Anda di halaman 1dari 15

Draft Usulan Paten

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

RANCANGAN DOKUMEN USULAN PATEN


Judul Invensi
Sistem jebakan air hujan dalam skala rumah tangga dan teknologi
rumah sehat ekologis biaya rendah untuk mengubah hidup
masyarakat desa dan kota.
Bidang Invensi
Invensi ini terdiri dari 2 teknologi terapan yang dipadukan secara
terpadu dalam objek skala kecil yaitu rumah tangga untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat komunitas basis yaitu
rumah tangga. Kedua teknologi terapan tersebut adalah:
1. Model desain prototipe bangunan pengelolaan air hujan skala
rumah tangga (build your own rain water management system at
household level to improve the quality of family life
membangun sendiri sistem pengelolaan air hujan pada skala
rumah tangga untuk peningkatan kualitas kehidupan keluarga)
2. Bangunan rumah sehat ekologis biaya rendah sistem bata saling
mengunci (build your own low cost ecologically healthy home by
interlocking-brick system membangun rumah sendiri yang
sehat dan ekologis dan biaya rendah dengan sistem bata saling
mengunci)
Latar Belakang Invensi
Kelebihan dan kekurangan air sangat menentukan kualitas
kehidupan masyarakat komunitas basis yaitu rumah tangga. Ketika
hujan lebat turun melebihi daya tampung yang ada, maka akan
timbul genangan atau banjir yang mengganggu kehidupan baik
dalam kegiatan hidup ekonomi, sosial dan budaya, maupun
kesehatan dan kualitas hidup keluarga. Sebaliknya ketika hujan
yang dinanti-nantikan tiada kunjung tiba, maka akan muncul situasi
kekurangan air bahkan sampai pada taraf bencana kekeringan yang
sangat menghancurkan dalam kegiatan hidup ekonomi, sosial dan
budaya, maupun kesehatan dan kualitas hidup keluarga.
Terdorong untuk mengatasi bencana kelebihan air (banjir) dan
kekuarangan air (kekeringan) yang semakin mengancam dalam
wilayah yang luas, maka dikembangkan suatu model desain
pengelolaan air hujan yang dibedakan dari istilah panen air hujan,
khususnya untuk pertanian. Sejalan dengan pengembangan model
desain pengelolaan air hujan ini, muncul juga pemaduan dengan
sistem rumput vetiver, khususnya untuk mengatasi bencana tanah
longsor, yang selalu berdampingan dengan bencana banjir dan
kekeringan. Kemudian muncul lagi pengembangan rumah sehat
yang ramah lingkungan dibangun sendiri dengan biaya rendah
dengan sistem teknologi batu bata yang saling mengunci.

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Ringkasan invensi
Ringkasan invensi yang terdiri dari 4 tahap ini, dijelaskan dalam
gambar berikut ini:
Tahap 1:

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Gambar 1. PAHP Ds. Daieko menuju PAHP Pulau Sabu-Raijua


(Susilawati, 2013)
Tahap 2:

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Gambar 2. Model prototipe kombinasi jebakan air hujan dan sistem


rumput vetiver (Susilawati, 2014)

Gambar 3. Model jebakan air hujan dengan kolam air bersih, kolam
pertanian dan kolam konservasi (Susilawati, 2014)
Tahap 3:

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

w
h

Gambar 4. Konsep pengelolaan air hujan skala rumah tangga (Susilawati, 2016)
Tahap 4:

Gambar 5. Konstruksi bak ferro-cement (Susilawati, 2015)

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Gambar 6. Rumah sehat biaya rendah sistem batu bata saling mengunci
(Susilawati, 2016)
Uraian Lengkap Invensi:
Dalam penelitian awal telah direkomendasikan tentang jebakan air
berantai untuk mengatasi bencana banjir dan kekeringan, yang
merupakan model pengelolaan air hujan dengan sistem jebakan air
berantai untuk pertanian pada pulau-pulau kecil daerah kering
Indonesia. Konsep yang disosialisasikan adalah:
Jangan membiarkan aliran air hujan yang mengalir dengan cepat
sampai ke laut dan tidak dapat lagi dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan air pertanian. Untuk itu diperlukan jebakan-jebakan air
berantai pada sub-DAS atau alur-alur drainase alam, sehingga
memberi kesempatan air untuk tergenang dan meresap ke dalam
tanah untuk menjadi imbuhan air tanah yang menjadi cadangan air
dalam musim kering.

