Anda di halaman 1dari 39

Radar adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendeteksi dan

menentukan lokasi suatu target berdasar karakteristik perambatan


gelombang elektromaknit (g.e.m.). Hal ini dapat dilaksanakan dengan
jalan mendeteksi pantulan dari g.e.m dengan bentuk tertentu, seperti
bentuk sinusoidal yang dimodulasi pulsa, setelah g.e.m. yang semula
dipancarkan tersebut dipantulkan kembali oleh target / objek yang
dikenalinya

Radar singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu
sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map
benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).
Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari milimeter hingga meter. Gelombang
radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan
menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis
lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif
lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima radar.

Macam-Macam Gelombang Radar


1. Doppler Radar merupakan jenis radar yang mengukur kecepatan radial dari sebuah objek
yang masuk ke dalam daerah tangkapan radar dengan menggunakan Efek Doppler. Hal
ini dilakukan dengan memancarkan sinyal microwave (gelombang mikro) ke objek lalu
menangkap refleksinya, dan kemudian dianalisis perubahannya. Doppler radar
merupakan jenis radar yang sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh
Doppler radar adalah Weather Radar yang digunakan untuk mendeteksi cuaca.
2. Bistatic Radar Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya
terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver), di mana kedua
komponen tersebut terpisah. Kedua komponen itu dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat
dibandingkan dengan jarak target/objek. Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang
dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat antena. Contoh Bistatic radar adalah Passive
radar. Passive radar adalah sistem radar yang mendeteksi dan melacak objek dengan
proses refleksi dari sumber non-kooperatif pencahayaan di lingkungan, seperti penyiaran
komersial dan sinyal komunikasi.
Komponen Gelombang Radar
1. Antena yang terletak pada radar merupakan suatu antena reflektor berbentuk piring
parabola yang menyebarkan energi elektromagnetik dari titik fokusnya dan dipantulkan
melalui permukaan yang berbentuk parabola. Antena radar memiliki du akutub
(dwikutub). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk phased-array (bertingkat
atau bertahap). Ini merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap antena dan
kemudian diteruskan ke pusat sistem radar.
2. Pemancar sinyal berfungsi untuk memancarkan gelombang elektromagnetik melalui
reflektor antena. Hal ini dilakukan agar sinyal objek yang berada didaerah tangkapan

radar dapat dikenali. Pada umumnya, transmitter memiliki bandwidth dengan kapasitas
yang besar. Transmitter juga memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, bisa dipercaya,
ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, serta mudah dalam hal
perawatannya.
3. Penerima sinyal (receiver). berfungsi sebagai penerima kembali pantulan gelombang
elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor antena.
Pada umumnya, receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya
agar sesuai dengan pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek yang
lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal (signal and
data processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor (display).
Komponen pendukung Dari Radar
1. Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan transmitter.
2. Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara antena dan
penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan dalam kedua situati tersebut.
3. Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol kerja seluruh
perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masing-masing.

Radar kependekan dari radio detection and ranging. Radar merupakan sistem gelombang
elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda
seperti pesawat terbang, kendaraan bermotor dan informasi cuaca/hujan..
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dari suatu benda dapat ditangkap oleh radar kemudian
dianalisa untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis benda tersebut. Walaupun sinyal yang diterima
relatif lemah, namun radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut.
adar kependekan dari radio detection and ranging. Radar merupakan sistem gelombang
elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda
seperti pesawat terbang, kendaraan bermotor dan informasi cuaca/hujan..
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dari suatu benda dapat ditangkap oleh radar kemudian
dianalisa untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis benda tersebut. Walaupun sinyal yang diterima
relatif lemah, namun radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut.

SEJARAH RADAR
Tahun 1865 seorang ahli fisika Inggris James Clerk Maxwell mengembangkan dasar-dasar teori
terntang elektromagnetik. Dan satu tahun kemudian, Heinrich Rudolf Hertz seorang ahli fisika
Jerman berhasil membuktikan teori Maxwell dengan menemukan gelombang elektromagnetik.

Penggunaan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi keberadaan suatu benda, pertama


diterapkan oleh Christian Hlsmeyer pada tahun 1904 dengan mempertunjukkan kebolehan
mendeteksi kehadiran dari suatu kapal pada cuaca berkabut tebal, tetapi belum sampai mengetahui
jarak kapal tersebut.
Pada tahun 1921 Albert Wallace Hull menemukan Magnetron sebagai tabung pemancar
sinyal/transmitter efisien. Tahun 1922 A. H. Taylor and L.C.Young dan tahun 1930 L. A. Hyland dari
Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat, berturut-turut berhasil menempatkan transmitter pada
kapal kayu dan pesawat terbang untuk pertama kalinya.
Sebelum Perang Dunia II yakni antara tahun 1934 hingga 1936, ilmuan dari Amerika, Jerman, Prancis
dan Inggris mengembangkan sistem radar. Namun setelah Perang Dunia II sistem radar berkembang
sangat pesat, baik tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun peningkatan
kemampuan sistem radar sebagai pertahanan militer. Hingga saat ini sistem radar sudah lebih luas
lagi penggunaannya yakni meliputi kendali lalu lintas udara (Air Traffic Control), pemantau cuaca dan
jalan.

JENIS-JENIS RADAR
1. Doppler Radar Radar Doppler merupakan jenis radar yang menggunakan Efek Doppler untuk
mengukur kecepatan radial dari sebuah objek yang masuk daerah tangkapan radar. Radar jenis ini
sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh Radar Doppler yaitu Weather radar yang
digunakan untuk mendeteksi cuaca.

2. Bistatic Radar Radar Bistatic adalah jenis sistem radar yang mempunyai kompenen pemancar sinyal
(transmitter) dan penerima sinyal (receiver) dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibanding dengan
jarak target/objek. Objek dideteksi berdasarkan pantulan sinyal dari objek tersebut ke pusat antena.
Contoh Radar Bistatic yaitu Passive radar.

SISTEM RADAR
Sistem radar mempunyai tiga komponen utama yakni: Antena, Transmitter (Pemancar
sinyal), Receiver (penerima sinyal)

1. Antena

Antena radar adalah suatu antena reflektor berbentuk parabola yang menyebarkan energi
elektromagnetik dari titik fokusnya dan dicerminkan melalui permukaan yang berbentuk parabola
sebagai berkas sempit (gbr.A). Antena radar merupakan dwikutub (gbr.B). Input sinyal yang masuk
dijabarkan dalam bentuk phased-array yang merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap
antena dan kemudian diteruskan ke pusat sistem radar (gbr.C).
Contoh Reflektor antena

2. Pemancar Sinyal (Transmitter)


Transmitter pada sistem radar berfungsi untuk memancarkan gelombang elektromagnetik melalui
reflektor antena agar sinyal objek yang berada pada daerah tangkapan radar dapat dikenali, umumnya
Transmitter mempunyai bandwidth yang besar dan tenaga yang kuat serta dapat bekerja efisien,
dapat dipercaya, tidak terlalu besar ukurannya dan juga tidak terlalu berat serta mudah
perawatannya.
Contoh Transmitter berupa tabung :

3. Penerima sinyal (Receiver)


Receiver pada sistem radar berfungsi untuk menerima pantulan kembali gelombang elektromagnetik
dari sinyal objek yang tertangkap radar melalui reflektor antena, umumnya Receiver mempunyai
kemampuan untuk menyaring sinyal agar sesuai dengan pendeteksian serta dapat menguatkan sinyal
objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke signal and data processor (Pemroses data
dan sinyal) serta menampilkan gambarnya di layar monitor (Display).

