Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah
memberikan
rahmat
dan
karunia-Nya
kepada
penulis
sehingga
dapat
Penulis
BAB 1
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keperawatan jiwa adalah suatu pelayanan kesahatan
tentang masalah kesehatan jiwa dari rentang sehat jiwa
sampai gangguan jiwa yang terjadi pad anak sampai
lansia. Salah satu pilar model keperawatan profesional
adalah
pelayanan
eperawatan
dengan
asuhan
proses
keperawatan.
Salah
satu
asuhan
Defisit
perawatan
diri
tampak
dari
dalam
memberi
koping
yang
sesuai
individu
mental.
mengalami
Gangguan
tergantung
dari
metal
berat
berbagai
macam
tersebut
sangan
ringannya
sumber
yang
menggunakan
dekat
dengan
keterampilan
klien
maka
perawat
komunikasi
untuk
Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari defisit perawatan diri ?
b. Apa saja etiologi dari defisit perawatan diri ?
c. Bagaimana manifestasi klinis dari defisit perawatan
diri ?
d. Apa saja jenis-jenis dari defisit perawatan diri ?
e. Bagaimana mekanisme koping dario defisit perawatan
diri ?
f. Apa saja batasan karakteristik dari defisit perawatan
diri ?
g. Bagaimana pelaksanaan defisit perawatan diri ?
h. Apa saja rentang respon kjognitif dari defisit perawatan
diri ?
i. Bagaimana asuhan keperawatan jiwa defisit perawatan
diri ?
1.3
Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan defist perawatan diri dan memberi pengetahuan kepada
mahasiswa dan mahasiswi tentang asuhan keperawatan pada klien
defisit perawatan diri.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi defisit perawatan diri
b. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi defisit perawat diri
mampu
menjelaskan
mekanisme
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Defisit
perawatan
diri
tampak
dari
dan
Hygine
adalah
suatu
berarti
sehat
kebersihan
tindakan
unuk
memelihara
(2012).
Defisit
Perawatan
Diri
adalah
Penyebab
kurang
perawatan
diri,
dibagi
melakukan
perawatan
diri.
Riwayat
Gambaran
individu
terhadap
dirinya
sangat
kemampuan
menyebabkan
individu
kurang
mampu
DEPKES
(2000),
fsktor-faktor
yang
sangat
semuanya
memerlukan
uang
untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygine sangat penting karena
pengetahuan
yang
baik
dapat
meningkatkan
seperti
kesehatan
yang
diderita
kebutuhan
harga
dicintai
diri,
dan
aktualisasi
mencintai,
diri,
dan
Klien
mengalami
ketidakmampuan
dalam
perlengkapan
mandi,
mengeringkan
kancing
mempertahanakan
tarik,
melepaskan
penampilan
pada
pakaian,
tingkat
yang
mempersiapkan
makanan,mengambil
memasukkannya
ke
makanan,
makanan
mukut,
dari
mengunyah
wadah
mencerna
lalu
makanan
atau
ketidakmampuan
antara lain :
1. Defisit Perawatan Diri : Mandi
Hambatan kemampuan diri
untuk
melakukan
dan
melakukan
atau
melakukan
atau
atau
menyelesaikan
aktifitas
toileting
(BAK/BAB)
secara
mandiri.
10
2.5
Rentang Respon
ADAPTIF
MALADAPTIF
Pola
perawat
an
diri
seimban
g
Kadang
perawat
an
diri
kadang
tidak
Tidak
melakukan
perawatan
diri
saat
stress
Penjelasan :
a. Pola perawatan diri seimbang
Saat klien mendapat stress
berperilaku
dilakukan
adaptif,
klien
dan
maka
pola
seimbang,
klien
mampu
perawatan
masih
untuk
yang
melakukan
perawatan dirinya.
b. Kadang perawatn diri, kadang tidak
Saat klien mendapatkan stress kadang-kadang klien
tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri
Klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan diri saat stress.
2.6
Mekanisme Koping
Menurut
Stuart
&
Sundeen,
mekanisme
koping
11
pertumbuhan,
menurunkan
otonomi
dan
koping/pertahanan
untuk
tidak
ada
atau
menolak
adanya
dia
menghadapi
situasi
yang
seharusnya
Batasan Karakteristik
Menurut NANDA-1
(2012),
batasan karakteristik
klien
12
dan
ke
perlengkapan
13
8. Ketidakmampuan
memanipulasi
makanan
dalam
mulut
9. Ketidakmampuan membuka wadah makanan
10.
Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir
11.
Ketidakmampuan makanan untuk dimakan
12.
Ketidakmampuan menelan makanan
13.
Ketidakmampuan menggunakan alat bantu
D. Defisit perawatan diri, toileting
1. Ketidakmampuan melakukan hygine eliminasi yang
tepat
2. Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang
air
3. Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
4. Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk
eliminasi
5. Ketidakmampuan untuk duduk di toilet
2.8
Penatalaksanaan
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
2.9
untuk
mandi
b) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau
klien
14
pendidikan,
pekerjaan,
alamat,
status
15
motivasi,
kerusakan
kognisi
atau
menilai
msalah
merupakan
awal
dari
maladaptif
maka
akan
menimbulkan
permasalahan.
e) Aspek fisik / biologi
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum pasien
1) Tanda-tanda vital (TD, RR, nadi, suhu)
2) Tingkat kesadaran : composmentis
3) Keadaan umum : lelah, lemah
b. Rambut
Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut
yang mudah rontok, keadaan rambut yang
kusam, keadaan tekstur.
c. Kepala
Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu.
d. Mata
16
2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang
berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah
terjadi atau yang akan terjadi.
b. Identitas diri
Ketidakpastian
memandang
diri,
sukar
menetapkan
17
d. Idealvdiri
Mengungkapkanvkeputusasaanvkarenavpenyakitnya
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi
e. Hargavdiri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap
diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan
martabat, mencederai diri, dan kurang percaya diri.
f. StatusvMental
Kontak mata pasien kurang atau tidak dapat mepertahankan
kontak mata, kurang dapat memulai pembicaraan, pasien
suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan denga
orang lain, Adanya perasaan keputusasaan dan kurang
berharga dalam hidup.
g. MekanismevKoping
Mekanisme koping maladaptif, pasien tidak mau untuk
merawat kebersihan tubuhnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola
respons baik aktual maupun potensial .Masalah keperawatan yang
sering muncul yang dapat disimpulkan dari pengkajian adalah sebagai
berikut :
1. Defisit perawatan diri (mandi, makan, berpakaian, BAB/BAK
berhubungan
dengan
penurunan
kemampuan
dan
motivsi
perawatan diri
2. Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan stress
psikologis
3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan perubahan status
mental perubahan penampilan fisik.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
5. Herga diri rendah kronis berhubungan dengan gangguan psikologis
C. Intervensi Keperawatan
NO
DX
1
NOC
Setelah dilakukan
asuhan
NIC
Pada defisit
perawatan diri
RASIONAL
Untuk
membantu dan
18
keperawatan
selama 2x24 jam,
diharapkan pasien
dengan defisit
perawatan diri
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Klien mampu
melakukan
kebersihan
diri secara
mandiri
2. Pasien
mampu
makan
secara
mandiri
dengan
tanpa alat
bantu
3. Pasien
mampu
berpakaian
atau
berdandan
secara
mandiri
4. Pasien
mampu
melakukan
aktifitas
eliminasi
secara
mandiri
dengan atau
tanpa alat
bantu
mandi :
1. Memperagak
an cara
menyikat
gigi yang
benar
2. Mendemonst
rasikan cara
mandi yang
benar
3. Ajarkan
penggunaan
alat bantu
mandi
seperti,
sabun
mandi, sikat
gigi, dan
handuk
Pada defisit
perawatan diri
makan :
1. Menjelaskan
cara
mempersiap
kan makan
2. Mengajarkan
pasien cara
makan yang
baik
3. Mengajarkan
pasien
merapikan
alat makan
setelah
makan
memberi
edukasi pasien
terhadap
perawatan diri
Pada defisit
perawatan diri
berpakaian atau
berdandan :
1. Membantu
19
pasien untuk
memilih