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Kemudian dikembangkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan


air pertanian, tapi juga dapat memenuhi kebutuhan air baku.
Namun model ini masih dalam skala daerah aliran sungai (DAS) atau
sub-DAS,
atau
pada
alur-alur
drainase
alam.
Guna
mengimplementasikan model ini, diperlukan biaya yang cukup
besar disamping partisipasi masyarakat yang lebih luas. Hal ini
sangat dibutuhkan pendampingan masyarakat yang tidak mudah.
Dari kesulitan yang dihadapi dalam mengimplementasikan model
desain ini, maka muncullah inspirasi untuk memperkecil skala
pengelolaan yaitu pada skala rumah tangga. Dengan konsep yang
disosialisasikan kepada masyarakat sederhana yaitu:
Air hujan yang turun dalam areal pekarangan rumah tangga,
adalah suatu anugerah dan berkat yang diturunkan oleh
Tuhan sendiri untuk keluarga, maka janganlah berkat tersebut
dibiarkan keluar dari areal pekarangan rumah tangga atau
wilayah otorita keluarga. Untuk itu diperlukan suatu strategi
apapun yang dapat mencegah keluarnya air hujan atau berkat
tersebut dari wilayah otorita keluarga.
Beberapa strategi untuk mencegah berlalunya air hujan dari wilayah
otorita keluarga:
1. Air hujan yang turun di atas areal pekarangan atau permukaan
tanah, perlu dijebak dengan mengalirkan ke suatu penampungan
untuk dimanfaatkan saat kekurangan air, atau diresapkan ke dalam
tanah untuk menjadi imbuhan air tanah yang akan menjaga kondisi
air dalam sumur rumah tangga.
2. Air hujan yang jatuh di atas atap rumah, dibiarkan terjatuh ke
selokan keliling rumah yang telah disiapkan dengan proses
mineralisasi yang dibuat dalam sistema selokan jebakan air hujan,
sehingga kualitas air yang akan tertampung lebih baik untuk
memenuhi kebutuhan air bersih dalam keluarga.
Kedua strategi di atas dapat diterapkan untuk daerah pedesaan
maupun perkotaan, yang akan memberikan manfaat peningkatan
kualitas hidup keluarga pula. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat bagi masyarakat pedesaan yang masih mempunyai wilayah
otorita rumah tangga lebih besar (tanah luas), dapat bermanfaat
untuk peningkatan ekonomi pertanian rumah tangga, dan
memenuhi kebutuhan air keluarga yang berarti meningkatkan
kesejahteraan hidup dan kesehatan keluarga.
2. Manfaat bagi masyarakat perkotaan yang mempunyai wilayah
otorita rumah tangga sempit (rumah berdempetan),
dapat
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga, dan juga
partisipasi dalam mengurangi beban bencana banjir, sehingga pada
akhirnya
juga
meningkatkan
kesejahteraan
karena
tidak
terhambatnya kegiatan hidup ekonomi, sosial dan budaya akibat
bencana banjir.

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Bangunan rumah sehat


sistem lockbrick
Bangunan rumah saat
ini (Gambar 7.1)
Sumur bak ferro-cement
yang telah dikonstruksi

Gambar 7. Situasi konstruksi bangunan air hujan dari Bp. Lukas Hiler Liunesi
(Susilawati, 2015)
Sejalan dengan penelitian tentang pengelolaan air hujan yang dari
skala DAS, sub-DAS, alur-alur sampai pada skala lebih kecil yaitu rumah
tangga, muncul inspirasi untuk mengembangkan sistem bata saling
mengunci, yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat pula,
yaitu dengan rumah sehat yang ramah lingkungan dan dapat dibuat
sendiri, dengan biaya yang rendah. Inspirasi ini muncul ketika
mengimplementasikan model bangunan air pengelolaan air hujan skala
rumah tangga, yaitu konstruksi sumur bak tampung ferro-cement.
Ketika keluarga menggali sumur bak tampung tersebut, tanah galian
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai material dasar pembuatan bata
saling mengunci. Hal ini didorong oleh situasi rumah keluarga yang
masih jauh dari layak huni.

