk hidup,kesejahteraan hidup hak kebebasan.
Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses kekuasaan. Oleh karena itu Setiap
konstitusi mempunyai beberapa peranan yaitu :
1.untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik
untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,dan menetapkan bagi penguasa
tersebut batas-batas kekuasaan mereka, sehingga tidak terdapat kekuasaan yang semena
mena.
2.untuk membatasi kesewenang-wenangan tindakan pemerintah untuk menjamin hak-hak
yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
3.Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan pemerintahan. Sehingga
dimana ada organisasi negara dan kebutuhan menyusun suatu pemerintahan negara, maka
akan diperlukan konstitusi.
4.Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara karena konstitusi menjadi barometer(ukuran) bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, juga merupakan ide-ide dasar yang digariskan penguasa negara untuk
mengemudikan suatu negara.
5.Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang ada diantara lembagalembaga negara.Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah sekaligus
membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang dalam bertindak.
6.Dari berbagai penjelasan tentang tujuan konstitusi diatas, dapat dikatakan bahwa tujuan
dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan membatasinya
melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa
terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan

Negara.
Jadi, pada hakikatnya konstitusi Indonesia beperan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara
dengan berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
5 Implementasi Demokrasi Pancasila dalam Bidang Politik, Ekonomi, dan Sosial.
Untuk mewujudkan Demokrasi Pancasila kita terlebih dahulu harus memahawi nilai-nilai
demokrasi. Nilai-nilai demokrasi yang perlu dikembangankan dalam suatu masyarakat yang
demokratis menurut Henry B. Mayo (dalam Miriam Budiardjo; 1986:62-63) adalah sebagai
berikut;
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. Dalam setiap
masyarakat terdapat perselisihan pendapat serta kepentingan, yang dalam alam demokrasi
dianggap wajar untuk diperjuangkan. Perselisihan harus dapat diselesaikan melalui
perundingan dan dialog terbuka untuk mencapai kompromi, konsensus, atau mufakat. Apabila
kompromi tidak tercapai, maka ada bahaya, karena keadaan ini dimungkinkan akan
mengundang kekuatan-kekuatan dari luar untuk campur tangan dan memaksakan dengan
kekerasan tercapainya kompromi.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah. Perubahan sosial terjadi karena beberapa faktor, seperti kemajuan teknologi,
kepadatan penduduk, dan pola perdagangan. Pemerintah harus dapat menyesuaikan
kebij::tksanaannya kepada perubahan-perubahan ini dan dapat mengendalikannya. Sebab
kalau perubahan tidak dijamin oleh pemerintah, maka sistem demokratis tidak dapat
berjalandan akan muncul sistem diktatur.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpman secara teratur. Dalam masyarakat demokratis,
pergantian pimpinan atas dasar keturunan, mengangkat diri sendiri, coup d etat dianggap
tidak wajar.
4.. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Golongan minoritas yang biasanya
akan terkena paksaan akan lebih menerimanya apabila diberi kesempatan untuk turut serta
dalam merumuskan kebijaksanaan.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman. Keanekaragaman ini
tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, dan tingkah laku.
Untuk hal ini perlu terselenggaranya masyarakat yang terbuka dan kebebasan politik yang
memungkinkan timbulnya fleksibelitas dan tersedianya berbagai altematif dalam tindakan
politik. Namun demikian keanekaragaman tetap berada dalam kerangka persatuan bangsa dan
negara.
6. Menjamin tegaknya keadilan. Dalam masyarakat demokratis keadilan merupakan cita-cita
bersama, walaupun sebagian kecil masyarakat ada yang merasa diperlakukan tidak adil.
Keadilan masyarakat yang dibangun hendaklah keadilan dalam jangka panjang dan
melingkupi seluruh anggota masyarakat yang bersangkutan.
Perwujudan Demokrasi Pancasila dapat dilihat antara lain dalam bidang politik, ekonomi, dan
sosial.
a) Dalam Bidang Politik
Oleh karena Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi tidak langsung atau demokrasi
perwakilan maka kebijak dijalankan oleh para wakil rakyat dalam menetapkan berbagai
kebijakan pemerintahan dalam bentuk peraturan perundangan.