PRINSIP PENGOPERASIAN RADAR

Radar pada umumnya beroperasi dengan menyebar tenaga elektromagnetik terbatas di dalam
piringan antena yang bertujuan untuk menangkap sinyal dari benda yang melintas pada daerah
tangkapan yang bersudut 20o 40o. Ketika suatu benda masuk dalam daerah tangkapan antena,
maka sinyal yang ditangkap akan diteruskan ke pusat sitem radar dan akan diproses hingga benda
tersebut nantinya akan tampak dalam layar monitor/display

KEGUNAAN RADAR
1. Keperluan Militer

a. Airborne early warning (AEW)


system adalah sistem radar untuk mendeteksi pesawat terbang lain. Sistem radar ini sering
digunakan untuk pertahanan dan penyerangan udara.

b. Radar Pengendali/pemandu peluru kendali

Pesawat tempur Amerika Serikat F-14 yang menembakkan peluru kendali udara ke udara (airto-air missile) AIM-54 Phoenix yang menggunakan radar pemandu untuk mencapai target
penembakkan.
2. Keperluan Kepolisian
Radar Gun dan Microdigicam radar merupakan contoh radar yang sering digunakan pihak
kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor di jalan.

3. Keperluan Penerbangan
Air traffic control (ATC) adalah Kendali lalu lintas udara yang bertugas mengatur kelancaran
lalulintas udara bagi pesawat terbang yang akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun
ketika akan mendarat serta meberikan layanan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan
kondisi Bandara.

4. Keperluan Cuaca
a. Weather radar merupakan jenis radar cuaca yang mampu mendeteksi intensitas curah
hujan dan cuaca buruk seperti adanya badai.

b. Wind profiler merupakan jenis radar cuaca yang menggunakan gelombang suara (SODAR)
untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin.

Apa

Itu

Radar

Kemampuan mata manusia sebagai salah satu indera penting sangatlah terbatas. Jarak pandang manusia biasa
tidaklah lebih dari 100 meter. Apabila ada cuaca buruk, seperti kabut, maka jarak pandang ini akan menurun drastis.
Alat bantu penglihatan seperti kamera dengan kemampuan optical zoom beberapa kali atau teropong hanya akan
meningkatkan jarak pandang sampai beberapa kali tetapi biasanya hanya sampai beberapa Km karena peralatan
bantu penglihatan seperti teropong astronomi berharga sangat mahal untuk digunakan oleh manusia biasa.

Peralatan yang juga dapat berfungsi sebagai mata tetapi menggunakan pancaran gelombang radio dikenal di dunia
dengan nama Radar. Radar ini adalah singkatan dari Radio detection and ranging (deteksi dan penjangkauan melalui
gelombang radio). Radar mampu berperan sebagai mata yang dapat melihat obyek di kejauhan. Informasi berupa
jarak obyek dari posisi Radar dan kecepatan obyek dapat diperoleh dari Radar. Walaupun cuaca buruk seperti hujan
lebat dan berkabut, Radar masih dapat menembus cuaca buruk tersebut sehingga masih dapat melihat obyek
dikejauhan. Selain kemampuan ini, Radar dapat melihat obyek pada jarak yang sangat jauh (ratusan Km).
Dikarenakan kemampuan dan keunggulannya, Radar banyak digunakan untuk melihat obyek-obyek di udara dan di
laut
pada
daerah
jangkauan
yang
sangat
luas
(radius
puluhan
sampai
ratusan
Km).
Pada saat ini, Radar telah banyak digunakan disektor transportasi udara dan laut, pengamatan cuaca, pemetaan
wilayah, pengawasan (surveillance) wilayah perairan dan udara, pencegahan kegiatan-kegiatan illegal, dan untuk
pertahanan keamanan. Berdasarkan lokasi dan kegunaannya, Radar ada yang dipasang dipinggir pantai, dibandara,
di kapal, dipesawat udara, diatas mobil, diatas panser, dan ditempat-tempat yang dirahasiakan.

Gambar 1. Contoh Radar pengamatan cuaca.

Gambar 2. Contoh penggunaan Radar untuk navigasi Kapal.

Adapun prinsip kerja Radar adalah: suatu pemancar memancarkan gelombang radio, yang
direfleksikan oleh target dan dideteksi oleh alat penerima yang biasanya berlokasi ditempat yang
sama dengan alat pemancar. Walaupun sinyal radio yang dikembalikan biasanya sangat lemah,
sinyal radio tersebut dengan mudah dapat diperkuat. Hal ini memungkinkan Radar dapat
mendeteksi obyek pada jangkauan dimana pancaran lain seperti suara atau sinar, sangat lemah
untuk dideteksi, oleh karena itu penggunaan Radar mempunyai keuntungan antara lain:

Dapat mendeteksi target yang berada ditempat yang sangat jauh;

Dapat mengukur jangkauan dengan cepat dan teliti;

Dapat bekerja ditempat gelap dan disegala cuaca dengan uap, asap, kabut dan sebagainya;

Kecepatan relatif dari target dapat diukur.

Adapun kelemahannya:

Aspek resolusi yang terbatas:


- Gambar mentah (Raw video) yang mewakili sinyal yang kembali tidak mengindikasikan sudut target (target
angle);
- Sulit untuk membedakan obyek-obyek yang berdekatan

Kadang-kadang sinyal yang kembali palsu

Sejarah Singkat Radar

Beberapa penemu, ahli ilmu bidang sains dan insinyur menyumbang terhadap perkembangan Radar. Penggunaan
gelombang radio untuk mendeteksi kehadiran obyek yang terbuat dari metal dikejauhan dilakukan pertama kali oleh
Christian Hlsmeyer pada tahun 1904. Pada tahun 1917 Nikola Tesla menetapkan prinsip mengenai frekuensi dan

tingkat
daya
untuk
unit
Radar
primitive
generasi
pertama.
Sebelum perang dunia ke-2, pengembangan Radar yang dilakukan oleh Negara Amerika Serikat, Jerman, Perancis,
Rusia dan Inggris mendorong terwujudnya versi Radar yang modern. Pada tahun 1934, orang perancis mile
Girardeau menyatakan bahwa dia sedang membangun sistem Radar yang menggunakan prinsip yang dinyatakan
oleh Tesla dan berhasil memperoleh perhargaan paten atas kerjanya membuat sistem Radar ganda. Pada tahun
yang sama, ahli Amerika Dr. Robert M. Page mengetes Radar monopulsa yang pertama dan ahli Rusia
P.K.Oschepkov menghasilkan peralatan RAPID yang dapat mendeteksi pesawat pada radius 3 km. Ahli Hungaria
menghasilkan
model
yang
sama
pada
tahun
1936.
Tetapi hanya Inggrislah yang berhasil untuk mengeksploitasi Radar untuk kepentingan pertahanan terhadap
serangan pesawat udara. Hal ini didorong oleh ketakutan akan serangan senjata elektromagnetik yang
dikembangkan oleh Jerman. Setelah studi tentang kemungkinan perambatan gelombang energi elektromagnetik dan
akibatnya, para ahli Inggris yang diminta Kementerian Udara untuk menyelidiki menyimpulkan bahwa serangan
gelombang elektromagnetik adalah hal yang tak mungkin tetapi deteksi pesawat kelihatannya dapat diwujudkan.
Robert Watson-Watt mendemonstrasikan kepada atasannya kemampuan prototip Radar yang bekerja dengan baik.
Prototip ini menjadi basis untuk jaringan Radar dalam rangka mempertahankan Inggris Raya.
Jadi, perang telah mendorong penelitian untuk mencari solusi yang lebih baik, lebih mudah dipindahkan dan lebih
banyak kemampuan untuk Radar. Setelah perang, Radar banyak digunakan untuk pengontrolan lalu-lintas
transportasi udara, pengamatan cuaca, pengendalian kecepatan kendaraan (mobil/motor) dan lain lain.
Pentingnya Radar Untuk NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu negara terbesar di dunia. Untuk kawasan ASEAN,
wilayah NKRI adalah yang paling luas. Pengamanan dan pengawasan wilayah NKRI yang terdiri dari kurang lebih
17.504 pulau dengan 2/3 wilayah terdiri dari lautan memerlukan aparat dan peralatan yang berjumlah sangat besar.
Kemampuan TNI dan Polri untuk mengawasi wilayah RI sangat terbatas sehingga wilayah perairan Indonesia rawan
akan pencurian ikan, pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal asing, pembajakan kapal laut dan penyelundupan.
Sedikitnya Indonesia sudah mengalami kerugian sekitar 188 trilyun rupiah di wilayah perairannya. Wilayah udara
Indonesia (terutama di Indonesia timur) juga rawan akan penyusupan oleh pesawat udara asing.
Khusus untuk wilayah perairan, salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dalam
mengawasi dan mengamankan wilayah NKRI adalah dengan menggunakan Radar pengawas pantai. Radar ini
digunakan untuk mengawasi pergerakan kapal-kapal laut sehingga dapat dicegah tindakan-tindakan yang dapat
merugikan NKRI dan juga tabrakan kapal apabila hendak merapat ke pelabuhan. Indonesia sangat memerlukan
Radar pengawas pantai dalam jumlah yang banyak dan hal ini disebabkan oleh beberapa fakta berikut ini:

Jarak dari kota Sabang di NAD sampai kota Jayapura diPapua sekitar 5.556 Km.