Gambar 8. Rumah Bp. Lukas Hiller Liunesi dari luar dan dalam
(Susilawati, 2015 dan 2016)
Keluarga dapat mencetak batu bata sendiri dengan alat yang
dipinjamkan, dan ketika jumlah sudah terpenuhi untuk bangunan suatu
rumah, maka disusunlah batu bata yang saling mengunci tersebut
dengan bantuan mahasiswa yang praktek lapangan. Penyusunan
bangunan rumah sehat terdiri dari beberapa konstruksi:

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

1. Konstruksi pondasi. Dalam konstruksi ini perlu memerhatikan


dimensi batu bata saling mengunci yaitu: 15cmx30cm dengan
ketebalan 10cm. Konstruksi ini terdiri dari pasangan batu kali (bila
material ini ada di lokasi) atau memanfaatkan batu bata saling
mengunci (bila material jauh dari lokasi) atau harus melangkah
dengan konstruksi pondasi telapan beton dan sebagainya
tergantung dari situasi lapangan.
2. Konstruksi balok sloof. Di atas pondasi adalah konstruksi bata
sloof yang merupakan konstruksi penyalur dan pemerata beban
dinding ke konstruksi pondasi rumah. Konstruksi sloof dibuat dari
batu bata bentuk U yang dikhususkan untuk konstruksi sloof dan
balok penutup dinding. Di dalam cekungan U ini diletakkan satu
batang besi yang berfungsi sebagai penguat konstruksi beton sloof.
Selanjutnya dituangkan adukan beton sloof tersebut ke dalam bata
U yang terisi besi beton.
3. Konstruksi kolom. Untuk konstruksi kolom ini, satu buah besi
beton dimasukkan ke dalam lubang dari batu bata saling mengunci,
yang kemudian diisi adukan beton yang sudah disiapkan.
4. Konstruksi balok penutup dinding. Konstruksi ini menggunakan
batu bata bentuk U, seperti dalam konstruksi balok sloof.
5. Konstruksi pintu dan jendela. Ketika menyusun dinding
bangunan rumah, maka perlu disiapkan lubang untuk konstruksi
pintu ataupun jendela. Ketika lubang sudah cukup, maka dilanjutkan
kembali konstruksi dinding rumah. Maka perlu perkuatan di atas
lubang pintu ataupun jendela yang dibuat dengan konstruksi balok
beton cor, dengan tulangan 2 besi sejajar yang dililit dengan kawat.
Ukuran balok menyesuaikan dengan ukuran batu bata saling
mengunci, sehingga dapat menyisip diantara dinding batu bata
saling mengunci. Sebagai kusen pintu atau jendela, dapat
ditempelkan pada dinding lubang, papan yang berfungsi sebagai
tempat penggantung pintu ataupun jendela, tidak perlu membuat
kosen pintu atau jendela dengan balok kayu. Papan ini ditempelkan
pada dinding lubang batu bata saling mengunci dengan cara
mengebor dan menyatukan dengan sistem mur dan baut.
6. Konstruksi rangka atap dan atap. Konstruksi ini dapat
disesuaikan dengan kearifan lokal yang ada di lapangan.

Gambar 9. Bpk Lukas Hiler Liunesi dan Bpk Markus Nitcae dengan hasil
batu (Susilawati, 2015 dan 2016)

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Gambar 10. Alat cetak batu bata saling mengunci dan hasilnya

Gambar 10. Pelaksanaan pekerjaan pondasi rumah Bp. Lukas Hiller


Liunesi (Susilawati, 2015 dan 2016)

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Gambar 11. Pelaksanaan pekerjaan sloof dan penyusunan dinding rumah


lockbrick (Susilawati, 2015 dan 2016)

Gambar 12. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi ambang di atas


pintu/jendela (Susilawati, 2015 dan 2016)

Gambar 13. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan pintu jendela (Susilawati,


2015-2016)

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Gambar 14. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan atap (Susilawati, 2015


dan 2016)

Gambar 15. Konstruksi bak kontrol ke sumur bak ferro-cement (Susilawati,


2015-2016)
Maka kedua invensi tersebut yang digabungkan dalam objek skala
rumah tangga secara terpadu, mampu meningkatkan kualitas hidup
keluarga, baik dari sisi rumah yang sehat, maupun kehidupan ekonomi,
sosial dan budaya. Model desain dari kedua invensi tersebut untuk tiap
wilayah otorita keluarga tentu tidak sama, perlu suatu modifikasi yang
sangat ditentukan oleh situasi wilayah otorita keluarga. Namun
diberikan suatu pedoman yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
keputusan desain perencanaan.

UNIVERSITAS FLORES
www.uniflor.ac.id

Gambar 16. Senyum bahagia rumah sehat telah menjadi nyata

Anda mungkin juga menyukai