Dalam melakukan tugasnya, para wakil rakyat harus mampu memikirkan, memperhatikan,
dan mempertimbangkan aneka-ragam kepentingan rakyat agar keputusan-keputusan yang
diambilnya benar-benar mencerrninkan aspirasi seluruh lapisan masyarakat dan benar-benar
bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.

Tentu tidak hanya wakil rakyat yang harus menjalankan kebijaksanaan dalam melaksanakan
tugasnya. Semua penyelenggara negara (para penegak hukum, presiden, wakil presiden, para
menteri, para anggota DPR, para anggota BPK, dan seluruh aparat pemerintahan lain, baik di
pusat maupun di daerah) wajib menjalankan atau menunaikan tugasnya dengan penuh
hikmat kebijaksanaan.
b) Dalam Bidang Ekonomi
Pancasila dan UUD 1945 menggariskan dua prinsip pokok demokrasi ekonomi. Prinsip itu
adalah sebagai berikut.
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama at as dasar semangat kekeluargaan.
2) Segala hal yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara untuk
dipergunakan bagi sebesar-besamya kemakmuran rakyat
Dua prinsip pokok ini menunjukkan bahwa kemakmuran seluruh rakyat harus menjadi tujuan
utama pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam bidang ekonomi Oleh karena itu, tidak
diperbolehkan seorang pun menguasai bidang-bidang ekonomi yang menguasai hajat
(kepentingan) orang banyak. Perlulah digariskan pemerataan kesempatan-kesempatan
ekonornis dan kesejahteraan bagi setiap warga bangsa ini. Itu semua hanya bisa dicapai
apabila semua pihak menggunakan sanaan sebagai pedoman dalam bersikap maupun
berkiprah dalam pereekonomian bangsa dan dan negara Inonesia.
c) Dalam Bidang Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, Demokrasi Pancasila menggariskan penting hikmat
kebijaksanaan sebagai penuntut hubungan antar manusia Indonesia dengan bangsa lain.
Dengan demikian, bukan hanya wakil rakyat atau pejabat/aparat pemerintah yang dituntut
untuk selalu mengunakan hikmat kebijaksanaan dalam mengusrus kepentingan bersama.
Seluruh bangsa Indonessia baik anak dan orang tua dalam keluarga, warga dan pengurus RT
dan RW, murid, guru, kepala sekolah dan warga sekolah lainnya di sekolah, maupun
kemasyarakatan, partai politik, instansi pemerintah, perusahaan, Dewan Perwakilan Rakyat,
untuk dituntut melakukannya..
Sedangkan Implementasian Demokrasi Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari hendaknya
mengamalkan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Adapun bentuk-bentuk pengamalan yang dapat kita lakukan
antara lain sebagai berikut.
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, kita hendaknya menyadari setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Kita hendaknya tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Kita hendaknya mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama .
4. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5. Kita hendaknya menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6. Kita hendaknya dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil musyawarah.
7. Kita hendaknya menyadari bahwa di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi atau golongan.
8. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan se cara moral kepada Tuhan

Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
6 Sementara itu, dalam konstitusi kita UUD 1945, juga memuat jaminan perlindungan atas
Hak Asasi Manusia. Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. dalam tulisannya Demokrasi
dan Hak Asasi Manusia, dari konstitusi kita, setidaknya dapat dirangkum materi perlindungan
Hak Asasi Manusia seperti berikut ini:
-Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
-Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
-Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi .
-Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
-Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memimih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
-Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
-Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
-Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyim-pan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
-Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
-'Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
-Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
-Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
-Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermartabat.
-Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil
alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
-Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
-Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
-Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
-Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
-Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
-Negara, dalam keadaan apapun, tidak dapat mengurangi hak setiap orang untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak

diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut.
-Negara menjamin penghormatan atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional selaras
dengan perkembangan zaman dan tingkat peradaban bangsa.
-Negara menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral kemanusiaan yang diajarkan oleh setiap
agama, dan menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk dan menjalankan
ajaran agamanya.
-Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah.
-Untuk memajukan, menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
-Untuk menjamin pelaksanaan Pasal 4 ayat (5) tersebut di atas, dibentuk Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia yang bersifat independen menurut ketentuan yang diatur dengan undangun-dang.
-Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis
7 IMPLEMENTASI GEOPOLITIK
Geopolitik berarti suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu
sosial, dengan merujuk kepada politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan
politis suatu wilayah geografi yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah
tersebut. Geopolitik mempunyai empat unsur yang membangun yaitu keadaan geografis,
politik dan strategi, hubungan timbale balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijakan.
Adapun iplementasi geopolitik indonesia yaitu sbb :
implementasi Konsep Kelautan Indonesia
Wilayah laut Indonesia sebagai bagian integral dari wilayah negara Indonesia yang telah
ditetapkan melalui UNCLOS 1982, merupakan wilayah perairan teritorial yang melingkupi
seluruh Kepulauan Indonesia sampai dengan jarak 12 mil ke arah luar dari garis pangkal.
Selain itu, Indonesia juga memiliki yurisdiksi yang meliputi, Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
sejauh 200 mil dan Landas Benua (Continental Shelfs), sampai maksimum sejauh 350 mil ke
arah luar garis pangkal. Dengan ditetapkannya konvensi tersebut, wilayah laut Indonesia yang
dapat dimanfaatkan diperkirakan mencapai 5,8 juta kilometer persegi yang terdiri atas 3,1 juta
kilometer persegi perairan teritroial Indonesia dan 2,7 juta kilometer persegi perairan ZEE.
perhatian bangsa Indonesia terhadap fungsi, peranan dan potensi maritim semakin
berkembang. Kecenderungan ini dipengaruhi oleh perkembangan pembangunan yang dinamis
yang mengakibatkan semakin terbatasnya potensi sumberdaya nasional di darat. Pengaruh
lainnya adalah perkembangan teknologi maritim sendiri yang sangat pesat, sehingga
memberikan kemudahan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya maritim
Ada dua kata kunci yaitu kepentingan (interest) dan kekuatan (power), yang perlu dibangun
bagi bangsa yang hidupnya dekat dengan laut. Terlebih pula bagi Indonesia sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia, sudah lumrah apabila bertekad menjadi negara maritim yang

jaya.
implementasi Maritime Awarenessm (Fondasi Geopolitik Negara Indonesia)
Beberapa Negara di asia seperti India, Philippines, Jepang, dan banyak pihak lain yang
mengembangkan MDA (maritime domain awareness) sesuai dengan kepentingan nasional
mereka, kemudian MDA dibakukan dalam bentuk doktrin, dan disosialisasikan kepada
masyarakat
Menurut Laksamana Madya TNI DR. Marsetio, MM (2012), Maritime Domain Awareness
(MDA) adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap kejadian-kejadian di laut dan
kawasan pantai serta mencarikan solusi yang tepat dalam penyelesaiannya. Substansi MDA
adalah terbangunnya pertukaran informasi, jaringan dan kegiatan analisis antara stakeholder
maritim atas apa yang terjadi di laut dan sekitarnya sehingga setiap peristiwa yang
mengancam keamanan maritim dapat segera direspon dengan cepat. MDA sebenarnya adalah
bagian dari strategi maritim nasional.
MDA di Indonesia baru sekedar konsep. Indonesia belum mempunyai MDA apalagi
doktrinnya. Indonesia sudah lama mengenal Wawasan Nusantara yang melihat territorial dan
yurisdiksi nasional sebagai satu bagian yang utuh. sudah menyentuh kesadaran geograk
(geographical awareness), tetapi nuansa kesadaran maritim sepertinya kurang kuat
ditonjolkan. Terlepas dari benar atau keliru, yang terpenting adalah Indonesia harus punya
pemahaman yang baku tentang maritime awareness yang secara singkat merupakan upaya
untuk meningkatkan pemahaman terhadap kejadian-kejadian di laut dan kawasan pantai.
Memang secara konseptual MDA dibangun di atas fondasi kepentingan AS. Namun bukan
berarti MDA tidak dapat diaplikasikan di negara-negara lain, termasuk di Indonesia, tentu saja
dengan sejumlah penyesuaian. Penyesuaian dilakukan karena kondisi awal setiap negara
untuk mengadopsinya berbeda-beda. Dan satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan,
Indonesia harus merancang suatu konsep MDA yang sesuai kepentingannya.