Jumlah kapal milik angkatan laut Indonesia adalah sekitar 117 buah dan 77 diantaranya berusia 21-60
tahun.

Perbandingan antara jumlah kapal terhadap total luas perairan Indonesia adalah sekitar 1:72 ribu mil
persegi.

Sekitar 350 kapal patroli diperlukan untuk mencakup seluruh perairan Indonesia.

Merupakan suatu tugas berat bagi pemerintah Indonesia untuk dapat membeli Radar dari luar negeri untuk dapat
memenuhi kebutuhan didalam negeri baik untuk kepentingan sipil maupun militer karena jumlah Radar yang
diperlukan berjumlah besar. Hal ini ditambah oleh kemampuan keuangan negara yang tidak mendukung terutama

sejak krisis moneter pada tahun 1998. Harga Radar diluar negeri juga sangat mahal (~ orde jutaan dollar). Kondisi ini
diperburuk oleh sulitnya mekanisme pembelian Radar dari luar negeri karena Radar bersifat sangat strategis untuk
pertahanan dan keamanan.
Berikut ini ditampilkan illustrasi apabila ada jaringan Radar pengawas pantai diseluruh Indonesia dan terkoneksi oleh
satelit sehingga pengendalian dapat dilakukan secara terpusat di pusat komando. Adanya jaringan Radar ini
memungkinkan seluruh wilayah perairan Indonesia dapat dipantau secara terus menerus.

Gambar 3. Jaringan Radar diwilayah perairan NKRI.

Jenis-jenis Radar Yang Ada di Dunia


Pada saat ini didunia ada dua macam tipe dasar Radar yang banyak digunakan, yaitu Radar Pulsa dan Radar
Continuous Wave (gelombang kontinyu). Variasi-variasi baru yang mengkombinasikan kedua macam Radar ini
dengan teknik lain (teknik modulasi, Doppler dan lain lain) banyak melahirkan jenis-jenis baru. Prinsip utama Radar
pulsa adalah mengirimkan pulsa pendek dengan daya tinggi dan bagian penerima menunggu sinyal yang
direfleksikan (dipantulkan). Sinyal pantulan (echo) diterima dengan penghitungan waktu yang tepat dan
memungkinkan untuk melokalisasi obyek dan menentukan jangkauan. Sedangkan untuk Radar CW selalu
memancarkan sinyal; perbedaan frekuensi antara sinyal yang datang dan yang dipancarkan digunakan untuk
mendeteksi kecepatan relatif obyek (prinsip pergeseran Doppler) yang diamati.

Gambar 4. Gelombang Radar Pulsa dan Radar CW.


Kedua macam tipe Radar ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing, yang
dinyatakan oleh tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Radar Pulsa dan Radar CW

No

Radar Pulsa

Radar CW

Menggunakan antena tunggal

Memerlukan dua antena

Memberikan info jangkauan dan sudut

Hanya memberikan info sudut

Mudah di jammed(diganggu)

Susah di jammed tetapi mudah ditipu

Jangkauan fisis ditentukan oleh daya Kebal terhadap gangguan noise (nilai
dan frekuensi pengulangan pulsa Signal to Noise Ratio tinggi)
(PRF)

Pemrosesan bisa diatur untuk mencari


frekuensi yang di inginkan.

Secara lebih teknis, Radar pulsa dan Radar CW dapat disampaikan sebagai berikut. Apabila
Radar memancarkan deretan pulsa yang dimodulasikan pada gelombang pembawa sinusoidal,
maka gelombang pantulan (echo) akan terlihat seperti deretan pulsa yang di tunda (delay) selama
target berada didalam cakupan antena Radar. Gambar 5 menunjukkan deretan pulsa yang
ditransmisikan tersebut.

Gambar 5: Pulsa yang dipancarkan menuju target


Keterangan gambar:PW = lebar pulsa, PRT= Pulse Repetition Time yaitu waktu antara awal
pulsa ke awal pulsa berikutnya, PRF = Pulse Repetition Frequency, yaitu frekuensi pengulangan
pulsa.
Delay dari setiap pulsa relatif terhadap pulsa yang ditransmisikan, akan menunjukkan jarak
terhadap target. Radar mengindikasikan arah dari obyek dengan arah antena pada waktu
menerima pantulan pulsa. Total energi yang dikembalikan ke Radar oleh pulsa-pulsa tersebut
dapat digunakan sebagai indeks kemampuan mendeteksi dan kemampuan melakukan
pengukuran Radar tersebut. Batas unjuk kerja kemampuan Radar mendeteksi target adalah
perbandingan antara total energi dengan kepadatan spektrum (spectral density) noise di alat
penerima. Maka kemampuan Radar dalam mendeteksi target bergantung kepada daya rata-rata
(average power) dari pemancar, waktu selama daya tersebut membawa informasi dari target, dan
geometri dari Radar dan situasi target, tanpa dipengaruhi oleh bentuk modulasi sinyal yang
digunakan dalam transmisi. Dalam sistem Radar pulsa, energi yang diterima dapat
direpresentasikan sebagai produk dari daya pulsa yang diterima, lebar pulsa dan jumlah pulsa
yang terkandung dalam deretan pulsa. Sebaliknya rata-rata waktu penerimaan daya selama
observasi, dapat digunakan untuk mengukur energi yang diterima.
Persamaan Radar atau Radar equation menggambarkan proses secara matematik, yang dapat
digunakan untuk menghitung jarak maksimum sebagai fungsi dari lebar pulsa (pulse width, PW)
dan pulse repetition rate (PRR). Dalam banyak hal, pulsa yang sempit dengan PRR tinggi
digunakan untuk jarak dekat, sistem dengan resolusi tinggi, sedangkan lebar pulsa yang lebih
besar dan PRR rendah, digunakan untuk mengamati obyek dengan jangkauan jauh.
Problem utama dari Radar adalah mendeteksi target diantara random noise yang dihasilkan alat
penerima atau radiasi yang berasal dari benda gelap (black body) yang ada disekitarnya. Noise
tersebut dikenal sebagai thermal noise, baik yang dihasilkan dari dalam maupun dari luar
Radar.

Radar dimana output pemancarnya tidak diinterupsi, kebalikan dari Radar pulsa dimana
outputnya terdiri dari pulsa-pulsa yang sempit, disebut Continuous-wave Radar.Keunggulan dari
CW Radar adalah kemampuannya mengukur kecepatan dengan ketelitian tinggi berdasarkan
prinsip doppler shift pada frekuensi sinyal yang dikembalikan oleh target. Yang dideteksi adalah
pergeseran frekuensi gelombang yang dipantulkan dengan nilai yang merupakan fungsi dari
kecepatan relatif antara target dan pemancar-penerima. Data jangkauan diambil dari perubahan
frekuensi doppler terhadap waktu. Gambar 6 berikut menunjukkan effect Doppler tersebut.

