Anda di halaman 1dari 10

Geografi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lompat ke: navigasi, cari

Peta Bumi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan (variasi)
keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa
Yunani yaitu go ("Bumi"), dan graphein ("tulisan", atau "menjelaskan").
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia
tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa, dan
dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ, dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan
dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia.
Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Pengertian menurut para ahli

2 Konsep

3 Pendekatan Geografi

4 Prinsip dasar

5 Prinsip pemetaan

6 Sejarah

7 Metode

8 Cabang
o 8.1 Geografi fisik
o 8.2 Geografi manusia
o 8.3 Geografi manusia-lingkungan
o 8.4 Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
o 8.5 Ekologi budaya dan politik

o 8.6 Penelitian risiko-bencana


o 8.7 Geografi sejarah

9 Teknik geografis
o 9.1 Penginderaan Jauh
o 9.2 Kartografi
o 9.3 Sistem Informasi Geografis
o 9.4 Metode kuantitatif geografi

10 Bidang Terkait
o 10.1 Perencanaan Kota dan Wilayah
o 10.2 Ilmu wilayah

11 Pendidikan tinggi

12 Ahli geografi

13 Lihat pula

14 Referensi

15 Pranala luar

Pengertian menurut para ahli[sunting | sunting sumber]


Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa
dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Materi
yang tidak memiliki sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh
Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Oktober 2013

Erastothenes (Abad ke-1)


Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai
bentuk muka bumi
Claudius Ptolomaeus
Geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi
Ullman (1954)
Geografi adalah interaksi antar ruang.
Strabo (1970)
Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah
secara keseluruhan. Pendapat ini kemudian disebut konsep Natural Attribute of Place
Ekblaw dan Mulkerne
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi, dan kehidupannnya, mempengaruhi
pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita
huni, dan tempat rekreasi yang kita nikmati
Paul Vidal de La Blance
Geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan suatu kehidupan
tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini
Prof. Bintarto (1981)

Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik
maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan
keberhasilan pembangunan.
Hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan, dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kewilayahan, dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Von Rithoffen
Geografi adalah studi tentang gejala, dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang
disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejalagejala, dan sifat tersebut.
Haris (2012)
Geografi adalah suatu ilmu yang mengkaji segala aspek-aspek yang ada di permukaan bumi
dengan konsep spasial untuk pemanfaatan pembangunan yang ada dipermukaan bumi.
Bernhardus Varenius, Dalam karyanya yang berjudul GEOGRAPHIA GENERALIS, dia membagi geografi
menjadi
1. Geografi absolute
2. Geografi relative
3. Geografi komparatif

Konsep[sunting | sunting sumber]

Konsep Lokasi

Konsep lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep
lokasi dibagi atas:

1. Lokasi absolut : lokasi menurut letak lintang, dan bujur bersifat tetap. Contoh : Indonesia
terletak di antara 6LU-11LS, dan di antara 95BT-141BT.
2. Lokasi relatif : lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya, dan sifatnya berubah.
Contoh: Indonesia terletak antara Benua Asia, dan Australia.

Konsep Jarak

Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam geografi jarak dapat diukur dengan
dua cara, yaitu jarak geometrik dinyatakan dalam satuan panjang kilometer, dan jarak waktu yang diukur
dengan satuan waktu (jarak tempuh).

Konsep Keterjangkauan

Sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh lokasi, jarak, dan kondisi
tempat. Contoh: SurabayaJakarta bisa ditempuh dengan bus atau pesawat.

Konsep Pola

Pola merupakan tatanan geometris yang beraturan. Contoh, penerapan konsep pola adalah pola
permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.

Konsep Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu geografi tidak
terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan, lembah, dan dataran. Hal
inilah yang menyebabkan permukaan bumi merupakan objek studi geografi.

Konsep Aglomerasi

Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas
manusia. Misalnya pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan, dan daerah pemukiman.

Konsep Nilai Kegunaan

Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada
semua orang. Nilai kegunaan pun bersifat relatif. Misalnya pantai mempunyai nilai kegunaan yang tinggi
sebagai tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup dalam keramaian, kebisingan, dan kesibukan.

Konsep Interaksi Interdependensi

Interaksi merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala dengan gejala
lainnya. Contohnya adalah perbedaan kondisi antara daerah pedesaan, dan perkotaan yang kemudian
dapat menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti halnya penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi
maupun alih teknologi.

Konsep Diferensiasi Area

Fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain. Contoh: Areal pedesaan khas, dan
corak persawahan.

Konsep Keterkaitan Keruangan

Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya merupakan suatu keterkaitan keruangan.
Misalnya hubungan antara kemiringan lereng di suatu wilayah dengan ketebalan lapisan tanah serta
hubungan antara daerah kapur dengan kesulitan air.