pakaian
yang mudah
untuk
dipakai dan
dilepas
2. Sediakan
pakaian
pasien di
tempat yang
mudah
dijangkau
3. Ajarkan dan
beri fasilitas
pasien untuk
menyisir
rambut
4. Bantu pasien
untuk
menaikkan,
mengancing
kan, dan
merisleting
pakaian
Pada defisit
perawatan diri
toileting :
1. Bantu pasien
ke toilet
pada selang
waktu
tertentu
2. Ajarkan cara
membersihk
an diri
setelah
eliminasi
3. Ajarkan
pasien untuk
membersihk
an toilet
20
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan pasien
dengan resiko
perubahan sensori
persepsi dapat
teratasi dengan
kriteria hasil :
1. Pasien dapat
membina
hubungan
saling
percaya
pada orang
disekitarnya
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 2x24 jam,
diharapakan
pasien dengan
isolasi sosial dapat
teratasi dengan
kriteria hasil :
1. Pasien dapat
membina
hubungan
saling
percaya
2. Pasien dapat
mengungkap
an penyebab
setelah
eliminasi
4. Berikan
privasi
selama
eliminasi
1. Peningkatan
komunikasi
a. Bersikap
ramah
terhadap
klien
b. Memperk
enlkan
diri
secara
sopan
c. Ajak
pasien
mengobro
l tentang
apa yang
disukainy
a
1. Membina
hubungan
saling
percaya
dengan
pasien
2. Membina
hubungan
terapeutik
dengan
pasien
3. Bantu pasien
beradaptasi
dengan
orang lain
Untuk membantu
dan penerimaan
metode alternatif
Memfasilitasi
peningkatan
koping individu
21
menarik diri
3. Pasien
mampu
melakukan
hubungan
sosial
dengan
orang lain
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 2x24 jam,
diharapkan pasien
dengan intoleransi
aktifitas dapat
teratasi dengan
kriteria hasil :
1. Respon
fisiologis
untuk
menyelesaik
an aktifitas
2. Dorongsn
dan energi
individu
untuk
mempertaha
nkan
aktifitas
sehari0hari
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 2x24 jam,
diharapkan pasien
dengan harga diri
1. Memberi
anjuran
tentang dan
bantuan
dalam
aktifitas fisik,
kognitif,
sosial, dan
spiritual
yang spesifik
2. Membantu
individu
untuk
melakukan
AKS
3. Bantu klien /
keluarga untuk
mengidentifika
si kekurangan
dalam
beraktivitas
4. Kolaborasi
dengan tenaga
rehabilitas
medic dalam
merenca-nakan
program terapi
yang tepat
1. Membantu
pasien untuk
meningkatka
n penilaian
penghargaan
terhadap diri
Untuk mengetahui
respons fisiologis
terhadap
pergerakan yang
memakan energy
dalam ativitas
sehari hari
Memfasilitasi
perkembangan
penampilan
positif pada
situasi tertentu
22
rendah kronis
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Mengungkap
kan
penerimaan
diri secara
verbal
2. Menerima
kritik dari
orang lain
3. Mempertaha
nkan
hygiene
sendiri
2. Beri pujian
yang realistis
atau nyata
dan
hindarkan
penilaian
yang negatif
setiap kali
bertemu
dengan
pasien
3. Perlihatkan
respon yang
kondusif dan
jadilah
pendengar
yang aktif
BAB III
APLIKASI KASUS
KASUS
Seorang pasien bernama Nn.S usia 22 tahun datang ke poliklinik RSJ
Harapan Bangsa bersama ibunya. Menurut informasi dari ibunya, semenjak di
tinggal tunangannya
senang sekali berdandan tetapi sekarang dia tidak mau lagi berdandan dan
23
Pengkajian
I.
IDENTITAS PASIEN
I.
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Suku/Bangsa
: Nn. S
: 22 tahun
: Perempuan
: Perumahan Griya Kencana, Surabaya
: Islam
: Mahasiswa
::: Jawa/Indonesia
: Ny.L
: 45 tahun
: Perumahan Griya Kencana, Surabaya
: Islam
: PNS
: 2.500.000
: Ibu
KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan malas mandi, malas untuk berhias, malas untuk
merawat dirinya karena masalah yang dialaminya
II.
ALASAN MASUK
Sebelum di tinggal tunangannya pasien sangat memperhatikan
kebersihan dirinya tubuhnya, setelah di tinggal tunangannya pasien
malas untuk memperhatikan kebersihan dirinya. Sering berdiam diri di
24
kamar, tidak mau keluar rumah karena takut di ejek, tidak mau
berinteraksi dengan orang lain dan temn-temannya.
III.