Gambar 6: Prinsip Doppler Shift


Apabila frekuensi CW Radar berubah terus menerus terhadap waktu,frekuensi dari sinyal echo
akan berbeda dengan frekuensi yang dipancarkan dan perbedaannya proporsional terhadap jarak
jangkauan target. Dalam frequency-modulated continuous-wave Radar(FM-CW Radar),
frekuensi biasanya berubah secara linear, sehingga terjadi naik turun frekuensi secara bergantian.
Untuk mengukur jarak dari target, bentuk frekuensi modulasi terhadap continuous wave tadi
harus digunakan. Besarnya jarak diperoleh dengan membandingkan frekuensi pantulan dari
target dengan frekuensi yang dipancarkan oleh pemancar Radar. Perbedaannya sebanding dengan
jarak target yang memberikan sinyal pantulan.
Dalam sistem FM-CW Radar, pertukaran energi sama dengan rata-rata waktu penerimaan daya
selama observasi. Ada perbedaan antara Radar FM-CW dengan Radar pulsa dalam memprediksi
signal terhadap interferensi dan jarak maksimum deteksi/tracking. Perbedaan utama adalah,
bahwa dalam sistem pulsa receiver noise merupakan batas interferensi, sedangkan pada sistem
FM-CW tidak demikian, karena akan ada gangguan dari signal yang masuk dari bagian
pemancar. Gangguan ini disebut spillover dan dapat disebabkan oleh berbagai hal.

Radar Hasil Karya Anak Bangsa


Didasari atas kesadaran perlunya kemandirian dalam penyediaan Radar didalam negeri dan
untuk membantu pemerintah, Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI (PPETLIPI) sejak tahun 2006 telah bekerjasama dengan IRCTR dari TU-Delft Belanda mengadakan
penelitian dan pengembangan (litbang) Radar Pengawas Pantai. Pada litbang ini, desain dan

implementasi sistem pemancar (transmitter), penerima (receiver) dan antena Radar dilakukan
dengan bekerjasama dengan IRCTR, sedangkan perangkat lunak pengolahan citra Radar
sepenuhnya dilakukan oleh PPET-LIPI. Selain oleh LIPI, dilakukan juga litbang Radar untuk
navigasi kapal oleh swasta nasional Indonesia yaitu PT. Solusi 247-RCS yang juga bekerjasama
dengan IRCTR TU-Delft, dengan fasilitas pengukuran dibantu oleh PPET-LIPI.
Pada awalnya Radar yang dibuat oleh PPET-LIPI ini diberi nama INDRA-II (Indonesian Radar
II) karena INDRA-I adalah Radar Navigasi Kapal yang dikerjakan oleh PT. Solusi 247-RCS.
Pada saat Seminar Radar Nasional III tahun 2009 tanggal 30 April yang lalu nama INDRA-II ini
secara resmi diganti menjadi ISRA (Indonesian Sea Radar). Kemampuan yang dimiliki oleh
Radar Pengawas Pantai ISRA ini adalah:

Bekerja dengan daya pancar sangat rendah (2 W)

Masuk kategori quiet (Low Probability of Intercept) Radar

Tidak menganggu sistem Radar lain di sekitarnya

Tidak terdeteksi Radar scanner

Memiliki sistem target tracking sesuai ARPA yang ditetapkan IMO

Memiliki kemampuan Doppler

Dapat terintegrasi dalam jaringan Radar untuk memperluas daerah liputan

Radar pengawas pantai ISRA ini dapat diaplikasikan sebagai:

Radar pelabuhan
- Primary radar
- Pengaturan lalu lintas laut (Vessel Traffic System)

Radar pantai
- Pemantauan lalu lintas laut
- Pengamanan garis pantai dan perbatasan laut

Spesifikasi umum Radar ISRA ini adalah:

Pemancar (Transmitter):
Frekuensi:
X
band
(Fc=
9.4
GHz).
- Pilihan jangkauan: 64 km, 32 km, 16 km, 8 km, 4 km, 2 km. Jangkauan maksimum diset pada 64 km, lebih
jauh dari 27 km (jarak dari Radar ke horizon) agar memungkinkan untuk mendeteksi kapal yang tinggi yang
berlokasi
beberapa
kilometer
lebih
jauh
dari
horizon.
-Output power: 2 Watt.

Penerima (Receiver):
IF
Jumlah
- Range cells: 125 meter, 62
Pengolahan
Standard
Maximal
- Beat signal disampling oleh 16bit ADC

bandwidth:
range
meter, 31 meter,
sinyal
beat

16

512
cells:
meter, 8
berbasis

meter,

PC
frequency

kHz.
512.
4 meter.
PC.
display.
167kHz.

Frequency Generation
Pembangkit
frekuensi
utama
dari
DRO
(dielectric
resonant
oscillator).
FM

Modulation.
Linear
saw-tooth
yang
dihasilkan
oleh
DDS
(direct
digital
synthesizer).
Frekuensi
pengulangan
Sweep
(Sweep
Repetition
Frequency):
1000Hz.
Fixed
sweep
time
of
3mS.
Frekuensi
Sweep:
2MHz,
4MHz,
8MHz,
16MHz,
32MHz,
64MHz.
- Frequency sweep 1 MHz @40NM, 2 MHZ @20NM, 10 MHZ @4NM.

Antenna:
Microstrip
patch
arrays
antenna
dengan
rectangular
patch
Antenna
dengan
flares
untuk
mengurangi
vertical
Modular
Konfigurasi
dua
antenna
untuk
transmit
and
Horizontal
beamwidth:
Vertical
beamwidth:
Polarization:
Rotational
speed:
20
/
60
- Antena Microstrip berukuran kecil, ringan dan belum ada digunakan untuk Radar FM-CW.

elements.
beamwidth.
system.
receive.
1.2.
10.
horizontal.
rpm.

Radar merupakan peralatan yang sangat strategis sehingga dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang Radar akan sangat membantu pemerintah dalam mengawasi wilayah NKRI. Keberhasilan pembuatan satu
Radar untuk aplikasi tertentu akan membuka pintu untuk aplikasi-aplikasi lain seperti untuk pemantauan wilayah
udara dengan melakukan modifikasi pada Radar pengawas pantai yang telah dibuat. Litbang Radar memiliki
kompleksitas yang tinggi sehingga menuntut keseriusan dari pelaksananya dalam menguasai ilmu dibidang Radar
dan jumlah personil yang cukup banyak untuk merealisasikannya. Gambar 7 memperlihatkan blok diagram Radar
FM-CW yang digunakan oleh PPET-LIPI untuk Radar pengawas pantainya. PPET-LIPI dan PT. Solusi 247-RCS
dengan bangga mempersembahkan dua macam Radar hasil karya anak bangsa (lihat Gambar 8 dan 9).

Gambar 7. Blok diagram Radar FM-CW yang dikembangkan oleh PPET-LIPI.

Gambar 8. Radar Navigasi Kapal oleh PT. Solusi 247-RCS.

Gambar 9. Radar Pengawas Pantai ISRA oleh PPET-LIPI.


Kesimpulan

Radar merupakan peralatan vital dan strategis untuk pengawasan wilayah NKRI yang sangat luas. Radar berperan
sebagai mata yang dapat menembus gangguan cuaca dan melihat sampai jarak yang sangat jauh (ratusan Km).
Radar juga berperan untuk aplikasi lain seperti transportasi dan pengamatan cuaca. Perlunya kemandirian dalam
penyediaan Radar didalam negeri karena mekanisme pembelian yang sulit dan harganya sangat mahal apabila diimpor dari luar negeri. PPET-LIPI dan PT. Solusi 247-RCS dengan bangga mempersembahkan dua macam Radar
hasil karya anak bangsa. Radar-Radar yang dibuat ini memiliki keunggulan tertentu dan menggunakan teknologi
yang up to date.