Pendekatan Geografi[sunting | sunting sumber]

Pendekatan Spasial (Keruangan)

Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang
keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek
ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam
mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi
(persebaran), interelasi serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah
sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur, dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh
tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua
menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.
Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi
yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi
menelaah gejala interaksi, dan interelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial).
Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik, dan abiotik dalam
keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan
hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan, dan kompetisi penghuninya.

Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)

Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan
aspek-aspek keruangan, dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya,
wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.[1]

Prinsip dasar[sunting | sunting sumber]


Ada 4 prinsip utama dalam menganalisis gejala geosfer.

Prinsip persebaran, artinya persebaran bentang alam di permukaan bumi tidak merata sehingga
setiap wilayah akan berbeda dengan wilayah lain. Contohnya persebaran jumlah transmigran di
Indonesia tidak merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan dengan yang lain
sesuai dengan luas wilayahnya.

Prinsip interelasi, artinya fenomena geosfer yang satu mempunyai hubungan dengan fenomena
geosfer yang lain, gejala yang satu berkaitan dengan gejala yang lain. Contohnya sebagian besar
penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani karena masih tersedianya lahan untuk digarap.

Prinsip deskripsi, artinya untuk menggambarkan fenomena geosfer memerlukan deskripsi, melalui
tulisan, tabel, gambar atau grafik. Contohnya peta persebaran lempeng tektonik di dunia.

Prinsip korologi, artinya dengan menganalisis suatu wilayah berdasarkan ketiga prinsip
sebelumnya maka suatu wilayah akan mempunyai karakteristik tertentu. Prinsip ini merupakan
simbol dari geografi modern. Contohnya suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada di
pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar matahari yang dipantulkan
oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan.

Prinsip pemetaan[sunting | sunting sumber]

Peta dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia Ptolemeus (sekitar 150) di abad ke-15,
mengindikasikan "Sinae" (Cina) di ekstrem kanan, luar pulau "Taprobane" (Sri Lanka, besar), dan "Aurea
Chersonesus" (Asia Tenggara)
Ptolemeus juga merancang, dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang dihuni
(oikoumen), dan provinsi Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia ia memberikan daftar
topografi yang diperlukan, dan keterangan untuk peta. Oikoumen Nya membentang 180 derajat garis
bujur dari kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina, dan sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India
timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus menyadari bahwa ia mengetahui hanya seperempat dari seluruh
dunia .

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu, dan
filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle,
Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan
karena mereka banyak menjelajahi negeri, dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah
periplus, deskripsi pada pelabuhan, dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas

pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia, dan satu lagi dari Laut
Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut
Merah, dan Teluk Persi.
Pada Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta, dan Ibnu Khaldun memelihara, dan
terus membangun warisan bangsa Yunani, dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi
menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman Renaissance, dan pada abad ke-16, dan 17 banyak perjalanan
besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis, dan detail yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh
Bernhardus Varenius, dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap, dan menjadi bagian dari
kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris, dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi
hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar zaman ini adalah Kosmos:
sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.
Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan, dan perangkat pembantu banyak ditemukan di
Indonesia[butuh rujukan]. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi, dan botani, juga
ekonomi, sosiologi, dan demografi.
Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan,
geografi regional, revolusi kuantitatif, dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia, dan budayanya
disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter,
Ellen Churchill Semple, dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas
menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas", dan "banyaknya perubahan pada tekanan
udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh.
Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan, dan terlalu
mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak
membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan
klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang, dan tempat. Ahli geografi
regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang
sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan
oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa
kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet
angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang
pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam, dan
dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi
kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan positifisme, dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi,
tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya
geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme, dan fenomenologi, ahli geografi
manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia, dan hubungannya dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx, dan pengikutnya pada
geografi fenomena. David Harvey, dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi
feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir
dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis, dan posstrukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.

Metode[sunting | sunting sumber]


Hubungan keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan menggunakan peta sebagai perangkat
utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis geografis yang lebih modern
kemudian menghasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berbasis komputer.
Geografer menggunakan empat pendekatan:
Sistematis - Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas
secara global
Regional - Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di
atas planet.
Deskriptif - Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah, dan populasinya.
Analitis - Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah, dan populasi tersebut pada wilayah
geografis tertentu.

Cabang[sunting | sunting sumber]


Geografi fisik[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi fisik
Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk memahami pola
flora, dan fauna global, dan matematika, dan fisika untuk memahami pergerakan bumi, dan hubungannya
dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi, dan geografi
lingkungan.
Topik terkait: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi - samudera - laut - sungai
- danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi - biogeografi - garis waktu geografi, paleontologi paleogeografi - hidrologi.