FAKTOR PREDISPOSISI
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu Ibu pasien
mengatakan Nn.L pernah kehilangan ayahnya sewaktu dia SMP.
b. Pengobatan sebelumnya
Ibu pasien mengatakan Nn. S tidak pernah mengalami pengobatan
sebelumnya.
c. Pengalaman
Ibu pasien mengatakan , waktu SMP Nn. S sudah di tinggal oleh
ayahnya, anaknya sangat sedih sekali karena kehilangan sosok
seorang ayah. Maka dari itu dia berfikiran ketika di tinggal
tunangannya sama dengan di tinggal oleh ayahnya.
Masalah keperawatan : koping individu inefektif
25
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Meninggal
: Perempuan
: Keturunan
: Pasien
: Tingal serumah
a. Pola asuh
Nn. S adalah anak bungsu dari dua beraudara, kedua orang
tuanya sangat menyayangi Nn. S. Apabila Nn. S sedang ada
masalah, ibunya selalu ada di sampingnnya.
f. Pola komunikasi
Sebelum ada masalah, Nn.S selalu bercerita kepada ibunya
tentang apapun. Tetapi semenjak ada masalah ini Nn. S lebih
tertutup dan memeilih berdiam di dalam kamar
Masalah keperawatan : koping keluarga efektif
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan dia sangat sedih dan malas untuk melakukan
aktivitas. Pasien malas untuk mandi, dan memperhatikan
kebersihan dirinya.
b. Identitas
26
27
28
Pasien mengatakan marah dengan tuhan karena tuhan itu tidak adil
dengannya
Masalah keperawatan : distress apiritual
8. Proses pikir
a) Ketika wawancara pasien sering mengulang pernyataanpernyataan
b) Terkadang jawaban pasien tidak sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan oleh perawat
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir
9. Tingkat kesadaran
Pasien terlihat sedih, dan kurang bersemangat
a) Disorientasi waktu :
Pasien dapat mengenali waktu saat ditanya tentag waktu yang
sedang terjadi
b) Disorienasi tempat:
Pasien dapat mengenali tempat saat ditanya sekarang ada
dimana pasien menjawab di rumah sakit jiwa.
c) Disorientasi orang:
Pasien dapat mengenali orang yang ditandai dengan saat ditanya
siapa yang mengantar ke rumah sakit klien menjawab
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
10. Memori
Pasien mampu mengingat memori jangka panjang dan pendek
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
a. Makan
Pasien tidak mau makan sendiri, harus di siapkan dan di suapin
oleh perawat atau ibunya
b. BAB/BAK
Pasien BAB/BAK pada
tempat
yang
semestinya,
dan
29
: tidur, menangis.
: melamun, menyendiri Tidak
POHON MASALAH
Resiko
bunuh
Isolasi
sosial :
menarik diri
Koping
keluarga
Definisi
perawatan
Ketidakseimb
angan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Harga dri
rendah
31
Koping
individu
Analisa data
Nama : Nn. S
Usia
: 22 th
NO
1
DATA FOKUS
DS :
Ibu pasien mengatakan
anaknya malas untuk
beraktifitas, hanya menangis,
tidak mau mandi.
DO :
a. Pasien hanya diam, tidak
melakukan aktifitas
apapun
b. Tubuh pasien kotor, mulut
bau, rambut acak-acakan,
pakaian kotor
DS :
a. Ibu pasien mengatakan
anaknya tidak mau keluar
rumah.
b. Ibu pasien mengatakan
anaknya tidak mau
bertemu dengan orang
lain atapun temannyatemannya.
MASALAH
Defisit perawatan diri
(mandi,
berpakaian/berhias)
DO :
a. Pasien terlhat murung,
sedih.
b. Pasien terlihat
menyendiri.
c. Tidak mau berinteraksi
dengan orang lain.
d. Kontak mata kurang
3
DS :
a. Pasien mengatakan
32
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial : menarik dri
3. Harga diri rendah kroni
3.3
Intervensi Keperawatan
Nama
: Nn. S
Usia : 22 th
N
O
1
Dx.
Keperawat
an
Defisit
perawatan
diri
Kriteria Hasil
SP 1 : Setelah di
lakukan asuhan
keperawatan
selama 2x24 jam,
Intervensi
SP 1 : klien dapat
membina hubungan saling
percaya, mengidentifikasi
kebersihan diri, mandi,
33
di harapkan pasien
dengan defisit
perawatan diri
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Ekspresi
wajah klien
bersahabat,
menunjukka
n rasa
senang,
klien
bersedia
menyebutka
n nama,
adanya
kontak
mata.