Untuk menerapkan MDA di Indonesia, dibutuhkan banyak pembenahan pada pemangku
kepentingan maritim. Kata kuncinya adalah kepedulian (awareness), dalam hal ini terhadap
domain maritim. Kepedulian terhadap domain maritim merupakan tantangan pertama bila
Indonesia ingin menerapkan konsep itu(Robert Mangindaan: 2012). Kepedulian terhadap
lingkungan maritim masih lemah karena bangsa Indonesia belum menganggap laut sebagai
bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Sudah seharusnya penerapan MDA menciptakan
efisiensi dalam aspek keamanan maritime untuk mewujudkan fondasi Negara Indonesia yang
kuat.
Implementasi Pertahanan Maritim Sebagai Strategi Geopolitik Indonesia
Indonesia yang diakui dunia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tetapi tidak memiliki
strategi maritim nasional. Indonesia memiliki modal yang sangat besar, baik sumber daya
alam, letak geogras yang strategis, struktur demogras penduduknya yang ideal, sumber
daya kultural yang beragam dan kuat, dan sumber daya manusia yang memiliki potensi dan
kreativitas yang tidak terbatas. Krisis dan tantangan telah diubah menjadi peluang dan
kesempatan. Di bidang energi, Indonesia memiliki berbagai sumber energi mulai dari minyak
bumi, gas, batubara dan sumber energi yang terbarukan yang melimpah seperti geotermal dan
air. Di samping itu, tersedia lahan yang luas dan subur yang bisa ditanami oleh berbagai
komoditas pangan dan pertanian didukung dengan potensi kekayaan laut yang luar biasa.
Penduduk Indonesia memiliki potensi tinggi di berbagai bidang, ilmu pengetahuan dan
teknologi, kesenian dan budaya, olahraga, serta kreativitas. Semua itu apabila dikelola dengan
maksimal dapat mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa maritime yang berperadaban

maju. Perkembangan zaman kian pesat, aspek globalisasi menyentuh segala bidang, sudah
saatnya pertahanan maritime dijadikan sebagai strategi geopolitik bangsa untuk melindungi
dan menjaga kekayaan alam negeri.
Strategi pertahanan maritim dilaksanakan untuk membawa Indonesia pada kejayaan melalui
penguatan pertahanan dan kemanan laut untuk menjaga kedaulatan negara serta menjaga
kekayaan laut dari perampok yang terus menggerogoti laut kita.
implementasi Perumusan National Ocean Policy
Masyarakat Indonesia tidak akan pernah lupa bahwa Negara ini dulunya adalah Negara
maritime. Lantas untuk apa mencari berbagai alternative solusi untuk menjadi bangsa yang
hebat dengan peradaban yang maju. Modal dasar sudah dimiliki, sector maritime merupakan
asset bangsa yang mampu meningkatkan devisa Negara, melalui optimalisasi pembangunan,
pemanfaatan sumber daya alam, dan system pertahanan maritime yang baiklah cita-cita
bangsa untuk menjadi Negara maju yang sejajar dengan bangsa asing di dunia akan terwujud.
Strategi maritim penting dibutuhkan dalam mengoptimalkan potensi ekonomi maritim untuk
kesejahteraan bangsa.
Sudah sepantasnya negara ini memiliki ocean policy sebagai landasan pembangunan kelautan
Indonesia.
Bicara tentang ocean policy, Indonesia hingga saat ini ternyata belum mempunyai kebijakan
kelautan (ocean policy). Hal ini dipertegas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy
Numberi pada kesempatan seminar nasional Membangun Kejayaan Maritim Indonesia di
Jakarta (2012).Negara-negara lain di dunia yang sampai saat ini sudah ada 20 negara yang
sudah memulai dan memiliki kebijakan kelautan nasional negaranya masing-masing seperti
Kanada, Amerika, Australia dan China.