Geografi manusia[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi manusia
Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik
yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya,
dan manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa
dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk
geografi kota), geografi feminisme, dan geografi militer.
Topik terkait: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian - perkumpulan individu - provinsi
- kabupaten - kota - kecamatan

Geografi manusia-lingkungan[sunting | sunting sumber]


Selama masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan keruangan,
tetapi tentang bagaimana manusia, dan lingkungannya berinteraksi. Walaupun paham determinisme
lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan
antar manusia dengan alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya, dan
politik, dan penelitian risiko-bencana. Karakter manusia yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya,
maka harus melakukan penggunaan alam atau eksploitasi alam guna terpenuhinya kebutuhan hidup.

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah[sunting | sunting sumber]


Cabang Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun 1980-an oleh para
Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Saat kerjasama Universitas antar kedua negara dilakukan,
sejumlah ahli Geografi asal Belanda ikut serta dalam program pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya
adalah lahirnya program studi baru bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah, dan
sekarang lebih dikenal dengan Program Studi Pembangunan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi disiplin
tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan
nama Rural and Regional Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa perencanaan,
dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial terutama terkait dengan fenomena
sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep, dan teori-teori
sosial yang ada.

Ekologi budaya dan politik[sunting | sunting sumber]


Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi, dan pemikiran dalam antropologi.
Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu
keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa
geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat hubungan kekuatan alam, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa
kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik, dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil
dari kolonialisme, dan menyebarnya praktek kapitalisme.

Penelitian risiko-bencana[sunting | sunting sumber]


Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami mengapa orang tinggal
di dataran banjir yang mudah terkena bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin
dengan mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi), dan bencana teknologi (seperti kebocoran
reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana, dan bagaimana
manusia, dan masyarakat menghadapinya.

Geografi sejarah[sunting | sunting sumber]


Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang, dan menjadi
seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak
disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan, dan sekitarnya.
Ada apa dibalik nama? Geografi sejarah, dan kampus Berkeley
"Geografi Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi, dan sejarah. Tetapi di Amerika
Serikat, mempunyai arti yang yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer dari
Universitas California, Berkeley dengan programnya mereorganisasi geografi budaya (beberapa orang
menyebutkan semua geografi) pada semua wilayah, dimulai pada awal abad ke-20.
Bagi Sauer, muka bumi, dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari semua pengaruhnya
(fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai
satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas bumi.
Filosofi Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan abad ke-20.
Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen geografi di kampus-kampus di AS.
Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan membahayakan ilmu geografi itu sendiri untuk jangka
panjang: penyebabnya adalah terlalu banyak pengumpulan data, dan klasifikasi, sementara analisis, dan
penjelasannya terlalu sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah sementara geografer angkatan
berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk ini. Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an
pada geografi yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin akademis.

Teknik geografis[sunting | sunting sumber]

Penginderaan Jauh[sunting | sunting sumber]


Penginderaan Jauh merupakan terjemahan dari istilah remote sensing, adalah ilmu, teknologi, dan seni
dalam memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak
langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek atau
fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik, dan mewujudkan
hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra. Pengertian 'tanpa kontak langsung' di sini dapat diartikan
secara sempit, dan luas. Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan
analis, misalnya ketika data citra satelit diproses, dan ditransformasi menjadi peta distribusi temperatur
permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas
'ground truth', yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi,
dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas, dan pada kerincian yang lebih tinggi.
Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi, dibandingkan kartografi.
Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh merupakan satu-satunya alat utama
dalam geografi yang mampu memberikan synoptic overviewpandangan secara ringkas namun
menyeluruhatas suatu wilayah sebagai titik tolak kajian lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu
menghasilkan berbagai macam informasi keruangan dalam konteks ekologis, dan kewilayahan yang
menjadi ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di
Amerika Serikat, Australia, dan Eropa lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu (departemen, 'school' atau
fakultas) geografi.
Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual, dan metode
penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak atau 'hardcopy' (foto
udara, citra hasil pemindaian scanner di pesawat udara maupun satelit) melalui analisis, dan interpretasi
secara manual/visua]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil
pemotretan kamera digital, hasil pemindaian foto udara yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian oleh
sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital
menghasilkan peta, dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi peta tematik digital
melalui proses digitisasi (sering diistilahkan digitasi).
Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di
layar monitor (on-screen digitisation), yang langsung menurunkan peta digital. Metode analisis citra
digital menurunkan peta tematik digital secara langsung. Peta-peta digital tersebutd dapat di-'lay out', dan
dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis dat kartografis), namun dapat pula menjaid
masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk
selanjutnya menjaid titik toak para geografiwan dalam menjalankan kajian geografinya.