2. Kien dapat
menyebutka
n kebersihan
dirinya, klien
mengerti
cara mandi
yang benar,
klien
mengerti
cara
berpakaian,
berhias yang
benar.
3. Klien dapat
menyebutka
n dan dapat
mendemons
trasikan alat
kebersihan
diri.
berpakaian/berhias,
menjelaskan peralatan
yang di gunakan untuk
menjaga kebersihan
diridan cara melakukan
kebersihan diri.
1. Bina hubungan
saling percaya
a. Sapa klien
dengan ramah
baik verbal
maupun non
verbal.
b. Perkenalkan diri
perawat dengan
sopan.
c. Tanyakan nama
lengkap klien dan
nama panggilan.
d. Jelaskan tujuan
pertemuan.
e. Tunjukan sikap
jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi.
f. Beri pemenuhan
pada pemenuhan
kebutuhan dasar
klien.
2. Mengidentifikasi
kebersihan diri,
mandi,
berpakaian/berdand
an.
a. Menjelaskan
kepada klien
pentingnya
menjaga
kebersihan diri.
b. Mendiskusikan
dengan klien
34
SP 2 : Setelah di
lakukan asuhan
keperawatan
selama 2x24 jam,
tentang
kebersihan diri.
c. Meminta klien
menjelaskan
kembali
pentingnya
kebersihan diri.
d. Menjelaskan
kepada klien cara
mandi yang
benar.
e. Menjelaskan
kepada klien cara
berpakaian/berhia
s yang benar.
3. Menjelaskan
peralatan yang di
gunakan untuk
menjaga kebersihan
diri dan cara
melakukan
kebersihan diri.
a. Mengajarkan klien
alat-alat
kebersihan diri
seperti : sabun,
sikat gigi, pasta
gigi, shampo,
handuk,
pemotong kuku
b. Memperagakan
cara
membersihkan
diri dan
mempergunakan
alat untuk
membersihkan
diri.
SP II : mengevaluasi jadwal
kegiatan klien,
menjelaskan cara mandi
yang benar, membantu
35
di harapkan pasien
dengan defisit
perawatan diri
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Klien dapat
mengerti
cara mandi
yang benar,
klien mandi
2x sehari,
gigi bersih,
dan tidak
bau mulut.
36
tempatnya.
b. Mengawasi
secara langsung
tata cara mandi
yang dilakukan
klien.
4. Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
a. Menganjurkan
klien untuk mandi
2x sehari,
menggunakan
sabun
danmenggosok
gigi
menggunakan
pasta gigi.
5. Memantau jadwal
yang sudah dilatih.
a. Menanyakan
kembali kepada
klien kegiatankegiatan yang
sudah diajarkan
sebelumnya.
b. Menanyakan
kegiatan apa
yang sudah
dilakukan hari ini.
SP III : setelah di
lakukan asuhan
keperawatan
selama 2x24 jam,
diharapakan
defisit perawatan
diri dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Klien dpat
mengerti
cara
berdandan
yang benar,
klien dapat
menerapkan
dalam
kegiatan
harian, klien
memakai
pakaian
yang
lengkap
3.4
berdandan yang
benar.
b. Diskusikan
dengan klien
untuk memakai
pakaian yang
nyaman.
c. Menganjurkan
kepada klien
untuk memakai
pakaian yang
bersih.
d. Menganjurkan
kepada klien
untuk mengganti
baju 2x sehari.
e. Menganjurkan
pasien untuk
menyisir rambut.
3. Menganjurkan kien
mempraktikkan
dalam jadwal harian.
a. Mengingatkan
klien utnuk
memakai pakaian
setiap hari.
b. Menganjurkan
klien untuk
memakai pakaian
yang lengkap.
: 22 th
No Tangga
Implementasi
.
l
Dx
1
10 Mei Sp 1
2016
a. Bina hubungan
Evaluasi
S:
a. Klien
Para
f
Inda
h
38
b.
c.
d.
e.
saling percaya
dengan pasien.
Menanyakan
nama lengkap
klien dan nama
panggilan.
Memperkenalka
n diri dengan
sopan
Menanyakan
kepada klien
mandi berapa
kali dalam
sehari.
Mengajarkan
klien untuk
mengenal alat
kebersihan driri,
seperti : sabun,
shampoo, sikat
gigi, pasta gigi,
pemotong kuku.
menyebutkan
namanya dan
nama
panggilan.
b. Klien
mengatakan
mandi 1x
sehari , dan
tidak
menggunakan
sabun.
O:
a. Kontak mata
kurang
b. Klien mau
menyebutkan
namanya,
tetapi tidak
mau berjabat
tangan.
c. Klien mengerti
peralatan
untuk
kebersihan
diri.
A : Sp 1 tercapai
sebagian
P : lanjutkan Sp 1 (a,
c, d)
11 Mei
2016
Sp 1
a. Menanyakan
apakah klien
masih
mengingat
nama perawat.
b. Menanyakan
nama klien dan
S:
a. Klien
menyebutkan
namanya dan
nama perawat
b. Klien
mengatakan
dirinya
Inda
h
39
nama panggilan.
c. Menanyakan
kepada klien
apakah
memakai pakain
lengkap setiap
O:
hari
d. Memperagakan
cara
membersihkan
diri dan
mempergunaka
n alat untuk
membersihkan
diri.
mengerti cara
menggunakan
alat
kebersihan diri
a. Kontak
mata ada
b. Klien
bersedia
berjabat
tangan
dengan
perawat
c. Klien
mengguna
kan
pakaian
lengkap
setiap hari
d. Klien mandi
mengguna
kan sabun,
sikat gigi
mengguna
kan pasta
gigi.
A : Sp 1 tercapai
semua
12 Mei
2016
Sp 2
a. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
klien
b. Menganjurkan
kepada klien
mandi 2x sehari
menggunakan
sabun, dan
menyikat gigi
P : Lanjutkan Sp 2
S:
a. Klien
mengatakan
hari ini mandi
1x sehari dan
tidak
memakai
sabun, dan
tidak
menyikat gigi.
Inda
h
40
13 Mei
2016
menggunakan
pasta gigi.
c. Mendiskusikan
dengan klien
cara mandi yang
benar
d. Mengawasi
secara langsung
tata cara mandi
yang dilakukan
klien
e. Memantau
jadwal yang
sudah dilatih
Sp 2
a. Menanyakan
kepada klien
apakah mandi
sudah pakai
sabun dan
menyikat gigi
dengan pasta
gigi.
b. Menanyakan
pada klien
mandi berapa
kali sehari
c. Mengajarkan
klien untuk
memotong kuku
2x seminggu
O:
a. Badan bau,
mulut bau,
gigi kuning.
A : Sp 2 tercapai
sebagian
P : Lanjutkan Sp 2
(a,b,c,d)
S:
a. Klien
mengatakan
sudah mandi
2x sehari
pakai sabun,
dan menyikat
gigi pakai
pasta gigi.
Inda
h
O:
a. Badan wangi
dan bersih
b. Gigi bersih
dan tidak bau
mulut
c. Kuku rapi dan
bersih
A : Sp 2 tercapai
14 Mei
2016
Sp 3
a. Menanyakan
apakah klien
memakai
pakaian dengan
lengkap
b. Menganjurkan
P : Lanjutkan Sp 2
S:
a. Klien
mengatakan
badannya
terasa segar
habis mandi,
Inda
h
41
pasien untuk
memakai
pakaian yang
bersih.
c. Menganjurkan
klien menyisir
rambut setelah
mandi
15 Mei
2016
Sp 3
a. Menganjurkan
pasien untuk
memakai
oakaian secara
lengkap
b. Diskusikan
dengan klien
untuk memakai
pakaian yang
nyaman
c. Mengingatkan
klien untuk
menyisir rambut
setiap hari
dan klien
memakai
bakapain yang
lengkap
O:
a. Klien memakai
pakaian
lengkap
b. Klien memakai
bakaian yang
bersih
c. Rambut klien
terlihat acakacakan
A : Sp 3 tercapai
sebagian
P : Lanjutkan Sp 3
(c)
S:
Inda
b. Klien
h
mengatakan
badannya
terasa segar
habis mandi,
dan klien
memakai
bakapain yang
lengkap
O:
d. Klien memakai
pakaian
lengkap
e. Klien memakai
bakaian yang
bersih
f. Rambut klien
terlihat rapi
A : Sp 3 tercapai
42
P : Sp 3 di hentikan
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa
terjadi akibat adanya perubahan proses pikir, sehingga
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
menurun.
Defisit
perawatan
diri
tampak
dari
Saran
43
keperawatan
hendaknya
diberikan
secara
komprehensif,
DAFTAR PUSTAKA
44