Akurasi dan penggunaan dari berbagai macam alat bantu untuk forcaster, seperti Numerical Model
Data, Gambar satelit, ataupun sumber data lainnya tergantung dari berbagai faktor yang dibutuhkan
forcaster sesuai situasi. Sama halnya dengan data radar. Radar processor menerima berbagai data
yang mungkin tidak ditemukan dalam kenyataan. Sehingga memungkinkan radar mengalami
kesalahan dalam pembacaan. Keahlian forcaster sangat dibutuhkan untuk membedakan data radar
yang ada dan ketika data itu terdiri dai data yang salah.

Waktu yang diperlukan gelombang yang dipancarkan oleh radar harus cukup panjang
untuk menerima kembali pantulan dari gelombang pertama sebelum radar memancarkan
gelombang selanjutnya. Sebaliknya, radar akan menerjemahkan energi dari pantulan utama
sebagai pantulan kedua. Jarak maksimum yang mampu dicapai oleh gelombang disebut
Maximum unambiguous range. Untuk presipitasi dalam jangakauan ini, gelombang radar akan
dipancarkan dan energi pantulan dari presipitasi akan kembali ke radar sebelum gelombang
selanjutnya dipancarkan. Sehingga akan memberikan hasil yang akurat .

Namun, apabila presipitasi terjadi diluar dari jangkauan maksimum radar.


Setelah gelombang mencapai daerah presipitasi, kemudian gelombang akan
dipantulkan kembali ke radar, namun gelombang itu tidak mampu sampai pada

radar sebelum gelombang selanjutnya dipancarkan. Saat gelombang pertama telah


sampai ke radar, gelombang selanjutnya sudah dipancarkan, sehingga radar akan
menerjemahkan gelombang yang datang itu sebagai pantulan dari gelombang
kedua. Sehingga presipitasi seakan-akan berada dekat dengan radar. National
Weather Servis sering menggunakan strategi untuk menanggani hal ini, yatu
dengan merubahnya menjad PRF (Pulse Repetition Frekuensi) yaitu melakukan
scanning dari banyak sudut elevasi.

keadaan seolah-olah presipitasi berada di dekat radar, hal ini dikarenakan letaknya yang terlalu jauh

Sudut yang digunakan radar akan mempengaruhi jangkauan dari target, namun hal ini juga
tergantung dari tipe presipitasi dan juga keadaan atmosfer saat itu. Jenis Conveksi dapat dilihat dari
berbagai sudut elevasi radar kecuali saat terjadi badai yang sangat dekat dengan radar yaitu pada
wilayah cone of silence. Radar mampu mendeteksi badai pada ketinggian yang rendah dan juga
bahaya lainnya. Ketika presipitasi berada jauh dari radar, sudut elevasi yang kecil tetap mampu untuk
mendeteksi hal tersebut. Namun hal itu akan menjadi masalah pada saat ada area di sekitar radar
yang juga terjadi presipitasi akan terabaikan.
Ini adalah contoh dari presipitasi yang mencapai permukaan. Bentuk donat yang muncul pada
tampilan radar tersebut merupakan gelombang yang tidak mengenai precipitasi, gelombang tersebut
hanya melewati presipitasi dan keluar menuju area tanpa presipitasi di atmosfer.

Selain itu, kabut juga tidak bisa terdeteksi pada radar cuaca. Hal ini dikarenakan ketinggian yang
sangat rendah dan juga ukuran partikelnya yang sangat kecil. Namun terkadang hal itu terdeteksi
pada beberapa kasus dimana terjadi kabut yang sangat tebal.

Masalah lain yang biasanya tejadi berhubungan dengan tampilan radar ialah beam blocking.
Apabila keadaan ini terjadi, maka radar tidak mampu menangkap target karena terhalang oleh benda.
Sehigga gelombang radar hanya akan mencapai titik yang dekat. Fenomena ini biasanya terjadi
akibat Gunung, Bangunan yang besar dan juga faktor-faktor lain yang mampu menghalangi
gelombang radar.

Gelombang radar terhalang gunung/faktor penghalang lainnya

Tampilan radar akibat terkena beam blocking

Resolusi
Pada tampilan radar, akan terdiri dari berbagai resolusi atau tingkat
kejelasan gambar. Hal ini berkaitan dengan jarak target dengan radar. Radar akan
memancarkan gelombang secara menyeluruh, apabila target terletak pada jarak
yang dekat, maka gambar akan terlihat jelas. Sebaliknya apabila target berada jauh
dari radar, maka gambar akan terlihat kurang jelas. Ini adalah salah satu
kelemahan pada radar. Hal ini akan berakibat fenomena-fenomena kecil namun
penting tidak teramati dengan jelas. Seperti contoh, terjadi Thunderstorm di daerah
dekat radar (gambar sebelah kiri). Dilihat dari gambar itu maka akan sangat jelas
daerah mana yang mengalami cuaca buruk akibat dari resolusi yang bagus.
Berbeda dengan Thunderstorm yang terjadi jauh dari radar. Gambar radar akan
cenderung kurang jelas sehingga kita akan sulit mengetahui daerah mana saja
yang mengalami fenomena tersebut.

Perbedaan resolusi akibat jarak yang jauh

Untuk menghitung tingkat pemantulan radar dan beberapa variabel lainnya. Terdapat beberapa faktor
utama , yaitu :

Target hanya menyerap sebagian kecil energi elektromagnetik dari radar

Pengaruh dari hal ini biasanya disebabkan oleh intensitas presipitasi dan juga panjang gelombang
yang dipancarkan oleh radar. Seperti contoh pada gambar dibawah ini menunjukkan bahwa energi
pancaran dari radar lebih banyak diserap dan dikembalikan oleh kotak yang berada dekat dengan
radar dibandingkan kotak yang letaknya lebih jauh dari radar. Padahal kedua fenomena itu memiliki
intensitas yang sama

Kotak pertama(kiri), menyerap dan memancarkan gelombang dari radar lebih besar daripada kotak kedua, walaupun intensitas dari
presipitasinya sama.

Sama halnya terjadi dengan gambar dibawah ini .

Gambar tersebut merupakan citra radar saat terjadi Thunderstorm di dekat radar. Pada gambar
pertama (kiri), presipitasi dengan intensitas lebat terjadi di daerah dekat radar. Kemudian pada
gambar kedua (tengah), presipitasi di dekat radar mengalami kenaikan intensitas sehingga semakin
lebat presipitasi yang terjadi. Akibatnya, energi pada gelombang sebagian besar akan diserap oleh
hujan lebat di dekat radar sehingga menyebabkan wilayah yang terletak lebih jauh tidak terdeteksi
sebagai hujan lebat juga. Kemudian gambar 3 (kanan) menunjukkan bahwa hujan lebat yang ada di

dekat radar tersebut mulai hilang sehingga daerah yang jauh dari radar terlihat kembali sebagaimana
mestinya.
-

Target memiliki partikel terlalu kecil, atau kumpulan presipitasi yang diameternya
berukuran sangat kecil dan lebih kecil daripada panjang gelombang yang dipancarkan
oleh radar.
Saat target memiliki ukuran yang lebih kecil daripada panjang gelombang yang dihasilkan
radar, maka hamburan energi akan terjadi sehingga benda tersebut akan diketahui pada radar. Hal
ini berlaku untuk sebagian besar jenis presipitasi dimana rata-rata butir hujan sekitar 1mm-4mm dan
salju sedikit lebih besar daripada itu. Namun saat objek memiliki ukuran lebih panjang atau sama
dengan panjang gelombang dari radar, penghamburan energi akan lebih rumit. Sehingga tidak bisa
terdeteksi oleh radar. Seperti contoh: burung, serangga ataupun benda-benda langit lainnya.
Target merupakan cairan ataupun es, namun tidak bercampur.
Fungsi dari persamaan radar juga mendeteksi semua presipitasi adalah dalam bentuk yang sama,
namun pada kasus-kasus yang sering terjadi justru tidak sama. Hal ini dikarenakan es dan air
memiliki perbedaan struktur dan suhu, es juga tidak mampu memantulkan energi sebaik air dan nilai
pemantulannya akan lebih rendah 7dBZ pada ukuran yang sama dengan butir air. Oleh sebab itu,
untuk mengetahui hal tersebut diperlukan data suhu dan juga data sounding(udara atas). Hal ini
terkadang juga sulit untuk membedakan apakah itu salju, hujan atau campuran dari presipitasi.

