Abstrak
Skripsi ini membahas tentang skema pelepasan beban menggunakan rele frekuensi pada sistem tenaga listrik
CNOOC SES Ltd. yang mempunyai pembangkit listrik tenaga gas. Pelepasan beban dilakukan sebagai usaha
memperbaiki kestabilan sistem yang terganggu karena beban lebih. Salah satu komponen stabilitas sistem yang
mampu menjadi referensi pelepasan beban adalah frekuensi. Pelepasan beban diharapkan dapat memulihkan
frekuensi dengan cepat dan jumlah beban yang dilepaskan seminimal mungkin. Oleh sebab itu diperlukan
beberapa pengaturan pada rele frekuensi seperti waktu tunda rele, frekuensi kerja dan besar beban dilepaskan.
Dengan menggunakan persamaan swing generator pada beberapa perhitungan, didapatkan nilai frekuensi kerja
untuk rele frekuensi yang sesuai dengan sistem tenaga listrik CNOOC SES Ltd. dan nilai beban lepas yang
paling efektif pada setiap tahap pelepasan beban. Untuk membuktikan keefektifan dari skema pelepasan beban,
dibuatlah beberapa simulasi generator lepas yang menghasilkan ketidakseimbangan daya aktif antara daya yang
dibangkitkan dan daya yang dibutuhkan beban dengan menggunakan ETAP 7.0. Dari simulasi, frekuensi sistem
dapat pulih sekitar 3-9 detik setelah gangguan tergantung pada besar kelebihan beban pada sistem tenaga listrik.
Kata kunci: pelepasan beban, frekuensi, pembangkit listrik tenaga gas, rele frekuensi
1. Pendahuluan
Pelepasan beban merupakan fenomena sistem
tenaga listrik yang mengizinkan beberapa beban
lepas dalam rangka memelihara kestabilan sistem
tenaga listrik. Pelepasan beban dapat terjadi akibat
penurunan
frekuensi
karena
adanya
ketidakseimbangan antara daya aktif yang
dibangkitkan generator dan konsumsi beban.
Penurunan frekuensi tersebut apabila tidak cepat
diatasi dapat menyebabkan pemadaman total yang
dapat menimbulkan kerugian bagi sistem tenaga
listrik, dalam hal ini adalah hilangnya produksi
suatu perusahaan minyak, dan memberikan efek
negatif terhadap generator yang masih aktif
bekerja. Efek negatif tersebut antara lain adalah
pemanasan pada generator, vibrasi rotor dan
terjadinya eksitasi lebih.
Pelepasan beban dapat dilakukan secara manual
maupun otomatis, hal ini bergantung kepada besar
penurunan frekuensi yang terjadi pada sistem
tenaga listrik. Semakin besar kelebihan beban yang
terjadi maka semakin besar pula penurunan
frekuensi yang terjadi. Untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan maka pelepasan beban pun
semakin cepat dilakukan.
Generator
G101A
G101B
G101C
G4
MVA
25
25
25
5,938
pf
0,8
0,8
0,8
0,8
Governor
Isochronous
Isochronous
Isochronous
Droop
MW
14,82
14,82
14,82
3,5
Generator
G9
Gen14
GEN 21
SFX GTG1
SFX GTG2
MVA
5,938
5,338
5,338
25
25
pf
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
Governor
Droop
Droop
Droop
Droop
Droop
MW
3,5
3
3
19
19
=
Dimana,
laju
penurunan
(1)
frekuensi,
(2)
(3)
Dimana
= waktu yang digunakan sistem sesaat
sebelum frekuensi turun hingga pemutus tenaga
benar-benar bekerja. Waktu trip dipengaruhi oleh 3
waktu, yaitu:
a. waktu pick-up
b. waktu rele
c. waktu pemutus tenaga
Waktu pick-up adalah waktu yang digunakan
sistem sesaat sebelum frekuensi turun hingga rele
pertama kali bekerja (59,5 Hz). Sedangkan waktu
rele adalah waktu yang digunakan rele untuk
menghantarkan sinyal penurunan frekuensi ke
pemutus tenaga (50 ms) dan waktu pemutus tenaga
adalah waktu yang digunakan pemutus tenaga
untuk membuka kontaknya untuk melepas beban
(100 ms).
Dengan menggunakan rumus (1) dan (3)
didapatkan nilai laju penurunan frekuensi serta
frekuensi saat pemutus tenaga benar-benar bekerja
pada setiap kombinasi sebagai berikut:
(5)
Dimana,
= daya aktif yang dibangkitkan
generator (MW),
= daya atif yang dibutuhkan
beban (MW),
= beban dilepaskan
(MW).
