PENDAHULUAN
Luas areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L) di Indonesia seluas
560.813 Ha dan tersebar di Propinsi Sulawesi Tenggara : 169.926,34 Ha (30, 3 %);
Nusa Tenggara Timur : 112.162,60 Ha (20 %); Sulawesi Selatan : 84.682,76 Ha (15,1
%); Jawa Timur : 48.790,73 Ha (8,7 %); Nusa Tenggara Barat : 41.500,16 Ha (7,4 %);
Bali : 20.750,08 Ha (3,7 %); dan sisanya 83.000,33 Ha (14,8 %) tersebar di Maluku,
Sulawesi Tengah, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Produksi gelondong jambu mete pada tahun 1991 adalah 57.247 Ton meningkat
pada tahun 2000 menjadi 92.390 Ton, tetapi di pasar internasional kontribusi ekspor
mete Indonesia baru mencapai 10,10 % dan ekspor kacang mete baru mencapai 0,98 %
yang seluruhnya ditujukan ke India. Sedangkan kontribusi penghasil mete dunia jauh
lebih besar dibanding Indonesia seperti halnya India (37,60 %), Brazil (11,96 %) dan
Tanzania (7,77 %). Hal tersebut disebabkan sulitnya Indonesia masuk ke pasaran dunia
yang telah dimonopoli oleh India juga karena rendahnya daya kompetisi industri
pengacipan di Indonesia. Dilain pihak gelondong mete belum dapat mencukupi
kebutuhan bahan baku dalam negeri.
Hasil penelitian dari Koerniati dan Hada, 1996, Ditjenbun, 1998 menyatakan bahwa
di beberapa sentra produksi jambu mete dijumpai individu atau populasi tanaman yang
mempunyai potensi produksi tinggi dengan mutu yang baik. Pengelolaan tanaman
sebaiknya dilakukan secara intensif sesuai kultur teknis yang dianjurkan. Pendapat
bahwa tanaman jambu mete dapat tumbuh dan menghasilkan dimana saja perlu diubah,
karena tanaman ini menuntut persyaratan lingkungan tumbuh tertentu untuk dapat
menghasilkan sesuai dengan potensinya.
PERTANAMAN JAMBU METE
Tanaman jambu mete dapat tumbuh di dataran rendah dan di dataran tinggi, yaitu
pada ketinggian 1 1.200 m dpl. Hal ini mengisyaratkan bahwa jambu mete dapat
beradaptasi pada kondisi tanah dan iklim yang beragam sifatnya. Tanaman ini akan
tumbuh kerdil dan merana jika ditanam ditanah lempung yang lengket dan dangkal.
Ditempat tumbuh yang demikian jambu mete dan gulma akan berebut unsur hara dan
air pada musim kemarau.
Tanaman jambu mete mempunyai beberapa sifat diantaranya :
a. Umur tanaman jambu mete mencapai + 30 th, dengan ketinggian mencapai 10
12 m;
b. Perakarannya sangat ekstensif dan peka terhadap genangan air (keadaan anaerob),
sehingga harus dibuat drainase.
c. Pertumbuhan akar tunggangnya dominan dan dapat mencapai + 9 m, secara
bertahap akar tunggang akan berkurang, akar lateral ( + 4,5 m) yang akan lebih
menonjol;
d. Tanaman jambu mete tidak menyukai naungan. Bunga-bunga terbentuk pada
permukaan tajuk dan hanya bunga-bunga yang mendapat intensitas sinar matahari
yang cukup, sehingga dapat berkembang menjadi buah yang baik;
e. Ada 2 (dua) macam bunga, yaitu bunga jantan dan bunga sempurna
(hermaphrodit);
Cara panen jambu mete sebaiknya dilakukan secara selektif, yakni langsung dipilih
dan dipetik dari pohonnya. Adapun cirri-ciri buah jambu mete yang sudah tua adalah :
Warna kulit buah semu menjadi kuning, orange, atau merah tergantung pada
jenisnya;
Ukuran buah semu lebih besar dari buah sejati;
Tekstur daging buah semu lunak, rasanya asam agak manis, berair dan aroma
buahnya mirip stroberi;
Warna kulit bijinya menjadi putih ke abu-abuan dan mengkilat
Evaluasi dari subsistem pasca panen anjuran untuk dapat meningkatkan nilai
tambah dapat dilakukan dengan cara :
a. Pelaksanaan pengolahan secara anjuran, berupa penjemuran, sortasi gelondong
yang sehat dan bernas, kacipisasi dengan model kacip MM 99 atau mesin indutri
Jenis Uji
Satuan
3
Warna
Biji Utuh
Biji Hancur
Mutu I
Mutu II
Mutu III
Mutu I
Mutu II
Mutu III
Mutu I
Mutu II
Mutu III
Mutu I
Mutu II
10
11
12
13
14
15
maks 6
maks 6
kuning
maks 5
maks 6
maks 6
maks 5
maks 6
maks 6
maks 5
maks 6
maks 6
maks 5
(Baby Bits)
kuning
kuning
kuning
kuning
tidak
gading
gading
gading
gading
dipersyarat- gading
atau
atau
muda
atau
muda
atau
muda
kan
atau
atau
atau
atau
keputih- keputih-
keputih- keputih-
keputih- keputih-
keputih-
keputih-
putihan putihan
putihan putihan
putihan
putihan
putihan
putihan
atau
atau
atau
atau
coklat
coklat
coklat
coklat
muda
muda
muda
muda
Bau
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
maks 0
maks 0
maks 1
maks 0
maks 0
maks 1
maks 0
maks 0
maks 1
maks 0
maks 1
maks 0
maks 0
maks 2
maks 4
maks 0
maks 2
maks 4
maks 0
maks 2
maks 4
maks 2
maks 4
maks 2
maks 1
maks 2
maks 5
maks 1
maks 2
maks 5
maks 1
maks 2
maks 5
maks 5
maks 5
maks 5
maks 0
maks 0
maks 0
maks 0
maks 0
maks 0
maks 0
maks 0
maks 0
maks 0
maks 0
maks 0
DAFTAR PUSTAKA
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.