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, peranan teknologi dalam kehidupan sehari-hari hampir tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dalam mengembangkan teknologi untuk kehidupan manusia,
Fisika banyak memegang peranan penting. Studi tentang gelombang banyak melahirkan
teknologi-teknologi baru yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Dalam bidang telekomunikasi, pengetahuan tentang gelombang elektromagnetik sangat
diperlukan. Televisi, radio, telepon seluler, riset luar angkasa dan mengetahui letak pesawat
terbang atau cuaca memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Gelombang
Elektromagnetik merupakan gabungan dari medan listrik dan medan magnet yang bergetar
pada bidang yang saling tegak lurus satu sama lain.
Sprektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi tertinggi hingga kerendah meliputi
sinar gamma, sinar X, sinar ultraviolet, cahaya tampak, sinar infra merah, gelombang mikro,
gelombang televisi, dan gelombang radio. Dalam makalah ini akan diuraikan dan
dejelaskan tentang Sinar Mikro atau Gelombang Radar.
1.2 Rumusan Masalah
Apa Pengertian dari Gelombang Elekromagnetik ?

Apa definisi tentang Gelombang Radar ?


Apa manfaat Gelombang Radar dalam kehidupan sehari-hari ?
Bagaimana cara kerja gelombang Elektromagnetik ?
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1

Tujuan Umum

Tujuan Umum dari makalah ini untuk mengetahui fungsi dari gelombang elektromagnetik
dalam kehidupan sehari-hari khususnya gelombang mikro atau radar.
1.3.2

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari makalah ini yaitu :

Memberikan pengetahuan kepada siswa agar mengetahui tentang


gelombang elektromagnetik khususnya Gelombang Radar

Memberikan pengetahuan kepada siswa agar mengetahui fungsi


Gelombang elektromagnetik khususnya Gelombang Radar dalam
kehidupan

Memberi invormasi kepada siswa cara kejrja atu sistem kerja dari
gelombang radar.

Mengajarkan siswa untuk mandiri dalam pembelajaran

Mendidik siswa agar dapat bekerjasama dengan teman sekelompoknya

1.4 Manfaat Makalah


Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah membuat siswa belajar mandiri
dengan proses belajar yang telah ditentukan dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku
yaitu mengajar dengan proses siswa yang lebih aktif dan dominan dalam belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Bab Pembahasan ini akan diuraikan tentang:
2.1) Sejarah dan Pengertian Gelombang Elektomagnetik dan Gelombang Mikro (Radar)

2.2) Jenis-jenis Gelombang Radar


2.3) Komponen-Komponen Gelombang radar
2.4) Sistem kerja Gelombang Radar
2.5) Manfaat gelombang Radar dalam kehidupan sehari-hari
2.1 Sejarah dan Pengertian Gelombang Elektromagnetik dan
Gelombang Mikro (Radar)
Orang yang pertama kali menguji hipotesis Maxwall mengenai gelombang elektromagnetik
adalah Heinrich Hertz, pada tahun 1887 (Foster, 2004). Percobaan-percobaan yang
dilakukan oleh Hertz memberikan definisi gelombang elektromagnetik. Supriyono (2006)
menyatakan bahwa gelombang elektromagnetik terdiri atas medan magnetik dan medan
listrik yang berubah secara periodik dan serempak, dengan arah getar tegak lurus satu
sama lain, dan masing-masing medan tegak lurus arah rambat gelombang.
Istilah radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan
dari RadioDetection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) pertama kali
digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio
Directon Finding), namun perkembangan radar itu sendiri sudah mulai banyak
dikembangkan sebelum Perang Dunia II oleh ilmuwan dari Amerika, Jerman, Prancis dan
Inggris. Dari sekian banyak ilmuwan, yang paling berperan penting dalam pengembangan
radar adalah Robert Watson-Watt asal Skotlandia, yang mulai melakukan penelitiannya
mengenai cikal bakal radar pada tahun 1915. Di tahun 1920-an, ia bergabung dengan
bagian radio National Physical Laboratory. Di tempat ini, ia mempelajari dan
mengembangkan peralatan navigasi dan juga menara radio. Watson-Watt menjadi salah
satu orang yang ditunjuk dan diberikan kebebasan penuh oleh Kementrian Udara dan
Kementrian Produksi Pesawat Terbang untuk mengembangkan radar. Watson-Watt
kemudian menciptakan radar yang dapat mendeteksi pesawat terbang yang sedang
mendekat dari jarak 40 mil (sekitar 64 km). Dua tahun berikutnya, Inggris memiliki jaringan
stasiun radar yang berfungsi untuk melindungi pantainya.
Pada awalnya, radar memiliki kekurangan, yakni gelombang elektromagnetik yang
dipancarkannya terpancar di dalam gelombang yang tidak terputus-putus. Hal ini
menyebabkan radar mampu mendeteksi kehadiran suatu benda, namun tidak pada lokasi
yang tepat. Terobosan pun akhirnya terjadi di tahun 1936 dengan pengembangan radar

berdenyut (pulsed). Dengan radar ini, sinyal diputus secara berirama sehingga
memungkinkan untuk mengukur antara gema untuk mengetahui kecepatan dan arah yang
tepat mengenai target.
Sementara itu, terobosan yang paling signifikan terjadi di tahun 1939 dengan
ditemukannya pemancar gelombang mikro berkekuatan tinggi yang disempurnakan.
Keunggulan dari pemancar ini adalah ketepatannya dalam mendeteksi keberadaan
sasaran, tidak peduli dalam keadaan cuaca apapun. Keunggulan lainnya adalah bahwa
gelombang ini dapat ditangkap menggunakan antena yang lebih kecil, sehingga radar
dapat dipasang di pesawat terbang dan benda-benda lainnya. Hal ini yang pada akhirnya
membuat Inggris menjadi lebih unggul dibandingkan negara-negara lainnya di dunia. Di
tahun-tahun berikutnya, sistem radar berkembang lebih pesat lagi, baik dalam hal
tingkatresolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun dalam hal peningkatan
kemampuan sistem radar itu sendiri sebagai pertahanan militer.
2.2 Jenis-jenis Gelombang Radar
1.

a.

Doppler Radar

Doppler radar merupakan jenis radar yang mengukur kecepatan radial dari sebuah objek
yang masuk ke dalam daerah tangkapan radar dengan menggunakan Efek Doppler. Hal
ini dilakukan dengan memancarkan sinyal microwave (gelombang mikro) ke objek lalu
menangkap refleksinya, dan kemudian dianalisis perubahannya. Doppler radar merupakan
jenis radar yang sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh Doppler radar
adalah Weather Radar yang digunakan untuk mendeteksi cuaca.

1.

b.

Bistatic Radar

Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya terdiri dari pemancar
sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver), di mana kedua komponentersebut
terpisah. Kedua komponen itu dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan dengan
jarak target/objek. Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang dipantulkan oleh objek
tersebut ke pusat antena. Contoh Bistatic radar adalah Passive radar. Passive radar adalah
sistem radar yang mendeteksi dan melacak objek dengan proses refleksi dari sumber nonkooperatif pencahayaan di lingkungan, seperti penyiaran komersial dan sinyal komunikasi.
Berdasarkan bentuk gelombang
1.

a.