Kartografi[sunting | sunting sumber]


Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan simbol abstrak. Bisa
dibilang, tanpa banyak kontroversi, kartografi merupakan penyebab meluasnya kajian geografi.
Kebanyakan geografer mengakui bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai ketika mereka
terpesona oleh peta di masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi lainnya masih bergantung
pada peta untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih terlalu abstrak untuk
dianggap sebagai ilmu terpisah.
Kartografi berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Seorang
kartografer harus memahami psikologi kognitif, dan ergonomi untuk membuat simbol apa yang cocok
untuk mewakili informasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang lain secara efektif, dan psikologi
perilaku untuk memengaruhi pembaca memahami informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus belajar
geodesi, dan matematika yang tidak sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh
pada penyimpangan atau distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar.

Sistem Informasi Geografis[sunting | sunting sumber]


Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan informasi tentang bumi dengan cara
otomatis melalui komputer secara akurat secara informasi. Sebagai tambahan pada subdisiplin ilmu

geografi lainnya, spesialis SIG harus mengerti ilmu komputer, dan sistem database. SIG memacu revolusi
kartografi sehingga sekarang hampir semua pembuatan peta dibuat dengan piranti lunak (software) SIG.

Metode kuantitatif geografi[sunting | sunting sumber]


Metode kuantitatif geografi membahas metode numerik yang khas (atau paling tidak yang banyak
ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis keruangan, anda mungkin akan menemukan
analisis klaster, analisis diskriminan, dan uji statistik non-parametris pada studi geografi.

Bidang Terkait[sunting | sunting sumber]


Perencanaan Kota dan Wilayah[sunting | sunting sumber]
Perencanaan kota, dan wilayah menggunakan ilmu geografi untuk membantu mempelajari bagaimana
membangun (atau tidak membangun) suatu lahan menurut kriteria tertentu, misalnya keamanan,
keindahan, kesempatan ekonomi, perlindungan cagar alam tau cagar budaya, dsb. Perencanaan kota, baik
kota kecil maupun kota besar, atau perencanaan pedesaan mungkin bisa dianggap sebagai geografi
terapan walau mungkin terlihat lebih banyak seni, dan pelajaran sejarah. Beberapa masalah yang dihadapi
para perencana wilayah di antaranya adalah eksodus masyarakat desa, dan kota, dan Pertumbuhan Pintar
(Smart Growth).

Ilmu wilayah[sunting | sunting sumber]


Pada tahun 1950-an, gerakan ilmu wilayah muncul, dipimpin oleh Walter Isard untuk menghasilkan lebih
banyak dasar kuantitatif, dan analitis pada masalah geografi, sebagai tanggapan atas pendekatan kualitatif
pada program geografi tradisional. Ilmu wilayah berisi pengetahuan bagaimana dimensi keruangan
menjadi peran penting, seperti ekonomi regional, pengelolaan sumber daya, teori lokasi, perencanaan
kota, dan wilayah, transportasi, dan komunikasi, geografi manusia, persebaran populasi, ekologi muka
bumi, dan kualitas lingkungan.

Pendidikan tinggi[sunting | sunting sumber]


Di Indonesia, perguruan tinggi yang membuka program studi Geografi sebagai ilmu murni hanya empat
perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Indonesia (UI), UGM (Universitas Gadjah Mada),UNP
(Universitas Negeri Padang), dan UM (Universitas Negeri Malang), dan satu perguruan tinggi swasta
(Universitas Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan program studi Pendidikan Geografi ada di 45
perguruan tinggi.
UGM, Geografi telah berkembang lebih jauh sehingga menjadi Fakultas tersendiri sejak tahun 1963, yaitu
Fakultas Geografi. Saat ini telah mempunyai jenjang pendidikan tinggi dari D3 (diploma) Penginderaan
Jauh, dan SIG, S1, S2, dan S3. Fakultas Geografi UGM juga mempelajari ilmu Perencanaan, dan
Pengembangan wilayah.
Di UI, Geografi menjadi jurusan dari Fakultas Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).
Geografi dipelajari sebagai bagian terapan ilmu-ilmu murni sejajar dengan Matematika, Fisika, Kimia,
dan Biologi.
Fakultas Geografi UMS didirikan oleh sejumlah alumni, dan dosen Fakultas Geografi UGM. Para Alumni
Pendidikan Tinggi Geografi kemudian membentuk sebuah asosiasi profesi yang disebut dengan Ikatan
Geografiwan Indonesia (IGI). Disamping itu, dalam wadah yang lebih sempit, para Geografiwan dari
UGM juga mempunyai wadah Ikatan Geografiwan Universitas Gadjah Mada (disingkat IGEGAMA).
Bakosurtanal, salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berkumpul banyak alumni
Geografi, baik dari UI, UGM maupun UMS

Anda mungkin juga menyukai