Oleh karena itu untuk mewujudkan Negara Kesatuan Rebublik Indonesia (NKRI) sebagai
negara kepulauan yang mandiri, adil dan merata, maka perlu adanya kebijakan kelautan
nasional (national ocean policy) yang harus dijadikan sebagai kekuatan politik. Dalam
perumusan National Ocean Policy harus mampu memberikan kebijakan yang mensinergikan
fungsi dari berbagai matra baik darat, laut dan udara serta mampu memadukan dari kebijakan
dan kewenangan yang ada. Kebijakan kelautan ini juga harus dapat menjamin peran dan
fungsi otonomi pemda berdasarkan kekhasan wilayah dan masyarakat. Dengan lahirnya ocean
policy ini akan memberikan payung hukum bagi semua stakeholders dalam membangun
negara bahari.
Impian untuk menjadi negara besar di dunia, bukannya mustahil tetapi perlu ditopang dengan
kesadaran geograk dan diikuti oleh kesadaran maritim. Cerdas memanfaatkan potensi
geograk, khususnya dari sektor maritim, untuk memperkuat pembangunan power and
inuence, yang akan mengawal geopolitik Indonesia menuju lima besar dunia.
IMPLEMENTASI GEOSTRATEGI
Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Kehidupan Nasional Wawasan Nusantara
Hendaknya Diwujudkan Dalan Pola Pikir Pola Sikap Dan Pola Perilaku Setiap Warga Negara
Maupun Pemerintah Dalam Hidup Bermasyarakat Berbangsa Dan Bernegara.Geostrategi
Indonesia Dirumuskan Dalam Konsepsi Ketahanan Nasional Yang Merupakan
Pengejewantahan Dari Pancasila Dan UUD 1945 Dalam Segala Aspek Kehidupan Nasional
Secara Terpadu Utuh Menyeluruh Dengan Berpedoman Pada Wawasan Nusantara .
Implementasi Wawasan Nusantara Pada Kehidupan Politik Akan Mencipatkan Iklim
Penyelenggaraan Negara Yang Sehat Dan Dinamis Hal Tersebut Nampak Dalam Wujud

Pemerintahan Yang Kuat Aspiratif Dan Terpercaya Yang Dibangun Sebagai Penjelmaan
Hukum Dasar Geopolitik Dan Geostrategi Dalam Kerangka Keutuhan NKRI Jakarta Suara
Bebas Hal 1214 Sunardi RM 2004 Pembinaan Ketahanan Bangsa Dalam Rangka
Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia .
Ketahanan Nasional Pada Aspek Ekonomi
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan perekonomian bangsa yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan
dan tantangan yang datang dari Iuar maupun dari dalam negeri baik yang langsung maupun
tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup pereokonomian bangsa dan negara
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pencapaian tingkat ketahanan
ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal yaitu antara lain :
1. sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemaknmuran dan
kesejahtaeraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
2. ekonomi kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism, etatisme dan
monopolistis.
3. struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam
keterpaduan antar sektor pertanian, industri serta jasa.
4. pembangunan ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
5. pemerataan pembangunan dan pemanfaataan hasil-hasilnya senantiasa memperhatikan
keseimbangan antar sektor dan antar wilayah.
Ketahanan Nasional Pada Aspek Sosial Budaya
Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang
datang dari dalam maupun dari luar yang Iangsung maupun tidak Iangsung membahayakan
kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam
kehidupan sosial budaya bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan
sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Masyarakat yang rukun bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan
sejahtera. Masyarakat tersebut haruslah mampu menangkal penetrasi terhadap budaya asing
yang tidak sesuai kebudayaan nasional. Esensi pengaturan dan penyelenggaraaan kehidupan
sosial budaya bangsa Indonesia yang demikian adalah pengembangan kondisi sosial budaya
Indonesia dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi
manusiawinya berdasarkan Pancasila
Ketahanan Nasional Pada Aspek Pertahanan dan Keamananan
Ketahanan pertahanan dan keamanan yang diharapkan merupakan kondisi daya tangkal yang
dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan
memelihara stabillitas pertahanan dan keamanan negara. Untuk mewujudkan keberhasilan
Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu :
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai
keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi tantangan.

2. Sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksosbudhankam sehingga
setiap warga negara dapat mengeliminir pengaruh buruk pada aspek-aspek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai