Anda di halaman 1dari 8

Kasus: PT Semen Gresik Tbk Rencanakan Pembiayaan untuk

Pengembangan Usaha Dan Kurangi Biaya Modal.


Manajemen PT Semen Gresik Tbk (SMGR) merencanakan melakukan
pinjaman meski saat ini perseroan mengaku kelebihan likuiditas yang akan
digunakan menekan biaya modal yang saat ini cukup tinggi.
Jika tidak melakukan pinjaman maka biaya modal yang menjadi beban
perseroan sekitar 15 persen. Namun kalau perseroan melakukan pinjaman biaya
modalnya akan berkurang. PT Semen Gresik membutuhkan pinjaman untuk
ekspansi dan pengembangan usaha serta untuk mengurangi biaya modalnya.
Dana pinjaman yang dibutuhkan sampai 2009 yakni sekitar 1,3 miliar dolar AS.
Menurut Manajemen PT Semen Gresik Tbk (SMGR)

sangat mudah bagi

perseroan sangat mudah untuk mencari pinjaman sebesar 2 miliar dolar AS.
Artinya pinjaman sebesar 2 miliar dolar ini tidak akan membebani cash flow
perseroan dan mengganggu operasi perseroan..
Rasio utang terhadap ekuitas (DER) PT Semen Gresik Tbk(SMGR) turun
dari 11,7 kali menjadi 2,1 kali, selain itu sepanjang semester pertama 2007
perseroan mencetak laba bersih Rp 700 miliar atau naik 9,4 persen dibandingkan
periode sama sebelumnya. Sedangkan nilai penjualannya naik 8,4 persen
menjadi Rp 4,4 triliun.
Target penjualan PT Semen Gresik Tbk (SMGR) sampai akhir 2007
diperkirakan naik 8 persen dibandingkan 2006. Saat ini PT SMGR Tbk sedang
fokus pada efisiensi operasi. Hal ini ditunjukan dari besaran harga pokok
penjualan (COGS) yang dapat diperlihara seperti tahun lalu yakni Rp 337.900 per
ton.
Sepanjang semester I/2007 pertumbuhan industri semen nasional ratarata naiki 7,2 persen dari 14,6 juta ton menjadi 15,6 juta ton. Peningkatan
konsumsi semen tersebut justru terjadi di luar pulau Jawa yakni sekitar 12-16
persen, bahkan di Kalimantan konsumsi semen naik 22,3 persen. Dengan kondisi
tersebut SMGR masih mendominasi pasar domestik dengan pangsa pasar 45,6
persen.

1. Analisa kasus
Secara umum tentu arah kebijakan yang akan diambil oleh PT. Semen Gresik Tbk
adalah terhadap profit atau keuntungan. Tetapi juga perlu di pahami bahwa
dibutuhkan pendanaan untuk memperoleh maupun meningkatkan keuntungan itu
sendiri. Umumnya ada dua cara utama yang dapat dilakukan perusahaan untuk
menaikkan modal yakni melalui utang atau ekuitas.
Dalam kasus ini pilihannya adalah dengan utang. Kelemahan dari sistem utang
adalah harus dibayar (kewajiban bayar).

Oleh sebab

itu, hal ini akan

memunculkan yang namanya resiko.


Seperti diketahui bahwa terdapat keuntungan dan resiko dari hutang atau
dampak positif dan negatif, diantaranya adalah sebagai berikut :
Dampak positif
Akan mendisplinkan manajemen untuk mengelola arus kas perusahaan
dan akan mengurangi biaya keagenan.
Tingkat hutang digunakan sebagai sinyal pada investor tentang nilai
perusahaan di masa datang
Pembayaran bunga menjadi alat untuk mengendalikan manajemen

terhadap penggunaan free cash flows yang tidak perlu.


Dampak negatif
Akan memunculkan resiko bangkrut / resiko keuangan.
Peningkatan financial distress dan biaya likuidasi
Hutang yang tinggi akan memungkinkan perusahaan dilakukan Leverage
Buy Out

Beberapa pertimbangan sebelum melakukan hutang adalah sebagai berikut :


1) Tinjau ulang formula rasio utang. Rasio utang adalah utang yang dibagi
dengan aset; yaitu bagian utang perusahaan dibandingkan aset.
2) Identifikasi barang-barang dan nilai-nilai jenis utang.
3) Identifikasi nilai-nilai dan barang-barang jenis aset.
4) Hitunglah rasio utang dan aset dengan membagi keseluruhan utang
dengan keseluruhan aset.
5) Terjemahkan rasio utang. Rasio utang

yang lebih dari 1 menunjukkan

bahwa sebuah perusahaan memiliki lebih banyak utang daripada aset.


Sehingga untuk mengurangi rasio utang, perusahaan harus mengurangi
utangnya dan/ atau menambah asetnya.

6) Kurangi rasio utang. Cara paling lazim yang ditempuh perusahaan untuk
mengurangi rasio utang mengurangi barang-barang jenis utang dan/ atau
menambah barang-barang jenis aset

ialah dengan menerbitkan saham

untuk menaikkan kas tanpa disertai kewajiban atas utang.


Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber
dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap
jenis modal. Artinya jika kita utang maka sudah dapat dihitung berapa biaya yang
dikeluarkan terkait hutang tersebut. Tetapi umumnya bukan hanya sumber
hutang saja perusahaan tersebut menghimpun modal. Bahkan dalam kasus
diatas dimungkinkan ada sumber modal lain. Sehingga jika memang ada sumber
modal lain maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata
tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang
digunakan.
Pada umumnya hutang jangka panjang dari modal sendiri merupakan unsur
untuk menghitung WACC. Dengan demikian kita harus menghitung:
1. Biaya Hutang (cost of debt),
Menurut Tampubolon (2008), dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus
diterima dari suatau investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor
terpenuhi. Jika perusahaan

menggunakan obligasi sebagai

sarana untuk

memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama
dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM) yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati
oleh pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
Harga obligasi = I (PVIFA, kd, n) + M (PVIF, kd,n)
Biaya hutang ini merupakan biaya hutang sebelum pajak (pre-tax cost). Dalam
menghitung WACC, yang relevan adalah biaya hutang setelah pajak (after-tax
cost debt).
Biaya hutang sesudah pajak = Biaya hutang sebelum pajak x (1 tingkat pajak)
2. Biaya laba ditahan (cost of retained earning),
Biaya laba ditahan adalah sama dengan Ks atau Tingkat keuntungan yang
disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Ada 3
cara untuk menghitung Ks yaitu:

Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model).

Ks = Bunga bebas resiko + premi resiko


Ks = krf + (kM krf) . bi
Keterangan:

Ks
= tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan i,
krf
= bunga bebas resiko,
kM = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar/index

pasar,
bi
= beta (ukuran risiko sistematis) saham perusahaan i

Pendekatan Discounted Cash Flow (DCF) model.

Po = D1 /(1+Ks)1 + D2/ (1+Ks)2 +.+ Dn/ (1+Ks)n


Jika dividen bertumbuh secara konstan, kita gunakan Gordon Model:
Po=D1/(Ks g)
Maka :
Ks=(D1/Po) + g
Keterangan:

D1
Po
g

= dividen akhir periode


= harga saham pada wal periode
= tingkat pertumbuhan dividen

Pendekatan Bond-Yield-Plus-Risk Premium

Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahaan + premi risiko


3. Biaya saham Biasa Baru (cost of new common stock)
Biaya saham biasa baru atau external equity capital (Ke) lebih tinggi dari biaya
laba

ditahan

(Ks)

karena

penjualan

saham

baru

memerlukan

biaya

peluncuran/emisi saham atau flotation cost. Flotation cost akan mengurangi


penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
Gordon model dengan memperhitungkan flotation cost:
Po (1-F) = D1/(Ke g)
maka:

Ke=(D1/Po (1-F)) + g

Keterangan:

Ke
= biaya saham biasa baru
Po
= harga jual saham
F
= flotation cost
D1
= dividen saham pada t = 1
Flotation cost adjustment = DCF Ke - DCF Ks
g
= dividend growth

4. Biaya Saham Preferen (cost of preferred stock).


Biaya saham preferen adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham
preferen atau Kp.
Kp = Dp / Pn
Keterangan:

Kp
Dp
Pn

= biaya saham preferen


= dividen saham preferen tahunan
= harga saham preferen bersih yang diterima perusahaan penerbit

(setelah dikurangi biaya peluncuran saham atau flotation cost)


5. Weighted Average Cost Of Capital
Setelah membahas komponen mopdal secara individu baru menghitung biaya
modal secara keseluruhan yaitu menghitung Weighted Average Cost of Capital
(WACC) dengan rumus:
WACC = Ka = wd.Kd (1-T) + wp.Kp + Ws (Ks atau Ke)
Keterangan:

WACC= biaya modal rata-rata tertimbang


wd
= persentase hutang dari modal
wp
= persentase saham preferen dari modal
Ws
= persentase saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd
= biaya hutang
Kp
= biaya saham preferen
Ks
= biaya laba ditahan
Ke
= biaya saham biasa baru
T
= pajak (dalam persentase)

Wd, Wp, Ws didasarkan pada sasaran struktur modal (capital structure)


perusahaan yang dihitung dengan nilai pasarnya (market value). Setiap

perusahaan harus memiliki suatu struktur modal yang dapat meminimumkan


biaya modal sehingga dapat memaksimumkan harga saham.
Keputusan pendanaan yang diambil oleh PT. Semen Gresik Tbk tersebut
merupakan keputusan pendanaan yang diperhitungkan mampu meminimalkan
biaya

modal

yang

harus

ditanggung

oleh

perusahaan.

Ketika

manajemen menggunakan hutang, jelas biaya modal sebesar biaya bunga yang
dibebankan oleh kreditur (pemberi kredit). Tetapi konsekuensi logis untuk jangka
panjang justru akan menguntungkan. Hal ini tentu terkait dengan pajak dan juga
operasional yang dilakukan oleh manajemen. Sehingga wajar jika kemudian
selalu menekankan pada efisiensi biaya operasional sebagai salah satu alternatif.
Memperhatikan laba yang diterima oleh PT Semen Gresik Tbk (SMGR)
periode tersebut diatas menunjukkan bahwa investasi sangat menjanjikan atau
menigkat. Sehingga keputusan untuk hutang sangat tepat. Sebagaimana kita
ketahui bahwa agar perusahaan memiliki biaya modal yang baik, pada saat
kondisi biaya modal yang digunakan untuk investasinya rendah. Karena suatu
investasi dikatakan meningkat jika pengembalian investasinya tinggi. Dengan
kata

lain

biaya

penerimaan bersih

bunga dari

utangnya

bisa dilunasi

kepada kreditor

dan

yang terima PT Semen Gresik Tbk (SMGR) tinggi. Sehingga

dapat menutupi biaya modal yang dikeluarkan untuk investasi.


Masih terkait dengan poin perbandingan rasio utang terhadap ekuitas PT
Semen Gresik Tbk (SMGR). Rasio

leverage yang

dihitung menggunakan debt

to equity ratio sebagai perbandingan antara modal sendiri dan modal pinjaman
dimana modal pinjaman masih berada diatas modal sendiri. Artinya
leverage

tersebut dipergunkan untuk membiayai aktiva perusahaan. Kenaikan

dan penurunan pada modal pinjaman seharusnya


dan
yang

rasio

diimbangi oleh kenaikan

penurunan pada modal sendiri. Kondisi debt

to equity ratio (DER)

baik itu pada saat terjadi penurunan karena penggunaan utang sedikit

dibandingkan modal sendirinya. Sehingga resiko yang dihadapi tidak terlalu besar
untuk mengembalikan modal pinjaman tersebut.

2. KESIMPULAN
Selain nilai invetasi yang akan di kembangkan untuk meningkatkan laba, cara lain
adalah dengan menekan tingkat operasional perusahaan. Dengan demikian
efiensi akan tercipta. Selain sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
biaya modal, operasional adalah faktor penting dari efisiensi pembiayaan /
keuangan

secara

menyeluruh.

Disinilah

kesehatan

perusahaan

dari

segi

operasional juga di nilai dalam meyelaraskan dengan keinginan investasi yang


lebih besar.
Biaya modal dan hutang merupakan konsep penting dalam analisis investasi
karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba dan efektivitas penggunaan
dan ainvestasi yang diperoleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapa
tmenghasilkan laba investasi, maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih
mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun
untuk melakukan suatu investasi.
Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang,
tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan
nilai

karena

kenaikan

biaya

modal

saham.

Penggunaan

hutang

yang

semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Menggunakan hutang


yang lebih banyak, berarti menggunakan modal yang lebih murah yaitu biaya
modal hutang lebih kecil dibandingkan dengan biaya modal saham, sehingga
akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbangnya (meski biaya modal
saham meningkat).
Keputusan Manajemen PT Semen Gresik Tbk (SMGR) untuk hutang dirasa cukup
tepat. Artinya biaya modal akan lebih rendah, sedangkan invetasi akan semakin
besar. Tidak perlu dikahawatirkan karena laba sudah dapat di perhitungkan dan
ada kenaikan yang baik. Yang perlu diperhatikan adalah biaya operasional karena
kebanyakan

permintaan

dari

luar

pulau

adalah

yang

terbesar.

Artinya

operasional juga di khawatirkan akan besar pula. Adapun terkait hutang


sepanjang nilai investasi tersebut menghasilkan tingkat laba yang di inginkan
maka aman. Artinya keberadaan beban hutang dapat di pertanggung jawabkan
karena hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, sebab bunga bisa
dipakai

sebagai pengurang

pajak.

Pembiayaan

dengan

hutang

sangat

menguntungkan, bahkan beberapa teori mengatakan bahwa struktur modal


optimal perusahaan adalah seratus persen hutang.

Anda mungkin juga menyukai