Continuous Wave/CW (Gelombang Berkesinambungan),

merupakan radar yang menggunakan transmitter dan antena penerima


(receive antenna) secara terpisah, di mana radar ini terus menerus

memancarkan gelombang elektromagnetik. Radar CW yang tidak


termodulasi dapat mengukur kecepatan radial target serta posisi sudut
target secara akurat. Radar CW yang tidak termodulasi biasanya digunakan
untuk mengetahui kecepatan target dan menjadi pemandu rudal (missile
guidance).
2.

b.

Pulsed Radars/PR (Radar Berdenyut), merupakan radar yang

gelombang elektromagnetiknya diputus secara berirama. Frekuensi denyut


radar (Pulse Repetition Frequency/PRF) dapat diklasifikasikan menjadi 3
bagian, yaitu PRF high, PRF medium dan PRF low.
Panjang gelombang yang akan digunakan pada sistem radar bergantung pada aplikasi
yang akan dikerjakan. Radar menggunakan satu atau lebih jenis band dalam melakukan
penginderaan jauh. Band merupakan Rentang Panjang Gelombang. Radar menggunakan
spektrum gelombang elektromagnetik pada rentang frekuensi 300 MHz hingga 30 GHz.

Tabel 1. Panjang gelombang Radar dan Frekuensinya yang digunakan dalam Penginderaan
Jauh
Aplikasi dari band-band tersebut pada sistem radar dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

2.3 Komponen- komponen Gelombang Radar

Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem radar, yaitu antena,
transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima sinyal).
1.

a.

Antena

Antena yang terletak pada radar merupakan suatu antena reflektor berbentuk
piringparabola yang menyebarkan energi elektromagnetik dari titik fokusnya dan
dipantulkan melalui permukaan yang berbentuk parabola. Antena radar memiliki du akutub
(dwikutub). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk phased-array (bertingkat
atau bertahap). Ini merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap antena dan
kemudian diteruskan ke pusat sistem radar.
1.

b.

Pemancar sinyal (transmitter)

Pada sistem radar, pemancar sinyal (transmitter) berfungsi untuk memancarkan gelombang
elektromagnetik melalui reflektor antena. Hal ini dilakukan agar sinyal objek yang berada
didaerah tangkapan radar dapat dikenali. Pada umumnya, transmitter
memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar. Transmitter juga memiliki tenaga yang
cukup kuat, efisien, bisa dipercaya, ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat,
serta mudah dalam hal perawatannya.
1.

c.

Penerima sinyal (receiver)

Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver) berfungsi sebagai penerima kembali pantulan
gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor
antena. Pada umumnya, receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang
diterimanya agar sesuai dengan pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal
objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal
(signal and data processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di
layarmonitor (display).
Selain tiga komponen di atas, sistem radar juga terdiri dari beberapa komponen pendukung
lainnya, yaitu:

Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan transmitter.

Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara


antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan dalam
kedua situati tersebut.

Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol


kerja seluruh perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masingmasing.

2.4 Sistem Kerja Gelombang Radar

Umumnya, radar beroperasi dengan cara menyebarkan tenaga elektromagnetik terbatas di


dalam piringan antena. Tujuannya adalah untuk menangkap sinyal dari benda yang melintas
di daerah tangkapan antena yang bersudut 20 40 . Ketika ada benda yang masuk ke
o

dalam daerah tangkapan antena tersebut, maka sinyal dari benda tersebut akan ditangkap
dan diteruskan ke pusat sitem radar untuk kemudian diproses sehingga benda tersebut
nantinya akan tampak dalam layar monitor/display. Berikut merupakan tahapan kerja
Gelombang Radar.

Gambar 1 Cara kerja radar


Sensor memancarkan gelombang elektromagnetik ke target dan diterima kembali oleh
sensor untuk menentukan jarak (S).
Pengukuran jarak antara sensor dengan target menggunakan rumus :
S= ( c. t) : 2
c = Kecepatan cahaya.
S = Jarak antara sensor dengan target di permukaan bumi.
t = Waktu tempuh gelombang elektromagnetik.
Pada permukaan bumi, pulsa gelombang radar dipancarkan ke segala arah, sebagian
pantulannya diterima kembali oleh sensor. Intensitas dari gelombang pantulan ini sangat
lemah dibandingkan ketika dipancarkan.

Gambar 2. Gelombang radar yang dipancarkan satelit,kemudian dipantulkan kembali


kesegala arah oleh permukaan bumi dan sebagian diterima kembali oleh satelit
Ketika wahana memancarkan radar, memiliki bentuk geometri tersendiri. Berikut ini adalah
faktor-faktor geometri pada pencitraan radar, yaitu :
1.

Incidence Angle

Merupakan sudut yang dibentuk antara pancaran gelombang radar dengan garis
yang tegak lurus terhadap permukaan objek.
1.

2.

Depression Angle

Adalah sudut yang dibentuk dari arah horisontal ke arah garis pancaran gelombang radar.
1.

Look Angle

Merupakan sudut antara utara geografis dan arah pancaran gelombang radar atau dengan
garis yang tegak lurus arah terbang wahana.
1.

Look Direction

Merupakan arah antena saat melakukan pencitraan.


2.5 Manfaat gelombang Radar dalam kehidupan sehari-hari
v Wifi radar
Wifi radar adalah aplikasi yang dirancang untuk ponsel Nokia s60v3 ataupun bisa juga
dicoba di Nokia s60v5 sebagai aplikasi unuk mendeteksi keberadaan sinyal Wifi/Jaringan
internet melalui sambungan gelombang radio.Aplikasi Wifi Radar ini akan memberitahukan
dengan notifikasi suara jika aplikasi ini mendeteksi keberadaan Wifi,jadi menurut saya
cukup berguna bagi anda yang memilki ponsel ber-Wifi dan sering menggunakan fasilitas
Wifi jika berinternet.Anda tak perlu mencari sinyal Wifi secara manual,tinggal

mengaktifkan aplikasi Wifi Radar dan mengoperasikannya,maka aplikasi Wifi Radar ini akan
mendeteksi adanya sinyal Wifi yang ditagkap oleh ponsel anda.
Wifi radar ini sanga berguna bagi anda yang suka memanfaatkan fasilitas Wifi untuk
internetan,karena aplikasi ini akan memberitahukan adanya sinyal wifi di tempat yang
sedang dilewati.Jika anda tertarik untuk mencobanya silahkan download aplikasinya di
bawah ini.
v Cuaca

Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki kemampuan


untuk mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk, misalnya badai.

Wind Profiler, merupakan jenis radar cuaca yang berguna untuk


mendeteksi kecepatan dan arah angin dengan menggunakan
gelombang suara (SODAR).

v Militer

Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang


berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain.
Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan
penyerangan udara dalam dunia militer.

Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat


tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat
yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat
F-14. Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54
Phoenix), maka peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu (air-to-air
missile) diharapkan dapat mencapai sasarannya dengan tepat.

v Kepolisian
Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan
bermotor saat melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan untuk masalah ini adalah radar
gun (<a title=Radar
kecepatan href=http://id.wikipedia.org/wiki/Radar_kecepatan>radar kecepatan)
yang berbentuk seperti pistol dan microdigicam radar.
v Pelayaran
Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar
setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan tidak saling
bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut.
v Penerbangan

Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian Air Traffic
Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas
udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi
setiap pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang di udara, maupun yang
akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi untuk memberikan layanan
bantuaninformasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi bandara yang dituju.
v Secondary Surveillance Radar (SSR) di Bandara Polon
Radar ada beberapa macam dan yang umum digunakan di bandara udara adalah Primary
Surveillance Radar (PSR) dan Secondary Surveillance Radar (SSR). Kedua jenis radar baik
PSR maupun SSR mempunyai cara kerja berbeda. Pada PSR sifatnya aktif dan pesawat
yang ditargetkan sifatnya pasif. Karena PSR hanya menerima pantulan gelombang radio
dari refleksi pesawat tersebut (echo). Sedangkan pesawat itu sendiri tidak tahu-menahu
dengan kegiatan radar di bawah. Pada SSR, baik radar maupun pesawat kedua-duanya
aktif. Hal ini dapat dilakukan karena pesawat terbang telah dilengkapi dengan transponder.
Pesawat-pesawat yang tidak dilengkapi transponder tidak akan dapat dilihat pada radar
scope seperti identifikasi pesawat, ketinggiannya, dan lain-lain.
Dengan radar SSR, yang merupakan radar deteksi aktif dengan pesawat terpasang
transponder, informasi yang didapatkan lebih dari deteksi PSR, yaitu : jarak pesawat
posisi pesawat
kode pesawat
ketinggian pesawat
kecepatan pesawat
Secondary Surveillance Radar (SSR) adalah radar yang bekerja dengan bantuan alat yang
bernama transponder di pesawat udara. Secara sederhana cara kerjanya adalah sebagai
berikut:
1. SSR di darat memancarkan sinyal yang disebut dengan interrogation pada frekuensi
1030 Mhz

2. Jika mendapatkan sinyal interogasi, maka transponder akan menjawab/ memberikan


sinyal balasan pada frekuensi 1090 Mhz
3. Dekoder yang ada di SSR akan menghitung jarak pesawat tersebut dari lamanya sinyal
sampai kembali ke SSR
4. Arah pesawat tersebut akan ditentukan oleh arah antena radar SSR yang berputar 360
derajat.

Gambar 3. Cara kerja secondary surveillance radar (SSR)


Jadi misalnya antena SSR sedang mengarah ke timur pada arah 090 dan mendapatkan
jawaban (reply) dari sebuah transponder, maka jarak dan posisi pesawat akan diketahui
oleh SSR.
a. Manfaat dari SSR :
Menghasilkan informasi dari transponder pesawat yang mengirimkan jawaban dengan
membawa identitas dari pesawat
Jarak jangkau pancaran adalah 200 NM
Daya nya adalah 2,5 Kwatt
b. Informasi yang dapat dihasilkan oleh secondary surveillance radar adalah :

Jarak: Salah satu cara yang bisa dipakai untuk mengukur jarak suatu objek
dari antena ialah dengan mengirimkan sinyal gelombang radio (radiasi

elektromagnetik) dan mengukur jeda waktu pantulan gelombangnya.


Jarak(Range) Pesawat Terbang Menunjukkan jarak pesawat terbang
terhadap staiun radar atau bandar udara dalam satuan Nautical Mile(NM)
dimana 1NM=1,852 kilometer

Kecepatan: Perbedaan frekuensi antara sinyal gelombang yang


dipancarkan dan sinyal gelombang yang dipantulkan kembali dapat
digunakan untuk menghitung kecepatan dari benda tersebut.

Posisi

Merupakan nilai sekian derajat terhadap titik utara stasiun radar kearah pesawat terbang
dengan putaran searah jarum jam(Clock Wise/Cw)

Ketinggian

Ketinggian dari suatu pesawat harus diketahui baik pilot maupun ATC (air traffic control)
untuk menyeimbangkan pesawat agar tidak berada pada jalur yang salah. Ketinggian
Pesawat Terbang Menunjukkan ketinggian pesawat udara terhadap permukaan laut dengan
satuan feet.

Kode pesawat

Kode pesawat digunakan untuk mengetahui pesawat jenis apa yang sedang terbang pada
saat itu. Dan untuk membedakan pesawat satu dengan yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
Dalam Bab Penutup ini akan diuraikan tentang :
3.1) Kesimpulan
3.2) Saran
3.1 Kesimpulan
Dari bab pendahuluan dan bab pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Gelombang Elektromagnetik sangat mempengaruhi kehidupan di dunia. Karena banyak
teknologi-teknologi yang diciptakan berkaitan dengan gelombang elektromagnetik. Salah
satu gelombang yang dibahas pada makalah ini adalah gelombang mikro atau radar.
Gelombang ikro atau radar sangat membantu dalam memberikan informasi dan
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Gelombang radar dimanfaatkan sebagai jaringan

internet, mendeteksi cuaca, mengatur lalu lintas udara, mengetahui kecepatan kendaraan,
mengetahui kedudukan pesawat terbang, dan lain-lain. Jadi gelombang radar sangat
banyak manfaatnya dalam kehidupan.
3.2 Saran
Gelombang elektromagnetik banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, saran yang dapat
disampaikan semoga perkembangan tekhnologi yang dikembangkan karena adanya
Gelombang elektromagnetik semakin banyak dan semakin berguna bagi kehidupan ini.

Seseorang dapat mengatakan bahwa penemuan dan pengembangan teknologi radar adalah
miliknya/penemuan sendiri. Orang tersebut harus melihat pengetahuan tentang "Radar" yang
berasal dari akumulasi banyak perkembangan dan perbaikan, di mana setiap ilmuwan dari
beberapa negara mengambil bagian secara paralel. Di masa lalu, ada beberapa tonggak, dengan
ditemukannya pengetahuan dasar yang penting dan penemuan penting, diantaranya:
1865 Fisikawan Skotlandia, James Clerk Maxwell menyajikan Theory of Bidang
elektromagnetik (deskripsi dari gelombang elektromagnetik dan propagasi GEM). Dia
menunjukkan bahwa medan listrik dan magnetik perjalanan melalui ruang dalam bentuk
gelombang, dan pada kecepatan konstan cahaya.
1886 Fisikawan Jerman Heinrich Rudolf Hertz menemukan gelombang elektromagnetik, yang
juga menunjukkan teori Maxwell.
1897 Seorang berkebangsaan Italia bernama Guglielmo Marconi mencapai transmisi jarak jauh
pertama gelombang elektromagnetik. Dalam percobaan pertama ia menggunakan kawat ke tiang
kayu. Dalam Italia tiang tenda dikenal sebagai antena l'centrale, dan kutub dengan kawat di
samping itu digunakan sebagai udara itu hanya disebut l'antena. Hari Marconi dikenal sebagai
pelopor radio komunikasi.
1904 Insinyur Jerman, Christian Hlsmeyer menciptakan "telemobiloscope" untuk pemantauan
lalu lintas di atas air di visibilitas miskin. Ini adalah tes pertama radar praktis. Hlsmeyer
menerapkan penemuan permohonan paten di Jerman, Perancis dan Inggris.
1921 Penemuan Magnetron sebagai tabung transmisi yang efisien oleh fisikawan AS-Amerika
Albert Wallace Hull
1922 Amerika listrik insinyur Albert H. Taylor dan Leo C. Young dari Naval Research
Laboratory (USA) menemukan kapal kayu untuk pertama kalinya.
1930 Lawrence A. Hyland (juga dari Naval Research Laboratory), menempatkan pesawat untuk
pertama kalinya.
1931 Sebuah kapal yang dilengkapi dengan radar. Sebagai antena yang digunakan piring
parabola dengan radiator horn/tanduk.
1936 Perkembangan klystron oleh teknisi George F. Metcalf dan William C. Hahn, baik General
Electric. Ini akan menjadi komponen penting dalam satuan radar sebagai penguat atau tabung
osilator.

1939 Dua insinyur dari universitas di Birmingham, John Turton Randall und Henry Albert
Howard Boot membangun sebuah radar kecil tapi kuat menggunakan multicavity-Magnetron.
The B-17 pesawat yang dilengkapi dengan radar ini. Sekarang mereka bisa menemukan dan
dengan demikian memerangi kapal selam Jerman di malam hari dan dalam kabut.
1940 peralatan radar yang berbeda dikembangkan di Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Perancis
dan Jepang.
Didorong oleh peristiwa perang umum dan pembangunan Angkatan Udara ke cabang utama
layanan, teknologi radar mengalami dorongan pembangunan yang kuat selama Perang Dunia II,
dan set radar digunakan selama "Perang Dingin" dalam jumlah besar sepanjang batin Jerman
perbatasan.

Anda mungkin juga menyukai