Didapatkan nilai laju pemulihan frekuensi dan
beban yang dilepaskan pada setiap tahap pelepasan
beban sebagai berikut:
Tabel 2.3 Laju Pemulihan dan Beban Lepas
Tahap ke- Frekuensi
Laju
Beban
Lepas
Pemulihan
yang
Frekuensi Dilepaskan
1
59,31
0,137
4,99
2
59,17
0,167
8,61
3
59,02
0,196
12,22
4
58,77
0,246
18,41
5
58,52
0,297
24,6
6
58,37
0,327
28,21
7
58,22
0,356
31,82
2.5 Pemilihan Beban yang Dilepaskan
Pada suatu sistem tenaga listrik milik
perusahaan minyak dan gas, pelepasan beban
adalah fenomena sistem tenaga listrik yang
dihindari. Hal ini berkaitan dengan kerugian
ekonomis yang ditimbulkan oleh hilangnya
sejumlah produksi minyak dan gas akibat pelepasan
beberapa anjungan. Oleh sebab itu, untuk
membatasi besarnya kerugian diperlukan pemilihan
beban berdasarkan beberapa kriteria, yaitu:
a. Sumber air
b. Anjungan yang bermasalah pasir
c. Anjungan monopod
d. kW/BOPD
Setelah melakukan beberapa percobaan
kombinasi generator lepas dengan menggunakan
perangkat lunak ETAP dan memilih beban sesuai
dengan kriteria maka didapatkan anjungan yang
dilepaskan dan waktu tunda pada setiap tahap
pelepasan sebagai berikut:
(4)
3. G101A Lepas
Ketika generator G101A lepas maka sistem
tenaga listrik kehilangan suplai daya 14,82 MW.
Hal ini mengakibatkan aktifnya pemutus tenaga
pada kabel C-85 karena terjadi aliran daya dari
Utara ke Selatan Tengah. Sistem tenaga listrik
mengalami islanding dan terbagi menjadi South
Central Business Unit (SCBU) dan North Business
Unit (NBU). Pada kondisi ini skema pelepasan
beban yang terjadi pada SCBU hingga 2 tahap yaitu
melepaskan 4,664 MW dan pada NBU pelepasan
beban terjadi hingga 3 tahap yaitu 6,9 MW. Setelah
melepaskan beban frekuensi dapat pulih 3,76 detik
setelah gangguan di SCBU dan 7,82 detik setelah
gangguan di NBU.
Gambar 3.4 Frekuensi Sistem saat G4, G9, Gen 14 Lepas dan
Setelah Beban Lepas yang Dihubungkan Kembali
Gambar 3.8 Suplai Daya Aktif G101B, G101C, SFX GTG1 dan
SFX GTG2 saat G101A Lepas
Gambar 3.8 Suplai Daya Aktif G4, G9, Gen14 dan Gen21 saat
G101A Lepas
Gambar 3.6 Suplai Daya Aktif Gen21 saat G4, G9, Gen 14
Lepas dan Setelah Beban Lepas yang Dihubungkan Kembali
4. Kesimpulan
Setelah melakukan beberapa perhitungan dan
simulasi dengan menggunakan perangkat lunak
ETAP 7.0 didapatkan beberapa kesimpulan
mengenai skema pelepasan beban akibat frekuensi
rendah dengan menggunakan rele frekuensi pada
sistem tenaga listrik CNOOC SES Ltd sebagai
berikut:
1. Skema pelepasan beban akibat penurunan
frekuensi pada sistem tenaga listrik CNOOC
Ltd. sebagai berikut:
Tabel 4.1 Skema Pelepasan Beban CNOOC SES Ltd
REFERENSI
[1] Azmi,
Ulil.
2008.
PLTG.
http://www.ccitonline.com/mekanikal/tikiindex.php?page=PLTG
[2] A Status Report On Methods Used For System
Preservation
During
Underfrequency
Condition. (1975). New York: IEEE Committe
Report.
[3] Chapman, Stephen J. (2002). Electrical
Machinery
Fundamental.
New
York:
McGraw-Hill.
[4] Gers, Juan M., and Edward J. Holmes. (2004).
Protection of Electricity Distribution Network.
London: The Institution of Electrical.
[5] Hidayat, Fani Irfan. (2004). Simulasi
Pelepasan Beban Pada Sistem Tenaga Listrik.
Depok: Departemen Elektro Fakultas Teknik
UI.
[6] IEEE Guide for Abnormal Frequency
Protection for Power Generating Plants.
(2003). New York: IEEE The Institute of
Electrical and Electrical Engineers Inc.
[7] Instructions Type SDF-1 Solid State
Underfrequency Relay. (1974). Westinghouse.
[8] Karim, Khairuddin., Adi Soeprijanto, Mauridhi
Hery Purnomo. (2008). Pelepasan Beban
Otomatis Menggunakan ANN-CBP-FLC Pada
Sistem Tenaga Listrik Industri Besar.
Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi.
[9] Lokay, H.E., and and V. Burtnyk. (1968).
Application of Underfrequency Relays for
Automatic Load Shedding.
[10] Survey of Underfrequency Relay Tripping of
Under Emergency Conditions. (1968).New
York: IEEE Committee Report.
[11] Type KF Underfrequency Relay. (1980).
ABB.
[12] Yuli, Asiffudin. (1998). Studi Aplikasi
Pelepasan Beban Pada Penurunan Frekuensi
Sistem Tenaga Listrik. Depok: Jurusan
Elektro Fakultas Teknik UI.